KELAS C SEMESTER 1
KELOMPOK 2
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tenggara dengan 1/3 populasinya menderita hipertensi (Kemenkes, 2017).
Menurut Riskesda tahun 2018 penderita hipertensi di Indonesia
mencapai 8,4% berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur ≥ 18
tahun, Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk
prevalensi penderita hipertensi di Indonesia adalah sekita 34,1%, sedangkan
pada tahun 2013 hasil prevalensi penderita hipertensi di Indonesia adalah
sekitar 25,8%. Hasil prevalensi dari pengukuran tekanan darah tahun 2013
hingga tahun 2018 dapat dikatakan mengalami peningkatan yaitu sekitar
8,3%. Data dari Riskesda tahun 2018 juga mengatakan bahwa prevalensi
hasil pengukuran darah pada penderita hipertensi terdapat pada provinsi
Kalimantan Selatan dengan prevalensi penderira sekitar 44,1% atau lebih
tinggi dari rata-rata prevalensi hasil pengukuran darah di Indonesia. Daerah
Istimewa Yogyakarta sendiri berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah
pada penduduk yaitu menempati posisi ke-13 dan prevalensi rata-rata
penderita hiperensi berada dibawah prevalensi penderita hipertensi di
Indonesia (Kemenkes, 2019).
Berdasarakan fenomena diatas maka dalam makalah ini penulis membahas
mengenai Asuhan Keperawatan komunitas pada pasien hipertensi.
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada pasien
hipertensi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
KASUS
2.1 PENGKAJIAN
1. Pengkajian Inti / Core
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal
dikomunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan
termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek
keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas (masyarakat
rural atau urban) keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan
komunitas dan pola perubahan komunitas.
b. Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia lansia, jumlah lansia jenis
kelamin, status perkawinan, ras atau suku , bahasa , tingkat pendapatan,
pendidikan , produktivitas, masih bekerja atau tidak, agama dan komposisi
keluarga.
3
wawancara dan kuisioner. Pedoman wawancara ketua RW meliputi
pertanyaan terkait ada atau tidaknya perkumpulan
masyarakat serta bagaimana kebiasaan masyarakat untuk
menyelesaikan masalah, sedangkan kuisioner yang diberikan kepada
keluarga mengenai perilaku keseharian yang meliputi jenis makanan
dan minuman apa yang sering dikonsumsi, aktivitas fisik apa saja
yang sering dilakukan dan berapa lama aktivitas fisik dilakukan.
d. Nilai dan Keyakinan
Setiap komunitas bersifat unik dengan nilai, keyakinan, dan praktik
keagamaan yang mengakar pada tradisi dan secara kontinu
berkembang serta tetap eksis karena memenuhi kebutuhan masyarakat.
Semua kelompok etnik mempunyai nilai dan keyakinan yang
berinteraksi dengan sistem komunitas untuk mempengaruhi
kesehatan warganya. Data dalam komponen ini dapat diperoleh melalui
kuisioner yang diberikan kepada keluarga.Pertanyaan yang terdapat
didalamnya meliputi bagaimana persepsi warga tentang keharusan
rutin kontrol hipertensi, keyakinan warga terkait perilaku yang
mempengaruhi gejala hipertensi dan keyakinan yang dianut.
2.2 Pengkajian Subsistem Komunitas
a. Lingkungan Fisik
- Pemukiman
Luas bangunan
Bentuk bangunan : Rumah, petak, asrama, pavilyun
Jenis bangunan : Permanen, semi permanen, non
permanen
Atap rumah : Genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes
Dinding : Tembok, kayu, bambu, atau lainnya
sebutkan
Lantai : Semen, tegel, keramik, tanah, kayu,
atau lainnya sebutkan.
Ventilasi : Kurang atau lebih dari 15-20 % dari luas
lantai
Pencahayaan : Kurang, baik
4
Penerangan : Kurang, baik
- Sanitasi
Penyediaan air bersih (MCK).
Penyediaan air minum
Pengelolaan jamban bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air.
Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara
lainnya sebutkan.
Polusi udara, air, tanah, atau suara/kebisingan.
Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya sebutkan.
- Fasilitas
Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain.
Pekarangan
Sarana olah raga
Taman, lapangan
Ruang pertemuan
Sarana hiburan
Sarana ibadah
Batas-batas wilayah : Sebelah utara, barat, timur dan selatan.
Kondisi geografis : Ketinggian, cuaca, suhu, sector pertenin,
perikanan, jenis tanah, perairan.
b. Pendidikan
Pendidikan atau tingkat pengetahuan penting dalam pengkajian
karena untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan warga sekitar
tentang penyakit hipertensi. Yang perlu dikaji dalam subsistem
pendidikan atau tingkat pengetahuan yaitu statistik tingkat
5
pendidikan masyarakat, jenis pendidikan masing masing anggota
keluarga dan ketersediaan fasilitas kesehatan di masing masing
sekolah.Tinggi rendahnya pendidikan dapat mempengaruhi
penerimaan informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan,
sehingga informasi yang didapat bervariasi tergantung tingkat
pendidikan masyarakat atau penderita hipertensi.
c. Keamanan dan Transportasi
- Keamanan
Sistem keamanan lingkungan
Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan bencana
Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah.
- Transportasi
Kondisi jalan
Jenis tranportasi yang dimiliki
Sarana transportasi yang ada
d. Politik dan Pemerintahan
Politik dan pemerintahan sangat berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat terutama dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan
untuk menunjang kesehatan warga sekitar. Di masyarakat yang
perlu dikaji adalah bagaimana struktur pemerintahan dusun, ada
atau tidaknya proker pemerintahan terkait kesehatan dan
kesejahteraan warga serta ada atau tidaknya pengawasan
puskesmas. Kepala desa atau kepala dusun dapat
berkolaborasi dengan puskesmas setempat untuk mengadakan
POSBINDU PTM, memberikan pelatihan kepada kader untuk
membantu penderita hipertensi mengontrol penyakitnya dan
memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat desa
terutama penderita hipertensi.
e. Pelayanan Sosial
- Pelayanan kesehatan
6
Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader).
Jumlah kunjungan
Sistem rujukan
- Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan).
Lokasi
Kepemilikan
Kecukupan
f. Komunikasi
Sistem komunikasi dalam masyarakat sangatlah penting dalam
menerima informasi terutama terkait dengan hipertensi. Sarana
komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan kesehatan
(misalnya: televisi, radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada
komunitas). Dalam subsistem komunikasi yang perlu dikaji adalah
penggunaan alat komunikasi (telepon, handphone, tv, radio, koran,
surat, dll), ketersediaan papan informasi di daerah sekitar, ada
atau tidaknya pelaksanaan penyuluhan hipertensi sebelumnya,
media yang digunakan dalam penyuluhan, tempat
dilaksanakannya penyuluhan dan berapa kali sudah terpapar
penyuluhan.Sarana komunikasi dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai hipertensi. Penderita
hipertensi hanya perlu telepon pelayanan kesehatan atau petugas
kesehatan untuk berkonsultasi mengenai penyakitnya. Ketersediaan
papan informasi tentang hipertensi di daerah sekitar dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya penderita
hipertensi.
g. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas perlu diketahui apakah sudah
mencukupi dengan standar yang ada, sehingga upaya pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat efektif.Hal hal yang perlu dikaji
adalah jenis pekerjaan warga sekitar, jumlah penghasilan rata-rata
keluarga tiap bulan, ketersediaan lapangan kerja dan ada atau
7
tidaknya industri yang terdapat di komunitas. Jenis pekerjaan yang
berat atau membutuhkan pemikiran yang berat dapat menyebabkan
sterss sehingga tekanan darah menjadi meningkat. Tinggi rendahnya
tingkat sosial ekonomi mempengaruhi penderita hipertensi dalam
melakukan pengobatan, sehingga pengobatan yang dijalankan
beragam dan adanya bantuan asuransi kesehatan dapat
membantu penderita hipertensi dalam pembiayaan
pengobatannya.
h. Rekreasi
Hal hal yang perlu dikaji dalam subsistem rekreasi adalah
ketersediaan fasilitas rekreasi yang ada di komunitas, kualitas sarana
rekreasi, keterjangkauan tempat rekreasi oleh warga dan siapa saja
yang berkunjung.Data tersebut diperoleh dari hasil winshield
survey dan kunjungan rumah atau kegiatan bersantai dapat
menurunkan stress. Diketahui stress sendiri merupakan salah satu
penyebab hipertensi, karena pikiran yang terlalu tegang dan banyak
masalah menyebabkan tekanan darah tinggi, sehingga rekreasi
diperlukan bagi penderita hipertensi untuk menenangkan pikiran
terkait penyakitnya ataupun masalah yang dihadapi dan mencegah
kekambuhan
8
2. Manajemen Kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang
terpapar informasi
Skoring
Skoring bertujuan untuk menentukan diagnose prioritas dalam proses
keperawatan. Scoring dilakukan dengan mempertimbangkan 12 aspek.
Keterangan:
A: sesuai dengan peran perawat komunitas
B: sesuai dengan program pemerintah
C: sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan
D: resiko terjadi
E: resiko parah Pengisian Skoring
F: minat masyarakat 1: sangat rendah
G: kemudahan untuk diatasi 2: rendah
H: tempat 3: cukup
I: dana 4: tinggi
J: waktu 5: sangat tinggi
K: fasilitas
L: petugas
Jadi prioritas masalah pada asuhan keperawatan komunitas pasien hipertensi yang
sering terjadi yaitu : manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang
terpapar informasi terkait hipertensi.
9
2.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan kurang terpapar
informasi.
Setelah dilakukan kunjungan selama 3 x diharapkan manajemen kesehatan
meningkat dengan kriteria hasil :
- Melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko meningkat (5)
- Menerapkan program perawatan meningkat (5)
- Aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan kesehatan
meningkat (5)
- Verbalisasi kesulitan dalam menjalani program perawatan/pengobatan
menurun (5)
Intervensi utama :
- Edukasi Kesehatan
Observasi:
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Identikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi priklaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik:
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
Ajarkan prilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
- Pelibatkan Keluarga
Observasi :
Identifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan.
Terapeutik :
Ciptakan lingkungan terapeutik pasien dengan keluarga dalam
perawatan
10
Diskusikan cara perawatan dirumah
Motivasi keluarga mengembangkan aspek positif rencana
perawatan
Fasilitasi keluarga membuat keputusan perawatan
Edukasi :
Jelaskan kondisi pasien pada keluarga
Informasikan tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga
Informasikan harapan pasien kepada keluarga
Anjurkan keluarga bersikap asertif dalam perawatan
Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
- Edukasi Program Pengobatan
Observasi :
Identifikasi pengetahuan tentang pengobatan yang
direkomendasikan
Identifikasi penggunaan pengobatan tradisional dan kemungkinan
efek terhadap pengobatan
Terapeutik :
Fasilitasi informasi gtertulis atau gambar untu meningkatkan
pemahaman
Berikan dukungan untuk menjalani program pengobatan dengan
baik dan benar
Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada pasien
selama pengobatan
Edukasi :
Jelaskan manfaat dan efek samping pengobatan
Jelaskan strategi mengelola efek samping obat
Jelaskan cara penyimpanan pengisian kembali atau pembelian
kembali dan pemantauan sisa obat
Jelaskan keuangan dan kerugian program pengobatan, jika perlu
Informasikan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan selama
pengobatan
Anjurkan memonitor perkembangan keefektifan pengobatan
11
Anjurkan mengkonsumsi obat sesuai indikasi
Anjurkan bertanya jika ada sesuatu yang tidak dimengerti sebelum
dan sesudah pengobatan dilakukan
Ajarkan kemampuan melakukan pengobatan mandiri
2.5 IMPLEMENTASI
1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan kurang terpapar
informasi.
a. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Mengidentifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan
c. Menganjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
d. Mengidentifikasi pengetahuan tentang pengobatan yang
direkomendasikan yang sesuai dengan pasien hipertensi
e. Mengidentifikasi pengobatan tradisional dan kemungkinan efek
terhadap pengobatan.
f. Menyediakan materi dan media penkes tentang hipertensi (pengertian,
tanda gejala, penyebab, pencegahan , komplikasi, pengobatan dan diit
untuk pasien hipertensi)
g. Menjelaskan materi pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan faktor
risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
h. memberikan kesempatan untuk bertanya
i. mengajarkan kemampuan melakukan pengobatan hipertensi mandiri
dirumah.
j. Memberikan informasi mengenai fasilitas kesehatan yang dapat
digunakan untuk pengobatan.
2.6 EVALUASI
Evaluasi adalah suatu proses perbandingan antara status kesehatan
klien dengan hasil yang diharapkan.Penilaian hasil menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan.
Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan
proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan
12
evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009). Evaluasi dilakukan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan,
membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian,
perencanaan dalam pelaksanaan (mubarak, dkk. 2009).
Evaluasi disusun menggunakan SOAP :
S :Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O :Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif.
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif
P :Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
(Suprajitno dalam Wardani, 2013)
Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
1. Evaluasi Berjalan (Sumatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam
bentuk pengisan format catatan perkembangan dengan
berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga.
Format yang dipakai adalah format SOAP.
2. Evaluasi Akhir (Formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan
antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangaan
diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses
keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data,
masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi. Instrumen yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi secara formatif adalah
lembar pre dan post test.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Proses Asuhan Keperawatan komunitas pada pasien hipertensi dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
A. Pengkajian, dalam pengkajian penulis mendapatkan data yang didapati
bahwa diagnosa yang sering muncul pada pasien hipertensi adalah: Nyeri
E. Evaluasi
14
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang
pelaksanaan
3.2 SARAN
Bagi Pasien Hipertensi disarankan sebaiknya untuk selalu menjaga pola
makan dan diit serta mengurangi rasa stress. Masyarakat juga perlu
memperbanyak literasi bacaan atau informasi tentang penyakit hipertensi,
penyebab dari hipertensi, tanda dan gejala dari hipertensi, komplikasi dari
gastritis, manajemen stress dan diet rendah garam bagi pasien hipertensi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16