Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
Citra Algiatie Subagja NIM. 032015006
Dina Inayati NIM. 032015011
Fikri Rizki Fadlurrahman NIM. 032015018
Hasna Rohadatul ‘Aisy NIM. 032015020
Meisa Sri Rahayu NIM. 032015027
Nurrani Sri Rahayu NIM. 032015035
Ria Permatasari NIM. 032015041
Yoghie Maroghie Jauhari NIM. 032015049
Choerunnisa Badjideh NIM. 032015050
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penyusun telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas 2 dengan
membahas “Hipertensi pada Lansia” dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan rekan-
rekan kami, sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi teratasi. Penyusunan
makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas 2 di Stikes ‘Aisyiyah Bandung.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penyusunan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada rekan-rekan yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 4
E. Penatalaksanaan Hipertensi........................................................................ 10
A. Simpulan .................................................................................................... 30
B. Saran ........................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan
anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan
peningkatan usia harapan hidup. Dengan makin meningkatnya harapan
hidup penduduk Indonesia, maka dapat diperkirakan bahwa insidensi
penyakit degeneratif akan meningkat pula. Salah satu penyakit degeneratif
yang mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi adalah
hipertensi. Hipertensi pada usia lanjut menjadi lebih penting lagi
mengingat bahwa patogenesis, perjalanan penyakit dan
penatalaksanaannya tidak seluruhnya sama dengan hipertensi pada usia
dewasa muda. Pada umumnya tekanan darah akan bertambah tinggi
dengan bertambahnya usia pasien, dimana tekanan darah diastolik akan
sedikit menurun sedangkan tekanan sistolik akan terus meningkat.
Penyakit degeneratif dan penyakit tidak menular mengalami
peningkatan resiko penyebab kematian, dimana pada tahun 1990, kematian
penyakit tidak menular 48 % dari seluruh kematian di dunia, sedangkan
kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah, gagal ginjal dan
stroke sebanyak 43% dari seluruh kamatian di dunia dan meningkat pada
tahun 2000 kematian akibat penyakit tidak menular yaitu 64 % dari
seluruh kematian dimana 60% disebabkan karena penyakit jantung dan
pembuluh darah, stroke dan gagal ginjal. Pada tahun 2020, diperkirakan
kematian akibat penyakit tidak menular sebesar 73% dari seluruh kematian
di dunia dan sebanyak 66% diakibatkan penyakit jantung dan pembuluh
darah, gagal ginjal dan stroke, dimana faktor resiko utama penyakit
tersebut adalah hipertensi.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Hipertensi!
2. Sebutkan etiologi Hipertensi!
3. Bagaimana patomekanisme Hipertensi?
4. Sebutkan tanda dan gejala Hipertensi!
5. Bagaimana penatalaksanaan Hipertensi?
6. Bagaimana cara diet Hipertensi?
7. Bagaimana pengkajian pada Hipertensi!
8. Sebutkan diagnosa keperawatan pada Hipertensi!
9. Sebutkan intervensi Keperawatan pada Hipertensi!
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Hipertensi.
2. Mengetahui etiologi Hipertensi.
3. Mengetahui patomekanisme Hipertensi.
4. Mengetahui tanda dan gejala Hipertensi.
5. Mengetahui penatalaksanaan Hipertensi.
6. Mengetahui cara diet Hipertensi.
7. Mengetahui pengkajian pada Hipertensi.
8. Mengetahui diagnosa keperawatan pada Hipertensi.
9. Mengetahui intervensi Keperawatan pada Hipertensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan
pada arteri. Hipertensi juga disebut dengan tekanan darah tinggi, di mana
tekanan tersebut dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah
sehingga hipertensi ini berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik dan
tekanan diastolik.
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik atau
sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial
150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia 50 tahun
memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring dengan
pertambahan usia.
Pada lansia hipertensi umumnya akibat dari vasokontriksi terkait
dengan penuaan, yang menyebabkan resistensi periper. Sejalan dengan
perubahan fisiologis normal penuaan, faktor-faktor resiko hipertensi
lainnya meliputi diabetes, ras, riwayat keluarga, dan jenis kelamin. Faktor-
faktor gaya hidup, seperti obesitas, asupan garam yang tinggi,
asupanalkohol yang berlebihan, dan penggunaan kontrasepsi oral, juga
membuat pasien beresiko tinggi mengalami hipertensi.
Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering ditemukan
menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit koroner. Lebih dari
separuh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung
dan serebrovaskuler.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas menjadi dua yaitu:
1. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan atau tekanan distolik sama atau lebih dari 90 mmHg. Hipertensi
ini biasanya dijumpai pada usia pertengahan.
5
6
B. Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi
adalah:
a. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat).
b. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan).
c. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
7
d. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr).
2) Kegemukan atau makan berlebihan.
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alcohol
6) Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit
seperti Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,
Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma,
Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme,
Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga
diakibatkan karena Obat–obatan Kontrasepsi oral, Kortikosteroid.
C. Patomekanisme Hipertensi
Patofisiologi hipertensi terdapat pada mekanisme yang mengatur atau
mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasonator. Pada medulla otak, dari pusat vasomotor inilah bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna, medulla spinalis ganglia simpatis di toraksdan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis keganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron pre ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah. Berbagai
fakto rseperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meski tidak diketahui
dengan jelas mengapa bias terjadi hal tersebut.
8
HT Primer HT Sekunder
Harapan tidak
Res. Penurunan curah jantung Vasokontroksi PD terpenuhi
↓ Lemah
angiotensinogen renin
Ketidakse Koping individu
imbangan inefektif
Intoleransi
Angiotensin 1 nurisi
aktifitas
ACE kurang
Angiotensin 2 dari
Kompensasi meningkatkan
kebutuha
kerja jantung
n tubuh
Sekresi aldosteron
Peningkatan TD Rasa lelah
Reabsorsi Na & air
sekresi K dan H
Pen.intravaskuler
Pen.tekanan pd
Pen. Cairan ekstracell otak
TIO meningkat
Res.cedera Pen.kesadaran
10
E. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Prosedur Diagnostic
a. Pemeriksaan Fisik
Pengukuran tekanan darah yang akurat menjadi kunci penting
untuk mendiagnosis hipertensi. Bebrapa pengukuran yang
terpisah selama periode beberapa minggu akan digunakan sebagai
penentuan diagnostic. Pasien akan diukur tekanan darahnya 2-3
kali pengukuran terpisan berjeda 2menit untuk setiap kunjungan.
Saat akan dilakukan pemeriksaan sebaiknya duduk istirahat
selama 5menit sebelum pengukuran tekanan darah. pengukuran
tekanan darah dilakukan dalam kondisi duduk atau terlentang.
Pada orang tua tekanan darah sistolik akan dijadikan patokan
untuk memulai terapi.
11
F. Diet Hipertensi
Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
Diet rendah garam dan tinggi kalium.Diet rendah garam berfungsi untuk
menghilangkan resistensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Garam yang dimaksud
disini adalah garam natrium seperti NaCl (garam dapur), yang biasa
terdapat pada soda kue, baking powder, natrium benzoat, dan vetsin (mono
sodium glutamant/MSG).
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh
yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta
berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot dan umumnya asupan
makanan sehari-hari megandung lebih banyak kadar natrium dari pada
yang dibutuhkan oleh tubuh.
Menurut WHO gizi yang tepat untuk pasien dengan hipertensi adalah:
1. Kadar natrium
Sebaiknyanatrium dikonsumsi perharinya adalah 2400 mg yang setara
dengan 6 gr garam dapur. Dan dianjurkan untuk selalu menggunakan
garam beryodium dan penggunaan garam tidak lebih dari 1 sendok teh
per hari.
2. Meningkatkan pemasukan kalium
15
b. Riwayat keluarga
c. Peningkatan kadar lipid serum
d. Merokoksigaret berat
e. Penyakit ginjal
f. Terapi hormonkronis
g. Gagal jantung
h. Kehamilan.
2. Aktivitas/ Istirahat, gejala:
a. Kelemahan
b. Letih
c. Nafas pendek
3. Gaya hidup monoton, tanda:
a. Frekuensi jantung meningkat
b. Perubahanirama jantung
c. Takipnea
4. Sirkulasi, gejala:
a. Riwayat hipertensi
b. Aterosklerosis
c. Penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler
5. Integritas Ego, gejala:
a. Riwayat perubahan kepribadian
b. Ansietas
c. Faktor stress multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan
pekerjaan).
6. Eliminasi, gejala:
a. Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit
ginjal pada masa yang lalu).
7. Makanan/cairan, gejala:
a. Makananyang disukai yang mencakup makanan tinggi garam
b. Lemak serta kolesterol
c. Mual
18
penurunan
curah jantung.
5. Catat edema 5. Dapat
umum. mengindikasika
n gagal jantung,
kerusakan
ginjal dan
vaskuler.
6. Berikan 6. Dapat
lingkungan mengindikasika
tenang, n gagal jantung,
nyaman, kurangi kerusakan
aktivitas. ginjal dan
vaskuler.
7. Anjurkan tehnik 7. Dapat
relaksasi, menurunkan
panduan rangsangan
imajinasi, yang
aktivitas menimbulkan
pengalihan. stress,
membuat efek
tenang,
sehingga akan
menurunkan
diuretik. menurunkan
tekanan darah.
22
perhatian
pada aktivitas
dan perawatan
diri.
3. Dorong klien
memajukan 3. Konsumsi
aktivitas/toleransi oksigen
perawatan diri. miokardiak
selama berbagai
aktivitas dapat
meningkatkan
jumlah oksigen
yang ada.
Kemajuan
aktivitas
bertahap
mencegah
peningkatan
tiba-tiba pada
4. Berikan bantuan kerja jantung.
sesuai 4. Teknik
kebutuhan dan penghematan
anjurkan energi
penggunaan kursi menurunkan
saat mandi, penggunaan
menyikat gigi energi dan
dengan duduk sehingga
dan membantu
sebagainya. keseimbangan
suplai dan
kebutuhan
24
selama 1 jam
setelah makan.
6. Analgetik
6. Kolaborasi
menurunkan
26
diazepam dll.
komplikasinya,
misalnya,
stroke, penyakit
ginjal, gagal
jantung,
kelebihan
masukan garam
memperbanyak
volume cairan
intra vaskuler
dan dapat
merusak ginjal
yang lebih
memperburuk
hipertensi.
3. Tetapkan 3. Motivasi untuk
keinginan klien penurunan berat
menurunkan badan adalah
berat badan. internal.
Individu harus
berkeinginan
untuk
menurunkan
berat badan,
bila tidak maka
program sama
sekali tidak
berhasil.
4. Kaji ulang 4. Mengidentifika
masukan kalori si
harian dan kekuatan/kelem
28
PENUTUP
A. Simpulan
Hipertensi pada lansia umumnya akibat dari vasokontriksi terkait
dengan penuaan, yang menyebabkan resistensi periper. Sejalan dengan
perubahan fisiologis normal penuaan, faktor-faktor resiko hipertensi
lainnya meliputi diabetes, ras, riwayat keluarga, dan jenis kelamin. Faktor-
faktor gaya hidup, seperti obesitas, asupan garam yang tinggi,
asupanalkohol yang berlebihan, dan penggunaan kontrasepsi oral, juga
membuat pasien beresiko tinggi mengalami hipertensi.
B. Saran
Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan
kejiwaan, maka perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan
pada berbagai tingkatan usia harus dan wajib tahu bagaimana konidisi
fisiologis pasiennya. Termasuk pada usia lanjut. Semoga makalah ini
dapat menjadi salah satu referensinya. Baik sebagai acuan dalam
pembelajaran, ataupun sebagai pedoman dalam tindakan asuhan
keperawatan pada klien usia lanjut.
30
DAFTAR PUSTAKA
Stockslager, L Jaime dan Liz Schaeffer. 2009. Buku Saku Asuhan Keperawatan
Geriatrik. Jakarta. EGC.
Smeltzer C, Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Volume 3. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.