Disusun Untuk Memenuhi Salah Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu
Program Studi Profesi Ners
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
Ratna Ningsih R210415048
Riki Iwan Maulana R210415050
Satrio Febriyanto R210415054
Siti Khodijah R210415056
Siti Khonisa R210415057
Yayang Fitriyani R210415063
Yopi Rahmat D R210415065
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan
judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan Diagnosa Medis Perforasi Gaster
di Ruang Manalagi 1 RSUD Kab.Indramayu” guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
STIKes Indramayu
Kata Pengantar ......................................................................................................i
A. Pengertian .................................................................................................3
B. Etiologi .....................................................................................................3
C. Klasifikasi..................................................................................................4
D. Patofisiologi ..............................................................................................5
E. Pathway ....................................................................................................5
F. Manifestasi Klinis .....................................................................................6
G. Komplikasi ...............................................................................................7
H. Penatalaksanaan ........................................................................................8
I. Pengkajian ................................................................................................9
J. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................11
K. Informasi Tambahan..................................................................................11
L. Analisa Data .............................................................................................12
M. Diagnose Keperawatan Menurut Prioritas.................................................15
N. Intervensi Keperawatan ............................................................................16
I. Biodata ................................................................................................21
II. Pengkajian...........................................................................................22
III. Data Biologis.......................................................................................24
ii
IV. Pengetahuan Ibu Tentang....................................................................26
V. Pemeriksaan Fisik................................................................................27
VI. Data Penunjang....................................................................................29
VII. Pengobatan..........................................................................................29
VIII. Analisa Data........................................................................................30
IX. Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas...........................................33
X. Intervensi Keperawatan.......................................................................35
XI. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan......................39
XII. Catatan Perkembangan........................................................................43
A. Simpulan ...................................................................................................66
B. Saran .........................................................................................................66
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
rongga perut. Perforasi dalam bentuk apapun yang mengenai saluran cerna
tahun. Terutama pada lesi yang hilang timbul dan paling sering didiagnosis
pada orang dewasa usia pertengahan sampai lanjut usia, tetapi lesi ini mungkin
sudah muncul sejak usia muda (Silitonga, 2017). Sejak 30 tahun yang lalu
ulkus duodenum insidennya 2-3 kali lebih banyak daripada perforasi ulkus
gaster. Hampir 1/3 dari perforasi lambung disebabkan oleh keganasan pada
1
STIKes Indramayu
Dalam satu dekade terakhir dilaporkan adanya peningkatan insiden
obat golongan non steroid antiinflamatory drugs (NSAIDs) dan jamu. Obat
pada ulkus peptikum terjadi sama dengan komplikasi perdarahan saluran cerna
penutupan simple sudah cukup untuk sebagian besar kasus dan pembedahan
dan perawatan berkelanjutan. Luka pasca operasi sembuh antara hari ke-10
sampai ke-14. Di sisi lain, keterlambatan penyembuhan luka terjadi ketika tepi
jaringan granulasi yang berlawanan tidak sembuh atau dijahit kembali akibat
dari infeksi (Ningrum, Karyawati, & H.P, 2017). Terapi konservatif dan
aspirasi NGT, dan dipuasakan pasiennya (Utari & Hidayat, 2017). Untuk
pemulangan pasien meliputi: pasien harus bisa menghadapi situasi yang ada
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
lambung, usus halus, usus besar akibat dari bocornya isi dari usus kedalam
komplek dari lambung, usus halus, usus besar, akibat dari bocornya isi dari
seperti ulkus gaster, appendicitis, keganasan pada saluran cerna, atau trauma.
terjadinya kebocoran dari lambung sehingga isi dari lambung termasuk cairan
lambung dan udara keluar dari lambung dan mengisi rongga peritoneum.
B. ANATOMI DAN FISIOLOGIS
1. Tinjauan Anatomi
Gambar 2.1
Anatomi Gaster (sumber:Anonymous)
tenue sedikit demi sedikit. Ketika kosong, gaster akan berbentuk huruf J
(Dwisang, 2014).
Permukaan anterior dan posterioR, Curvatura minor pada sisi kanan, Curvatora
mayor pada sisi kiri, Orificium cardia tempat esophagus bergabung, Fundus
adalah kubah diatas tingkat orificium cardia, normal diisi oleh gelembung
udara, Corpus adalah bagian terbesar lambung, Canalis pyloricus adalah tabung
6
STIKes Indramayu
sempit di bawah corpus, Lubang pylorus ke dalam bagian pertama duodenum.
4) Lapisan peritoneal
2. Fisiologi Gaster
1) Fungsi motorik
rangsangan vagus.
C. ETIOLOGI
1. Cedera tembus yang mengenai dada bagian bawah atau perut (contoh:
5. Benda asing (misalnya tusuk gigi atau jarum pentul) dapat menyebabkan
D. PATHOFISIOLOGI
yang mengalami trauma abdominal memiliki fungsi gaster yang normal dan
tidak berada pada resiko kontaminasi bakteri yang mengikuti perforasi gaster.
9
STIKes Indramayu
Mikrobiologi dari usus kecil berubah dari proksimal sampai ke
dimana pada bagian distal dari usus kecil (jejunum dan ileum) ditempati oleh
bakteri aerob (E. Coli) dan anaerob (Bacteriodes fragilis lebih banyak).
lokasi abses, dan diikuti pembesaran abses pada perut. Jika tidak ditangani
terjadi bakterimia, sepsis, multiple organ failure dan syok. (Ekawati, 2011).
Pathway (terlampir).
10
STIKes Indramayu
E. MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan perforasi gaster muncul dan keadaan umum yang sakit berat,
dicetuskan dengan penekaanan yang lembut pada abdomen. Pekak hati bisa hilang
bernafas, menggerakkan badan, batuk, dan mengejan. Nyeri objektif berupa nyeri
ketika digerakkan seperti pada saat palpasi, tekanan dilepaskan, colok dubur, tes
F. KOMPLIKASI
lapisan luka operasi) dapat terjadi segera atau lambat. Faktor-faktor berikut ini
11
STIKes Indramayu
3) Abses abdominal terlokalisasi
G. PENATALAKSAAN MEDIS
pipa nasogastrik, dan pemberian antibiotic mutlak diberikan. Jika gejala dan
1) Tindakan Laparatomi
rawat inap atau Length of Stay (LOS) adalah salah satu unsur atau aspek asuhan
dan pelayanan di rumah sakit yang dapat dinilai atau diukur. Lama rawat inap
12
STIKes Indramayu
pasien pasca operasi laparatomi merupakan jumlah hari rawat pasien sejak
(Kusumayanti, 2015). Luka pasca operasi sembuh antara hari ke-10 sampai ke-
14. Di sisi lain, keterlambatan penyembuhan luka terjadi ketika tepi jaringan
granulasi yang berlawanan tidak sembuh atau dijahit kembali akibat dari infeksi
saja setelah eksisi tukak yang perforasi belum mengatasi penyakit primernya,
tetapi tindakan ini dianjurkan bila keadaan umum kurang baik, penderita usia
kepada pasien yang telah menjalani operasi pembedahan perut. Pasien post
pengembalian fungsi tubuh. Hal ini dilakukan segera setelah operasi dengan
13
STIKes Indramayu
latihan napas, batuk efektif dan mobilisasi dini. Tujuan perawatannya adalah
jenis operasi yang membutuhkan proses penyembuhan yang lebih lama. Proses
penyembuhan luka adalah salah satu hal terpenting dalam pelaksanaan pasien
pasca pembedahan yakni menyatukan kedua tepi luka berdekatan dan saling
sampai 14 hari, repitelisasi secara normal sudah sempurna dan biasanya hanya
menyisahkan jaringan parut tipis yang dengan cepat memudar dengan warna
H. PENGKAJIAN
14
STIKes Indramayu
durasi/keparahan dari masalah-masalah dasar dan keikutsertaan dari sistem tubuh
lainnya. Mengacu kepada rencana khusus perawatan untuk data dan studi
Tidak ada batasan yang jelas antara laki-laki dan perempuan. Bisa
tingkatan segala usia. Tapi paling banyak di jumpai pada usia lansia.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang di rasakan pada perfoasi gaster adalah nyeri pada
ulu hati.
karna nyeri atau regurgitasi makanan, Time : nyeri biasanya timbul jika
lambung.
sebabkan oleh pola hidup yang kurang baik dan bisa trauma atau
faktor predisposisi.
15
STIKes Indramayu
5. Pemfis (Keadaaan Umum)
terjadi kelemahan dan terjadi gangguan pola tidur akibat nyeri yang
dirasakan.
6. Sistem Penglihatan
7. Sirkulasi
Biasanya tudak terdapat kelainan, ictus kordis nampak pada ICS 4 – 5 mid
pada gemuk atau kurusnya penderita. Pada palpasi teraba ictus kordis di
ICS 4-5 mid klafikula sinistra. Palpasi nadi biasnya melemah dan
takikardi. Pada perkusi jantung tidak terdapat kelainan, suara perkusi area
8. Sistem Pencernaan
dan memegangi perut daerah ulu hati.: Bising usus menurun Biasanya
9. Integritas ego
16
STIKes Indramayu
Gejala : Perasaan cemas dan apatis.
10. Eliminasi
Pada eliminasi alvi terjadi gangguan defekasi akibat dari input yang tidak
adekuat.
13. Pernafasan
thorax tidak terdapat kelainan seperti nyeri tekan. Biasanya perfusi area paru
14. Keamanan
Alergi atau sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan. Defisiensi
17
STIKes Indramayu
transfusi darah/reaksi transfuse, Munculnya proses infeksi yang melelahkan,
demam.
15. Penyuluhan/Pembelajaran
dekongestan, analgesik, anti konvulsan dan juga obat yang dijual bebas atau
yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi
Jumlah darah lengkap Hb/Ht, mengkaji perubahan dan pra operasi dan
kebutuhan individual.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiologi
18
STIKes Indramayu
perlu dioperasi. Deteksi pneumoperitoneum minimal pada pasien
2. Ultrasonografi
dengan berbagai densitas yang pada kasus ini adalah sangat tidak
3. CT-scan
gelembung dan saat pada foto rontgen murni dinyatakan negatif. Oleh
karena itu, CT-scan sangat efisien untuk deteksi dini perforasi gaster.
J. INFORMASI TAMBAHAN
K. ANALISA DATA
19
STIKes Indramayu
No Data Senjang Etiologi / Masalah
Penyebab Keperawatan
DS dan DO
DO : Gangguan
mobilitas fisik
- Kekuatan otot
menurun
- Rentang gerak
(ROM) menurun
- Sendi kaku
- Gerakan tidak
terkoordinasi
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah
Jaringan terbuka
Proteksi kurang
Invasi bakteri
Resiko infeksi
20
STIKes Indramayu
- Mengeluh nyeri Luka post operasi (D.0077)
DO : Jaringan terputus
DO : Penurunan
peristaltik usus
- Feses keras
- Peristaltik usus Konstipasi
menurun
- Distensi abdomen
- Kelemahan umum
- Teraba masa pada
rektal
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d tampak meringis, bersikap
protektif
3. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot d.d nyeri saat
bergerak
4. Gangguan eliminasi urin b.d efek tindakan medis dan diagnostik d.d
22
STIKes Indramayu
M. PERENCANAAN KEPERAWATAN / INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Perencanaan Keperawatan Paraf
Dx
Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah di lakukan tindakan ...x24 jam 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui Kelompok 5
diharapkan nyeri akut dapat teratasi karakteristik, durasi, lokasi, karakteristik,
dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, durasi, frekuensi, kualitas
Indikator IR ER intensitas nyeri dan intensitas nyeri
Penyatuan 3 5 2. Berikan teknik 2. Agar rasa nyeri
kulit nonfarmakologis berkurang
Penyatuan 3 5
untuk mengurangi 3. Agar mengetahui
tepi luka
Edema pada 3 5 rasa nyeri penyebab dan pemicu
sisi luka 3. Jelaskan penyebab, nyeri
Peradangan 3 5 periode dan pemicu 4. Untuk mengurangi rasa
luka nyeri nyeri
Nyeri 3 5
4. Kolaborasi pemberian
23
STIKes Indramayu
analgetik, jika perlu
2 Setelah di lakukan tindakan ...x24 jam 1. Monitor tanda dan 1. Untuk mengetahui tanda Kelompok 5
diharapkan resiko infeksi dapat gejala infeksi lokal dan gejala infeksi
teratasi dengan kriteria hasil: dan sistemik 2. Agar terhindar dari
Indikator IR ER 2. Pertahankan teknik bakteri dan virus
Kebersihan 2 4 aseptik 3. Untuk mengetahui tanda
badan 3. Jelaskan tanda dan dan gejala infeksi
kemerahan 2 4
Bengkak 2 4 gejala infeksi 4. Untuk meningkatkan
Kultur area 2 4 4. Kolaborasi kekebalan tubuh
luka pemeberian imunisasi,
jika perlu
3 Setelah di lakukan tindakan 1. Identifikasi adanya 1. Untuk mengetahui Kelompok 5
keperawatan selama ...x24 jam nyeri atau keluahan keluhan nyeri dan
diharapkan gangguan mobilitas fisik fisik lainnya keluhan fisik lainnya
dapat teratasi dengan kriteria hasil: 2. Fasilitas melakuakan 2. Agar dapat melakuakan
Indikator IR ER pergerakan aktivitas secara bertahap
24
STIKes Indramayu
Pergerakan 3 5 3. Jelaskan tujuan dan 3. Untuk mengetahui tujuan
ekstremitas prosedur mobilisasi dan prosedur mobilisasi
Kekuatan otot 3 5 4. Anjurkan melakuakan 4. Agar sendi tidak kaku
Rentang 3 5
mobilisasi dini
gerak (ROM)
Nyeri 3 5
Kecemasan 3 5
4 Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor eliminasi urin 1. Untuk mengetahui Kelompok 5
keperawatan selama ...x24 jam (frekuensi, frekuensi, konsistensi,
diharapkan gangguan eliminasi urin konsistensi, aroma, aroma, volume dan
dapat teratasi dengan kriteria hasil: volume dan warna) warna
Indikator IR ER 2. Catat waktu-waktu 2. Untuk memonitor urin
Susah 3 5 dan pengeluaran 3. Untuk mengetahui intake
berkemih berkemih dan output
Desakan 3 5
3. Ajarkan mengukur 4. Untuk melancarkan
berkemih
Distensi 3 5 asupan cairan dan pengeluaran urin
kandung haluaran urin
kemih 4. Kolaborasi pemberian
25
STIKes Indramayu
Berkemih 3 5 obat supositoria
tidak tuntas uretra, jika perlu
sNokturia 3 5
Setelah di lakukan tindakan 1. Periksa tanda dan 1. Untuk mengetahui tanda Kelompok 5
keperawatan selama ....x24 jam gejala konstipasi dan gejala konstipasi
diharapkan konstipasi dapat teratasi 2. Anjurkan diet tinggi 2. Untuk mengurangi
dengan kriteria hasil: serat konstipasi
Indikator I ER 3. Anjurkan peningkatan 3. Memperlancar
R asupan cairan pengeluaran feses
Kontrol 3 5 4. Konsultasi dengan tim 4. Untuk mengetahui
pengeluaran medis tentang frekuensi suara usus
feses penurunan/peningkata
Keluhan 3 5
n frekuensi suara usus
defekasi lama
dan sulit
Konsistensi 3 5
feses
Frekuensi BAB 3 5
Peristaltik usus 3 5
26
STIKes Indramayu
BAB III
Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan Maternitas pada Ny.T Dengan Diagnosa Medis Post
Partum Sectio Caesarea Hari Ke-1 Dengan Indikasi CPD Di Ruang Gincu 4
RSUD Kab. Indramayu
I. BIODATA
1. Identitas Diri
a. Identitas Klien
Nama Klien : Ny.T
Umur : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Diagnosa Medis : P2A0 Post Partum Sectio Caesaria (SC)
Alamat : Desa Cantigi Kulon RT/RW 08/04 Indramayu
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn.M
Umur : 41 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Cantigi Kulon RT/RW 08/04 Indramayu
Hubungan Keluarga : Suami
II. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Nyeri
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Alasan kunjungan : Pada tanggal 18 Oktober 2021 pasien melakukan
cek USG di dr kandungan disertai keluar cairan dari vagina sehingga
dirujuk ke RSUD Indramayu pada pukul 20.00 WIB dan akan dilakukan
persalinan secara sectio caesaria (SC). Pada tanggal 19 Oktober 2021
pukul 01.00 WIB operasi SC selesai dan dirawat di ruang Gincu 4. Saat
dilakukan pengkajian pasien mengeluh nyeri. Rasa nyeri bertambah
apabila pasien bergeser atau berpindah posisi. Nyeri dirasakan seperti
disayat-sayat pada area luka operasi dengan skala nyeri 5 (0-10) dan rasa
nyeri hilang timbul. Pasien tampak meringis disertai mengeluh
pergerakannya terbatas dan tidurnya tidak nyenyak karena nyeri yang
dialaminya.
Faktor pencetus : luka operasi sc
Lamanya keluhan : nyeri dirasakan hilang timbul
Timbulnya keluhan : bertahap
Faktor yang memperberat : nyeri bertambah apabila bergeser atau
berpindah posisi
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Sendiri
Oleh orang lain
Penyakit yang menyertai kehamilan sekarang : tidak ada
29
STIKes Indramayu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Meninggal
: Garis hubungan
: Tinggal serumah
31
STIKes Indramayu
5) Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Pola istirahat dan tidur
a. Tidur siang
1) Lamanya 1 jam/hari <1 jam/hari
2) Kualitas Nyenyak Kurang nyenyak
3) Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
dan saat tidur
4) Perasaan waktu bangun Lega, fresh Kurang nyenyak
tidur
5) keluhan Tidak ada Tidur tidak
b. Tidur malam nyenyak
1) Lamanya 6-8 jam/hari
2) Kualitas Nyenyak < 5jam jam/hari
3) Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Kurang nyenyak
dan saat tidur Tidak ada
4) Perasaan waktu bangun Lega, fresh
tidur Kurang nyenyak
5) Keluhan Tidak ada
Tidur tidak
nyenyak
4. Pola aktivitas dan kebersihan
diri
a. Personal hygiene
1) Mandi
a) Frekuensi 2x/hari 1-2x/hari
b) Sarana mandi Memakai air dan Memakai air dan
sabun tisu basah
2) Gosok gigi
a) Frekuensi Tidak gosok gigi
32
STIKes Indramayu
b) Sarana gosok gigi 1-2x/hari -
Menggunakan sikat
3) Keramas dan pasta gigi
a) Frekuensi Tidak keramas
b) Sarana keramas 2x/minggu Tidak keranas
4) Kuku Memakai sampo
a) Keadaan kuku Pendek bersih
b) Frekuensi potong kuku Pendek bersih Tidak potong
5) Berhias 1-2x/minggu kuku
6) Keluhan
Ya Tidak
Tidak ada Tidak ada
5. Pola reproduksi seksual
a. Menstruasi pertama Usia 13 tahun
b. Lama siklus 7 hari
c. Keputihan Tidak Ya
d. Dismenorrhe Tidak Tidak
e. Masalah hubungan sekual Tidak ada Tidak ada
f. Operasi alat reproduksi
g. Keluhan Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
33
STIKes Indramayu
5. Perawatan bayi : mengetahui
6. Perawatan nifas : mengetahui
7. Menyusui : mengetahui, pengalaman anak pertama
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Sistem Pernapasan
Inspeksi : tidak ada penggunaan otot pernapasan, bentuk dada normal,
bentuk tulang belakang normal, warna kulit sawo matang, pergerakan dada
simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, frekuensi napas 20x/menit,
irama napas reguler.
Palpasi : tidak ada nyeri dada, tidak ada pembengkakan dada
Perkusi : pada paru kanan dan kiri resonan/sonor, pada jantung
dullnes/pekak.
2. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva ananemis, sklera anikterik, mukosa bibor lembab, tidak ada
sianosis, irama jantung reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan
(murmur/gallop), CRT <3detik, nadi kuat, tidak ada peningkatan JVP dan
akral hangat.
3. Sistem Persyarafan
Fungsi penciuman baik, bentuk normal, fungsi penglihatan baik, reflek pupil
baik, reflek lapang pandang baik, fungsi menelan baik, lidah simetris, fungsi
pengecapan baik, orientasi tempat, waktu, dan orang baik, reflek patella
baik.
4. Sistem Penglihatan
Kesimetrisan bola mata simetris, seklera anikterik, refleks pupil baik,
refleks lapang pandang baik, tidak ada pembengkakan mata, tidak ada
edema palpebra, tidak ada sekret pada mata, tidak ada strabismus.
5. Sistem Pendengaran
34
STIKes Indramayu
Bentuk telinga simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada pembengkakan
telinga, tidak ada sekret pada telinga, tidak ada nyeri tekan pada tulang
mastoid.
6. Sistem Perkemihan dan Genitalia
Genitalia normal, kebersihan baik, tidak ada pembengkakan ginjal, tidak ada
distensi kandung kemih, terpasang kateter 500 cc, tidak ada keluhan BAK.
7. Sistem Pencernaan
Inspeksi : mulut bersiih, bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, lidah
bersih, tidak ada karies gigi, tidak ada tonsilitis, refleks mengunyah dan
menelan baik, dan tidak ada nyeri menelan.
Inspeksi bentuk abdomen : terdapat striae, terdapat luka operasi sekitar
10-12 cm
Auskultasi : bising usus normal 9x/menit
Palpasi kuadran 1-4 : terdapat ada nyeri tekan dan lepas pada sekiar area
luka, turgor kulit baik, tidak ada asites, dan tidak ada pembesaran hepar.
Perkusi kuadran 1-4 : timpani
8. Sistem Muskuloskeletal
Ekstrimitas atas : warna kulit sawo matang, bentuk simetris, tidak ada
sianosis, tidak ada pitting edema, kekuatan otot 4, tidak ada fraktur, tonus
otot baik, terpasang infus (RL)
Ekstrimitas bawah : bentuk simetris, tidak ada pitting edema, kekuatan
otot 4, tidak ada fraktur, tonis otot baik, refleks patella baik.
9. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, tidak ada tremor
ekstrimitas, dan tidak ada keringat berlebih pada tangan.
10. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tidak ada kelainan kulit, dan
tidak ada edema.
11. Sistem Genitalia
35
STIKes Indramayu
a. Edema vulva : tidak ada
b. Varises : tidak ada
c. Keputihan : tidak ada
d. Kebersihan : Bersih
e. Condiloma : tidak ada
f. Pembesaran kelenjar bartolini : tidak ada
VI. DATA PENUNJANG
Laboratorium
VII. PENGOBATAN
36
STIKes Indramayu
VIII. ANALISA DATA
apabila
Merangsang
bergerak atau
pengeluaran
berpindah
histamine &
posisi. Nyeri
prostaglandin
dirasakan
seperti Rangsangan
disayat-sayat ujung saraf
pada area perifer
luka operasi
Korteks
dengan skala
mempersiapkan
nyeri 5 (0-10)
nyeri
dan dirasakan
hilang timbul
DO : pasien Ketidaknyamana
tampak n pasca partum
meringis dan
terdapat luka
post sc 10-12
cm
37
STIKes Indramayu
19/10/2021 DS : pasien Gangguan Kelompok
Luka post operasi
05.00 WIB mengeluh Integritas Kulit 5
Gangguan
mobilitas fisik
19/10/2021 DS : pasien Gangguan Pola Kelompok
Sectio caesarea
05.00 WIB mengeluh Tidur 5
Rangsangan
ujung saraf
perifer
Korteks
mempersiapkan
nyeri
Gangguan Pola
Tidur
39
STIKes Indramayu
19/10/2021 DS : pasien Menyusui tidak Kelompok
Ketidakadekuata
05.00 WIB mengatakan efektif 5
n suplai ASI
ASI belum D.0029
keluar Anomali
DO : ASI payudara ibu
tidak
menetes/ Ketidakadekuata
memancar n refleks
oksitosin
Menyusui tidak
efektif
40
STIKes Indramayu
X. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Perencanaan Keperawatan Paraf
Dx
Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah di lakukan tindakan O :Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui lokasi, Kelompok 5
keperawatan selama 3x24 jam karakteristik, durasi, karakteristik, durasi,
diharapkan ketidaknyamanan pasca frekuensi, kualitas, intensitas frekuensi, kualitas dan
partum (nyeri) pasien dapat teratasi nyeri intensitas nyeri
dengan kriteria hasil: N : Berikan teknik 2. Agar rasa nyeri berkurang
Indikator IR ER nonfarmakologis untuk 3. Agar mengetahui penyebab
Keluhan nyeri 3 5 mengurangi rasa nyeri dan pemicu nyeri
Meringis 3 5
Kesulitan 3 5 E : Jelaskan penyebab, 4. Untuk mengurangi rasa
tidur periode dan pemicu nyeri nyeri
K : Kolaborasi pemberian
analgetik (keterolac)
2. Setelah di lakukan tindakan O : Monitor tanda infeksi 1. Untuk mengetahui terjadi Kelompok 5
41
STIKes Indramayu
keperawatan selama 3x24 jam N : Perawatan Luka infeksi atau tidak
diharapkan gangguan integritas kulit E : Anjurkan mengkonsumsi 2. Memberi kenyamanan pada
pasien dapat teratasi dengan kriteria makanan tinggi kalori dan pasien dan mencegah
hasil: tinggi protein terjadinya infeksi
Indikator IR ER K : Kolaborasi pemberian 3. Mempercepat proses
Kerusakan 3 5 antibiotik (cefotaxim) penyembuhan
jaringan 4. Mengurangi risiko
Kerusakan 3 5
terjadinya infeksi
laousan kulit
Nyeri 3 5
3 Setelah di lakukan tindakan O : identifikasi adanya nyeri 1. Untuk mengetahui ada nyeri Kelompok 5
keperawatan selama 3x24 jam atau keluhan fisik atau tidak
diharapkan gangguan mobilitas fisik N : libatkan keluarga dalam 2. Untuk memudahkan pasien
dapat teratasi dengan kriteria hasil: meningkatkan pergerakan dalam melakukan
Indikator IR ER E : ajarkan mobilisasi pergerakan
Nyeri 3 5 sederhana 3. Agar pasien mampu
Gerakan 3 5
melakukan aktivitas sendiri
terbatas
Kelemahan 3 5
42
STIKes Indramayu
fisik
4 Setelah di lakukan tindakan O : identifikasi tujuan atau 1. Untuk mengetahui tujuan Kelompok 5
keperawatan selama 3x24 jam keinginan menyusui dari menyusui
diharapkan menyusui tidak efektif N : dukung ibu meningkatkan 2. Untuk memudahkan pasien
dapat teratasi dengan kriteria hasil: kepercayaan diri dalam dalam meningkatkan ASI
Indikator IR ER menyusui 3. Agar ASI bisa keluar
Perlekatan 3 5 E : ajarkan perawatan
bayi pada payudara post partum
payudara ibu
Tetesan/ 3 5
pancaran ASI
Suplai ASI 3 5
adekuat
5 Setelah di lakukan tindakan O : identifikasi pola aktivitas 1. Untuk mengetahui tidur Kelompok 5
keperawatan selama 3x24 jam dan tidur pasien
diharapkan gangguan pola tidur dapat N : fasilitasi menghilangkan 2. Untuk memudahkan pasien
teratasi dengan kriteria hasil: stres sebelum tidur agar bisa tidur
Indikator IR ER E : anjurkan menepati 3. Untuk mengetahui
Keluhan sulit 3 5
43
STIKes Indramayu
tidur kegiasaan waktu tidur kebiasaan tidur pasien
Keluhan 3 5
sering terjaga
Keluhan tidak 3 5
puas tidur
44
STIKes Indramayu
R : Mengetahui penyebab nyeri P : Lanjutkan Intervensi
4. Mengkolaborasi pemberian analgetik (keterolac) - Berikan teknik
R : Meredakan nyeri nonformakologis (relaksasi
napas dalam)
- kolaborasi pemberian
analgetik (ketorolac)
2 20/10/202 1. Memonitor tanda infeksi S : Pasien mengatakan nyeri Kelompok 5
1 R: Mengetahui tanda infeksi O : Pasien tampak meringis,
2. Melepaskan balutan dan plester secara perlahan tidak ada tanda gejala infeksi
membersihkan dengan cairan NaCl A : gangguan integritas kulit
memasang balutan sesuai jenis luka belum teratasi
mempertahankan teknik steril saat melakukan P : Lanjutkan Intervensi
perawatan luka
mengganti balutan seusai indikasi
R: Perawatan luka
3. Menganjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
45
STIKes Indramayu
R: dapat membantu meningkatkan metabolisme
membakar lemak
4. mengkolaborasi pemberian antibiotik (cefotaxim)
R: Obat untuk mengobati infeksi bakteri
3 20/10/202 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik S : Pasien mengatakan nyeri, Kelompok 5
1 R: Pasien mengatakan nyeri, nyeri bertambah nyeri bertambah apabila
07.00 WIB apabila bergerak dan berganti posisi. Nyeri diarea bergerak dan berganti posisi
luka SC dengan skala 5 yang dirasakan hilang O : Pasien tampak meringis,
timbul keluarga pasien mengikti
2. Melibatkan keluarga dalam meningkatkan anjuran, pasien mengikuti
pergerakan anjuran
R: Keluarga pasien mengikuti anjuran A : Mobilitas fisik belum
3. Mengajarkan mobilisasi sederhana teratasi
R: Pasien mengikuti sesuai anjuran dan tampak P : Lanjutkan Intervensi
meringis - Melibatkan keluarga
dalam melakukan
pergerakan
46
STIKes Indramayu
- Ajarkan mobilisasi
sederhana
4 19/10/202 1. Mengidentifikasi tujuan atau keinginan menyusui S : Pasien mengatakan ASI Kelompok 5
1 R: pasien mengatakan ASI belum keluar dan ingin belum keluar
07.00 WIB menyusui O : Pasien tampak percaya
2. Mendukung ibu meningkatkan kepercayaan diri diri dan memperhatikan
dalam menyusui A : menyusui tidak efektif
R: pasien tampak percaya diri belum teratasi
3. Mengajarkan perawatan payudara post partum P : Lanjutkan Intervensi
R: pasien tampak memperhatikan - Lakukan perawatan
payudara
5 19/10/202 1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur S : Pasien mengatakan sulit Kelompok 5
1 R: mengetahui aktivitas tidur pasien tidur
07.00 WIB 2. Memfasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur O : Pasien tampak meringis,
R: agar pasien tidur lebih nyaman gelisah
3. Menganjurkan menepati kegiasaan waktu tidur A : gangguan pola tidur
R: untuk membiasakan waktu tidur pasien belum teratasi
47
STIKes Indramayu
P : Lanjutkan Intervensi
- Ajarkan pasien
relaksasi
49
STIKes Indramayu
O: keluarga pasien mengikuti anjuran
- Pasien mengikuti anjuran
A: Masalah Belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
I: - melibatkan keluarga dalam meningkatkan pergerakan pasien
- Anjurkan mobilisasi sederhana
13.00 WIB E: S: Pasien mengatakan nyeri berkurang ketika bergerak dan berganti
posisi dengan skala 3 (0-10)
O: keluarga pasien mengikuti anjuran
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
R: -
4 19/10/2021 S: Pasien mengatakan ASI masih belum keluar Kelompok 5
10.00 WIB O: ASI tidak menetes/ memancar
A: Masalah Belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
I: - lakukukan tindakan pemijatan payudara
50
STIKes Indramayu
13.00 WIB E: S: Pasien mengatakan ASI belum keluar
O: ASI belum keluar
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
R: -
5 19/10/2021 S: Pasien mengeluh sulit tidur Kelompok 5
10.00 WIB O: pasien tampak gelisah
A: Masalah Belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
I: - lakukukan tindakan relaksasi napas dalam
13.00 WIB E: S: Pasien mengatakan belum bisa tidur
O: pasien tampak gelisah
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
R: -
52
STIKes Indramayu
E: -
R: -
3 20/10/2021 S: Pasien mengatakan nyeri berkurang ketika bergerak dan berganti posisi Kelompok 5
07.00 WIB dengan skala 2 (0-10)
O: keluarga pasien mengikuti anjuran
- Pasien mengikuti anjuran
A: Masalah Belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
I: - melibatkan keluarga dalam meningkatkan pergerakan pasien
- Anjurkan mobilisasi sederhana
21.00 WIB E: S: Pasien mengatakan sudah tidak nyeri 0 (0-10)
O: keluarga pasien mengikuti anjuran
A: Masalah teratasi
P: hentikan intervensi
R: -
4 20/10/2021 S: Pasien mengatakan ASI sudah keluar Kelompok 5
14.00 WIB O: ASI menetes
53
STIKes Indramayu
A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi
I: -
E: -
R: -
5 20/10/2021 S: Pasien mengatakan tidurnya nyenyak Kelompok 5
07.00 WIB O: pasien tampak fresh
A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi
I: -
E: -
R: -
54
STIKes Indramayu
BAB IV
PEMBAHASAN
Post Partum Sectio Caesaria (SC) di Ruang Gedong Gincu Rumah Sakit
pada Ny.T selama 3 hari dari tanggal 19-21 Oktober 2021, penulis
tindakan keperawatan.
melahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
(Nugroho, 2011).
solutsio plasenta tingkat I – II. Kemudian etiologi yang berasal dari janin
seperti fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi
akibat ada luka pembedahan, adanya luka insisi pada bagian abdomen,
56
STIKes Indramayu
fundus uterus terletak di umbilicus, aliran lockhea sedang bebas membeku
seperti disayat-sayat pada area luka operasi dengan skala nyeri 5 (0-10)
dan rasa nyeri hilang timbul. Pasien tampak meringis disertai mengeluh
setelah persalinan.
9x/menit. Palpasi kuadran 1-4 : terdapat ada nyeri tekan dan lepas pada
sekiar area luka, turgor kulit baik, tidak ada asites, dan tidak ada
(Carpenito, 2000).
akut b.d agen pencedera fisik d.d tampak meringis, bersikap protektif.
Resiko infeksi b.d efek prosedur invasif. Gangguan mobilitas fisik b.d
penurunan kekuatan otot d.d nyeri saat bergerak. Gangguan eliminasi urin
b.d efek tindakan medis dan diagnostik d.d distensi kandung kemih.
episiotomi, dan payudara bengkak. Sedangkan data minor adalah tekanan darah
menegakan diagnose perlu adanya 80% data mayor agar diagnose dapat
sayat pada area luka operasi dengan skala nyeri 5 (0-10) dan dirasakan
tanda dan gejala seperti nyeri akibat ada luka pembedahan dan adanya luka
insisi pada bagian abdomen. Nyeri dengan adanya luka insisi pada bagian
59
STIKes Indramayu
abdomen sendiri dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman sehingga penulis
pertama.
mengeluh nyeri, dan pasien tampak meringis dan terdapat luka post sc 10-12 cm
perlu adanya 80% data mayor agar diagnose dapat ditegakan. Diagnosa ini
Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat pada area luka operasi dengan skala
tanda dan gejala seperti nyeri akibat ada luka pembedahan dan adanya luka
60
STIKes Indramayu
insisi pada bagian abdomen. sehingga penulis mengangkat diagnosa
3. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif d.d terdapat luka post sc 10-12
2017).
Berdasarkan data diatas data yang ditemukan pada pasien, pasien terdapat
luka post sc 10-12 cm dan leukosit 27.900 uL. Menurut Dongoes (2010)
Pasien dengan sectio caesarea memiliki tanda dan gejala seperti nyeri
akibat ada luka pembedahan dan adanya luka insisi pada bagian abdomen.
Dengan adanya luka insisi pada bagian abdomen dengan proteksi yang
diagnosa ketiga.
61
STIKes Indramayu
Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik
dan rentang gerak (ROM) menurun. Sedangkan data minor adalah nyeri
sectio caesarea memiliki tanda dan gejala seperti nyeri akibat ada luka
pembedahan, adanya luka insisi pada bagian abdomen. Akibat rasa nyeri
keempat.
5. Menyusui tidak efektif b.d Ketidakadekuatan suplai ASI d.d ASI tidak
menetes
kurang dari 8 kali dalam 24 jam dan nyeri atau lecet terus menerus setelah
minggu kedua. Sedangkan data minor adalah intake bayi tidak adekuat,
bayi menghisap tidak terus menerus, dan bayi menangis saat disusui
(SDKI, 2017).
6. Gangguan pola tidur b.d nyeri d.d mengeluh tidur tidak nyenyak dan
gangguan pola tidur dengan data mayor adalah mengeluh sulit tidur,
mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur
mengeluh tidurnya tidak nyenyak dan frekuensi tidur pasien < 5jam/hari.
tanda dan gejala seperti nyeri akibat ada luka pembedahan dan adanya luka
insisi pada bagian abdomen. Nyeri dengan adanya luka insisi pada bagian
yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh
dengan jelas.
keperawatan dapat di bagi menjadi dua yaitu mandiri atau dilakukan oleh
(nyeri) pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil adalah keluhan nyeri
adalah agar rasa nyeri berkurang; Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
resiko infeksi dengan Kriteri hasil : nyeri berkurang, kadar sel darah putih
tidak; Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
adalah untuk mengetahui ada nyeri atau tidak; libatkan keluarga dalam
dapat teratasi dengan kriteria hasil: perlekatan bayi pada payudara ibu
67
STIKes Indramayu
ajarkan perawatan payudara post partum rasionalnya adalah agar ASI bisa
keluar.
mengeluh tidur tidak nyenak dan frekuensi tidur <5jam. Setelah dilakukan
pasien agar bisa tidur; anjurkan menepati kegiasaan waktu tidur adalah
ditegakan.
68
STIKes Indramayu
Adapun tindakan keperawatan yang penulis susun berdasarkan
cm selama persalinan dan kelahiran d.d pasien mengeluh nyeri. Nyeri dirasakan
bertambah apabila bergerak atau berpindah posisi. Nyeri dirasakan seperti disayat-
sayat pada area luka operasi dengan skala nyeri 5 (0-10) dan dirasakan hilang
timbul
nyeri dan pasien merasa nyeri, nyeri bertambah apabila bergerak, dan
untuk mengurangi rasa nyeri, dalam hal ini pasien diajarkan teknik tarik
nyeri.
69
STIKes Indramayu
2. Gangguan Integritas Kulit b,d faktor mekanis (sectio caesaria) sekitar
10-12 cm d.d pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis dan terdapat luka
post sc 10-12 cm
infeksi bakteri.
3. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif d.d terdapat luka post sc 10-12
70
STIKes Indramayu
Implentasi untuk diagnosa keperawatan yang pertama yaitu memonitor
tanda dan gejala infeksi tindakan tersebut dilakukan untuk mengetahuitanda dan
infeksi.
nyeri bertambah apabila bergerak dan berganti posisi. Nyeri diarea luka
71
STIKes Indramayu
Implentasi yang ketiga adalah mengajarkan mobilisasi sederhana
melakukan pergerakan.
5. Menyusui tidak efektif b.d Ketidakadekuatan suplai ASI d.d ASI tidak
menetes
partum tersebut dilakukan agar produksi efektif dan asi dapat keluar.
6. Gangguan pola tidur b.d nyeri d.d mengeluh tidur tidak nyenak dan
sebelum tidur tindakan tersebut dilakukan agar pasien dapat tertidur dengan
nyaman.
72
STIKes Indramayu
Implentasi yang ketiga adalah menganjurkan menepati kegiasaan
73
STIKes Indramayu
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding
uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam
rahim. Tidak ada indikator mutlak untuk kelahiran sesar, tetapi kebanyakan
dilakukan berdasarkan keuntungan ibu dan janin: Indikasi sectio caesarea bisa
dibedakan menjadi indikasi absolut atau relatif. Setiap keadaan yang membuat
kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana merupakan indikasi absolut
berat dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Pada indikasi relatif, kelahiran
lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan adalah sedemikian rupa sehingga
kelahiran lewat sectio caesarea akan aman bagi ibu, anak, ataupun keduanya
(Oxorn, 2010).
seksio sesarea maka diharapkan dalam pelaksanaan perawatan dalam hal ini
oleh persepsi individu yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini akan
setiap individu.
75
STIKes Indramayu
DAFTAR PUSTAKA
Amru & Sofian. (2012). Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obsteri Operatif
Obstetri Social edisi 3 jilid 1&2. EGC : Jakarta.
Buku Bobak. (2010) Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Kirana. (2015). Hubungan Tingkat Kecemasan Post Partum dengan Kejadian Post
Partum Blues Di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Jurnal Ilmu Keperawatan.
Resmi & Siti. (2013). Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi 7. Jakarta : Salemba
Empat.
76
STIKes Indramayu