Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PASIEN HIPERTENSI

(Tugas Keperawatan Komunitas)

KELAS C SEMESTER 1
KELOMPOK 2

EVI RESTU ASIH 210101116P


MUSTIKA PIRLINA 210101113P
RETNOWATI 210101104P
OKTARIA DWI JAYANTI 210101097P
ESTININGSIH 210101082P
HEPI DIANA RITA 210101096P
MUHAMAD TRI WAHYUDI 210101085P
SUMARYATI 210101110P

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN (KONVERSI)


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan


semesta alam. Segala karunia dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Komunitas Pada Pasien Hipertensi” disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas.
Makalah ini berisi tentang Asuhan Keperawatan Komunitas pada pasien
hipertensi. Dalam penyusunan melibatkan berbagai sumber referensi baik di
internet ataupun di buku. Oleh sebab itu saya mengucapkan terimakasih atas
segala fasilitas yang telah di sediakan saat ini.
Meski telah di susun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Demikian apa yang bisa saya, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari
makalah ini.

Pringsewu , oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
2.1 Pengkajian Inti .................................................................................................... 3
a. Sejarah ............................................................................................................. 3
b. Data Demografi............................................................................................... 3
c. Etnis/Kebudayaan ........................................................................................... 4
d. Nilai dan Keyakinan ....................................................................................... 4
2.2 Pengkajian Sub Sistem ....................................................................................... 4
a. Lingkungan ...................................................................................................... 4
b. Pelayanan kesehatan dan sosial ..................................................................... 5
c. Ekonomi........................................................................................................... 5
d. Keamanan. ....................................................................................................... 6
e. Politik dan pemerintahan ............................... Error! Bookmark not defined.7
f. Komunikasi. .................................................................................................... 7
g. Pendidikan. ...................................................... Error! Bookmark not defined.8
h. Rekreasi. .......................................................... Error! Bookmark not defined.9
2.3 Diagnosa Keperawatan Komunitas................................................................... 9
2.4 Intervensi Keperawatan ................................... Error! Bookmark not defined.10
2.5 Implementasi Keperawatan ............................. Error! Bookmark not defined.13
2.6 Evaluasi ............................................................. Error! Bookmark not defined.14
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 15
3.2 Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal.
Menurut Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90
mmHg. Hipertensi merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak
ada tanda gejala khusus pada penyakit hipertensi dan beberapa orang masih
merasa sehat untuk beraktivitas seperti biasanya. Hal ini yang membuat
hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes, 2018), orang-orang akan tersadar
memiliki penyakit hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah dan
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Gejala yang sering dikeluhkan
penderita hipertensi adalah sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas,
gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun (Nurarif A.H. &
Kusuma H., 2016).
Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko. Faktor-
faktor risiko yang menyebabkan hipertensi adalah umur, jenis kelamin,
obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik,
penyakit ginjal dan diabetes melitus (Sinubu R.B., 2015). Kurangnya
pengetahuan akan mempengaruhi pasien hipertensi untuk dapat
mengatasi kekambuhan atau melakukan pencegahan agar tidak terjadi
komplikasi. Upaya pencegahan terhadap pasien hipertensi bisa
dilakukan melalui mempertahankan berat badan, menurunkan kadar
kolesterol, mengurangi konsumsi garam, diet tinggi serat,
mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran serta menjalankan hidup
secara sehat (Ridwan, 2009).
Menurut World Health Organiztion (WHO) pada tahun 2011
menunjukan satu milyar orang di dunia menderita hipertensi, 2/3 penderita
hipertensi berada di negara berkembang. Prevalensi hipertensi akan terus
meningkat dan diprediksi tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh
dunia terkena hipertensi. Hipertensi telah menyebabkan banyak kematian
sekitar 8 juta orang setiap tahunnya, dan 1,5 juta kematian terjadi di Asia

1
Tenggara dengan 1/3 populasinya menderita hipertensi (Kemenkes, 2017).
Menurut Riskesda tahun 2018 penderita hipertensi di Indonesia
mencapai 8,4% berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur ≥ 18
tahun, Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk
prevalensi penderita hipertensi di Indonesia adalah sekita 34,1%, sedangkan
pada tahun 2013 hasil prevalensi penderita hipertensi di Indonesia adalah
sekitar 25,8%. Hasil prevalensi dari pengukuran tekanan darah tahun 2013
hingga tahun 2018 dapat dikatakan mengalami peningkatan yaitu sekitar
8,3%. Data dari Riskesda tahun 2018 juga mengatakan bahwa prevalensi
hasil pengukuran darah pada penderita hipertensi terdapat pada provinsi
Kalimantan Selatan dengan prevalensi penderira sekitar 44,1% atau lebih
tinggi dari rata-rata prevalensi hasil pengukuran darah di Indonesia. Daerah
Istimewa Yogyakarta sendiri berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah
pada penduduk yaitu menempati posisi ke-13 dan prevalensi rata-rata
penderita hiperensi berada dibawah prevalensi penderita hipertensi di
Indonesia (Kemenkes, 2019).
Berdasarakan fenomena diatas maka dalam makalah ini penulis membahas
mengenai Asuhan Keperawatan komunitas pada pasien hipertensi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada pasien hipertensi?

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada pasien
hipertensi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PASIEN HIPERTENSI

KASUS

Di Kabupaten Tulang Bawang Barat terdapat banyak kasus pasien dengan


hipertensi. Hipertensi dapat terjadi secara mendadak atau bisa terjadi dari waktu
kewaktu, jumlah kasusnya terus meningkat setiap tahunnya seiring bertambahnya
usia. Setelah dilakukan kunjungan dibeberapa rumah warga didapatkan data yang
mengalami nyeri pada kepala bagian tengkuk yang dirasakan hilang timbul, Dari
hasil wawancara, ternyata tanda-tanda tersebut mengarah ke Hipertensi. Dari hasil
pengkajian didapatkan data 50% penduduk merasakan nyeri kepala bagian
tengkuk tiba-tiba , 40% penduduk mengatakan mereka banyak pikiran akhir-akhir
ini, 40% penduduk mengatakan kurang informasi terkait hipertensi dan 60%
penduduk mengungkapkan kesulitan terhadap pengobatan/perawatan hipertensi.

2.1 PENGKAJIAN
1. Pengkajian Inti / Core
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal
dikomunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan
termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek
keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas (masyarakat
rural atau urban) keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan
komunitas dan pola perubahan komunitas.
b. Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia lansia, jumlah lansia jenis
kelamin, status perkawinan, ras atau suku , bahasa , tingkat pendapatan,
pendidikan , produktivitas, masih bekerja atau tidak, agama dan komposisi
keluarga.

c. Suku dan Budaya


Bagian dari komponen variabel suku budaya adalah budaya, sosial
dan perilaku penduduk. Pertanyaan yang mewakili masing masing sub
variabel ditanyakan kepada ketua RW dan keluarga melalui pedoman

3
wawancara dan kuisioner. Pedoman wawancara ketua RW meliputi
pertanyaan terkait ada atau tidaknya perkumpulan
masyarakat serta bagaimana kebiasaan masyarakat untuk
menyelesaikan masalah, sedangkan kuisioner yang diberikan kepada
keluarga mengenai perilaku keseharian yang meliputi jenis makanan
dan minuman apa yang sering dikonsumsi, aktivitas fisik apa saja
yang sering dilakukan dan berapa lama aktivitas fisik dilakukan.
d. Nilai dan Keyakinan
Setiap komunitas bersifat unik dengan nilai, keyakinan, dan praktik
keagamaan yang mengakar pada tradisi dan secara kontinu
berkembang serta tetap eksis karena memenuhi kebutuhan masyarakat.
Semua kelompok etnik mempunyai nilai dan keyakinan yang
berinteraksi dengan sistem komunitas untuk mempengaruhi
kesehatan warganya. Data dalam komponen ini dapat diperoleh melalui
kuisioner yang diberikan kepada keluarga.Pertanyaan yang terdapat
didalamnya meliputi bagaimana persepsi warga tentang keharusan
rutin kontrol hipertensi, keyakinan warga terkait perilaku yang
mempengaruhi gejala hipertensi dan keyakinan yang dianut.
2.2 Pengkajian Subsistem Komunitas
a. Lingkungan Fisik
- Pemukiman
 Luas bangunan
 Bentuk bangunan : Rumah, petak, asrama, pavilyun
 Jenis bangunan : Permanen, semi permanen, non
permanen
 Atap rumah : Genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes
 Dinding : Tembok, kayu, bambu, atau lainnya
sebutkan
 Lantai : Semen, tegel, keramik, tanah, kayu,
atau lainnya sebutkan.
 Ventilasi : Kurang atau lebih dari 15-20 % dari luas
lantai
 Pencahayaan : Kurang, baik

4
 Penerangan : Kurang, baik

 Kebersihan : Kurang, baik

 Pengaturan ruangan dan perabot : Kurang, baik

 Kelengkapan alat Rumah tangga. : Kurang, baik

- Sanitasi
 Penyediaan air bersih (MCK).
 Penyediaan air minum
 Pengelolaan jamban bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air.
 Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
 Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara
lainnya sebutkan.
 Polusi udara, air, tanah, atau suara/kebisingan.
 Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya sebutkan.
- Fasilitas
 Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain.
 Pekarangan
 Sarana olah raga
 Taman, lapangan
 Ruang pertemuan
 Sarana hiburan
 Sarana ibadah
 Batas-batas wilayah : Sebelah utara, barat, timur dan selatan.
Kondisi geografis : Ketinggian, cuaca, suhu, sector pertenin,
perikanan, jenis tanah, perairan.
b. Pendidikan
Pendidikan atau tingkat pengetahuan penting dalam pengkajian
karena untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan warga sekitar
tentang penyakit hipertensi. Yang perlu dikaji dalam subsistem
pendidikan atau tingkat pengetahuan yaitu statistik tingkat

5
pendidikan masyarakat, jenis pendidikan masing masing anggota
keluarga dan ketersediaan fasilitas kesehatan di masing masing
sekolah.Tinggi rendahnya pendidikan dapat mempengaruhi
penerimaan informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan,
sehingga informasi yang didapat bervariasi tergantung tingkat
pendidikan masyarakat atau penderita hipertensi.
c. Keamanan dan Transportasi
- Keamanan
 Sistem keamanan lingkungan
 Penanggulangan kebakaran
 Penanggulangan bencana
 Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah.
- Transportasi
 Kondisi jalan
 Jenis tranportasi yang dimiliki
 Sarana transportasi yang ada
d. Politik dan Pemerintahan
Politik dan pemerintahan sangat berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat terutama dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan
untuk menunjang kesehatan warga sekitar. Di masyarakat yang
perlu dikaji adalah bagaimana struktur pemerintahan dusun, ada
atau tidaknya proker pemerintahan terkait kesehatan dan
kesejahteraan warga serta ada atau tidaknya pengawasan
puskesmas. Kepala desa atau kepala dusun dapat
berkolaborasi dengan puskesmas setempat untuk mengadakan
POSBINDU PTM, memberikan pelatihan kepada kader untuk
membantu penderita hipertensi mengontrol penyakitnya dan
memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat desa
terutama penderita hipertensi.
e. Pelayanan Sosial
- Pelayanan kesehatan

 Lokasi sarana kesehatan

6
 Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader).
 Jumlah kunjungan
 Sistem rujukan
- Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan).
 Lokasi
 Kepemilikan
 Kecukupan
f. Komunikasi
Sistem komunikasi dalam masyarakat sangatlah penting dalam
menerima informasi terutama terkait dengan hipertensi. Sarana
komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan kesehatan
(misalnya: televisi, radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada
komunitas). Dalam subsistem komunikasi yang perlu dikaji adalah
penggunaan alat komunikasi (telepon, handphone, tv, radio, koran,
surat, dll), ketersediaan papan informasi di daerah sekitar, ada
atau tidaknya pelaksanaan penyuluhan hipertensi sebelumnya,
media yang digunakan dalam penyuluhan, tempat
dilaksanakannya penyuluhan dan berapa kali sudah terpapar
penyuluhan.Sarana komunikasi dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai hipertensi. Penderita
hipertensi hanya perlu telepon pelayanan kesehatan atau petugas
kesehatan untuk berkonsultasi mengenai penyakitnya. Ketersediaan
papan informasi tentang hipertensi di daerah sekitar dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya penderita
hipertensi.
g. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas perlu diketahui apakah sudah
mencukupi dengan standar yang ada, sehingga upaya pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat efektif.Hal hal yang perlu dikaji
adalah jenis pekerjaan warga sekitar, jumlah penghasilan rata-rata
keluarga tiap bulan, ketersediaan lapangan kerja dan ada atau

7
tidaknya industri yang terdapat di komunitas. Jenis pekerjaan yang
berat atau membutuhkan pemikiran yang berat dapat menyebabkan
sterss sehingga tekanan darah menjadi meningkat. Tinggi rendahnya
tingkat sosial ekonomi mempengaruhi penderita hipertensi dalam
melakukan pengobatan, sehingga pengobatan yang dijalankan
beragam dan adanya bantuan asuransi kesehatan dapat
membantu penderita hipertensi dalam pembiayaan
pengobatannya.
h. Rekreasi
Hal hal yang perlu dikaji dalam subsistem rekreasi adalah
ketersediaan fasilitas rekreasi yang ada di komunitas, kualitas sarana
rekreasi, keterjangkauan tempat rekreasi oleh warga dan siapa saja
yang berkunjung.Data tersebut diperoleh dari hasil winshield
survey dan kunjungan rumah atau kegiatan bersantai dapat
menurunkan stress. Diketahui stress sendiri merupakan salah satu
penyebab hipertensi, karena pikiran yang terlalu tegang dan banyak
masalah menyebabkan tekanan darah tinggi, sehingga rekreasi
diperlukan bagi penderita hipertensi untuk menenangkan pikiran
terkait penyakitnya ataupun masalah yang dihadapi dan mencegah
kekambuhan

2.3 Diagnosa Keperawatan Komunitas


Diagnosis terhadap hipertensi perlu dilakukan dalam interval waktu
tertentu untuk menentukan gejala hipertensi yang dialami seseorang.
Diagnosis ini dilakukan dalam keadaan tanpa pembiusan, tidak sedang
mengkonsumsi kopi, alkohol, serta tidak merokok. Terkadang terdapat
kesalahan saat melakukan diagnosa hipertensi terutama pada wanita lanjut
usia karena penurunan sensitivitas refleks baroreseptor sehingga menimbulkan
fluktuasi dalam tekanan darah (Ridwan, 2009).
Diagnosis yang muncul pada asuhan keperawatan komunitas lansia
dengan hipertensi adalah:
1. Nyeri Akut pada komunitas lansia berhubungan dengan Agen Pecedera
Fisiologis (tekanan vasekuler serebral)

8
2. Manajemen Kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang
terpapar informasi
Skoring
Skoring bertujuan untuk menentukan diagnose prioritas dalam proses
keperawatan. Scoring dilakukan dengan mempertimbangkan 12 aspek.

Format Menentukan Prioritas Masalah


No Masalah kesehatan A B C D E F G Ketersediaan skoring
sumber
H I J K L
1. Nyeri Akut 5 5 3 5 4 5 3 5 2 2 5 4 51
2. Manajemen 5 5 5 4 3 5 5 4 5 43 4 4 52
Kesehatan Tidak
Efektif

Keterangan:
A: sesuai dengan peran perawat komunitas
B: sesuai dengan program pemerintah
C: sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan
D: resiko terjadi
E: resiko parah Pengisian Skoring
F: minat masyarakat 1: sangat rendah
G: kemudahan untuk diatasi 2: rendah
H: tempat 3: cukup
I: dana 4: tinggi
J: waktu 5: sangat tinggi
K: fasilitas
L: petugas
Jadi prioritas masalah pada asuhan keperawatan komunitas pasien hipertensi yang
sering terjadi yaitu : manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang
terpapar informasi terkait hipertensi.

9
2.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan kurang terpapar
informasi.
Setelah dilakukan kunjungan selama 3 x diharapkan manajemen kesehatan
meningkat dengan kriteria hasil :
- Melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko meningkat (5)
- Menerapkan program perawatan meningkat (5)
- Aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan kesehatan
meningkat (5)
- Verbalisasi kesulitan dalam menjalani program perawatan/pengobatan
menurun (5)
Intervensi utama :
- Edukasi Kesehatan
Observasi:
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Identikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi priklaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik:
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
 Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan prilaku hidup bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
- Pelibatkan Keluarga
Observasi :
 Identifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan.
Terapeutik :
 Ciptakan lingkungan terapeutik pasien dengan keluarga dalam
perawatan

10
 Diskusikan cara perawatan dirumah
 Motivasi keluarga mengembangkan aspek positif rencana
perawatan
 Fasilitasi keluarga membuat keputusan perawatan
Edukasi :
 Jelaskan kondisi pasien pada keluarga
 Informasikan tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga
 Informasikan harapan pasien kepada keluarga
 Anjurkan keluarga bersikap asertif dalam perawatan
 Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
- Edukasi Program Pengobatan
Observasi :
 Identifikasi pengetahuan tentang pengobatan yang
direkomendasikan
 Identifikasi penggunaan pengobatan tradisional dan kemungkinan
efek terhadap pengobatan
Terapeutik :
 Fasilitasi informasi gtertulis atau gambar untu meningkatkan
pemahaman
 Berikan dukungan untuk menjalani program pengobatan dengan
baik dan benar
 Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada pasien
selama pengobatan
Edukasi :
 Jelaskan manfaat dan efek samping pengobatan
 Jelaskan strategi mengelola efek samping obat
 Jelaskan cara penyimpanan pengisian kembali atau pembelian
kembali dan pemantauan sisa obat
 Jelaskan keuangan dan kerugian program pengobatan, jika perlu
 Informasikan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan selama
pengobatan
 Anjurkan memonitor perkembangan keefektifan pengobatan

11
 Anjurkan mengkonsumsi obat sesuai indikasi
 Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak dimengerti sebelum
dan sesudah pengobatan dilakukan
 Ajarkan kemampuan melakukan pengobatan mandiri

2.5 IMPLEMENTASI
1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan kurang terpapar
informasi.
a. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Mengidentifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan
c. Menganjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
d. Mengidentifikasi pengetahuan tentang pengobatan yang
direkomendasikan yang sesuai dengan pasien hipertensi
e. Mengidentifikasi pengobatan tradisional dan kemungkinan efek
terhadap pengobatan.
f. Menyediakan materi dan media penkes tentang hipertensi (pengertian,
tanda gejala, penyebab, pencegahan , komplikasi, pengobatan dan diit
untuk pasien hipertensi)
g. Menjelaskan materi pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan faktor
risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
h. memberikan kesempatan untuk bertanya
i. mengajarkan kemampuan melakukan pengobatan hipertensi mandiri
dirumah.
j. Memberikan informasi mengenai fasilitas kesehatan yang dapat
digunakan untuk pengobatan.

2.6 EVALUASI
Evaluasi adalah suatu proses perbandingan antara status kesehatan
klien dengan hasil yang diharapkan.Penilaian hasil menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan.
Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan
proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan

12
evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009). Evaluasi dilakukan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan,
membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian,
perencanaan dalam pelaksanaan (mubarak, dkk. 2009).
Evaluasi disusun menggunakan SOAP :
S :Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O :Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif.
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif
P :Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
(Suprajitno dalam Wardani, 2013)
Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
1. Evaluasi Berjalan (Sumatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam
bentuk pengisan format catatan perkembangan dengan
berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga.
Format yang dipakai adalah format SOAP.
2. Evaluasi Akhir (Formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan
antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangaan
diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses
keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data,
masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi. Instrumen yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi secara formatif adalah
lembar pre dan post test.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Proses Asuhan Keperawatan komunitas pada pasien hipertensi dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
A. Pengkajian, dalam pengkajian penulis mendapatkan data yang didapati

sesuai teori. Dalam hal ini penulis melakukan pengkajian dengan

pengkajian inti dan subsistem komunitas dengan menggunakan beberapa

metode diantaranya wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.

B. Diagnosa Keperawatan, Pada diagnosa keperawatan dapat disimpulkan

bahwa diagnosa yang sering muncul pada pasien hipertensi adalah: Nyeri

Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (tekanan vaskuler

cerebral) dan Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan

kurang terpapar informasi

C. Intervensi, Pada intervensi keperawatan dapat disimpulkan bahwa

intervensi yang dilakukan pada klien yaitu difokuskan berstandar dengan

SIKI yaitu Edukasi kesehatan (Penkes Hipertensi), pelibatan keluarga dan

Edukasi program kegitan

D. Implementasi, Dalam implementasi atau tindakan keperawatan dilakukan

sesuai rencana keperawatan yang telah disusun yaitu Edukasi kesehatan

(Penkes Hipertensi), pelibatan keluarga dan Edukasi program kegitan

E. Evaluasi

Hasil evaluasi didapatkan melalui 2 cara yaitu evaluasi sumatif dan

formatif. Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil

14
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses

keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dalam

pelaksanaan

3.2 SARAN
Bagi Pasien Hipertensi disarankan sebaiknya untuk selalu menjaga pola
makan dan diit serta mengurangi rasa stress. Masyarakat juga perlu
memperbanyak literasi bacaan atau informasi tentang penyakit hipertensi,
penyebab dari hipertensi, tanda dan gejala dari hipertensi, komplikasi dari
gastritis, manajemen stress dan diet rendah garam bagi pasien hipertensi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar


dan Teori. Jakarta : Salemba Medika
Ali, Z. (2009). Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC
https://www.scribd.com/document/434217079/ASKEP-KOMUNITAS-
HIPERTENSI-REVISI-8-AGUSTUS-2019-doc
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator diagnostik edisi I. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan edisi 1 cetakan II. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia

16

Anda mungkin juga menyukai