PRAKTIK KLINIK
GERONTIK SEMESTER V
T.A. 2023/ 2024
( ) ( )
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan karunia-Nya Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan
Keperawatan gerontik pada Pasien HIPERTENSI” dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
Hormat Penulis,
i
Daftar isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................1
Daftar isi.......................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Konsep Medik.....................................................................................................3
2.1 Definisi............................................................................................................3
2.2 Etiologi............................................................................................................3
2.4 Patofisiologi....................................................................................................5
2.5 Pathway..........................................................................................................7
2.7 Penatalaksanaan..............................................................................................8
2.9 Pengkajian.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................23
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
3
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Medik
2.1 Definisi
Pengertian hipertensi menurut Chobanian di dalam Kurnia (2021)
adalah kondisi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg berdasarkan dua atau lebih
pengukuran tekanan darah.
Pengertian hipertensi Menurut bruner & suddart dalam (Istichomah,
2020) hipertensi merupakan kondisi yang tidak normal dimana tekanan darah
meningkat melebihi batas normal yang dapat mengganggu kerja organ dan
dapat menyebabkan komplikasi penyakit seperti stroke serta penyakit arteri
coroner. Hipertensi masuk dalam the silent killer dimana seseorang yang
mengalami hipertensi tidak menyadari bahwa tubuhnya terkena hipertensi
apabila tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah.
Menurut (Hariawan & Tatisina, 2020) hipertensi adalah kondisi
dimana peningkatan tekanan darah individu meningkat diatas normal dan
meningkatkan angka kematian. Penyakit hipertensi masih menjadi persoalan
besar masalah kesehatan yang apabila tidak diatasi dengan baik akan
mengakibatkan keparahan lainnya. Dibutuhkan penatalaksanaan hipertensi
yang tepat dan akurat.
2.2 Etiologi
Menurut (Purwono et al., 2020) penyebab hipertensi secara umum
terbagi menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Faktor penyebab yang tidak dapat dikendalikan antara lain :
1) Usia
4
lebih tinggi, terutama usia lanjut rentan terkena penyakit degeneratif
seperti hipertensi. Semakin bertambahnya usia jantung akanmengalami
penumpukan zat yang menyebabkan dinding arteri menebal. Sehingga
pembuluh darah akan kaku dan menyempit.
2) Jenis kelamin
Jenis kelamin dapat menjadi salah satu faktor resiko hipertensi, wanita
akan lebih beresiko daripada laki laki ketika sudah melewati fase
monopause. Hal ini dikarenakan hormon ekstrogen pada wanita akan
berkurang secara perlahan. Namun laki laki juga beresiko jika terbiasa
melakukan pola hidup yang tidak sehat.
3) Genetik
Seseorang yang memiliki keturunan sebelumnya terkena hipertensi
akan mempunyai resiko lebih tinggi, di karenakan peningkatan kadar
sodium intraseluler yang mengakibatkan kadar potasium menurun
dalam tubuh.
b. Faktor yang bisa diubah
5
Garam yang dikonsumsi dengan berlebihan akan menyebabkan
natrium diserap oleh pembuluh darah sehingga terjadi retensi air yang
berakibat meningkatnya volume pembuluh darah
2.4 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotordihantarkan dalam bentuk implus
yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron pre- ganglion melepaskan asetilkolin, yang
merangsang serabut saraf pascaganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai factor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Klien dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang
6
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal
menyekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan
renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat, yang pada
akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume instravaskuler. Semua factor tersebut cenderung
menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2016).
7
2.5 Pathway
8
lebih 95% dari kasus hipertensi disebabkan oleh hipertensi primer atau
esensial. Faktor yang mempengaruhi hipertensi esensial ini seperti,
lingkungan, sistem renin-angiotensin, genetik, hiperaktivitas susunan saraf
simpatis, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler dan
faktor-faktor yang berisiko meningkatkan tekanan darah seperti obesitas dan
merokok (Ayu, 2021)
2.7 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan.
9
darah menurun serta penurunan aktivitas renin dan aldosteron dalam
plasma.
b. Penatalaksanaan medis.
Untuk memilih obat anti hipertensi terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya memiliki efektivitas yang tinggi, Memberikan
efek samping yang ringan, Mengutamakan obat oral, Harga obat relatif
murah sehingga memungkinkan dijangkau oleh klien tanpa mengurangi
kualitas obat, Memungkinkan untuk dikonsusi dalam jangka panjang.
Antara lain obat hipertensi yaitu obat obat golongan betablocker yang
berfungsi menghambat hormon adrenalin sehingga dapat mengontrol
tekanan darah misalnya atenol, bisoprolol, metoprolol. Selain itu
diuretik juga menjadi salah satu obat yang sering dianjurkan untuk
penderita hipertensi yang bekerja dengan cara mengeluarkan natrium
dan cairan dalam tumbuh yang berlebih (Setiani, 2018)
Untuk mengetahui hasil dari tekanan sistolik dan diastol dari penderita
hipertensi sehingga mengetahui peningkatan volume tekanan darah
1
serta kreatinin
1
B. Konsep Asuhan Keperawatan
2.9 Pengkajian
b. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital:
a) Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri, anxietas, atau
hipotensi
b) Tachikardi (respon stres, hipovolemi)
c) Penurunan tidak ada nadi pada bagian distal yang cedera, pengisian
2. Kapiler lambat, pucat pada bagian yang terkena.
3. Pembengkakan jaringan atau masa hematoma pada sisi cedera
4.Hilang gerakan/ sensasi, spasme otot
5. Kebas/ kesemutan (parastesis)
6. Deformitas lokal: angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi
7. Spasme otot, terlihat kelemahan/ hilang fungsi
8. Agitasi, berhubungan dengan nyeri, anxietas atau trauma lain
9. Spasme/ kram otot (setelah imobilisasi)
10. Laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, perubahan warna
11. Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap/ hati-hati)
1
2.10 Diagnosa Keperawatan
1
1
Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala Terapeutik :
menurun (5) nyeri
Meringis Terapeutik : 1. Tindakan ini
menurun (5) memungkinkan klien
Frekuensi nadi 1. Berikan teknik non untuk mendapatkan
membaik (5) farmakologis untuk rasa kontrol terhadap
mengurangi nyeri ( nyeri.
relaksasi nafas dalam Edukasi :
Edukasi :
1. Pasien mengetahui
1. Jelaskan penyebab, penyebab nyeri
periode, dan pemicu 2. Pasien mengetahui
nyeri tindakan yang
2. Jelaskan strategi dilakukan saat nyeri
meredakan nyeri muncul
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Kolaborasi 1. Agen-agen ini secara
pemberian analgetik, sistematik
jika perlu menghasilkan
relaksasi umum dan
menurunkan
inflamasi sehingga
mengurangi rasa
nyeri
Kode : D.0056 Toleransi aktivitas Manajemen energi : I.
: L.05047 05178 Observasi :
Intoleransi
aktivitas Setelah dilakukan Observasi : 1. Mengetahui
berhubungan tindakan keperawatan penyebab kelelahan
dengan kelemahan, selama 3x24 1. Identifikasi gangguan 2. Mengobservasi
ketidakseimbangan jam diharapkan aktivitas fungsi tubuh yang kelelahan yang
suplai dan meningkat dengan mengakibatkan terjadi
kebutuhan oksigen kriteria hasil: kelelahan Terapeutik :
2. Monitor kelelahan
Frekuensi nadi fisik 1. Melatih anggota
meningkat (5) Terapeutik : gerak
Saturasi oksigen Edukasi :
meningkat (5) 1. lakukan latihan
Keluhan lelah rentang gerak pasif 1. Mencegah terjadinya
menurun (5) dan/aktif kelelahan berlebih
Dispnea saat Edukasi : 2. Aktivitas secara
aktivitas bertahap agar pasien
1. Anjurkan tirah dapat rerlatih
menurun (5)
baring Kolaborasi ;
Dispnea setelah
2. Anjurkan melakukan
aktivitas 1. Agar nutrisi pasien
aktivitas secara
menurun (5) terpenuhi dan dapat
bertahap
menambah energi
1
1
Kolaborasi ; bagi pasien
Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
Kode : D.0136 Tingkat cedera : Pencegahan cedera :
L.14136 I.14537 Observasi :
Resiko cidera
dibuktikan dengan Setelah dilakukan Observasi : 1. Mengetahui adanya
ketidak normalan tindakan keperawatan bahaya pada area
profil darah selama 3x24 1. Identifikasi area lingkungan pasien
jam diharapkan tingkat lingkungan yang yang berpotensi
cidera pasien dapat berpotensi menyebabkan cidera
menurun dengan kriteria menyebabkan cedera 2. Mencegah adanya
hasil: 2. Identifikasi obat yang obat yang berpotensi
berpotensi menyebabkan cidera
Tekanan darah menyebabkan cedera Terapeutik :
membaik (5) Terapeutik :
Frekuensi nadi 1. Sosialisasikan pasien 1. Mengetahui
membaik (5) dan keluarga dengan bagaimana keadaan
lingkungan ruang lingkungan ruang
rawat ( mis , rawat
penggunaan telepon , 2. Agar pasien tidak
tempat tidur , jatuh atau cidera saat
penerangan dan lokasi perawatan
kamar mandi ) 3. Agar pasien tidak
jatuh atau cidera saat
2. Pastikan roda tempat tidur
tidur atau kursi roda 4. Mengetahui terapi
dalam kondisi fisik yang tepat
terkunci untuk pasien
3. Gunakan pengaman
tempat tidur sesuai
dengan kebijakan
fasilitas pelayanan
kesehatan
4. Diskusikan mengenal
latihan dan terapi fisik
yang diperlukan -
5. Diskusikan bersama
anggota keluarga
yang dapat
mendampingi pasien
1
2
6. Tingkatan frekuensi Edukasi :
observasi dan
pengawasan pasien, 1. Mengetahui tujuan
sesuai kebutuhan dari intervensi yang
sedang dilakukan
Edukasi : 2. Agar pasien dapat
merasakan kondisi
1. Jelaskan alasan tubuhnya sebelum
intervensi bangkit dari tempat
pencegahan jatuh tidur
ke pasien dan
keluarga
2. Anjurkan berganti
posisi secara
perlahan dan
duduk selama
beberapa menit
sebelum berdiri
Kode : D.0022 Keseimbangan cairan : Pemantauan cairan :
L.05020 I.03121 Observasi :
Hipervolimia
berhubungan Setelah dilakukan Observasi : 1. Mengetahui
dengan kelebihan tindakan keperawatan perubahan
asupan cairan selama 3x24 1. Monitor frekuensi dan frekuensi dan
jam diharapkan kekuatan nadi kekuatan nadi
keseimbangan cairan pasien
2. Monitor tekanan
pasien dapat meningkat 2. Mengetahui
darah
dengan kriteria hasil: perubahan
3. Monitor intake dan - tekanan darah
Tekanan darah pasien
output cairan
membaik (5) 3. Mengetahui
Denyut nadi 4. Identifikasi tanda - perubahan Intek
radial membaik tanda hipervolemia ( dan output cairan
(5) mis dispnea , edema tubuh pasien
perifer , edema 4. Mengetahui
anasarka , JVP adanya tanda-
meningkat , CVP tanda
meningkat , refleks hipervolimia
hepatojugular positif , 5. Mengetahui apa
berat badan menurun saja faktor resiko
dalam waktu singkat ) ketidak
seimbangan
5. Identifikasi faktor
cairan pasien
risiko
ketidakseimbangan
cairan ( mis . prosedur
pembedahan mayor ,
trauma / perdarahan ,
2
2
luka bakar , aferesis ,
obstruksi intestinal ,
peradangan pankreas ,
penyakit ginjal dan Terapeutik :
kelenjar , disfungsi
1. Mengetahui
intestinal )
efektivitas
Terapeutik : tindakan yang
sudah dilakukan
1. Atur interval waktu
pemantauan sesuai 2. Mengetahui
dengan kondisi perkembangan
pasien kesehatan pasien
2
kesehatan seberapa tingkat
2. Jadwalkan keingintahuan
pendidikan keseh pasien
atan sesuai Edukasi :
kesepakatan
3. Berikan 1. Agar pasien
kesempatan untuk mengetahui
bertanya faktor apa saja
Edukasi : yang dapat
mempengaruhi
1. Jelaskan faktor 2. Pasien
resiko yang dapat mengetahui
mempengaruhi bagaimana
kesehatan perilaku hidup
2. Ajarkan perilaku bersih dan sehat
hidup bersih dan
sehat
Menurut (Kozier, 2010) Implementasi keperawatan adalah sebuah fase dimana perawat
melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan
terminologi NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan yang
merupakan tindakan keperawatan khusus yang digunakan untuk melaksanaan intervensi.
2.2.5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan menurut (Kozier, 2010) adalah fase kelima atau terakhir dalam
proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri
dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program berlangsung.
Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan informasi
efektifitas pengambilan keputusan.
2
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi mengenai konsep dasar hipertensi dan konsep asuhan
keperawatan teoritis pada klien dengan diagnosa medis hipertensi dapat disimpulkan bahwa, hipertensi
merupakan pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan
berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika dibiarkan. Bahkan, gangguan
ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian.
Diagnosa keperawatan yang didapat pada asuhan keperawatan teoritis hipertensi ini yaitu sebagai
berikut :
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard.
2. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen
4. Resiko cidera dibuktikan dengan ketidak normalan profil darah
5. Hipervolimia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan
Jangan tambahkan garam di meja makan dan hindari makanan asin, makanan cepat
saji, makanan kaleng dan bumbu penyedap makanan/vetsin.
Ukur kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur.
Minumlah obat secara teratur, sesuai instruksi dokter
2
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Z. (2020). Komplikasi Hipertensi Dalam Kaitannya Dengan
Pengetahuan Pasien Terhadap Hipertensi Dan Upaya Pencegahannya.
Jurnal Penelitian Keperawatan Medik, 2(2),44–51.
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM/article/view/289