Disusun Oleh :
Pembimbing:
dr. Gita Tarigan, MPH
dr. Amora Fadila
1
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.1 Pembangunan dalam bidang
kesehatan diharapkan dapat mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang
tinggi, maju, dan sejahtera, serta bangsa yang memiliki daya saing sebagaimana.
Keberhasilan pembangunan kesehatan kelak akan mencakup factor kemudahan
akses kesehatan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang terus menerus.2
Berdasarkan observasi dan wawancara, maka penulis merasa perlu untuk
meningkatkan mutu program pengawasan terhadap pengelolaan fasilitas
kesehatan oleh Puskesmas Cilandak Barat, sehingga mewujudkan fasilitas
kesehatan menjadi suatu tempat yang ramah lingkungan dan mencegah
masyarakatnya agar tidak terkena penyakit yang diakibatkan kotornya lingkungan
umum yang penulis maksud disini adalah dalam ruang lingkup kecil yaitu pada
kelurahan Cilandak Barat.
2. Apa saja solusi untuk masalah yang sesuai dengan penyebab masalah tersebut?
2
1.4 MANFAAT EVALUASI PROGRAM
1.4.1 Bagi penulis
Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan di dalam program puskesmas
Melatih kemampuan dalam memahami program yang ada di
puskesmas sesuai peran sebagai dokter komunitas.
3
1.4.4 Bagi masyarakat
Manfaat evaluasi ini bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat di wilayah kelurahan Cilandak barat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
6
1) Tempat umum : Hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha
yang sejenis
2) Lingkungan pemukiman : Rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3) Lingkungan kerja : Perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
4) Angkutan umum : Kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan
untuk umum
5) Lingkungan lainnya : Misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan
yang berada dlm keadaan darurat, bencana
perpindahan penduduk secara besar-besaran,
reaktor/tempat yang bersifat khusus.
7
kesehatan.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian,
peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain
8
Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
Kesadahan (maks 500 mg/l)
Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat
sebagai berikut : 6,7
Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki
mata air atau sumur
Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut. 6,8
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis
9
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
- Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan
faktor-faktor /unsur, berikut:6,8
Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah
adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola
kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan
teknologi
Penyimpanan sampah
Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
Pengangkutan
Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat
mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang
kemudian disebut sebagai vektor misalnya : kutu tikus untuk penyakit pes/sampar,
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam
Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
Gajah/Filariasis. Pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus),
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang
angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan
usaha-usaha sanitasi.
- Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing
dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi
perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare.
10
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang
telah terinfeksi bakteri penyebab Leptospirosis.
6. Makanan dan Minuman
Sasaran higitne sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah
makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat
penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum
selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).-
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan
makanan meliputi:7
Persyaratan lokasi dan bangunan
Persyaratan fasilitas sanitasi
Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan pengolahan makanan
Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan peralatan yang digunakan
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah,
pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air
pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan problem
perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih
berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia
cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat
pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu
faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai
masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis
data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa
kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif
tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang
akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk
11
dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak
serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya
jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.
12
2.6.2 Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Penyelenggaraan upaya penyehatan lingkungan permukiman,
dilaksanakan dengan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup
serasi dengan lingkungan dan dapat mewujudkan kualitas lingkungan
permukiman yang bebas dari risiko yang membahayakan kesehatan pada
berbagai substansi dan komponen lingkungan, yaitu meliputi jamban
keluarga, saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan pengelolaan
sampah.
13
memenuhi syarat kesehatan 75%.
Lingkungan mempunyai dua unsur pokok yang sangat erat kaitannya satu
sama lain yaitu unsure fisik dan sosial, lingkungan fisik dapat mempunyai
hubungan langsung dengan kesehatan dan perilaku sehubungan dengan kesehatan
seperti akibat pengelolaan limbah yang tidak memenuhi syarat dapat
menimbulkan penyakit antara lain ISPA, DBD, Diare, Malaria, Penyakit Kulit.
Lingkungan sosial seperti ketidakadilan social yang menyebabkan kemiskinan
yang berdampak terhadap status kesehatan masyarakat yang mengakibatkan
timbulnya penyakit berbasis lingkungan.9
14
syarat kesehatan 75%, persentase keluarga menggunakan air bersih
menjadi 62%, persentasi keluarga menggunakan jamban yang
memenuhi syarat kesehatan menjadi 64% dan persentase tempat-
tempat umum dan tempat pengolahan makanan minuman yang sehat
menjadi 76 dan 55%.
15
b. pusat kesehatan masyarakat
c. klinik
d. rumah sakit
e. apotek
g. Iaboratorium kesehatan
h. optikal
a. luas wilayah
b. kebutuhan kesehatan
d. pola penyakit
e. pemanfaatannya
f. fungsi social
Persyaratan yang harus dipenuhi bagi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama terdiri
atas:
16
a. Surat Ijin Praktik;
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
c. perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring
lainnya; dan
d. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait
dengan Jaminan Kesehatan Nasional.
17
lingkungan yang baik. Untuk itu sarana pelayanan kesehatan memiliki peranan
penting terhadap hal tersebut. Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat
bertemunya kelompok masyarakat penderita penyakit, kelompok masyarakat
pemberi pelayanan, kelompok pengunjung dan kelompok lingkungan sekitar.
Adanya interaksi di dalamnya memungkinkan menyebarnya penyakit bila tidak
didukung dengan kondisi lingkungan yang baik dan saniter. Dalam pelayanan
kesehatan perlu diperhatikan pengelolaan limbah medis yang dapat
memperngaruhi lingkungan jika tidak ditanggulangi atau dikelola dengan benar.
18
BAB III
DATA UMUM DAN DATA KHUSUS
19
Puskesmas Kelurahan Cilandak Barat adalah 11 orang yang terdiri dari 7 Pegawai
Negri Sipil & 4 Pegawai BLUD. Luas wilayah Kelurahan Cilandak Barat 6,04
km yang terdiri atas 12 RW dan 148 RT.
1. Keadaan Penduduk
- Jumlah penduduk : 59.144 jiwa
- Jumlah pednduduk laki laki : 29.721 jiwa
- Jumlah penduduk perempuan : 29.423 jiwa
Pada Tabel 1 dapat dilihat jumlah penduduk dengan umur 30-34 tahun
merupakan yang terbanyak sedangkan penduduk usia >75 tahun merupakan
jumlah yang paling sedikit.
20
>70
60-69
50-59
40-49
30-39
20-29
10-19
0-9
>70
60-69
50-59
40-49
30-39
20-29
10-19
0-9
Pada Gambar 2 dan Gambar 3 dapat dilihat dari data diatas jumlah
penduduk dengan umur 30-39 tahun merupakan yang terbanyak sedangkan
penduduk berumur >70 tahun merupakan jumlah yang paling sedikit. Kelurahan
Cilandak Barat memiliki penduduk sebesar 59.144 jiwa, dengan kepadatan
penduduk 10.038 jiwa/km2. Ini berarti kepadatan penduduk di Kelurahan
Cilandak Barat cukup tinggi.
21
2. Sosial Budaya
a. Pemeluk Agama
Tabel 2. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Cilandak
Barat
Agama Presentase
Islam 58%
Kristen Protestan 21%
Katolik 12%
Budha 7%
Hindu 2%
22
- Optik :2
- Posyandu : 19
d. Ekonomi
Tabel 3. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Kelurahan Cilandak
Barat
No Mata Pencaharian Persentase
1 Buruh 46
2 Perdagangan 24
3 Swasta 13
4 Pegawai Negeri 8
5 ABRI 6
6 Lain-lain 3
(Sumber : data Puskesmas)
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Kelurahan Cilandak Barat
sebagian besar adalah buruh dan berdagang.
23
dan memberikan pengertian serta pemahaman, maka hasil kegiatan akan diuraikan
secara berurutan sebagai berikut :
1. Kepegawaian
Kegiatan yang dilaksanakan oleh kepegawaian lebih banyak disampaikan
dalam bentuk tabel, selengkapnya adalah :
a. Rekapitulasi data pegawai menurut agama
b. Rekapitulasi data pegawai menurut jenis kelamin
c. Rekapitulasi data pegawai menurut status perkawinan
d. Rekapitulasi data pegawai menurut golongan
e. Rekapitulasi data pegawai menurut jenjang pendidikan
f. Rekapitulasi data pegawai pensiun
g. Rekapitulasi data tenaga kontrak
h. Rekapitulasi data kebutuhan tenaga
24
Tabel 7. Rekapitulasi Data Pegawai Negeri Menurut Golongan
Unit Kerja
No Kelurahan Cilandak Barat
( Puskesmas )
1. Golongan I -
2. Golongan II 2
3. Golongan III 3
4. Golongan IV 1
5. TKK 5
Jumlah 11
25
Dari hasil rekapitulasi dapat dilihat mayoritas pegawai negeri di
Puskesmas Kelurahan Cilandak Barat beragama islam dan sebagian besar pegawai
adalah wanita. Pegawai negeri di Puskesmas Kelurahan Cilandak Barat terdiri dari
golongan II, III, IV dan TKK. Jenjang pendidikan pegawai negeri di Puskesmas
Kelurahan Cilandak Barat terdiri dari S1, D3, dan SLTA.
26
e. Unit Pelayanan Imunisasi
f. Unit Pelayanan Obat
g. Laboratorium Sederhana
7. Sarana Penunjang Puskesmas
a. Mobil ambulans : 1 buah
b. Sepeda motor : 3 buah
c. Alat komunikasi telepon dan alat-alat penyuluhan
8. Sumber Dana
Sumber pendanaan Puskesmas Kelurahan Cilandak Barat berasal dari
pendapatan Puskesmas (Retribusi dan Biaya Pelayanan/Tindakan Medis) dan
APBD.
27
Terjadinya genangan air di wilayah kelurahan cilandak barat, selain
diakibatkan oleh hujan yang terus menerus juga akibat banjir kiriman (luapan air)
dari kali/sungai yang melalui wilayah Kelurahan Cilandak Barat. Adapun
daerah/lokasi rawan banjir yang ada di wilayah Kecamatan Cilandak sebagai
berikut :
Tabel 11. Daerah Rawan Banjir di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cilandak Barat
No. RW Lokasi Keterangan
1 01 RT 10, 11, 12, 13 Luapan Kali Krukut
2 02 RT 08, 13 Luapan Kali Krukut
3 11 RT 6, 9 Luapan Kali Krukut
4 12 RT 5, 6, 8, 9 Luapan Kali Krukut
(Sumber : data Puskesmas)
28
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Lingkungan
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
e. Promosi Kesehatan
f. Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Jiwa/ Napza
c. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
d. Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulu
3. Upaya Kesehatan Inovasi
a. Laboratorium
b. Apotek
29
Gambar 4. Struktur Organisasi Puskesmas Kelurahan Cilandak Barat tahun 2016
Deskripsi Kerja
1. Dokter/Kepala Puskesmas
Tugas pokok : Mengusahakan agar fungsi Puskesmas terselenggara dengan
baik.
Fungsi :
a. Sebagai seorang manager :
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas.
Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
secara vertikal dan horizontal.
Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.
b. Sebagai seorang dokter :
Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan
masyarakat.
2. Dokter Umum
30
Tugas pokok : Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja
Puskesmas dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.
b. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas baik
di Puskesmas, Pustu atau Pusling.
c. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita dan
masyarakat.
d. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan
peran masyarakat.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
3. Dokter Gigi
Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.
b. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah
kerja Puskesmas secara teratur.
c. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas.
d. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
e. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran serta masyarakat.
f. Memberikan penyuluhan kesehatan.
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
4. Perawat Gigi
Tugas Pokok : Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas.
Fungsi :
a. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas.
b. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati gigi
yang sakit.
31
c. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi.
d. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS (Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah).
e. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi
5. Tata Usaha
Tugas pokok :
a. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas.
b. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk.
Fungsi :
a. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang didisposisi.
b. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas.
c. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas.
d. Melakukan laporan berkala ketatausahaan.
6. Petugas Perkesmas
Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan
Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar
gedung.
b. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan Perkesmas.
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
d. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
e. Melakukan pendataan sasaran secara periodik.
7. Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
a. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.
b. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas delegasi
dari dokter.
32
c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
d. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
f. Melakukan kegiatan Puskesmas.
g. Ikut dalam kegiatan Puskesling.
8. Petugas P2M
Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas.
b. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.
c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular.
d. Melakukanpenyuluhan, pencatatan dan pelaporan.
e. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas
delegasi dari dokter.
f. Melakukan kunjungan rumah.
g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang terkait
P2P.
h. Memberikan penyuluhan kesehatan.
i. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
9. Petugas KIA
Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja
Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui,
bayi, dan anak.
b. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.
c. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.
d. Melakukan pembinaan dukun bayi.
e. Melakukan pembinaan kepada bidan desa.
33
f. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang
terkait dengan KIA.
g. Melakukan penyuluhan kesehatan.
h. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
i. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
10. Petugas Gizi
Tugas pokok : Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di
wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan pemberian makanan tambahan.
b. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus kurang
gizi.
c. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan
gizi.
d. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
f. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.
g. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.
h. Melakukan pembinaan Posyandu.
i. Melakukan rujukan kasus gizi.
11. Petugas Sanitarian
Tugas pokok : Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur
fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan
masyarakat.
Fungsi :
a. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih,
jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan
pekarangan.
b. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata
air, penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya. Pengawasan
higiene, perusahaan dan tempat tempat umum. Melakukan
34
pencatatan dan pelaporan. Aktif memperkuat kerjasama lintas
sektoral.
c. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan
H.S.
d. Memberikan penyuluhan kesehatan.
e. Pengawasan, penyehatan perumahan.
f. Pengawasan pembuangan sampah.
g. Pengawasan makanan dan minuman.
h. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
12. Pelayanan Imunisasi
Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja
Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas.
b. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi.
c. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
d. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi.
e. Menyediakan persediaan vaksin secara teratur.
f. Melakukan sweeping untuk daerah-daerah yang cakupannya kurang.
g. Memberikan penyuluhan kesehatan.
13. Petugas Apotek
Tugas pokok : Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus dan
memberikan obat.
Fungsi :
a. Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi
peresepan, pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.
b. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat.
c. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di
apotek.
d. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat.
35
f. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat.
14. Petugas Laboratorium
Tugas Pokok : Melakukan pelayanan pemeriksaan laboratorium.
Fungsi :
a. Membantu menegakkan diagnosa penyakit.
b. Melaksanakan pemeriksaan spesimen.
c. Membantu rujukan spesimen.
d. Ikut membantu kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan
laboratorium.
e. Memberikan penyuluhan kesehatan.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
15. Petugas Pendaftaran
Tugas Pokok : Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada semua
pengunjung Puskesmas.
Fungsi :
a. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan.
b. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran.
c. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien.
d. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku.
e. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari
tersebut.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
16. Petugas Gudang Obat
Tugas Pokok : Mengelola obat-obat yang ada di Puskesmas.
Fungsi :
a. Membantu dokter atau kepala Puskesmas dalam pengelolaan obat di
Puskesmas.
b. Mempersiapkan pengadaan obat di Puskesmas.
c. Mengatur penyimpanan obat.
d. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat.
36
e. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik Kesehatan
Desa (PKD).
f. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan dalam
obat.
37
Persalinan oleh tenaga 98 938 234 215 91,88 93,75
kesehatan
Kunjungan nifas 98 938 234 215 91,88 93,75
Kunjungan neonatus 1 100 893 223 215 96,41 96,41
Kunjungan neonatus 97 893 223 215 96,41 99,39
PKN 100 134 33 15 45,45 45,45
Kunjungan bayi 97 893 223 191 85,65 88,29
Kunjungan balita 92 4085 1021 915 89,61 97,41
Managemen terpadu 92 2085 1021 810 79,33 86,21
balita sakit
Kelompok pendukung 100 96 45 10 23 23
(Sumber : data Puskesmas)
Hasil kegiatan pelayanan KIA sebagian besar sudah mencapai target yang
diharapkan. Beberapa kegiatan dengan cakupan yang masih rendah, diantaranya
penanganan komplikasi ibu hamil, PKN, dan kelompok pendukung.
38
(%) tahun bulan (%)
Kegiatan Persen (%)
berjalan
KB Aktif 75 9309 2327 450 19,3 25,7
(Sumber : data Puskesmas)
c. Imunisasi
Imunisasi adalah pembentukan imunitas dengan pemberian antigen untuk
menimbulkan system kekebalan tubuh.Pemberian imunisasi merupakan salah satu
kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). PD3I merupakan
penyakit-penyakit menular yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah dan
kematian terutama pada bayi seperti, penyakit polio, campak, pertusis, dan difteri
yang dapat berakibat kecacatan dan kematian.
Tabel 14. Pencapaian Peserta Imunisasi Periode April - Juni 2017
Sasaran Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator bulan Persentase
(%) 1 tahun Kegiatan (%)
berjalan (%)
BCG 95 1000 250 95 38 40
Polio 1 95 1000 250 89 35,6 37,47
Polio 2 95 1000 250 103 41,2 43,37
Polio 3 95 1000 250 104 43,6 45,9
Polio 4 95 1000 250 109 43,6 45,9
DPT/HB-Hib 1 95 1000 250 86 34,4 36,2
DPT/HB-Hib 2 95 1000 250 108 43,2 45,47
DPT/HB-Hib 3 95 1000 250 113 45,2 47,5
Campak 95 1000 250 75 30 31,58
Campak booster 95 1000 250 58 23,18 24,4
batita
(Sumber : data Puskesmas)
2. Gizi
Tujuan dari program perbaikan gizi adalah untuk menurunkan angka
penyakit akibat kurang gizi yang umumnya diderita oleh masyarakat
berpenghasilan rendah, terutama balita dan wanita.Kegiatan gizi terdiri dari;
39
konseling gizi, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita dan ibu hamil,
pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Kegiatan yang dilakukan dalam program gizi
masyarakat meliputi :
Pelacakan Kasus (BGM dan Gizi Buruk ) di Masyarakat
Pemberian Vitamin A di TK dan Posyandu
Sweeping Vitamin A
Peningkatan cakupan ASI ekslusif
Pemeriksaan garam beryodium
Distribusi tablet tambah darah ( anemia gizi ) pada bumil
Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk
Pemberian MP ASI Baduta gakin
Pemberian PMT pemulihan bumil KEK
Pos gizi
Tabel 15. Indikator Gizi Periode April Juni Tahun 2017
Sasaran Cakupan
Target Pencapaian
Indikator bulan Persen
(%) Kegiatan (%)
berjalan (%)
Penimbangan balita 85 3005 3764 125 147
Bayi 0-6 bulan yang 80 577 180 31,2 39
mendapatkan ASI
esklusif
Ibu hamil yang 90 245 171 69,8 77,5
mendapatkan 90 tablet Fe
(Sumber : data Puskesmas)
Tabel 16. Balita Dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) Periode
April Juni 2017
Bulan Jumlah Balita BGM
40
Januari 8
Februari 6
Maret 9
Jumlah 23
(Sumber : data Puskesmas)
Balita dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) masih cukup
banyak. Pada balita yang berada di garis merah akan diadakan tindakan lanjutan
yaitu berupa pemberian makanan tambahan dan dilakukan pemulihan yang
dilaksanakan untuk balita gizi buruk selama 90 hari.
3. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan yang dilakukan dalam program kesehatan lingkungan dalam
Tahun 2015 yaitu, kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pembinaan
tempat-tempat Umum (TTU), pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM),
sosialisasi sanitasi Total Berbasis masyarakat, pengambilan sampel makanan,
pengambilan sampel air bersih, pengambilan sampel air limbah, pemeriksaan uji
petik jajanan makanan, pemeriksaan cholinesterase, sweeping flu burung,
sweeping filariasis, sekolah sehat, pemeriksaaan uji petik jajanan kantin sekolah,
pembentukan jumantik sekolah, jumantik mandiri, dan pengukuran suhu,
kelembaban, cahaya, kebisingan.
Tabel 17. Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Periode April Juni Tahun
2017
41
Cakupan rumah bebas jentik belum mencapai target yang diharapkan. Ini
dikarenakan kurangnya kepedulian pemilik rumah akan bahaya jentik nyamuk.
Penanganan sampah infeksius dan sanitasi total berbasih lingkungan juga sudah
mencapai target yang diharapkan. Namun, beberapa kegiatan program kesehatan
lingkungan masih perlu untuk ditingkatkan, yaitu TTU dan TPM yang memenuhi
syarat serta fasilitas kesehatan, program rumah bebas jentik, penanganan sampah
infeksius dan sanitasi lingkungan di masyarakat. Program rumah bebas jentik di
wilayah Puskesmas Kelurahan Cilandak Barat sendiri masih memiliki cakupan
yang rendah dibandingkan dengan kelurahan lain di wilayah Kecamatan Cilandak.
4. Promosi Kesehatan
Promkes mempunyai Sasaran Mutu, yaitu :
Penyuluhan Dalam Gedung 12 kali/bulan
Penyuluhan Luar gedung 6 kali/bulan
Promosi kesehatan melalui Media Sosial
Tabel 18. Pencapaian Hasil Kegiatan di Dalam dan Luar Gedung Periode April Juni
2017
Indikator Target Sasaran Sasaran Cakupan Pencapaian
42
(%) 1 tahun bulan Kegiatan Persentase (%)
berjalan (%)
Kegiatan di 100 144 36 63 175 175
dalam gedung
Kegiatan di 100 72 18 17 94,4 94,4
luar gedung
(Sumber : data Puskesmas)
Tabel 19. Frekuensi Penyuluhan di Dalam dan Luar Gedung Periode April - Juni 2017
Dalam Luar
Materi Jumlah
Gedung Gedung
KIA 3 0 3
KB 3 0 3
Gizi 3 1 4
Imunisasi 3 2 5
Diare 3 0 3
Demam Berdarah 3 12 15
AIDS 3 0 3
Hepatitis 3 0 3
ISPA 3 0 3
Rokok & Narkoba / Obat Berbahaya 3 0 3
Keganasan Kanker 3 0 3
Penyakit Degeneratif 3 0 3
Air & Kesehatan Lingkungan 3 0 3
TBC 3 0 3
Kusta / Frambosia 3 0 3
Kes. Gigi & Mulut 3 1 4
Kesehatan Mata 3 0 3
Kesehatan Jiwa 3 0 3
PTM 3 0 3
PHBS 3 0 3
Lain-lain / Cikungunya / IVA Test 3 0 3
Kantin Sehat 0 1 1
Jumlah 63 17 80
(Sumber : data Puskesmas)
43
luar gedung sudah cukup baik namun masih perlu ditingkatkan. Beberapa contoh
penyuluhan di luar gedung biasanya dilakukan di Posyandu, Posbindu, PSN,
sekolah, PKK, dan IKK. Namun penyuluhan di sekolah dengan sasaran peserta
didik maupun warga sekolah masih sangat kurang. Materi penyuluhan di sekolah
yang sudah dilakukan yaitu penyuluhan kantin sehat di sekolah dengan sasaran
warga sekolah dan pengurus kantin.
5, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a. PTM (Penyakit Tidak Menular)
1. Senam DM Dan Hipertensi
2. Sosialisasi PTM dalam dan luargedung
3. Sosialisasi dan Pembinaan Posbindu di wilayah Kecamatan Cilandak
b. Penyakit Menular
1. DBD
a. Penyelidikan Epidemiologi
b. Fogging Fokus pada wilayah tempat tingga lpenderita DBD
dengan hasil PE +
c. PSN Dilakukan setiap hari Jumat bersama lintas sektoral,
masyarakat dan kader terkait
d. GJS Dilakukan Padahari Jumat setiap mingguKe 2-4 tiap bulan
e. Pembentukan Jumantik Sekolah dan Jumantik Mandiri
2. Malaria
Sosialisasi Malaria kemasyarakat
3. Pengendalian HIV/AIDS dan IMS
a. Sosialisasi HIV/IMS Kemasyarakat
b. Sosialisasi HIV/IMS ke Populasi Kunci dan orang yang beresiko
(panti pijat, anak jalanan)
c. Sosialisasi Program Aku Bangga Aku Tahu terkait HIV Ke
Sekolah
d. Dokling / Mobile VCT ke Populasi Kunci Bekerjasama dengan
LSM
e. Pertemuan ODHA
44
f. Layanan CST / ARV / IMS yang ada di Puskesmas Kecamatan
Cilandak
4. Sosialisasi penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi ke kader,
posyandu atau masyarakat.
Tabel 20. Data Penemuan Kasus Suspek TB dan TB Baru BTA (+) Periode April
Juni 2017
Sasaran Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Bulan Persen
(%) 1 Tahun Kegiatan (%)
Berjalan (%)
Penemuan kasus TB 90 152 38 12 31,58 35,09
BTA (+) (Case
Detection Rate)
Pasien baru (belum 90 1520 380 14 3,68 4,09
pernah diobati / sudah
pernah mendapat OAT
< 1 bulan)
Pasien TB diobati 90 152 38 6 15,7 17,4
selama 6 bulan
(Sumber : data Puskesmas)
Tabel 21. Data penemuan kasus DBD pada periode April Juni 2017
6. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan
gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan yang khusus
untuk keperluan tersebut.
A. Layanan Unit Pelayanan Umum
Pada program pengobatan, keberhasilan program dapat dilihat dengan
menilai jumlah kasus yang ada. Kunjungan ini dapat dibagi menjadi 3 kriteria
yang merupakan indikator kinerja kerja pada program pengobatan, yaitu:
45
1. Kasus baru: pernyataan diagnosa pertama kali oleh dokter/paramedis
bahwa seseorang menderita penyakit tertentu.
2. Kasus lama: kunjungan kedua suatu kasus baru penyakit yang sama dalam
satu periode penyakit yang bersangkutan.
3. Kunjungan kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus
(lama) penyakit yang masih dalam periode penyakit yang bersangkutan.
Untuk penyakit menahun adalah kunjungan kedua dan seterusnya pada
tahun berikutnya. Frekuensi kunjungan adalah rata-rata jumlah kunjungan
setiap kasus ke Puskesmas dan jaringannya sampai sembuh.
C. Pelayanan Farmasi
Pelayanan farmasi berupa pemberian obat sesuai resep serta edukasi cara
pemakaian obat. Pendataan obat masuk dan keluar menggunakan sistem FIFO
(First In First Out).
D. Pelayanan Laboratorium
Kegiatan upaya kesehatan laboratorium ini merupakan kegiatan yang
sangat penting untuk menunjang kegiatan diagnosa penyakit. Kegiatan
Pemeriksaan laboratorium yang ada adalah pemeriksaan gula darah, kolesterol,
dan asam urat.
46
Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat di Posyandu
2. UKS / PKPR
Skreening Anak Sekolah (TK- SMA) rutin dilakukan di tahun ajaran baru
Pertemuan dengan guru UKS dan PKPR di wilayah kecamatan Cilandak
Pelaksanaan BIAS
Sosialisasi Dokter kecil, UKS, kader kesehatan remaja, lingkungan
sekolahsehat
Pembentukan Peer Konselor ( usia 10-19 tahun ) terkait penyuluhan
kesehatan reproduksi remaja, kesehatan jiwa remaja, NAPZA, HIV/AIDS
Poli PKPR di Puskesmas Kecamatan Cilandak
3. LANSIA
Tabel 24. Hasil Kegiatan Program Kesehatan Lansia April Juni 2017 (Sumber: data
puskesmas)
Sasaran Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator bulan Persentase
(%) 1 tahun Kegiatan (%)
berjalan (%)
Senam Hipertensi dan 100 24 6 6 100 100
Diabetes
47
Penyuluhan 100 24 6 6 100 100
Pelayanan kesehatan 100 36 9 9 100 100
48
BAB IV
PERENCANAAN
49
4.4 Sampel Diagnostik Komunitas
4.4.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam evaluasi program ini adalah seluruh klinik kesehatan di
wilayah Kelurahan Cilandak Barat.
4.4.2 Kriteria Inklusi
1. Kriteria inklusi :
2.Kriteria eksklusi :
50
metode algoritma problem solving cycle, yaitu setelah dilakukan identifikasi masalah
maka selanjutnya akan ditentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode
Hanlon kuantitatif. Dari beberapa masalah tersebut, kemudian diambil salah satu
program yang bermasalah dengan prioritas utama yang akan dipecahkan.
Langkah selanjutnya dilakukan survey secara kualitatif dengan pendekatan
sistem yang diawali dari input yang meliputi 5M, yaitu man, money, method, material,
machine, kemudian dilanjutkan dengan proses yang meliputi fungsi manajeman (P1, P2,
P3) dan manajemen mutu yang semua terangkum dalam Fish Bone Analysis, sehingga
didapatkan output. Input dan proses dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Data kemudian
diolah untuk mengidentifikasi dan mencari penyebab yang paling mungkin, kemudian
ditentukan alternatif pemecahan masalah dan selanjutnya menetapkan prioritas
pemecahan masalah terpilih dengan metode kriteria matriks (MIV/C). Setelah
pemecahan masalah terpilih, dibuat rencana kegiatan dalam bentuk POA (Plan Of
Action) dan diaplikasikan pada subjek.
51
1. Identifikasi
Masalah
7. Penentuan 3. Penentuan
rencana penerapan penyebab masalah
6. Penetapan 4. Memilih
pemecahan penyebab yang
masalah terpilih paling mungkin
5. Menentukan
alternatif pemecahan
masalah
52
Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya
melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli.
Namun dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah metode
Hanlon.
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah
dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis
penyebab masalah antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan),
analisis sistem, pendekatan H.L.Bloem, analisis epidemiologi, dan pohon
masalah. Dalam hal ini, kami menggunakan metode fish bone analysis untuk
menentukan penyebab masalahnya.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain
dengan cara:
a. menetapkan tujuan dan sasaran
b. mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang
didukung oleh data atau konfirmasi
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab
yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada
alternatif pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan
Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of
Action atau Rencana Kegiatan).
8. Monitoring dan evaluasi
53
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang
sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri,
apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.
Kerangka Pikir Masalah
Pada penelitian ini ditemukan adanya masalah yang terjadi pada program-
program Puskesmas Kelurahan Kelurahan Cilandak Barat. Dasar untuk memutuskan
adanya masalah, yaitu:
1. Adanya kesenjangan antara target dan pencapaian dari program
2. Adanya rasa tidak puas terhadap pencapaian.
3. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut.
Man P1
Money
LINGKUNGAN
54
Tabel 26. Pencapaian Peserta Imunisasi April Juni
Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Sasaran
Indikator bulan
1 tahun Persentase
(%) berjalan Kegiatan (%)
(%)
Batita
Tabel 27. Daftar Pencapaian Program Pelayanan Puskesmas Cilandak Barat Juni-
Agustus 2016
55
Penanganan komplikasi ibu hamil 88 863 143 45 31,46 35,75
Persalinan oleh tenaga kesehatan 98 938 234 215 91,88 93,75
Kunjungan nifas 98 938 234 215 91,88 93,75
Kunjungan neonatus 1 100 893 223 215 96,41 96,41
Kunjungan neonates 97 893 223 215 96,41 99,39
PKN 100 134 33 15 45,45 45,45
Kunjungan bayi 97 893 223 191 85,65 88,29
Kunjungan balita 92 4085 1021 915 89,61 97,41
Managemen Terpadu Balita Sakit 92 2085 1021 810 79,33 86,21
Kelompok pendukung 100 96 45 10 23 23
Sasaran Cakupan
Target Pencapaian
Indikator bulan
(%) Kegiatan Persen (%) (%)
berjalan
Penimbangan Balita 85 3005 3764 125 147
Bayi 0-6 bulan yang
80 577 180 31,2 39
mendapatkan ASI esklusif
Ibu hamil yang
90 245 171 69,8 77,5
mendapatkan 90 tablet FE
Cakupan
Target Sasaran Sasaran bulan Pencapaian
Indikator Kegiatan Persentase
(%) 1 tahun berjalan (%)
(%)
Kegiatan di dalam gedung 100 144 36 63 175 175
Kegiatan di luar gedung 100 72 18 17 94,4 94,4
56
Sasaran Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Bulan Persen
(%) 1 Tahun Kegiatan (%)
Berjalan (%)
Penemuan kasus TB 90 152 38 12 31,58 35,09
BTA (+) (Case
Detection Rate)
Pasien baru (belum 90 1520 380 14 3,68 4,09
pernah diobati / sudah
pernah mendapat OAT
< 1 bulan)
Pasien TB diobati 90 152 38 6 15,7 17,4
selama 6 bulan
Sasaran Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator bulan Persentase
(%) 1 tahun Kegiatan (%)
berjalan (%)
Senam Hipertensi dan 100 24 6 6 100 100
Diabetes
Penyuluhan 100 24 6 6 100 100
Pelayanan kesehatan 100 36 9 9 100 100
57
Langkah 1: Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih presentasi
pencapaian dengan target 100%.
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
58
n = jumlah masalah
= 1 + 3,3 log 17
= 1 + 4,21
= 5,21 dibulatkan 5
terkecil 3,59
Langkah 4 :
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas:
59
30. Tabel Penentuan Besar Masalah Berdasarkan Kelas
60
bulan
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan keganasan, tingkat urgensi, dan
tingkat penyebaran/meluasnya tiap masalah dengan sistem skoring dengan skor 15
Mendesak :4
Cukup mendesak :3
Kurang mendesak :2
Tidak mendesak :1
Mudah menyebar/meluas :4
Cukup menyebar/meluas :3
Sulit menyebar/meluas :2
Tidak menyebar/meluas :1
61
4. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency) dinilai sebagai
berikut :
Sangat banyak :5
Banyak :4
Cukup banyak :3
Kurang banyak :2
Tidak banyak :1
MASALAH U S G P JUMLA
H
Kunjungan nifas 2 3 2 2 9
Kunjungan neonatus 1 2 2 3 3 10
Kunjungan bayi 2 3 3 3 11
KB Aktif 3 3 3 3 12
Fasilitas kesehatan 4 4 4 4 16
62
Angka bebas jentik 5 4 5 4 18
Sangat mudah : 5
Mudah :4
Cukup mudah : 3
Sulit :2
Sangat sulit :1
MASALAH NILAI
63
Bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI esklusif 5
Fasilitas kesehatan 4
Masalah Hasil
P E A R L
Kali
Pencapaian Peserta Imunisasi
Campak booster batita
1 1 1 1 1 1
Penanganan komplikasi ibu
1 1 1 1 1 1
hamil
Persalinan oleh tenaga kesehatan 1 1 1 1 1 1
Kunjungan nifas 1 1 1 1 1 1
Kunjungan neonatus 1 1 1 1 1 1 1
64
PKN 1 1 1 1 1 1
Kunjungan bayi 1 1 1 1 1 1
Managemen Terpadu Balita
1 1 1 1 1 1
Sakit
KB Aktif 1 1 1 1 1 1
Bayi 0-6 bulan yang
1 1 1 1 1 1
mendapatkan ASI esklusif
Ibu hamil yang mendapatkan 90
1 1 1 1 1 1
tablet FE
TPM yang memenuhi syarat 1 1 1 1 1 1
TTU yang memenuhi syarat 1 1 1 1 1 1
Fasilitas kesehatan 1 1 1 1 1 1
Angka bebas jentik 1 1 1 1 1 1
Penemuan kasus TB BTA (+)
1 1 1 1 1 1
(Case Detection Rate)
Pasien baru (belum pernah
diobati / sudah pernah mendapat 1 1 1 1 1 1
OAT < 1 bulan)
Pasien diobati selama 6 bulan 1 1 1 1 1 1
NPD = (A+B) x C
NPT = (A+B) x C x D
Prioritas
65
Kunjungan neonatus 1 1 10 3 1 33 33 XII
PKN (Penanganan komplikasi neonatal) 4 9 4 1 44 44 VII
Kunjungan bayi 1 11 3 1 36 36 X
Managemen Terpadu Balita Sakit 1 13 3 1 42 42 VIII
KB Aktif 5 12 4 1 68 68 IV
66
11. Pasien baru (belum pernah diobati/sudah mendapat OAT < 1 bulan), pasien
diobati selama 6 bulan,
12. Kunjungan neonatus 1, Penanganan komplikasi ibu hamil,
13. Persalinan oleh tenaga kesehatan, Kunjungan nifas, Penemuan kasus TB BTA
(+) (Case Detection Rate)
Hal yang mendasari timbulnya kesenjangan antara hasil yang diharapkan dengan
hasil yang dicapai dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk membantu menentukan
kemungkinan penyebab masalah dapat digunakan diagram tulang ikan (fish bone).
Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen Puskesmas, digunakan pola
pendekatan sistem dan pendekatan mutu. Pendekatan sistem meliputi input (Man,
Method, Money, Material, Market ), proses ( P1 : Perencanaan, P2 : Penggerakkan dan
Pelaksanaan, P3 : Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian ) dan lingkungan.
67
MATERIAL 1. Tersediannya perlengkapan 1. Media promosi dan edukasi
(Perlengkapan) safetybox atau plastik sampah mengenai cara pengelolaan
infeksius. fasilitas kesehatan masih kurang.
2. Terdapatnya beberapa Pihak ketiga 2. Beberapa fasilitas kesehatan tidak
atau pengumpul sementara limbah memiliki perlengkapan
medis yang sudah berizin dan sudah pengelolaan limbah biomedis.
dapat sertifikat.
METHOD 1. Terdapat jadwal rutin untuk 1. Tidak tersedianya form penilaian
(Metode) pelaporan setiap 1 tahun terhadap secara umum yang sudah
tempat tempat umum pihak mencakup semua aspek dalam
puskesmas di wilayah Cilandak pelayanan fasilitas kesehatan.
Barat 2. Kurangnya cara pelaksanaan yang
efektif dan efisien dengan tenaga
kesehatan dan waktu yang
terbatas.
Tabel 36. Kemungkinan Penyebab Masalah Manajemen Puskesmas Dengan Pendekatan
POAC
68
kesehatan di wilayah puskesmas.
69
Cakupan fasiilitas kesehatan yang
memenuhi syarat yaitu 40% dimana
targetnya adalah 75% pada periode
April Juni 2017
70
1. Media promosi dan edukasi mengenai
cara pengelolaan fasilitas kesehatan INPUT 5. Pengurus atau petugas kesehatan merangkap kerjanya
1.
dengan bagian administrasi.
masih kurang.
6. Belum ada tenaga ahli K3 limbah biomedis.
2.
2. Beberapa fasilitas kesehatan tidak
7. Kurangnya pelatihan terhadap penanggung jawab fasilitas
3.
memiliki perlengkapan pengelolaan Man
limbah biomedis. Material kesehatan.
8. Kurangnya tenaga kesehatan yang dapat melakukan
4.
monitoring pelayanan fasilitas kesehatan
1.1. Sulitnya
Sulitnyapelaksanaan
pelaksanaanevaluasi
evaluasiberkala
berkala
terhadapsemua
terhadap semuaaspek
aspekfasilitas
fasilitas 1. Keterbatasan penyuluhan terhadap penggelolaan fasilitas kesehatan
4.
kesehatan.
kesehatan. C A
5. Pelatihan yang diberikan belum mencangkup semua komponen
2.
2.3. Kurangnya
Kurangnyadatabase
databasefasilitas
fasilitaskesehatan 6. Sulitnya pelaksanaan dan pembinaan penyuluhan di beberapa fasilitas
3.
dikesehatan tempat
di wilayah. puskesmas.
wilayah. puskesmas.tempat kesehatan.
umum. PROSES
Gambar
Gambar7. 7.
Fish
Fish
Bone
Bone
Analysis
Analysis
Rendahnya
Rendahnya
Program
Program
fasilitas
Sekolah Kesehatan
Sehat
71
4.12 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diperoleh daftar masalah, maka langkah selanjutnya ialah menyusun
alternatif pemecahan penyebab masalah. Alternatif pemecahan masalah tersebut di atas
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
72
Dengan nilai 1-5 dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan maka
nilainya mendekati angka 5.
Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan maka
nilainya mendekati angka 5.
Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah maka
nilainya mendekati angka 5.
Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan
Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya mendekati
angka 1.
A. Pembuatan form pelaporan secara online dan buku saku persyaratan fasilitas
kesehatan.
B. Monitoring berkala minimal setiap 3 bulan sekali untuk menilai keberhasilan
penyampian informasi melalui penyuluhan.
C. Penyuluhan tentang pengelolaan, pemeliharaan dan system pembuangan limbah
medis kepada fasilitas kesehatan dan dinas kesehatan.
D. Penambahan jumlah tenaga kesehatan.
E. Pembuatan jadwal kegiatan pelatihan oleh puskesmas secara rutin dan pelaporan
kegiatan.
73
Tabel 37. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah
74
system pembuangan limbah medis kepada fasilitas kesehatan dan dinas kesehatan. Dan
penambahan jumlah tenaga kesehatan.
75
Tabel 38. Plan of Action
76
3 Promosi Meningkatn Angka hasil penilaian Pihak Penyuluha Mening Penyulu Biaya Pengunj Kepala program, Pemilik atau Agustus Fasilitas
fasilitas ya pada lembar penilaian pengelola n tentang katkan han fotokopi ung kepala Puskesmas, pengelola 2017 kesehatan
Kesehatan pengetahuan fasilitas kesehatan, atau fasilitas pengeta tentang materi fasilitas doker muda fasilitas Kelurahan
dan limbah tentang dan limbah pemilik kesehatan huan syarat penyuluhan, kesehata kesehatan di Cilandak
medis fasilitas medis,lebih atau sama dapat dan pemilik fasilitas konsumsi n di KelurahanC Barat &
kesehatan dengan 75% melakuka limbah atau kesehata petugas dan keluraha ilandak Puskesmas
sesuai n medis pengelol n yang peerta didik n Barat Kelurahan
strandar dan identifikas a harus cilandak Cilandak
pengelolaan i masalah fasilitas dipenuhi barat Barat
limbah dari kesehata dan
medis penilaian n pengelol
aan
limbah
medis.
4 Promosi Meningkatn Angka hasil penilaian Pihak Pelatihan Mening Melaku Alat-alat Pengunj Kepala program, Pemilik atau Agustus Fasilitas
fasilitas ya pada lembar penilaian pengelola komponen katkan kan pelatihan, ung kepala Puskesmas, pengelola 2017 kesehatan
Kesehatan pengetahuan fasilitas kesehatan, atau fasilitas pengeta pelatiha seperti alat uji fasilitas doker muda fasilitas Kelurahan
dan limbah tentang dan limbah pemilik kesehatan huan n rutin bahan kimia kesehata kesehatan di Cilandak
medis fasilitas medis,lebih atau sama dapat dan pemilik tentang dan biaya n di KelurahanC Barat &
kesehatan dengan 75% melakuka limbah atau pemisah konsumsi keluraha ilandak Puskesmas
sesuai n medis pengelol an n Barat Kelurahan
strandar dan identifikas a limbah cilandak Cilandak
pengelolaan i masalah fasilitas medis barat Barat
limbah dari kesehata padat
medis penilaian n dan cair.
5 Promosi Meningkatn Angka hasil penilaian Poster Pembuata Mening Pembuat Biaya Pengunj Kepala program, Pemilik atau Agustus Fasilitas
fasilitas ya pada lembar penilaian mengenai n poster katkan an pembuatan ung kepala Puskesmas, pengelola 2017 kesehatan
Kesehatan pengetahuan fasilitas kesehatan, komponen kepeduli poster dan fasilitas doker muda fasilitas Kelurahan
dan limbah tentang dan limbah fasilitas an sebagai pencetakan kesehata kesehatan di Cilandak
medis fasilitas medis,lebih atau sama kesehatan pengelol media poster n di KelurahanC Barat &
kesehatan dengan 75% dan a dan promosi keluraha ilandak Puskesmas
sesuai limbah pemilik mengen n Barat Kelurahan
strandar dan medis fasilitas ai cilandak Cilandak
pengelolaan kesehata kompon barat Barat
limbah n en
medis fasilitas
kesehata
77
n & di
bagikan
ke
fasilitas
kesehata
n
6 Peningkatan Kegiatan - Terjalin Rapat Mening Rapat - Pemega Kepala Puskesmas, - Agustus Fasilitas
koordinasi pembinaan kerjasama koordinasi katkan koordin ng kepala program 2017 kesehatan
lintas fasilitas lintas kerjasa asi rutin pogram kesehatan Kelurahan
program kesehatan program ma antar kesehata lingkungan, Cilandak
yang lintas pemega n promosi kesehatan Barat &
berkesinamb Contoh program ng lungkun dan fasilitas Puskesmas
ungan dan rencana program gan, kesehatan Kelurahan
berkelanjuta strategi (kesehat promosi Cilandak
n program an kesehtan Barat
fasilitas lingkun dan
kesehatan gan, fasilitas
promosi kesehata
kesehata n
n dan
UKS)
Pembuat
an
contoh
rencana
strategi
78
BAB V
PELAKSANAAN DAN PENGORGANISASIAN
Untuk media komunikasi sendiri seperti brosur atau leaflet belum ada, selama ini
yang digunakan jika melakukan penyuluhan ialah hanya memberikan informasi saat
sedang melakukan inspeksi. Sambil melakukan inspeksi, pengelola diberikan masukan
bagaimana sebaiknya fasilitas kesehatan dikelola. Hal ini terkutip dalam ungkapan
berikut :Ya selama ini kami selalu beri informasi kok mengenai fasilitas pelayanan
kesehatan yang memenuhi syarat itu seperti apa sambil melakukan pendataan atau
mengevaluasi fasilitas kesehatan. Tetapi memang tidak ada media informasi seperti
79
brosur atau leaflet. Beberapa fasyankes ketika didatangi meminta untuk diberikan
masukan sehingga mereka dapat memperbaiki kualitas tempat mereka.
Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa selama ini masalah
yang menyebabkan tidak tercapainya target dalam hal pelayanan fasilitas kesehatan
salah satunya adalah kurangnya sosialisasi kepada pihak pihak pengelola tempat
mengenai indikator fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat, peraturan apa saja untuk
pelayanan fasilitas kesehatan, kurangnya media yang dapat menyampaikan komunikasi
yang efektif dan menarik serta kurangnya pembinaan dan pelatihan terhadap pengelola
fasilitas kesehatan. Sehingga masalah masalah tersebut jika dikelompokkan
berdasarkan penyebab masalahnya adalah faktor man (tenaga kerja) yaitu pemegang
program kesehatan lingkungan yang memegang banyak program kesling dan baru saja
menjadi pemegang program beberapa tahun terakhir dan pengelola fasilitas kesehatan
yang tidak mengetahui informasi bagaimana mengelola fasilitas kesehatan agar
memenuhi syarat, method (metode) seperti cara pemberian penyuluhannya tidak
maksimal bahkan belum pernah sama sekali pada beberapa tempat umum, material
(peralatan) tidak adanya brosur atau leaflet sebagai media pendukung pemberi informasi
yang informative, efektif dan menarik. Sedangkan dilihat dari segi P1 (perencanaan)
tidak adanya jadwal pembinaan fasilitas kesehatan secara berkala.
(Fasyankes KRM) Kami mendirikan ini sudah cukup lama dan belum pernah ada
pemeriksaan mendetail tentang kelengkapan data dokumen dan perizinan. Kami tidak
tahu kalau sampah-sampah harus dipisah-pisah ataupun tidak boleh dicampur dengan
sampah rumah tangga. Kami juga tidak tahu kalau harus bekerja sama dengan
pembuangan limbah medis baik cair dan padat.
80
belum terdapat keselarasan antara petugas Puskesmas serta pihak fasilitas keseahatan
maupun pihak lain yang bertanggungjawab terhadap fasilitas kesehatan.
= 5/8 x 100%
81
= 62 %
5.3 Intervensi
5.3.1 Penilaian Komponen fasilitas pelayanan kesehatan
82
5.3.3 Pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
Pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan ini ditujukan kepada pemilik atau
pengelola atau penanggungjawab berupa penyuluhan yang berisi materi dan simulasi
mengenai komponen fasilitas pelayanan kesehatan, pengelolaan dan pemeliharaan
limbah medis, dan area bebas rokok atau area bebas jentik. Pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya.
Pembinaan yang pernah dilakukan adalah pembinaan untuk pengelolaan dan
pemeliharaan limbah medis yang benar dilaksanakan selama 6 bulan sekali. Pembinaan
menyeluruh mengenai seluruh komponen fasilitas kesehatan belum dilaksanakan secara
rutin ke setiap fasilitas pelayanan kesehatan. Diharapkan pembinaan dilakukan secara
berkala, berkelanjutan pada fasilitas fasilitas kesehatan dan berkesinambungan dari
setiap program pendukung.
83
serta pengelolaan yang benar terhadap limbah medis yang agar terwujud lingkungan
yang sehat. Komponen atau gambar tersebut adalah definisi limbah medis, perbedaan
dan jenis limbah medis, dan penanganan limbah medis. Pembagian poster ini bertujuan
untuk memberikan informasi agar fasilitas medis tidak sembarangan dalam pengelolaan
limbah medis.
84
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi sampel masih belum mencapai
nilai standar fasilitas pelayanan kesehatan ( 75%). Dimana didapatkan hanya
62 % atau 5 fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi syarat dari 8 fasilitas
pelayanan kesehatan yang diperiksa. Belum terpenuhinya fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut, disebabkan kurangnya atau tidak adanya kelengkapan data
dokumentasi lingkungan, masih mencantumkan nama dokter sebagai
penanggung jawab klinika atau dokter praktek, namun ketika dilapangan dokter
tersebut tidak praktek ataupun tidak ada ditempat, pengelolaan dan pengolahan
limbah medis padat dan cair yang tidak tepat dan tidak beizin serta belum
teruji, dan masih ditemukannya area merokok disekitar pelayanan kesehatan.
2. Kepatuhan dan kesadaran fasilitas pelayanan kesehatan terhadap peraturan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah untuk fasilitas pelayanan kesehatan
kurang dilaksanakan, bahkan ada yang tidak melaksananya. Hal tersebut
menjadi faktor yang menentukan terpenuhi komponen fasilitas pelayanan
kesehatan.
3. Rapat koordinasi pemegang program Kesehatan lingkungan belum berjalan
dengan optimal dikarenakan kurangnya waktu dan tenaga kesehatan yang
mampu mengelola program
6.2 Saran
6.2.1 Puskesmas
1. Puskesmas dapat melakukan pembinaan dan pelatihan mengenai komponen
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih menyeluruh, berkesinambungan
dan berkelanjutan pada beberapa fasilitas pelayan kesehatan agar
pengetahuan dan kesadaran pihak fasilitas kesehatan terhadap komponen
fasilitas kesehatan meningkat.
2. Rapat koordinasi pemegang program kesehatan lingkungan dapat dilakukan
secara berkala untuk menentukan fasilitas kesehatan yang akan dilatih dan
85
dibina, materi pembinaan dan tindak lanjut dari masalah dan laporan
fasilitas pelayanan kesehatan
3. Puskesmas dapat memodifikasi instrumen penilaian fasilitas pelayanan
kesehatan dengan mengacu kepada form penilaian yang tersedia.
4. Sebaiknya dipertimbangkan untuk diberikan sanksi berupa pelaporan ke
pihak dinas kesehatan dan pencabutan izin operasional.
86
DAFTAR PUSTAKA
87
Lampiran 1.
Form Pendataan
Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan :
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan :
Alamat :
No. Telp. :
No. Surat Izin Operasional :
Nama Penanggung Jawab :
No. STR Penanggung Jawab :
No. SIP Penanggung Jawab :
Form Penilaian
No. Objek Pengawasan YA TIDAK Keterangan
A. KETENAGAAN
1 Memiliki tenaga kesehatan terdiri :
1) Dokter
2) Perawat
3) Bidan
4) Apoteker
5) Asisten Apoteker
6) Analisis lab
7) NAKES Lain, sebutkan
2 Memiliki dokumen kerjasama dengan
puskesmas ?
B. DOKUMEN LINGKUNGAN
(AMDAL/UKL &
UPL/DPHL/DELH/SPPL)
1. Memiliki dokumen lingkungan yang sudah
disetujui oleh BPLHD/PTSP
2. Surat pernyataan akan melaksanakan semua
isi dokumen lingkungan serta bersedia
menerima sanksi bila melanggarnya sudah
ditandatangani oleh penanggung jawab.
3. Memiliki penanggung jawab serta kontal
personal
4. Setiap 6 bulan melakukan penyampaian
laporan implementasi dokumen lingkungan.
C. PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
PADAT
1. Memiliki saranan pemusnahan limbah medis
padat (insenerator)
88
2. Bila memiliki, telah memiliki izin dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan ?
3. Bila tidak, apakah memiliki Surat Perjanjian
Kerjasama Tripartit dengan pihak ke 3 ?
4. Apakah pihak ke 3 memiliki Rekomendasi
dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan serta izin Pengangkutan dari
Kementerian Perhubungan RI dalam proses
mengangkut limbah medis dan proses
pemusnahan ?
5. Limbah medis padat yang ditampung dengan
menggunakan wadah berwarna sesuai jenis
dan karakteristik limbahnya ?
6. Memiliki Tempat Penyimpanan Sementara
(TPS) Medis sesuai Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.58
Tahun 2015
D. PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
CAIR
1. Memiliki Instalansi Pengolahan Air Limbah
Medis (IPAL)
2. Bila memiliki, apakah memiliki izin
Pembuangan Air Limbah dan BPLHD/PTSP
?
3. Bila tidak, apakah memiliki surat Perjanjian
Kerjasama Tripartit dengan pihak ke 3 ?
4. Apakah pihak ke 3 memiliki Rekomendasi
dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan serta izin Pengangkutan dari
Kementerian Perhubungan RI dalam proses
mengangkut limbah medis dan proses
pengolahan ?
5 Memiliki Jadwal pengiriman dan
pemeriksaan sampel limbah B3 medis cair
setiap bulan ke Laboratorium terakreditasi
dan ke Laboratorium BPLHD setiap 3 bulan
?
E. AREA BEBAS ROKOK
1. Apakah anda tahu DKI Jakarta memiliki
Peraturan Peraturan yang melarang
merokok didalam gedung atau kawasan atau
angkutan umum ?
2. memiliki tempat khusus merokok didalam
atau diluar gedung ?
89
3. Apakah anda memberikan tanda dilarang
merokok di setiap tempat atau pintu masuk ?
4. Apakah anda menyediakan asbak didalam
tempat/gedung ?
(.................................) (.....................................)
NIP NIP
90
Lampiran 2.
Ceklist Persyaratan Izin Operasi Klinik Pratama/Utama
Nama Klinik :
Alamat :
Persyaratan Teknis Kesesuaian Keterangan
Sesuai Tidak
sesuai
LOKASI
1. Memenuhi ketentuan pesebaran klinik dengan
memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan
rasio jumlah penduduk
2. Memenuhi ketentuan persyaratan kesehatan
lingkungan
BANGUNGAN
1. Bersifat permanen dan tidak bergabung fisik
dengan tempat tinggal perorangan
2. memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan
dan kemudahan dalam memberikan pelayanan,
keselamatan dan kesehatan bagi semua orang
3. Paling sedikit :
Ruang pendaftaran
Ruang konsultasi
Ruang administrasi
Ruang obat dan bahan habis pakai untuk
pelayanan farmasi
Ruang atau pojok ASI
Kamar mandi/WC
Ruang lain sesuai kebutuhan
4. Klinik rawat inap :
Ruang rawat inap yang memenhi
91
persyaratan
Ruang farmasi
Ruang laboratorium
Ruang dapur
5. Jumlah tempat tidur klinik rawat inap 5 10
PRASARANA
1. Prasarana klinik
Instalasi sanitas
Instalasi listrik
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Ambulance (khusus rawat inap)
Sistim gas medis
Sistim tata udara
Sistim pencahayaan
Prasarana lain sesuai kebutuhan
2. Sarana dan prasarana klinik dalam keadaan
terpelihara dan berfungsi baik.
KETENAGAAN
1. Penanggung jawab klinik seorang tenaga medis,
memiliki SIP dan hanya bertanggungjawab pada 1
(satu) klinik.
2. Klinik rawat jalan terdiri dari tenaga medis,
perawat, tenaga kesehatan lain dan tenaga non
kesehatan sesuai kebutuhan (terlampir)
3. Klinik rawat inap terdiri dari tenaga medis,
kefarmasian, perawat, gizi, analis kesehatan, tenaga
kesehatan lain dan tenaga non kesehatan sesuai
kebutuhan (terlampir)
4. klinik pratama yang memberikan pelayanan
kedokteran tenaga medis minimal 2 (dua) dokter
92
atau dokter gigi
5. Klinik utama yang memberikan pelayanan
kedokteran tenaga medis minimal 1 (satu) dokter
spesialis dan 1 (satu) dokter.
6. klinik utama yang memberikan pelayanan
kedokteran gigi tenaga medis minimal 1 (satu)
dokter spesialis gigi dan 1 (satu) dokter gigi
7. setiap tenaga medis yang berpraktek harus punya
SIP
8. Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja harus
punya SIK
9.Setiap tenaga kesehatan harus bekerja sesuai
stanndar profesi, SOP, standar pelayanan, etika
profesi, menghormati hak pasien, serta
mengutamakan kepentingan dan keselamatan
pasien.
PERALATAN
1. Mempunyai peralatan medis dan non medis yang
memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang
diberika (terlampir)
2. peralatan medis dan non medis memenuhi
standar mutu, keamanan dan keselamatan
3. peralatan medis dan non medis memiliki izin
edar
4. peralatan medis telah teruji dan dikalibrasi secara
berkala oleh institusi yang berwenang
5. peralatan medis yang menggunakan sinar
pengion telah mendapatkan izin
6. penggunaan peralatan medis berdasarkan indikasi
medis
93
KEFARMASIAN
1. Klinik rawat jalan yang menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian wajib memiliki apoteker
yang memiliki SIPA penanggung jawab atau
pendamping
2. klinik rawat inap wajib memiliki instalasi farmasi
yang diselenggarakan apoteker
3. klinik yang menyelenggarakan pelayanan
rehabilitasi medik pecandu narkotika, psikotropika
dan zat adiktif lainnya wajib memiliki instalasi
farmasi yang diselenggarakan apoteker.
LABORATORIUM
1.Klinik rawat inap wajib memiliki
menyelenggarakan pengelolaan dan pelayanan
laboratorium klinik
2. klinik utama dapat menyelenggarakan pelayanan
laboratorium klinik utama pratama atau
laboratorium klinik umum madya
PERSYARATAN ADMINISTRASI
1. Izin mendirikan
2. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten
(.................................) (.....................................)
NIP NIP
94
Lampiran 3.
Hasil Analisis Data Sampel
Dokumen Lingkungan
95
Area bebas rokok
SDMK
96
Lampiran 4.
Dokumentasi
97
98
tempat pengolahan limbah medis
99