Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI DIRUANG INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

DISUSUN OLEH :

M.REZKI AULIA RAHMAN

14420231010

KELOMPOK : 1

Preseptor Institusi Preseptor Lahan

(……………………………………….) (……………………………………….)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2023
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan
kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan
laporan Asuhan Keperawatan Hipertensi tepat waktu.

Selain itu saya juga sadar bahwa pada laporan saya ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu saya mengharapkan masukan dan saran untuk
kemudian dapat saya revisi dan saya tulis di masa yang selanjutnya, saya menyadari bahwa tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Dan semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat.

Makassar, 10 September 2023

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................... 2


Daftar Isi ............................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 4
B. Tujuan................................................................................................................ 5
C. Manfaat.............................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian .......................................................................................................... 6
B. Penyebab ........................................................................................................... 7
C. Patofisiologi ...................................................................................................... 9
D. Penatalaksanaan................................................................................................. 10
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ......................................................................................................... 12
B. Diagnosa Keperawatan ...................................................................................... 14
C. Perencanaan Keperawatan ................................................................................ 15
D. Implementasi ..................................................................................................... 18
E. Evaluasi ............................................................................................................. 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG :
Salah satu penyakit yang sering dialami oleh lansia adalah hipertensi. Hipertensi sering
disebut sebagai pembunuh terselubung. Hepertensi tidak memberikan gejala kepada
penderita. Namun bukan berarti hal ini tidak berbahaya. Pada umumnya semua gangguan
medis yang timbul biasanya diikuti dengan tanda dan gejalanya. Namun hal ini tidak berlaku
pada hipertensi. Hipertensi cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Fakta yang ada
menunjukkan hipertensi lebih banyak menyerang pada: orang usia dewasa, muda dan awal
paruh baya. Perbandingan hipertansi lebih banyak menyerang laki-laki dari pada perempuan
(Santoso, 2010).
Di Indonesia sesuai survey yang dilakukan pada masyarakat selama ini yang telah
dikumpulkan angka-angkanya, prevelensi hipertensi berkisar 6-15% dari seluruh penduduk
di Indonesia (Santosa, 2014).
Salah satu penyebab kejadian hipertensi adalah gaya hidup yang kurang sehat. Gaya
hidup dapat diklasifikasikan menjadi beberapa komponen yang berkaitan dengan kejadian
hipertensi yaitu terdiri dari minum kopi, merokok, merawat berat badan tetap ideal, aktif
beraktivitas dan minum alkohol. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya hipertensi
dimana merokok dapat merusak jantung dan sirkulasi darah dan meningkatkan resiko
penyakit jantung dan stroke, merawat badan tetap ideal yaitu aktif beraktivitas dapat
melindungi dari penyakit hipertensi, selain itu aktif beraktivitas secara teratur dapat
membantu menurunkan tekanan darah dan memperbesar penurunan berat badan dan batasi
minum alkohol karena apabila seseorang minum alkohol berlebihan tidak hanya
meningkatkan tekanan darah tetapi juga menaikkan berat badan. Selain itu, mengkonsumsi
alkohol berlebih dapat menyebabkan resistensi pada terapi antihipertensi dan berisiko
terjadinya beberapa penyakit lain seperti stroke dan jantung (Yusuf, 2008). Gaya hidup
merupakan faktor terpenting yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup
yang tidak sehat, dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, misalnya; Makanan,
aktifitas fisik, stres, dan merokok (Puspitorini, 2009).Hipertensi dapat berakibat meluas
seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan infark miokard. Timbunan lemak atau plak
didalam dinding arteri koroner pada jantung, arteri yang menuju otak serta tungkai
menyebabkan terjadinya penyempitan arteri sehingga tekanan darah meningkat. Hal ini
memungkinkan penyandang penyakit ini akan memiliki resiko tinggi terkena stroke.

4
Peningkatan tekanan darah diotak menyebabkan pecahnya pembuluh arteri. Biasanya
hipertensi menyebabkan keadaan jantung bekerja menjadi berat atau memompa darah,
volume jantung membesar dan dinding menipis sehingga akhirnya menyebabkan gagal
jantung. Komplikasi lain dari jantung yaitu perdarahan, infark serebral, thrombosis, retinopati
hipertensif pada mata, hipertensi pada jantung, nefroksklerosis pada ginjal dan kegagalan faal
ginjal. Apabila hipertensi tidak ditanggulangi secara baik maka akan mengakibatkan
gangguan ginjal dan pembuluh darah sistem syaraf pusat. Keadaan ini akan memperpendek
usia penderita dan sekitar 10- 12% mengalami kematian (Hasan, 2010).
Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakit tidak
menjadi lebih parah, tentunya harus disertai pemakaian obat – obatan yang ditentukan oleh
dokter. Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, Harus diambil pencegahan tindakan
yang baik, antara lain dengan cara pembatasan konsumsi, maksimal 2 gram garam dapur
untuk diet setiap hari. Menghindari kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan
normal atau tidak berlebihan. Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol
darah tidak terlalu tinggi, kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya
endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah, lama kelamaan jika endapan kolesterol
bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah. Olahraga
secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh nadi.
Olahraga yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh (latihan
isotonik atau dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan
melakukan olahraga yang menegangkan seperti tinju, gulat atau angkat besi, karena latihan
yang berat bahkan dapat menimbulkan hipertensi, makan buah dan sayuran segar karena
mengandung banyak vitamin dan mineral, buah yang banyak mengandung mineral kalium
dapat membantu menurunkan tekanan darah, tidak merokok dan tidak minum alkohol
(Gunawan, 2010).

B. TUJUAN
1. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan masalah hipertensi
2. Mampu melakukan diagnose pada klien.
3. Mampu membuat rencana keperawatan.
4. Mampu membuat tindakan keperawatan.
5. Mampu melakukan evaluasi keperawatan.

C. Manfaat
Sebagai area riset dan penelitian keperawatan dengan temuan yang dapat digunakan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
5
Dalam sistem pelayanan kesehatan secara umum, perawat dapat menggunakan standar untuk
mengkomunikasikan inti asuhan keperawatan kepada konsumen dan profesi kesehatan yang lain.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR TEORI HIPERTENSI

1. Pengertian
a. Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada
pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Arif
Muttaqin, 2009).
b. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi
adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan
darah (Mansjoer,2000 : 144)
c. Menurut Kaplan (Bapak Ilmu Penyakit Dalam), memberikan batasan dengan
membedakan usia dan jenis kelamin sebagai berikut :
1) Pria, usia < 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu
berbaring 130/90 mmHg.
2) Pria, usia > 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya > 145/95
mmHg.
3) Pada wanita tekanan darah 160/95 mmHg, dikatakan hipertensi.

Table 1: Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003)


Klasifikasi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi stage I 140-150 90-99

Hipertensi stage II >150 >100

6
(Arif Muttaqin, 2009).

Table 2: Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 Tahun Keatas

Klasifikasi Sistolik Diastolik

(mmHg) (mmHg)

Normal <130 <85

Normal tinggi 130 – 139 85 – 89

Hipertensi

Stadium 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99

Stadium 2 (sedang) 160 – 179 100 - 106

Stadium 3 (berat) 180 - 209 110 - 119

Stadium 4 (sangat berat) ≥210 ≥210

The Joint Nation Committee on Detektion, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure membuat klasifikasi baru tentang hipertensi, (Price, 2005).

2. Etiologi (Penyebab)
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai
respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa
faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi ( Lany Gunawan, 2001)

a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.

b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.

c. Stres karena lingkungan.

d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany
Gunawan, 2001 )
7
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hiperrtensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan
10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa
factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai
berikut :

1) Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi

2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur ( jika
umur bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi
dari perempuan ) dan ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan
berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum
obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya nonepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap nonepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
8
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system


pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan
daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth,
2002 ).

4. Tanda Dan Gejala


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit
kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja
terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah
yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
a. sakit kepala
b. kelelahan
c. mual
d. muntah
e. sesak nafas
f. gelisah
g. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.

9
h. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera..
5. Komplikasi
a. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, Penyakit jantung
seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA).
b. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
c. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung.
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
f. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7. Penatalaksanaan
Dibagi menjadi 2 golongan : farmakologi dan non farmakologi
a. Non farmakologi
1) Diet rendah garam dan lemak
2) Usahakan mempertahankan BB ideal
b. Farmakologi
Obat anti hipertensi yang diberikan harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1) Efek menurunkan tekanan darah efektif
2) Efek sanping sedikit
3) Pemberian sederhana
4) Harga relatif murah dan mudah didapatkan
Obat anti hipertensi yang diberikan antara lain:

1) Diuretik
Fungsi :
a) menurunkan volume plasma

10
b) mencegah ekspansi sekunder dari plasma
c) menurunkan retensi perifer dan tekanan darah
2) Vasodilator
Fungsi :
a) Mengembangkan pembuluh darah arteri
b) Mengurangi tahanan perifer
c) Menurunkan tekanan darah
3) Ace inhibitor
Fungsi :
a) Menghambat renin, angiotensin
b) Vasodilatasi
c) Menurunkan volume darah

11
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur
keadaan klien (keluarga) yang memakai patokan norma-norma kesehatan pribadi
maupun sosial serta integritas dan kesanggupan untuk mengatasi masalah.

1) Pengumpulan data
Pengkajian data yang dikumpulkan (Setiadi , 2008) adalah

a) Data umum
(1) Identitas kepala keluarga
(2) Komposisi kelaurga
(3) Genogram
(4) Tipe keluarga
(5) Latar belakang keluarga (etnis)
(6) Agama
(7) Status Sosial Ekonomi
(8) Aktivitas rekreasi keluarga
b) Tahap dan riwayat perkembangan keluarga
(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
(2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
(3) Riwayat keluarga sebelumnya
c) Data lingkungan
(1) Karakteristik rumah
(2) Karakteristik lingkungan komunis
(3) Mobilitas geografis keluarga
(4) Perkumpulan keluarga dan interaksi sosial keluarga
(5) Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga
d) Struktur keluarga
(1) Pola komunikasi
(2) Struktur kekuasaan
12
(3) Struktur peran
(4) Nilai dan normal keluarga
e) Pemeriksaan fisik
Yaitu pemeriksaan yang menggunakan pendekatan ”Head to toe” .

f) Pola kebiasaan pasien

1) Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton

Tanda :frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskuler

Tanda : Kenaikan TD, hipertensi postural, takhikardi, perubahan


warna kulit, suhu dingin

3) Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,
euphoria, factor stress multipel

Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue


perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang,
pernapasan menghela, peningkatan pola bicara

4) Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu

5) Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol

Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema

13
6) Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis

Tanda : perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,


perubahan retinal optic

7) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala
oksipital berat, nyeri abdomen

8) Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum,
riwayat merokok

Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan,


bunyi napas tambahan, sianosis

9) Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan

Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural

10) Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM , penyakit ginjal, Faktor resiko etnik, penggunaan
pil KB atau hormone

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral ditandai dngan pasien mengeluh nyeri kepala
b. Gangguan nutrisi berhubungan dengan masukan berlebihan sehubung dengan
kebutuhan metabolic,pola hidup monoton serta keyakinan budaya.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2 ditandai dengan pasien mengeluh sesak.

14
d. Kurang Pengetahuan (kebutuhan belajar),mengenai kondisi,rencana pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/daya ingat, ditandai dengan pasien
bertanya-tanya tentang penyakitnya
e. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.

3. Intervensi Keperawatan (Perencanaan)


a. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil : pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak
nyaman.
Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
Rasional : Meningkatkan relaksasi
2) Batasi aktivitas.
Rasional : Aktivitas yang meningkatkan vasokonstriksi menyebabkan sakit
kepala karena adanya peningkatan tekanan vaskuler serebral
3) Beri obat analgesic dan antiansietas(Diazepam) sesuai indikasi
Rasional : Menurunkan nyeri dan menurunkan rangsang system saraf
simpatik dan dapat mengurangi ketegangan serta ketidaknyamanan yang
diperberat oleh stress.
b. Gangguan nutrisi berhubungan dengan masukan berlebihan sehubung dengan
kebutuhan metabolik
Tujuan : Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dengan kegemukan
Kriteria Hasil :Menunjukkan perubahan pola makan dan mempertahankan
berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan yang optimal
Intervensi :
1) Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan
kegemukan
Rasional:kegemukan adalah resiko tambahan pada hipertensi
2) Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet

15
Rasional :Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam program diet
terakhir
3) Instruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat,hindari
makanan dengan kejenuhan lemak tinggi dan kolestrol
Rasional: Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolestrol
4) Berkolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi
Rasional :Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi
kebutuhan diet individu
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2.
Tujuan : klien dapat melakukan aktivitas
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan /
diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas.
Intervensi :
1) Kaji respon pasien terhadap aktivitas
Rasional : Mengkaji respon fisiologi terhadap stress aktivitas dan indicator
dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas
2) Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi, misalnya:
menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir rambut
Rasional : Menghemat energi,mengurangi penggunaan energi juga membantu
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
3) Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri.
Rasional : Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung
tiba-tiba.

d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi, rencana


pengobatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/daya ingat

Tujuan : Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan pengobatannya

Kriteria Hasil : pasien dapat mengidentifikasi efek samping obat.

16
Intervensi :

1) Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar,termasuk orang terdekat

Rasional :Untuk mengetahui sejauh mana pasien paham tentang


penyakitnya

2) Tetapkan dan nyatakan batas TD normal,menjelaskan tentang hipertensi


dan efek pada jantung,

Rasional : Memberi dasar untuk pemahaman tentang peningkatan TD

3) Bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko kardiovaskuler


yang dapat diubah

Rasional : Untuk menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi dan


penyakit kardiovaskuler

4) Atasi masalah pasien untuk mengidentifikasi cara perubahan gaya hidup


dan membahas bahayanya merokok

Rasional : Membantu mengarahkan pola hidup yang lebih sehat

e. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan


afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi
iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan
darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang
dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam
rentangnormal pasien.
Intervensi :
1) Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum
2) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

17
Rasional : Untuk mengetahui denyut karotis,jugularis,radialis dan femoralis
mungkin terpalpasi
3) Auskultasi bunyi jantung dan bunyi napas.
Rasional : Untuk mengetahui bunyi jantung S4(adanya hypertrofi atrium)dan
S3 (Hypertrofi ventrikel dan kerusakan fungsi),adanya krakles
4) Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
Rasional : Adanya pucat,dingin,kulit lembab dan masa pengisian kapiler
lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi
5) Catat edema umum.
Rasional : Mengindikasi gagal jantung,kerusakan ginjal atau vaskuler
6) Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
Rasional : Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis: Meningkatkan
relaksasi
7) Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi
Rasional : Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi TD dan
perjalan penyakit hipertensi
8) Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher
Rasional : Mengurangi ketidaknyaman dan dapat menurunkan rangsangan
simpatis
9) Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
Rasional : Untuk mengetahui respon terhadap reaksi obat
10) Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
Rasional : Menangani retensi cairan dengan respon hypertensi dengan
demikian dapat menurunkan beban kerja jantung.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi
5. Evaluasi

a. gangguan rasa nyeri klien berkurang bahkan hilang


b. gangguan nutrisi dapat teratasi
c. Intoleransi aktivitas dapat teratasi
d. pasien dan keluarga mengerti tentang penyakit yang diderita oleh pasien
e. Resiko penurunan jantung tidak terjadi
18

Anda mungkin juga menyukai