Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Gambaran Derajat Hipertensi Pada Lansia

Di Dusun Nanggungan Desa Jatirejo Jombang”

Disusun Oleh :

1. Alfinurin Khulaidah (201310030)


2. Astry Nur Ramadani (201310003)
3. Betharia Ayu Alfitrya (201310004)
4. Bismi Gilang Firmanda (201310033)
5. Diyah Ayu Nawang Wulan (201310007)
6. Fissi Tsuraya Nila Yasmin (201310010)
7. Hannif Wardhana Kusuma (201310058)
8. Marshanda Emasurya (201310040)
9. Septi Dwi Andini (201310050)
10. Surisky Eka Lestari (201310023)
11. Wafiq Ainur Riza (201310026)

STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT SAINS DN KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah

memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga,

maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “Gambaran Derajat Hipertensi Pada Lansia Di Dusun

Nanggungan Desa Jatirejo Jombang”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan

dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan

itu bisa teratasi oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada ibu Sri Sayekti S.Si., M.Ked., dan ibu dr. Sri

Lestari Ekowati Sp.PK., selaku dosen pembimbing atas bimbingan,

pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam

pengerjaan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan

makalah ini maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami

harapkan dari pembaca sekalian. Kami berharap semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya

Jombang, 20 Mei 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................
2.1 Definisi Hipertensi............................................................................................................
2.2 Klasifikasi Hipertensi........................................................................................................
2.3 Patofisiologi Hipertensi.....................................................................................................
2.4 Manifestasi Klinik.............................................................................................................
2.5 Penyebab Hipertensi..........................................................................................................
2.6 Faktor Penyebab Hipertensi..............................................................................................
2.7 Komplikasi Hipertensi.....................................................................................................
2.8 Pengobatan Hipertensi.....................................................................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................
3.1 Hasil Dan Pembahasan....................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................
4.2 Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian dini pada masyarakat


di dunia dan semakin lama, permasalahan tersebut semakin meningkat. WHO
telah memperkirakan pada tahun 2025 nanti, 1,5 milyar orang di dunia akan
menderita hipertensi tiap tahunnya. Penyakit hipertensi merupakan the silent
disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum
memeriksakan tekanan darahnya (Lindayani, Urifah and Suwandi, 2018)
Hipertensi, juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi
di mana pembuluh darah telah terus-menerus mengangkat tekanan. Tekanan darah
diciptakan oleh kekuatan mendorong darah terhadap dinding pembuluh darah
(arteri) seperti yang dipompa oleh jantung. Semakin tinggi tekanan semakin keras
hati harus memompa (Purwono et al., 2020)
Kasus hipertensi menurut Data WHO menunjukkan sekitar 1,13 miliar
orang di dunia menderita hipertensi, yang berarti setiap 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di antaranya yang minum obat.
Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya.
Diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi serta
setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan
komplikasi(Purwono et al., 2020).
Tingginya angka kejadian hipertensi di dunia, dipengaruhi oleh dua jenis
faktor, yaitu yang tidak bisa diubah seperti umur, jenis kelamin, dan ras. Faktor
yang bisa diubah diantaranya obesitas, konsumsi alkohol, kurang olahraga,
konsumsi garam yang berlebihan, dan kebiasaan merokok. Salah satu faktor
risiko hipertensi adalah kebiasaan merokok. Faktor risiko hipertensi lainnya
antara lain umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan genetic (faktor resiko yang
tidak dapat diubah/dikontrol), serta kebiasaan mengonsumsi garam, konsumsi
lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minuman beralkohol,
obesitas, kurang estrogen/kontrasepsi pil KB (Umbas et al, 2019). Hal tersebut
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Purwono et al., 2020) menyatakan

4
bahwa Faktor penyebab terjadinya hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat
keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan
merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, stress, penggunaan estrogen dan salah
satunya yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi adalah pola konsumsi
garam dengan intake berlebihan4 .Penyebab hipertensi diantaranya adalah
konsumsi makanan asin, kafein, konsumsi mono sodium glutamat (vetsin, kecap,
pasta udang).
Hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kebiasaan
merokok. Kebiasaan merokok dengan jumlah rokok 10-20 perhari dapat
mempengaruhi tekanan darah dan peningkatan resiko terjadinya penyakit
kardiovaskuler telah banyak dibuktikan.
Hal ini memaksa jantung bekerja lebih keras sehingga mendorong naiknya
tekanan darah. Indonesia menempati peringkat ke-3 dalam daftar 10 negara
perokok terbesar di dunia dengan jumlah 65 juta perokok atau 28% per penduduk,
di bawah Cina (390 juta perokok atau 29% per penduduk) dan India (144 juta
perokok atau 12,5% per penduduk) (Abriananda and Yuniartika, 2020)
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian tentang Gambaran Derajat
Hipertensi Pada Lansia Di Dusun Nanggungan Desa Jatirejo Jombang.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Gambaran Derajat Hipertensi Pada Lansia Di Dusun Nanggungan
Desa Jatirejo Jombang?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui Gambaran Derajat Hipertensi Pada Lansia Di Dusun
Nanggungan Desa Jatirejo Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian


Memberikan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat untuk menjaga pola
hidup dan pola makan agar tidak mengurangi kejadian hipertensi.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami


peningkatan tekanan darah di atas batas normal yang dapat mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan juga angka kematian (mortalitas).
Tekanan darah fase sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah yang sedang di
pompa oleh jantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah yang
kembali ke jantung. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis
ketika tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat.
Kondisi ini dikenal sebagai “pembunuh diam-diam” karena jarang memiliki
gejala yang jelas. Satu-satunya cara mengetahui apakah seseoramg itu memiliki
hipertensi adalah dengan melakukan pengukuran tekanan darah (Lindayani,
Urifah and Suwandi, 2018)
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap silent killer, karena
termasuk penyakit yang wanita dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya
160/95 mmHg atau lebih (Lumowa, 2020).

2.2 Klasifikasi Hipertensi


• Normal Dibawah : 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
• Normal tinggi : 130-139 mmHg 85-89 mmHg (Stadium 1)
• Hipertensi ringan : 140-159 mmHg 90-99 mmHg (Stadium 2)
• Hipertensi sedang : 160-179 mmHg 100-109 mmHg (Stadium 3)
• Hipertensi berat : 180-209 mmHg 110-119 mmHg (Stadium 4)
• Hipertensi maligna : 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

6
2.3 Patofisiologi Hipertensi
Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara
yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku
sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung di paksa untuk melalui
pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan
kaku karena arteriosklirosis. Dengan cara yang sama tekanan darah juga
meningkat pada saat terjadi vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk
sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormone di dalam
darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak
mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh, volume darah
dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika
aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak
cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun. Penyesuain
terhadap faktor-faktor tersebut dilaksankan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal
dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi
tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan
darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah meningkat, ginjal akan
menambah pengeluaran garam dan air yang akan menyebabkan berkurangya
volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal (Lumowa, 2020).

2.4 Manifestasi Klinik


Manifestasi klinik yang dialami oleh penderita biasanya berupa pusing,
mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk,
mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan. Individu yang menderita
hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila
ada menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas
sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh oembuluh darah bersangkutan
(Lumowa, 2020).

7
2.5 Penyebab Hipertensi
1. Hipertensi Esensial atau Primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi esensial
sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Onset hipertensi primer terjadi
pada usia 30-35 tahun. Hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi dimana
penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Genetik dan ras merupakan
bagian yang menjadi penyebab timbulnya hipertensi primer, termasuk faktor lain
yang diantaranya adalah faktor stress, intake alkohol, merokok, lingkungan,
demografi dan gaya hidup.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme). Golongan terbesar dari penderita
hipertensi adalah hipertensi esensial/primer, maka penyelidikan dan pengobatan
lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial/primer.
2.6 Faktor Penyebab Hipertensi
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a. Usia
Terjadinya hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia.
Individu yang berumur diatas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih
besar atau sama dengan 140/90mmHg. Hal ini pengaruh degenerasi yang terjadi
pada orang yang bertambah usia. Organisasi kesehatan dunia menggolongkan
lansia menjadi 4 yaitu usia pertengahan 45-59 tahun, lanjut usia 60-70 tahun,
lanjut usia tua 75-90 tahun, usia sangat tua di atas 90 tahun. Selain itu pada usia
lanjut sensitivitas pengatur tekanan darah yaitu refleks baroreseptor mulai
berkurang, demikian juga halnya dengan peran ginjal dimana aliran darah ginjal
dan laju filtrasi glomerulus menurun, hal ini memicu terjadinya hipertensi.

b. Jenis Kelamin

8
Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi menderita hipertensi lebih awal.
Laki-laki juga mempunyai resiko yang lebih besar terhadap morbiditas dan
mortalitas beberapa penyakit kardiovaskuler, sedangkan usia diatas 50 tahun
hipertensi lebih banyak terjadi pada perempuan. Prevalensi terjadinya hipertensi
pada pria sama dengan wanita, namun wanita terlindung dari penyakit
kardiovaskuler sebelum menopause salah satunya adalah penyakit jantung
koroner. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon
estrogenyang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein
(HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam
mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap
sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada
premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen
yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus
berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan
umur 45-55 tahun.
c. Keturunan
Dalam tubuh manusia terdapat faktor-faktor keturunan yang diperoleh dari
kedua orang tuanya. Jika orang tua mempunyai riwayat hipertensi maka garis
keturunan berikutnya mempunyai resiko besar menderita hipertensi.
d. Riwayat Keluarga
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko
dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak
mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
2. Faktor yang dapat diubah
a. Stres
Stres atau ketegangan jiwa dapat merangsang kelenjar anak ginjal untuk
mengeluarkan adrenalin dan memacu jantung berdenyut kuat. Akibatnya tekanan
darah meningkat.
b. Berat Badan

9
Kegemukan atau kelebihan berat badan tidak hanya menganggu
penampiIan seseorang, tetapi juga tidak baik kesehatan. Meraka yang memiliki
berat badan lebih cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi disbanding
mereka yang kurus. Pada orang yang gemuk, jantung akan bekerja lebih keras
dalam memompa darah. Hal ini dapat dipahami karena biasanya pembuluh darah
orang-orang yang gemuk terjepit kulit yang berlemak. Pada orang yang gemuk
pembakaran kalori akan bekerja lebih karena untuk membakar kalori yang masu.
Pembakaran kalori ini memerlukan suplai oksigen dalam darah yang cukup.
Semakin banyak kalori yang dibakar, semakin banyak pula pasokan oksigen
dalam darah. Pasokan darah tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras.
c. Pengunaan Kontrasepsi Oral Pada Wanita
Peningkatan ringan tekanan darah biasa ditemukan pada wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral terutama yang berusia di atas 35 tahun, yang telah
menggunakan kontrasepsi selama 5 tahun, atau pada orang obese. Hipertensi
disebabkan oleh peningkatan volume plasma akibat peningkatan aktivitas
renninangiotensinaldosteron yang muncul ketika kontrasepsi oral digunakan.
Kalainan ini bersifat masih bisa diperbaiki, namun membutuhkan waktu beberapa
minggu setelah obat kontrsepsi tersebut berhenti diminum.
d. Konsumsi Garam Berlebihan
Konsumsi garam hal yang tidak baik dalam tekanan darah, tetapi
kandungan natrium (Na) dalam darah dapat mempengaruhi tekanan darah
seseorang. Natrium (Na) bersama klorida (CI) dalam garam dapur (NaCl)
sebenarnya bermanfaat bagi tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan
tubuh dan mengatur tekanan darah. Namun, natrium yang masuk dalam darah
secara berlebihan dapat menahan air sehingga meningkatkan volume darah.
Meningkatnya volume darah menagkibatkan meningkatnya tekanan pada dinding
pembuluh darah sehingga kerja jantung dalam memompa darah semakin
meningkat.
e. Kebiasaan Merokok
Seseorang disebut memiliki kebiasaan merokok apabila ia melakukan
aktivitas merokok setiap hari dengan jumlah satu batang atau lebih sekurang-
kurangnya selama satu tahun. Merokok dapat salah satu faktor hipertensi melalui

10
mekanisme pelepasan Norepinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergik yang dipacu
oleh nikotin.
f. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh suatu
pekerjaan sehingga semakin banyak pula penghasilan yang di peroleh dan
menyebabkan tingkat pengetahuan kesehatan dari seseorang tersebut tinggi
sehingga menimbulkan rasa pentingnya untuk menjaga kesehatan.

g. Pekerjaan

Manisfestasi kardiovaskuler yang berkaitan dengan paparan kerja sering


dicetuskan oleh patofisiologi bukan akibat kerja yang mendasarinya. Pada pekerja
individual sulit membuktikan faktorfaktor kerja bertanggung jawab atas kelainan
kardiovaskuler dengan faktor-faktor kerja. Jenis pekerjaan yang terkait dengan
risiko penyakit kardiovaskuler adalah pekerjaan yang tidak aktif secara fisik yang
terlalu banyak bekerja, kurang berolahraga, tidak memperhatikan gizi yang
seimbang, konsumsi lemak tinggi dapat menimbulkan hipertensi pada pekerja.
Stres pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat
(Lumowe, 2020).
2.7 Komplikasi Hipertensi
• Stroke

• Infark Miokard

• Gagal Ginjal

• Gagal Jantung

2.8 Pengobatan Hipertensi


• Mengurangi Konsumsi Garam

• Mengendalikan Minum (Kopi Dan Alkohol)

11
• Mengendalikan Berat Badan

• Berolah Raga Teratur

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Dan Pembahasan


Berdasarkan hasil dari distribusi responden berdasarkan usia didapatkan
hasil usia responden mayoristas berada pada usia 41-50 tahun sebanyak 23 orang
(23%). Menurut Hasil penelitian Budi dkk (2011) tekanan darah hubungan
dengan umur lansia (60 tahun). Hal tersebut sejalan dengan penelitian Abridiana
(2020) pada 88 responden didapatkan umur terbanyak yaitu 56-65 tahun
sebanyak 35 responden (39,8%), sedangkan umur 65 tahun ke atas sebanyak 29
responden (33%), umur 46-55 tahun sebanyak 15 responden (17%) dan umur 36-
45 tahun sebanyak 9 responden (10,2%).

Berdasarkan hasil dari distribusi responden berdasarkan jenis kelamin


didapatkan hasil menunjukkan jenis kelamin responden mayoritas perempuan
sebanyak 76 orang (66%).
Menurut Lumowa (2020) distribusi Penderita Hipertensi berdasarkan jenis
kelamin, dari 126 Penderita, menunjukkan jenis kelamin perempuan lebih
dominan dengan jumlah 63,4% sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki dengan
jumlah persentase 36,6%. 126 Penderita, menunjukkan jenis kelamin perempuan
lebih dominan dengan jumlah 63,4% sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki
dengan jumlah persentase 36,6%.

Berdasarkan hasil dari distribusi responden berdasarkan penyakit


keturunan hipertensi didapatkan hasil responden mayoritas menderita penyakit
keturunan hipertensi sebanyak orang 26 (26%). Hasil penelitian ini berbanding
terbalik dengan menunjukkan bahwa distribusi Penderita Hipertensi berdasarkan
Riwayat Keluarga, dari 126 Penderita, menunjukkan bahwa penderita hipertensi

12
yang memiliki riwayat keluarga hipertensi lebih dominan dengan jumlah
persentase 61,9%.

Berdasarkan hasil dari distribusi responden berdasarkan suka makanan


asin didapatkan hasil responden mayoritas suka makanan asin. Hal tersebut
sejalan dengan penelitian
Purwono (2020) bahwa dari 51 lansia yang menjadi sampel penelitian di
Puskesmas Gadingrejo tahun 2019 didapatkan sebanyak 23 (45,1%) lansia yang
mengkonsumsi rendah garam dan 28 (54,9%) lansia yang mengkonsumsi tinggi
garam.

Berdasarkan hasil dari Gambaran tekanan darah didapatkan hasil


responden mayoritas memiliki tekanan darah 140 – 159 mmHg atau Hipertensi
Derajat I sebanyak 40 responden (40%). Berdasarkan hasil penelitian gambaran
tekanan darah pada responden di Dusun Nanggungan Desa Jatirejo berada pada
Klasifikasi Hipertensi Derajat I (tekanan darah 140 – 159 mmHg) dengan rata –
rata usia responden adalah 41 – 50 tahun, hal tersebut sejalan dengan penelitian
Lindayani (2018) bahwa pada distribusi frekuensi hipertensi pada lansia pada
penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden (56.5%) memiliki
hipertensi pada level hipertensi tahap 1 yaitu tekanan darah systole mencapai
rentan 140-159 mmHg dan tekanan diastole mencaai rentan 90-99 mmHg.
Sedangkan hanya 16.9% dari jumlah responden yang memiliki hipertensi dalam
kategori pre hipertensi yaitu tekanan darah systole 120- 139 mmHg dan tekanan
darah diastol 8089 mmHg. Sejalan dengan hasil yang diperoleh bahwa banyaknya
frekuensi umur responden berkisar 56-65 tahun sejumlah 35 orang ini menjadi
salah satu faktor peningkatan prevalensi penderita hipertensi karena seiring
bertambahnya umur. Seperti yang dijelaskan oleh (Hernandorena et al., 2019)
penderita hipertensi dengan seiring bertambahnya umur dapat pula meningkatkan
risiko penyakit kardiovaskuler seperti stroke dan lainnya.

13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan Status tekanan darah penderita hipertensi di Dusun
Nanggungan Desa Jatirejo Kecamatan Diwek sebagian besar yaitu hipertensi
derajat I

4.2 Saran
a. Bagi Lansia Penderita Hipertensi di dusun Nanggungan
Diharapkan hasil ini dapat dijadikan sebagai informasi dan dapat
meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap kejadian hipertensi.
b. Bagi Puskesmas Cukir
Diharapkan bagi petugas puskesmas cukir bisa memberi penyuluhan dan
edukasi tentang hipertensi di dusun Jatirejo terutama dusun Nanggungan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abriananda, P. and Yuniartika, W. (2020) ‘Gambaran Merokok Pada Penderita


Hipertensi di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo’. Available at:
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/83063.
Lindayani, A., Urifah, S. and Suwandi, E.W. (2018) ‘Gambaran hipertensi pada
lansia di wilayah kerja puskesmas cukir jombang’, Jurnal Edunursing,
2(2), pp. 63–69. Available at:
https://journal.unipdu.ac.id/index.php/edunursing/article/view/1424.
Lumowa, G. (2020) ‘Gambaran Penderita Hipertensi Pada Lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas Karangjati Kabupaten Ngawi’, Gambaran Penderita
Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangjati
Kabupaten Ngawi, 4(1), pp. 1–23.
Purwono, J. et al. (2020) ‘Pola Konsumsi Garam Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Lansia’, Jurnal Wacana Kesehatan, 5(1), p. 531. Available at:
https://doi.org/10.52822/jwk.v5i1.120.

15
Lampiran

Penyuluhan dan pemeriksaan gratis didusun Nanggungan

16

Anda mungkin juga menyukai