Dosen Pengampu :
Ns. Susi Wahyuning Asih, S.Kep., M.Kep
Disusun oleh :
Devi Ragilia Puspita Ira Yunita (2111011133)
Delita Mayasari (2111011138)
Firman Maula Rosyadi (2111011141)
Ila Lailatul Khomariyah (2111011145)
Ashrafi Nur Hasan (2111011149)
Akbar Darmawan (2111011156)
Indah Safitri (2111011161)
Dengan mengucapkan pụji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan baik walaupun jauh dari kata kesempurnaan.
Dimana tugas ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Konsep Keperawatan Komunitas” Dengan terselesaikannya makalah ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
A. Ns. Susi Wahyuning Asih, S.Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing
“Epidemologi” yang telah membimbing kami dalam proses pembelajaran.
B. Kepada beberapa ebook, buku, jurnal penelitian yang telah memberikan
bantuan dalam proses pengumpulan bahan materi untuk pembuatan tugas
ini, yang telah disebutkan pada bagian sumber referensi.
Mungkin ini yang dapat kami sampaikan, apabila ada kritik dan saran dari
pembaca, kami bersedia menerima semua kritik dan saran tersebut. Karena kritik
dan saran ini batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah kami dimasa
mendatang sehingga kami akan berusaha untuk menyelesaikan makalah dengan
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat serta dapat menambah wawasan
dan pengetahuan bagi pihak yang membutuhkannya.
Jember,16 Oktober 2023
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang umum di
derita oleh masyarakat. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, prevalensi
penduduk dengan tekanan darah tinggi di Provinsi Jawa Timur sebesar 36,3%.
Pevalensi semakin meningkat seiring dengan pertambahan umur. Jika di
bandingkan dengan Riskesdas 2013 (26,4%), prevalensi tekanan darah tinggi
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jumlah estimasi penderita
hipertensi yang berusia ≥ 15 tahun di Provinsi Jawa Timur sekitar 11.008.334
penduduk, dengan proporsi laki-laki 48,83% dan perempuan 51,17% (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2020)
Berdasarkan data pelayanan di Puskesmas, persentase penderita
hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar menurut
Puskesmas di Kabupaten Jember tahun 2020 yaitu sebesar 190.979 orang
penderita hipertensi. Dari jumlah penderita hipertensi 741.735 orang, artinya
cakupan pelayanan penderita hipertensi sesuai standar sebesar 25,75%(Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember, 2020).
Dalam hal ini, tak terkecuali untuk para petani. Gaya hidup yang tidak
sehat di kalangan petani dapat mengakibatkan risiko meningkatnya tekanan
darah (Debby et al., 2021). Persentase tertinggi penduduk indonesia yang
bekerja dan mempunyai keluhan kesehatan akibat kerja yaitu di bidang
pertanian sekitar 29,27 % (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2019).
Hal tersebut disebabkan oleh kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat.
Kebiasaan ini dapat di pengaruhi oleh masyarakat sekitar dan lingkungan
tempat tinggal, kebiasaan petani saat bekerja di sawah yaitu mengkonsumsi
kopi, mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium dan merokok,
kebiasaan ini sering dilakukan oleh petani saat menanam hingga memanen
hasil sawah. Hal ini menunjukan bahwa faktor sosial demografi, gaya hidup,
faktor lingkungan fisik, psikososial, dan lingkungan kerja merupakan faktor
1
2
yang mempengaruhi kesehatan petani, dimana gaya hidup pada petani dapat
menyebabkan hipertensi.
Maka dari itu, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat terutama bagi para petani. Maka di perlukan
memperbaiki gaya hidup para petani menjadi pola hidup sehat. Yaitu dengan
melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, mengurangi berat badan bagi
individu yang berlebihan berat badan, memberikan penanganan khusus bagi
penderita hipertensi yang disertai komplikasi, memperluas kerja sama dengan
lintas sektor setempat untuk menurunkan angka hipertensi melalui program-
program pencegahan dan pengendalian hipertensi, serta meningkatkan
cakupan penderita hipertensi melalui skrining pasif maupun aktif melalui
program home visit (Immanuela, Noveyani and Meikalynda, 2023).
B. Tinjauan Masalah
Tinjauan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu konsep dasar epidemiologi ?
2. Apa itu epidemiologi penyakit tidak menular ?
3. Bagaimana konsep hipertensi ?
4. Apa saja penyebab hipertensi ?
5. Apa saja tanda dan gejala hipertensi ?
6. Apa saja faktor risiko hipertensi ?
7. Bagaimana penatalaksanaan ?
C. Tujuan
Berikut merupakan beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini:
1. Mengetahui apa itu konsep dasar epidemiologi.
2. Mengetahui apa itu epidemiologi penyakit tidak menular.
3. Mengetahui bagaimana konsep hipertensi.
4. Mengetahui apa saja penyebab hipertensi.
5. Mengetahui apa saja tanda dan gejala hipertensi.
6. Mengetahui apa saja faktor risiko hipertensi.
7. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Konsep Hipertensi
Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD) ≥140/90 mm Hg
(Tedjasukmana, 2012). Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi
kronis di mana tekanan darah pada arteri meningkat secara signifikan. Hal ini
mengharuskan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh
tubuh melalui pembuluh darah, yang pada gilirannya dapat mengganggu
aliran darah, merusak pembuluh darah, dan bahkan berpotensi menyebabkan
3
4
D. Penyebab Hipertensi
Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan
keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer.
Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab. Beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya, yaitu
Penyakit ginjal (5-10%), kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(misalnya pil KB) (1-2%). Selain itu penyebab hipertensi lainnya yang jarang
adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang
menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin)(Hasanah, 2019).
5
5. Sesak Napas
Penderita hipertensi juga dapat merasakan keluhan sesak napas.
Keadaan ini terjadi ketika jantung mengalami pembesaran dan gagal
memompa darah. Jika sering mengalaminya , jangan ragu untuk
berkonsultasi dengan dokter .
6. Bercak Darah di Mata
Sering di sebut dengan perdarahan sub konjungtiva , gejala hipertensi
ini sering di temukan pada individu dengan diabetes atau tekanan darah
tinggi. Namun, bukan kedua kondisi tersebutlah yang menyebabkannya
secara langsung. Apabila menemukan bercak darah di mata, konsultasikan
kepada dokter mata mengenai kerusakan terhadap saraf mata yang
disebabkan oleh tekanan darah tinggi.
7. Muka yang Memerah
Ketika pembuluh darah di muka melebar, area wajah akan terlihat
memerah. Hal ini dapat terjadi akibat respons dari beberapa pemicu,
seperti pajanan matahari, cuaca dingin, makanan pedas, angin, minuman
panas dan produk perawatan kulit. Meski disebabkan oleh banyak hal,
facial flushing alias wajah memerah bisa juga menjadi gejala hipertensi.
Ini terjadi ketika tekanan darah meningkat lebih dari biasanya.
8. Rasa Pusing
Obat pengontrol tekanan darah dapat menimbulkan rasa pusing sebagai
salah satu efek sampingnya. Meski bukan berasal dari tekanan darah yang
meningka, sensasi pusing tidak dapat dihiraukan begitu saja, terutama
apabila muncul secara tiba-tiba. Rasa pusing yang tiba- tiba muncul,
hilangnya keseimbangan atau koordinasi, dan adanya kesulitan berjalan
merupakan tanda peringatan akan terjadinya stroke. Berhati-hatilah, karena
tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko pemicu stroke.
9. Mimisan
Mimisan pada umumnya terjadi saat tekanan darah sedang sangat
tinggi. Apabila mimisan juga disertai dengan tanda hipertensi yang telah
7
G. Penatalaksanaan
Menurut (Perhi, 2019) banyak sekali penatalaksanaan yang dapat di
lakukan kepada pasien dengan masalah hipertensi mulai dari melakukan
perbaikan pola hidup hingga memberikan medikamentosa kepada pasien,
Pola hidup sehat telahter bukti menurunkan tekanan darah yaitu pembatasan
konsumsi garam dan alkohol, peningkatan konsumsi sayuran dan buah,
penurunan berat badan dan menjaga, berikut beberapa penatalaksanaan yang
dapat di lakukan untuk menjaga pola hidup untuk menghindari terjadinya
hipertensi:
1. Pembatasan konsumsi garam
Terdapat bukti hubungan antara konsumsi garam dan hipertensi.
Konsumsi garam berlebih terbukti meningkatkan tekanan darah dan
meningkatkan prevalensi hipertensi. Rekomendasi penggunaan
natrium(Na) sebaiknya tidak lebih dari 2 gram/hari (setara dengan5-6
gram NaCl perhari atau 1 sendok teh garam dapur) .Sebaiknya
menghindari makanan dengan kandungan tinggi garam.
2. Perubahan pola makan
Pasien hipertensi disarankan untuk konsumsi makanan seimbang
yang mengandung sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan segar, produk
susu rendah lemak,gandum, ikan, dan asam lemak tak jenuh (terutama
minyakzaitun), serta membatasi asupan daging merah dan asam lemak
jenuh.
3. Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal
Terdapat peningkatan prevalensi obesitas dewasa diIndonesia dari
14,8% berdasarkan data Riskesdas 2013, menjadi 21,8% dari data
Riskesdas 2018.Tujuan pengendalian berat badan adalah
mencegahobesitas (IMT >25 kg/m2), dan menargetkan berat badanideal
11
(IMT 18,5 – 22,9 kg/m2) dengan lingkar pinggang <90cm pada laki-laki
dan <80 cm pada perempuan.
4. Olahraga teratur
Olahraga aerobik teratur bermanfaat untuk pencegahan dan
pengobatan hipertensi, sekaligus menurunkan risiko dan mortalitas
kardiovaskular. Olahraga teratur dengan intensitas dan durasi ringan
memiliki efek penurunan TD lebih kecil di bandingkan dengan latihan
intensitas sedang atau tinggi, sehingga pasien hipertensi disarankan untuk
berolahraga setidaknya 30 menit latihan aerobik dinamik berintensitas
sedang (seperti: berjalan, joging, bersepeda, atauberenang) 5-7 hari per
minggu.
5. Berhenti merokok
Merokok merupakan faktor risiko vaskular dan kanker, sehingga
status merokok harus di tanyakan pada setiap kunjungan pasien dan
penderita hipertensi yang merokok harus di edukasi untuk berhenti
merokok.
6. Diuretik
7. Sentral alfa-agonis
8. Alfa bloker
9. Beta bloker.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hubungan antara faktor risiko dan kejadian hipertensi dapat di lihat dari
literature jurnal dan beberapa kasus yang terjadi di masyarakat, salah satu
contohnya yaitu kasus yang ada di wilayah Kecamatan Panti Kabupaten Jember
yang kemudian di lakukan penelitian. Pada jurnal penelitian tersebut di jelaskan
bahwa kejadian hipertensi ini disebabkan karena faktor gaya hidup yang kurang
sehat yang mana dapat di pengaruhi oleh masyarakat sekitar dan lingkungan
tempat tinggal, pada jurnal tersebut menjelaskan antara faktor gaya hidup dengan
petani saat bekerja di sawah yaitu mengkonsumsi kopi, mengkonsumsi makanan
yang mengandung natrium dan merokok, kebiasaan ini sering dilakukan oleh
petani saat menanam hingga memanen hasil sawah.
Hasil dari penelitian menunjukkan usia tengah pada petani yaitu 48 tahun
dengan mayoritas jenis kelamin laki-laki (57,3%), dengan mayoritas pendidikan
SD (54,4%). Selain itu di temukan hasil bahwa gaya hidup pada petani dari aspek
aktifitas fisik yang paling banyak yaitu sedang (52,4%). Dari aspek merokok
petani paling banyak tidak merokok (59,3%). Aspek konsumsi natrium yang
paling banyak yaitu sering (61,2%), dan as pek stres yang paling banyak yaitu
tidak stress (59,3%) (Debby et al., 2021)
Ini dapat di bandingkan dengan hasil survey yang kami lakukan di
lingkungan sekitar yaitu pada salah satu seorang petani yang ada di Desa Karang
Kedawung Desa Karang Kedawung Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember.
Bahwasanya di dapatkan hasil terkait pengetahuan, keterampilan, dan sikap
terhadap gaya hidup sehat petani tersebut termasuk dalam kategori baik. Ini dapat
di buktikan dari penilaian hasil kuisioner yang kami lakukan kepada salah satu
petani tersebut.
Pada kuisioner tesebut, kami menggunakan 48 pertanyaan dimana terdiri
dari kuisioner pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang masing-masing
memiliki 16 pertanyaan, kami menggunakan 2 model pertanyaan yaitu
pertanyaan favorible dan unfavorible (negatif dan positif), dimana pertanyaan
13
14
favorible berada pada nomor 1-8 di setiap kategori kuisioner, sedangkan yang
unfavorible terdapat pada pertanyaan no 9-16 di setiap kategori pertanyaan.
Berikut merupakan perhitungan skore yang di kategorikan sebagai berikut :
A. Kuisioner Pengetahuan/Sikap menggunakan skoring:
Positif (+) Negatif(-)
Iya/ benar : Nilai Iya/ benar : Nilai
1 0
Tidak/salah : Nilai Tidak/salah : Nilai
0 1
B. Kuisioner Keterampilan
Positif (+) Negatif(-)
SS : 4 SS : 1
S : 3 S : 2
TS : 2 TS : 3
STS : 1 STS : 4
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas Hipertensi merupakan keadaan yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik (TDS) maupun tekanan
darah diastolik (TDD) ≥140/90 mm Hg (Tedjasukmana, 2012). Ada
beberapa faktor risiko terjadinya hipertensi seperti, merokok, jarang
berolahraga, sering mengkonsumsi makanan asin, hipertensi memiliki
beberapa gejala seperti pusing, lemas, mual muntah.
Selain itu berdasarkan literatur jurnal di dapatkan bahwasannya ada
keterkaitan antara faktor risiko dengan terjadinya hipertensi yang ada
wilayah Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Hal ini dikarenakan pada jurnal
tersebut menyebutkan bahwasanya gaya hidup yang tidak sehat dapat
mempengaruhi terjadinya hipertensi. Selain itu dapat di lihat juga dari kasus
yang ada di masyarakat sekitar, contohnya pada petani yang ada di Desa
Karang Kedawung Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah di paparkan, kami berharap setelah
mempelajari mengenai epidemologi penyakit tidak menular seperti hipertensi
dapat menambah wawasan kita mengenai apa itu hipertensi serta tanda gejala
yang muncul, dan mampu mengerti mengenai kasus-kasus yang terjadi di
masyarakat sekitar.
17
DAFTAR PUSTAKA
Debby, A. et al. (2021) „Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada
Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember kalangan
pekerja ( Jannah , 2018 ). Namun , selama ini penelitian yang berkaitan
dengan petani‟, 09(1), pp. 48–60.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (2020) „in As Eh H Ka N Bu 20 P 20 At At
Be in As Eh 20 P 20 At‟.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2020) „Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur 2019‟, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, p. tabel 53.
Available at: www.dinkesjatengprov.go.id.
Hasanah, U. (2019) „Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)‟, Jurnal Keperawatan
Jiwa, 7(1), p. 87. Available at: https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads
/2016/10/Tekanan-Darah-Tinggi-Hipertensi.pdf.
Immanuela, J.F., Noveyani, A.E. and Meikalynda, A. (2023) „Epidemiolgi
Deskriptif Hipertensi di Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember‟,
SEHATRAKYAT (Jurnal Kesehatan Masyarakat), 2(1), pp. 148–159.
Available at: https://doi.org/10.54259/sehatrakyat.v2i1.1509.
Kartini, D.S. (2022) Pengantar Epidemiologi Kesehatan Masyarakat, Cv. Eureka
Media Aksara. Available at: https://medium.com/@arifwicaksanaa
/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2019) „Standar Kurikulum Pelatihan
K3 Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan‟, Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat [Preprint]. Available at: http://siakpel.bppsdmk.kemkes
.go.id:8102/akreditasi_kurikulum/kurikulum_191023094130652a97b26
d00b4741788c307a95e6f82.pdf.
Perhi (2019) „Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019‟, Indonesian Society
Hipertensi Indonesia, pp. 1–90.
S., Y.N.I. (2022) Berdamai dengan Hipertensi. Available at: https://books.
google.co.id/books?id=yAVjEAAAQBAJ&dq=hipertensi&lr=&hl=id&
source=gbs_navlinks_s.
Tedjasukmana, P. (2012) „Tata Laksana Hipertensi‟, Cdk-192, 39(4), pp. 251–
255.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
17
Lampiran 2. Kuisioner