PROPOSAL
Oleh :
18037141066
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2021
i
KATA PENGANTAR
Proposal Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini sebagai salah satu persyaratan
Bondowoso.
Penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
sampaikan kepada :
2. Yuana Dwi Agustin, SKM. M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segenap saran dan perbaikan
yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................ii
2.1.3. Klasifikasi............................................................................................8
iii
2.1.5. Patofisiologi............................................................................................10
2.3.1. Pengkajian...............................................................................................24
2.3.3. Intervensi................................................................................................36
2.3.4. Implementasi...........................................................................................40
2.3.5. Evaluasi...................................................................................................40
3.1.Desain Penelitian........................................................................................45
3.2.Batasan Istilah.............................................................................................45
3.3. Partisipan...................................................................................................46
iv
3.5.Pengumpulan Data……………………………………………………….46
3.6.Uji Keabsahan……………………………………………………………47
3.7.Analisis…………………………………………………………………...47
3.8.Etika Penelitian…………………………………………………………..49
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................50
LAMPIRAN....................................................................................................
v
DAFTAR TABEL
Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Lampiran
2.Informed Consent
DAFTAR SINGKATAN
vii
WHO: World Health Organiztion
IgE: Immunoglobulin E
mg: Miligram
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Asma bronkhial adalah penyakit inflamasi (peradangan) kronik pada paru yang
pertama maka akan mengakibatkan resiko kematian. pada kasus asma bronkial dapat
mengakibatkan permasalahan bagi klien dan keluarga, misalnya standart gaya hidup dan
lingkungan yang tidak bersih dan akses terhadap pelayanan kesehatan menghalangi
penderita asma juga disebabkan oleh gaya hidup masyarakat dan kurangnya
pengetahuan keluarga mengenai kon disi penyakit dan pengobatan pasien asma tersebut.
Sehingga penyakit yang paling sering menyebabkan asma perlu adanya dukungan
keluaraga juga sangat penting dalam kesembuhan pasien asma sehingga dapat
Dukungan sosial keluarga dalam manajemen diri pasien asma bronkial. Keluarga
kesehatan. Anggota keluarga juga memainkan peran sentral dalam mengubah pemikiran
pasien dalam tentang penyedia layanan perawatan asma bronkial. Dukungan keluarga
2
yang baik, serta pengambilan akan berdampak pada psikologi dan kesehatan klien
sehingga tidak timbul masalah seperti manajemen kesehatan keluarga tidak efektif.
Menurut data WHO (World Health Organization), 235 juta orang di seluruh dunia
sekarang menderita asma dengan angka kematian sejumlah 383.000 jiwa pada tahun
2015. Angka kematian asma ini mayoritas terjadi pada negara berkembang. WHO
mengestimasi sekitar 235 juta populasi dunia adalah penderita asma. Menurut data dari
Indonesia adalah 4,5 persen dari keseluruhan penduduk. Prevalensi asma tertinggi
terdapat di Sulawesi Tengah sebanyak 7,8 % diikuti Nusa Tenggara Timur 7,3 %, DI
Yogyakarta 6,9 %, dan Sulawesi Selatan 6,7 %. Di Indonesia, 64 persen dari 400
penyandang asma peserta studi ternyata tidak terkontrol. Hal itu, antara lain, disebabkan
kurangnya edukasi mengenai kontrol asma kepada panyandang asma dan masyarakat
pada umumnya. Penderita sering kali berobat hanya kalau terjadi serangan, tetapi tidak
mengontrol asmanya sendiri sehingga asma tak kunjung membaik.Hal ini dapat
serta keluarga adalah satu usaha untuk mengurangi angka kekambuhan, hal ini karena
pada setiap keadaan sehat sakit klien. Oleh karena itu diharapkan dengan pendekatan
keperawatan, keluarga tidak hanya merawat pasien saja melainkan juga bertindak lebih
3
proaktif dalam upaya pencegahan terjadinya asma agar dapat mengurangi angka
2018,kriteria hasil yang ingin dicapai dalam Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang
(5) 3.Status Kesehatan Keluarga: 1) Kesehatan fisik anggota keluarga meningkat (5);
buruk) : 2) Dukung anggota keluarga dalam menetapkan tujuan yang dapat dicapai
masing unit : 3) Identifikasi resiko baru sesuai perencanaan yang telah ditetapkan.
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membuat studi kasus Karya Tulis
Masalah Pada Studi Kasus Ini Pada Asuhan Keperawatan Keluarga Yang
1.4. Tujua
n Penelitian
1.4.2.Tujuan Khusus
5
2021.
6
dilakukan pada klien yang mengalami asma bronkial dengan masalah keperawatan
Memberikan informasi mengenai tindakan yang akan diberikan pada klien yang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Asma Bronkial adalah satu hipereaksi dari bronkus dan trakea, sehingga
dimana trachea dan bronchi berespon secara hiperaktif terhadap stimuasi tertentu
Asma Bronkial adalah penyakit inflamasi kronik pada jalan napas yang
inflamasi ini pada akhirnya berkembang menjadi episode gejala asma yang berulang:
batuk, sesak dada, mengi dan dispnea (Brunner dan Suddarth, 2015).
Asma Bronkial adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan
banyak sel dan elemen selular. Inflamasi kronik ini terkait dengan hiperreaktivitas
saluran nafas, pembatasan aliran udara, gejala respiratorik dan perjalanan penyakit yang
peradangan; penyempitan ini bersifat berulang namun reversible, dan diantar episode
8
penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal (Nurarif
2.1.2 Etiologi
lapisan bronchial; ini mengakibatkan penyempitan jalur udara. Ada dua macam Asma:
1. Asma Ekstrinsik
Asma Ekstrinsik juga dikenal sebagai atopic, disebabkan oleh alergi seperti
serbuk sari, serangan binatang, jamur atau debu. Sering dibarengi deingan
2. Asma Intrinsik
Asma Intrinsik juga dikenal sebagai nonatopic, disebabkan oleh faktor non-
2.1.3 Klasifikasi
Pada dasarnya Asma Bronkial dibedakan atas beberapa macam, yang paling dominan
adalah Asma Bronkial jenis campuran (intrinsik dan ekstrinsik). Dibawah ini beberapa
pencetus yang tidak jelas seperti commond cold, latihan/emosi. Asma ini sering
muncul pada klien dengan usia setelah 40 tahun. Serangan asma ini makin lama
kronis.
9
penderita Asma Bronkial dewasa dengan penyebab Alergi yang jelas. Asma
Bronkial jenis ini umumnya dimulai sejak masa kanak-kanak dengan anggota
keluarga yang mempunyai riwayat penyakit atopik seperti hayfever, eksema, dan
dermatitis. Adapun bahan alergen biasanya adalah pollen, ammal, dander, spora,
jamur, debu dan bulu binatang dan yang lebih jarang adalah susu dan coklat.
5. Asma kriptogenik
Sujono, 2011).
a. Gejala Asma Bronkial yang paling umum adalah batuk (Dengan atau tanpa
b. Serangan Asma Bronkial ppaling sering terjadi pada malam hari atau pagi hari.
f. Seiring proses eksaserbasi, sianosis sentral sekunder akibat hipoksia berat dapat
terjadi.
10
h. Asma Bronkial yang disebabkan oleh latihan fisik: gejala maksimal selama
menjalani latihan fisik, tidak terdapat gejala pada malam hari, dan terkadang
hanya muncul gambaran sensai seperti “tercekik” selama mejalani latihan fisik.
i. Reaksi yang parah dan berlangsung terus-menerus, yakni status asmatikus, bisa
saja terjadi.
j. Eksema, ruam, dan edema temporer merupakan reaksi alergi yang biasanya
2.1.5 Patofisiologi
Asma Bronkial ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkeolus
bronkeolus terhadap benda asing di udara. Rekasi yang timbul pada Asma Bronkial tipe
alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut: seseorang yang alergi diduga
mempunyai antibody Ig,E abnormal dalam jumlah besar dan antibody ini terutama
melekat pada sel mast yang melekat pada interstisial paru yang sudah berhubungan erat
dengan bronkeolus dan bronchus kecil. Bila seseorang menghirup alergen bereaksi
dengan antibody yang sudah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan
mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi
lambat. Faktor kemotatik eosinifilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor
ini akan menghasilkan edema lokal pada dinding bronkeolus dan spasme otot polos
2.1.6. Komplikasi
1. Status Asmatikus : Suatu kedaan darurat medis berupa serangan asma akut yang
3. Hipoksemia.
4. Pneumoniathoraks.
5. Emfisema.
6. Deformitas thoraks.
7. Gagal nafas.
A. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan Sputum
eosinopil.
b. Spinal curshman, yakni merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkus.
d. Netrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid
2) Pemeriksaan darah
a. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat terjadi
B. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan radiologi
yang menurun.
Dilakukan untuk mencari faktor alergen yang dapat bereaksi positif pada Asma
Bronkial.
3) Elektrokardiografi
c. Tanda hipoksemia yaitu sinus takikardi, SVES, VES, atau terjadi depresi
segmen ST negatif.
4) Scanning paru
Melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma
5) Spirometri
Menunjukkan adanya obstuksi halan nafas reversible, cara tepat diagnosis asma
nebuliser), peningkatan FEV1 atau FCV sebanyak lebih dari 20% menunjukkan
diagnosisasma bronkial
2.1.8 Penatalaksanaan
Bronkial.
serta pengobatannya.
a. Memberikan penyuluhan.
c. Peberian cairan.
2) Pengobatan farmakologi
(Alupent, Berotec brivasma sets ventolin) yang oleh alat khusus diubah
2. Santin/Teofilin (aminofilin)
bentuk sirup atau tablet sebaiknya diminum setelah makan, ada juga
kering.
b. Kromalin
Bukan bronkodilator tetapi obat pencegah serangan Asma Bronkial pada penderita
anak. Kromalin biasanya diberikan bersama obat anti Asma Bronkial dan efeknya baru
c. Ketolifen
secara oral.
mereka tetap memperhatikan satu sama lain dan anggota keluarga berinteraksi satu
Secara umum keluarga di definisikan sebagai unit social ekonomi terkecil dalam
masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi. Keluarga merupakan
kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang mempunyai jaringan interaksi
Keluarga adalah sebuah system social kecil yang terbuka yang terdiri atas suatu
rangkaian bagian yang sangat saling bergantung dan dipengaruhi baik oleh struktur
membesarkan anak.
royong.
secara musyawarah.
4. Berbentuk monogram
5. Bertanggung jawab
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe keluarga
tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau non normative menjelaskan
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga
2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada
perceraian.
6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan
anak.
hukum tertentu.
sama.
keperawatan bahwa tidak ada bentuk keluarga yang benar atau salah, layak atau
18
tidak layak, melainkan keluarga harus dipahami dalam konteksnya, tipe tersebut
hanya sebuah referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan berbagai kerangka
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi keluarga berperan
sebagai matriks bagi anggotanya, diisi lain keluarga harus memenuhi tuntutan dan
harapan masyarakat, maka selanjutnya akan di bahas tentang fngsi keluarga sebagai
berikut:
a. Fungsi afektif
diri yang positif, rasa di miliki dan memiliki, rasa berarti serta merupakan
afektif adalah :
setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak di akui dan di harga
3) Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejenak pasangan sepakat hidup
hubungan orang tua anak dan antar anak melalui proses identifikasi.
Proses identifikasi merupakan inti ikatan kasih saying, oleh karena itu
b. Fungsi afektif
penceraian, kenalan anak atau masalah keluarga lainnya timbul akibat fungsi
c. Fungsi sosialisasi
d. Fungsi reproduksi
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak
21
e. Fungsi ekonomi
dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit
dipenuhi oleh keluarga di bawah garis kemiskinan (gakin atau pra keluarga
mereka.
keluarga.
Kelima tugas kesehtaan tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
masing-masing
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normative dari seseorang dalam situasi
spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga
dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.
1. Ayah
pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan
3. Anak
Perkembangan keluarga adalah sebuah proses perubahan system keluarga yang bergerak
bertahap dari waktu ke waktu. Setiap tahapan umumnya memiliki tugas dan resiko
dalam hal merencanakan anak, persiapan menjadi orang tua dan mencari
Ialah masa transisi pasangan suami istri yang dimulai sejak anak pertama
lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan. Pada masa ini sering timbul
Tahap ini berlangsung sejak anak petama berusia 2,5 tahun hingga 5
keluarga, serta mampu maembagi waktu untuk diri sendiri, pasangan dan
anak.
sampai masuk awal masa remaja. Dalam hal ini sosialisai anak
kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab. Hal ini mengingat bahwa
25
remaja adalah seseorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi. Ia
keluarga sedang menghadapi persiapan anak yang mulai mandiri. Dalam hal
ini, orang tua mesti merelakan anak untuk pergi jauh dari rumahnya demi
tujuan tertentu.
Tahapan ini ditandai dengan perginya anak terakhir dari rumah dan salah
pasangan, kawan, ataupun saudara. Selain itu melakukan “life review” juga
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana perawat mengambil data secara terus-
1. Pengumpulan data
pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota keluarga secara head to too dan
telaahan data sekunder seperti hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear dan
lain sebagainya.
tangga, tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga
keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari yang lebih
b.) Genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial
keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
aktivitas rekreasi
inti. Contoh : keluarga bapak A memiliki dua orang anak, anak pertama
berusia tujuh tahun dan anak kedua berusia empat tahun, maka keluarga
belum terpenuhi
dan istri
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber
air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah
rumah
kesehatan
masyarakat
30
d. Struktur keluarga
dari anggota keluarga dan fasilitas social atau dukungan dari masyarakat
setempat
komunikasi keluarga ?
4) Struktur peran
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarg, perasaan
menghargai
2) Fungsi sosialisasi
masalah
luasnya masalah ?
yang dialami ?
kesehatan ?
dikaji :
diperlukan memadai ?
diperlukan ?
pencegahan penyakit ?
dan pencegahan ?
34
dimiliki ?
lingkungan ?
sanitasi ?
kesehatan ?
petugas kesehatan ?
keluarga adalah :
35
anggota keluarga ?
5) Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah :
papan ?
3. Strategi koping yang digunakan Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila
g) Pemeriksaan fisik
h) Harapan keluarga
Kategori : Perilaku
B. Penyebab
4. Kesulitan ekonomi
5. Banyak tuntutan
6. Konflik keluarga
Subjektif
Objektif
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. PPOK
2. Sklerosis Multiple
3. Arthritis Rheomatoid
4. Nyeri kronis
5. Penyalahgunaan zat
2.3.3 intervensi
menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien (Rohmah & Walid, 2017).
38
Tabel 2.1 Rencana Tindakan dan Kriteria Hasil Berdasarkan SLKI dan SIKI
Diagnosa
SLKI SIKI
Keperawatan
keluarga : 2) Identifikasi
menjelaskan melakukan
2) Kemampuan 2.Dukungan
3) Kemampuan pemeliharaan
(5) keluarga
4) Pencapaian baru,anggota
pengendalian keluarga
(5) alah
mencuci pakaian
kotor
4) Fasilitasi perbaikan
rumah,jika perlu
5) Ajarkan strategi
menciptakan
lingkungan rumah
bersih
3.Identifikasi Resiko
1) Identifikasi resiko
biologis,lingkunga
n dan perilaku
2) Identifikasi resiko
secara berkala di
masing-masing
unit
41
3) Identifikasi resiko
baru sesuai
perencanaan yang
telah ditetapkan
4) Tentukan metode
pengelolaan resiko
ekonomis
5) Lakukan
pengelolaan risiko
secara efektif
2.3.4 Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
masalah
Kolaboratif
2 Tanggal/jam
3 Tindakan
c. Jangan lupa menuliskan nama/jenis obat, dosis, cara memberikan, dan instruksi
d. Jangan menuliskan istilah sering, kecil, besar, atau istilah lain yang dapat
Contoh: “memberikan makan lebih sering dari biasanya”. Lebih baik tuliskan
43
pada jam berapa saja memberikan makan dan dalam berapa porsi makanan
diberikan.
f. Bila penkes dilakukan secara singkat, tuliskan tindakan dan respon pasien
4 Paraf
2.3.5 Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria yang dibuat pada
a. Komponen SOAP/SOAPIER
S :Data Subjektif
Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
O :Data Objektif
Yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung
kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
44
A: Analisis
Interprestasi dari data subjektif dan data objektif.Analisis merupakan suatu masalah
atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga dapat dituliskan
masalah/diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang
P :Planning
Tindakan yang telah menunjukkan hasil yang memuaskan dan tidak memerlukan
keberhasilanya. Tindakan yang perlu dimodifikasi adalah tindakan yang dirasa dapat
mempunyai alternatif pilihan yang lain yang diduga dapat membantu mempercepat
dapat ditentukan bila timbul masalah baru atau rencana tindakan yang ada sudah
I :Implementasi
E :Evaluasi
R :Reassesment
hasil evaluasi, apakah dari rencana tindakan perlu dilanjutkan, dimodifikasi, atau
angan
2 Tanggal/Jam
c. Tulislah data perkembangan hanya data yang bersesuaian dengan kriteria hasil,
jadi jangan menuliskan data yang tidak perlu atau meniadakan data yang
diperlukan.
46
terjadi.
e. Tulislah dalam analisis (A) tujuan teratasi, teratasi sebagian, tidak teratasi untuk
evaluasi hasil.
f. Bila ditemukan masalah yang baru, tuliskan masalah dalam bentuk diagnosis
g. Tulislah dalam perencanaan (P) nomor dari rencana tindakan keperawatan untuk
dihentikan.
rencana tindakan.
4 Paraf
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
informasi. Studi kasus dibatasi waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari
berupa peristiwa aktivitas di dalam keluarga. Studi kasus dalam karya tulis ini,
yang menjadi fokus dalam penulisan studi kasus. Batasan istilah disusun secara
naratif dan apabila diperlukan ditambahkan informasi sebagai tanda atau ciri
khas dari batasan yang dibuat penulis. Batasan istilah dalam studi kasus ini
3.3. Partisipan
umumnya adalah keluarga. Subyek yang akan digunakan adalah satu keluarga
yang sesuai dengan judul. Dalam penyusunan studi kasus ini partisipan adalah
satu kasus atau satu keluarga. Partisipan dan penyusunan studi kasus ini adalah
desa serta waktu yang digunakan dalam penyusunan KTI Studi Kasus.
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
1.Persiapan (Administrasi)
49
ke kepala bidang P2P dinas kesehatan kabupaten bondowoso, terakhir permohonan ijin
2. Pelaksanaan
Auskultasi) Pada System Tubuh Klien. Setelah Itu Lakukan Studi Dokumentasi (Hasil
Diagnosa Keperawatan (Heather, 2018) Dengan Skoring (Skla Baylon Dan Maglay).
Dan Melakukan Implementasi Dengan Kreteria Hasil Atau Patoka Outcome Dari Slki
tinggi. Disamping integritas peneliti, uji keabsahan data dilakukan dengan cara
yaitu :
teori yang ada dan dituangkan di opini pembahasan. Teknik analisa yang
masalah. Teknik analisa digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan
dengan teori yang ada sebagai bahan untuk merekomendasi dan intervensi
a. Pengumpulan data
b. Mereduksi
data
dalam bentuk catatan lapangan dijadikan dalam satu bentuk transkrip dan
c. Penyajian data
enyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, dan
teks naratif. Kerahasiaan klien dijaga dengan menyamarkan identitas dari klien.
d.
Kesimpulan
dengan hasil penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan.
dan evaluasi.
dari:
akan diteliti dan memenuhi kriteria inkulasi dan disertai judul penelitian dan
manfaat penelitian.
52
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk
3. Confidentiality (kerahasian)
Subjek berhak untuk meminta bahwa data yang diberikan untuk dirahasiakan.
53
DAFTAR PUSTAKA
Elsevier
Rapha
Friedman M Marilyn, Dkk, 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan
Moorhead Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Indonesia: Elsevier
Nurarif Huda Amin, Dkk. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Jogjakarta: Mediacion
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika Bakri H
Mahardika
Kedokteran EGC
Wahid Abd, Dkk. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Respirasi.
Naga S Sholeh. 2012. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta :
DIVA PressAlwi Idrus, DKK. 2015. Penatalaksanaan di bidang ilmu penyakit dalam
PENJELASAN PENELITIAN
Judul Penelitian
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami Asma Bronkial Dengan Masalah
Tujuan
Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga yang mengalami
efektif.
Keikutsertaan klien dalam penelitian ini bersifat sukarela dan klien berhak
Oleh karena keikutsertaan klien bersifat sukarela, tidak ada insentif berupa uang yang
akan diberikan. Tetapi pasien berhak mendapatkan informasi atau konsultasi kesehatan
Data pribadi dan pengisian kuesioner akan dijamin kerahasiannya. Jika terdapat
pertanyaan tentang penelitian ini dan bila masih memerlukakn penjelasan, anda dapat
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Jenis Kelamin:
Usia :
“Asuhan Keperawatan pada Keluarga yang asma bronkial dengan masalah keperawatan
catatan suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan
persetujuan ini.
Bondowoso, ………....................
(……………………………..) (……………………………..)