Oleh:
Ayu Mutiara Sari, dr.
Pembimbing:
Najmah, dr.
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
DAFTAR TABEL......................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................5
1.2 Identifikasi Masalah.............................................................................................................6
1.3 Tujuan Miniproject..............................................................................................................6
1.4 Manfaat Miniproject............................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................7
2.1 Pengetahuan.........................................................................................................................7
2.2
Hipertensi ...........................................................................................................................10
2.3
Lansia .................................................................................................................................17
teratur, tidak merokok dan tidak minum alkohol, menghindari kegemukan atau obesitas.
Pengetahuan dalam pencegahan komplikasi hipertensi dilatarbelakangi oleh tiga faktor yaitu
faktor predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, tradisi keluarga, faktor
pendukung meliputi ketersediaan sumber fasilitas, faktor pendorong meliputi sikap, perilaku,
petugas kesehatan, anggota keluarga dan teman dekat. Pengetahuan atau kognitif merupakan
faktor dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior).
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
2.1 PENGETAHUAN
2.1.1 Definisi
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007)
Pengetahuan adalah hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali
kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi
setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu
(Mubarok et al, 2007)
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari atau kondisi real (nyata/sebenarnya). Dapat diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, dan sebagainya dalam
konteks dan situasi lain (Notoatmodjo, 2007).
4) Analisis (Analysis)
Analisisa dalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam satu struktur organisasi
dan masih ada ikatannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya (Notoatmodjo,
2007).
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah menunjukkan kemampuan untuk menjabarkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada (Notoatmodjo, 2007).
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikation atau
penilaian tehadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian terhadap suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada
(Notoatmodjo, 2007).
1. Pengukuran Pengetahuan
Pengetahuan dapat diukur melalui wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi suatu objek yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden
(Sugiyono, 2013).
1) Wawancara
Wawancara merupakan metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data.
Peneliti mendapat keterangan secara lisan maupun Face to face dengan
responden.
2) Angket
Angket merupakan pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu
masalah yang berhubungan dengan kepentingan umum.
Menurut Arikunto (2006) dalam Dewi dan Wawan (2010:18) bahwa
pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan
dengan tingkat–tingkat tersebut diatas. Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1) Baik, hasil presentase 76% -100%
2) Cukup, hasil persentase 56%-75%
3) Kurang, hasil persentase < 56%
2.1.2 HIPERTENSI
2.2.1 Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas rentang normal yaitu apabila
di atas 140/90mmHg (Potter & Perry, 2005). Menurut WHO (2011), hipertensi adalah
tekanan darah yang sama atau lebih tinggi dari 140/90mmHg, dimana prehipertensi
adalah ketika tekanan darah sistolik berada pada 120-139mmHg atau ketika tekanan
darah diastolic berada pada 80-89mmHg. Menurut Smeltzer dan Bare (2002), hipertensi
adalah meningkatnya tekanan darah dimana pada dewasa hipertensi ada ketika tekanan
10
darah sistolik sama atau lebih tinggi dari 140mmHg dan atau ketika tekanan darah
diastolic sama atau lebih tinggi dari 90mmHg dalam jangka waktu yang lama.
2.2.2 Klasifikasi
Berdasarkan etiologinya, hipertensi diklasifikasikan menjadi:
1. Hipertensi primer/esensial
Insiden 80-90%, dan penyebabnya tidak diketahui.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi akibat suatu penyakit atau kelainan mendasari, seperti stenosis
arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, jiperaldosteronisme dan sebagainya.
Tabel 1. Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII
Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal <120mmHg Dan <80mmHg
Prehipertensi 120-139mmHg Atau 80-89mmHg
Hipertensi derajat 1 140-159 mmHg Atau 90-99mmHg
Hipertensi derajat 2 ≥160 mmHg Atau ≥100mmHg
2.2.4 Patogenesis
Mengenai patofisiologi hipertensi masih banyak terdapat ketidakpastian.
Sebagian kecil pasien (2% - 5%) menderita penyakit ginjal atau adrenal
sebagai penyebab meningkatnya tekanan darah. Pada sisanya tidak dijumpai
penyebabnya dan keadaan ini disebut hipertensi esensial.
11
2.2.6 Penatalaksanaan
Mekanisme kerja obat antihipertensi ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung dan tidak dianjurkan pada penderita yang mengidap gangguan
pernapasan seperti asma bronkial. Pada orang tua terdapat gejala
bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan), sehingga pemberian obat
harus berhati – hati.
2.2.7 Komplikasi
tekanan darah tinggi dan penyakit arteri koroner masih diselidiki, bukti
menunjukkan bahwa peningkatan kronis tekanan darah berkontribusi terhadap
kerusakan dan peradangan pada dinding pembuluh darah.
2.2.8 Pencegahan
Menurut Febry, et al (2013) pencegahan terjadi hipertensi meliputi:
1) Mengurangi konsumsi garam. Kebutuhan garam per hari yaitu 5 gr (1sdt)
2) Mencegah kegemukan
3) Membatasi konsumsi lemak
4) Olahraga teratur
5) Makan buah dan sayuran segar
6) Tidak merokok dan tidak minum alkohol
7) Latihan relaksasi/meditasi
8) Berusaha membina hidup yang positif
2.3 LANSIA
a. Pengertian Lansia
Lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun keatas. Namun di
Indonesia batasan lanjut usia adalah 60 tahun keatas. Hal ini dipertegas dalam Undang
– Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1
Ayat 2 (Nugroho, 2008). Menurut Constantinides (1994) Menua (menjadi tua atau
aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas(termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmojo,2004).
b. Batasan Umur Lansia
Umur yang dijadikan patokan sebagai lansia berbeda-beda, umumnya berkisar
antara 60-65 tahun. Berikut dikemukakan beberapa pendapat para ahli dalam
(Nugroho, 2008) mengenai batasan umur.
2) Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering dan tidak mengkilat. Ini berkaitan
dengan perubahan degeneratif kulit.
3) Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya antrofi, sementara jumlah jaringan
ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun
dan kekuatannya berkurang.
4) Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa
jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan
otak mengalami kekakuan. Lapisan intim menjadi kasar akibat merokok,
hipertensi, diabetes melitus, kadar kolesterol tinggi dan lain-lain yang
memudahkan timbulnya pengumpulan darah dan trombosis.
18
5) Tulang : pada proses menua kadar kapur (kalsium) dan tulang menurun, akibatnya
tulang menjadi kropos (osteoporosis) dan mudah patah.
6) Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya
umur.
d. Penyakit Umum pada Lanjut Usia
Ada empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua
Stieglizt (1954)dalam Nugroho (2008) yakni :
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu hasil yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013).
1. Tempat Penelitian
2. Waktu penelitian
Sampel yaitu objek yang diteliti dan dianggap mewakili (Notoatmodjo, 2010).
Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah lansia di wilayah kerja Puskesmas
Purwakarta. Besar Sampel pada penelitian ini sudah ditentukan sesuai kriteria sampel
yang ada dalam kriteria inklusi sebanyak 30 sampel.
A. Kriteria inklusi
20
Kelurahan Tegalmunjul
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWAKARTA
TAHUN 2016
Jumlah Penduduk
1 Nagrikidul 17,382 847 973 5,889 5,932 432 820 922 5,695 5,693 471
2 Nagritengah 14,550 710 815 4,929 4,967 363 688 773 4,767 4,767 395
3 Sindangkasih 27,585 1,344 1,545 9,345 9,415 685 1,302 1,463 9,043 9,034 748
Jumlah 59,517 2,901 3,333 20,163 20,314 1,480 2,810 3,158 19,505 19,494 1,614
TABEL 3
LUAS WILAYAH, JUMLAH RT/RW, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN
KEPADATAN PENDUDUK MENURUT DESA/KELURAHAN
PUSKESMAS PURWAKARTA
TAHUN 2016
JUMLAH RATA-RATA KEPADATA
JUMLAH
RUMAH JIWA/ N
JUMLAH PENDUDU
LUAS TANGGA/ RUMAH PENDUDUK
DESA/ K
N WILAYA KK TANGGA /km2
KELURAHA
O H RT
N R
(km2) RT +
W
RW
No Jenis Tena
1 Dokter Umum
2 Dokter Gigi
Sumber: Laporan Kepegawaian Puskesmas Purwakarta Tahun 2016
Total 30 100
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa 3 responden merupakan
pegawai swasta sebanyak 10%, 5 responden merupakan wiarswasta
sebanyak 16,7%, 7 responden merupakan pensiunan sebanyak 23,3%,
15 responden memiliki pekerjaan selain yang disebutkan sebanyak
50%, dan tidak ada yang memliki pekerjaan sebagai pegawai negeri.
4.6.1.4 Distribusi responden berdasarkan riwayat hipertensi
Tabel 11. Distribusi responden berdasarkan riwayat hipertensi
Riwayat hipertensi Jumlah Presentase
Diri sendiri 18 60
Orang tua 12 40
Tidak ada 0 0
Total 30 100
Pada tabel diatas responden yang memiliki riwayat hipertensi
diri sendiri 18 responden sebanyak 60%, pasien yang memiliki riwayat
hipertensi orang tua sebanyak 12 responden sebanyak 40%, dan
responden yang tidak memiliki riwayat hipertensi tidak ada.
Cukup
30% Kurang
70%
30 29
27 27
26 26 26
25 25 25
25 24
23
20 19
16
15
15
11
10
7 7
5 4
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Series 1
60
60 61 60
55 55 55 55 55 55 56 56 58 55 55
58
55 56
50
51 50 51 51 51 50 50 50
46 48 48 48
40 45
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
responden
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa skor tertinggi adalah 61 dan skor
terendah adalah 45. Responden dengan skor 45 ssebanyak 1 orang, responden dengan
skor 46 sebanyak 1 orang, responden dengan skor 48 sebanyak 3 orang, responden
dengan skor 50 sebanyak 4 orang, responden dengan skor 51 sebanyak 4 orang,
responden dengan skor 55 sebanyak 10 orang, responden dengan 56 sebanyak 3
orang, rsponden dengan skor 58 sebanyak 2orang, responden dengan skor 60
sebanyak 2orang, responden dengan skor 61 sebanyak 1 orang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 30 lansia penderita
hipertensi di Puskesmas Purwakarta tentang hipertensi maka diketahui rata-rata
pengetahuan lansia tergolong kurang. Lansia dengan pengetahuan kurang sebanyak 21
lansia dengan prosentase 70%. Lansia dengan pengetahuan baik sebanyak 0 lansia dengan
prosentase 0%, sedangkan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 9 lansia dengan
prosentase 30 %.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, ada beberapa saran
yang ingin disampaikan oleh penulis terkait dengan pada lanisa yang mengidap
hipertensi. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi Puskesmas Purwakarta
Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi puskesmas
Purwakarta untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan melalui pendidikan
kesehatan khususnya pada lansia yang mengidap penyakit hipertensi di Puskesmas
Purwakarta.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Semoga penelitian yang sudah dilakukan ini dapat menjadi wacana dan
referensi dalam pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan penelitian ini.
36
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita., 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Febry, Ayu Bulan et al, 2013. Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Handono dan Isbagyo, 2005. Pemilihan Terapi Rematik yang Efektif, Aman, dan
Ekonomis.Diunduh dari http://www.tempo.co.id/. Diaskes pada tanggal 20 Juni
2014 .
Haryono, 2012. Lansia Perlu Perhatian. Http://www.menkokesra .go.id/content/ prof-
haryono-lansia-perlu-perhatian. diakses tanggal 8 Desember 2013.
Lumbantobing, 2008. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Machfoedz, Ircham., 2010. Metode Penelitian, Fitramaya, Yogyakarta.
Martuti. 2009. Merawat dan Menyembuhkan Hipertensi. Bantul : Kreasi Wacana.
Mubarak. Wahid Iqbal, 2007. Promosi Kesehatan. Jogjakarta : Graha ilmu
Notoatmodjo, Sokidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta
Notoatmodjo. Sokidjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Palmer, Anna dan Bryan Williams, 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga
Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyebab Kematian Terbanyak dI Indonesia, Published 18
Agustus 2011,. http://www.depkes.go.id/article/view/1637/penyakit-tidak-
menular-ptm-penyebab-kematian-terbanyak-di-indonesia.html
Sudoyo, Aru W et al, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.
Sugiyono, 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung Alfabeta
The Top Ten Causes Of Death, Media Centre, Fact Sheet, Januari 2017
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/
37
LAMPIRAN
LEMBAR KUESIONER
Kode Responden :
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah terlebih dahulu semua pernyataan dan tanyakan kepada peneliti apabila ada
3. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
4. Setiap pernyataan hanya berlaku satu jawaban kecuali pada data demografi no 4, 5,
dan 6.
Contoh :
Bila ingin memperbaiki jawaban beri tanda silang (X) pada jawaban yang salah, kemudian
beri tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
A. Data Demografi
1. Umur : Tahun