Oleh :
Pendamping :
Dr. Wike Wahyu Wijayanti
NIP :19790715 201412 2 003
PENDAHULUAN
dan atau diastolik, dapat ditegakan ditegakkan bila TDS ≥140 mmHg
tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan atau diastolik 85-89 mmHg
batuk, sesak, tidak nafsu makan dan lemas. COVID-19 pertama kali
kasus harian nasional yaitu sebanyak 8.692 kasus. Provinsi Jawa Timur
pelayanan rawat jalan dikarenakan takut akan penularan Covid. Hal ini
pandemi COVID-19.
COVID-19.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
tidak dapat dimodifikasi antara lain adalah usia, genetik, dan jenis
(Kotchen, 2010).
(mmH mmHg)
g)
TD Klinik ≥140 dan/atau ≥90
ABPM
Rerata pagi-siang hari (atau ≥135 dan/atau ≥85
bangun)
Rerata malam hari (atau tidur) ≥120 dan/atau ≥70
Rerata 24 jam ≥130 dan/atau ≥80
Rerata HBPM ≥135 dan/atau ≥85
ginjal.
jas putih, hipertensi terselubung, dan juga kasus lain (Lukito, 2019).
mortalitas
2019).
TDD di klinik
Usia
Hipert +Diab +PGK +PJK +stroke
18-65
65-79
>80 tahun
Tabel 2.3 Ambang Batas Tekanan Darah untuk Inisiasi Obat (Lukito, 2019)
2009).
(5) Penggunaan kombinasi tiga obat yang terdiri dari RAS blocker
a. Pandemi Covid-19
dari orang ke orang dalam waktu singkat dan dengan gejala seperti
demam tinggi, batuk, sesak, tidak nafsu makan dan lemas. COVID-19
pertama kali dilaporkan di Wuhan, Hubei, Cina pada Desember 2019,
luar China, lebih dari beberapa minggu. Wabah ini telah mempengaruhi
lebih dari 2,3 juta orang di 185 negara di dunia. Angka fatalitas kasus
2020).
yang disebabkan melalui reseptor ACE-2. Dari total 996 pasien Covid-
tanpa hipertensi (Pan, wei et al, 2020). Hal ini menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan ketakutan masyarakat untuk datang ke faskes primer.
b. Keluarga
Riwayat Keluarga Jika orang tua atau kerabat dekat memiliki tekanan
langka yang disebabkan adanya mutasi gen (NIH, 2020). Setiap anggota
seperti genetik, kondisi lingkungan dan gaya hidup (NIH, 2020). Faktor
c. Ekonomi
d. Penelitian-penelitian
sebelumnya menun-
e. jukkan hubungan
Status Sosial Ekonomi
(SSE)
f. dengan kejadian
hipertensi. Penelitian
oleh Caro-
g. lyn dan Lam
memperlihatkan bahwa
status sosial
Peningkatan prevalensi hipertensi terjadi di negara maju maupun negara
tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013.5 Salah satu faktor penyebab
status kesehatan yang lebih buruk, hal tersebut terkait dengan gaya hidup
Hasil yang sama juga didapatkan oleh Leng, dkk bahwa status sosial
a. Pola Hidup
hipertensi diantaranya:
1) Obesitas
2) Status Merokok
sel darah merah. Hal ini juga meningkatkan jumlah kolesterol yang
rokok. Asap dan uap bekas rokok adalah bahaya yang mengancam
ketika mereka terpapar asap rokok orang lain (AHA, 2015). Perokok
yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang
fungsi sel (WHO, 2016). Namun diperlukan kadar yang tepat untuk
4) Konsumsi alcohol
fisik yang tepat sangat baik untuk kesehatan jantung dan sistem
mengikuti regulasi yang berlaku. Hal ini tidak hanya ditujukan untuk
6) Stres
“melawan atau lari”. Hal ini membuat jantung berdetak lebih cepat
(AHA, 2016).
b. Pengetahuan
dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mau mengerjakan menjadi mau
Data
Puskesmas Keliling Puger selama bulan April 2021. Dalam masa pandemi ini,
Kriteria inklusi:
Kriteria ekslusi:
pewawancara
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu pasien hipertensi yang
terdiri dari pernyataan yang berkaitan dengan data pasien, pola hidup dan factor
Semua jenis data yang dikumpulkan pada miniproject ini adalah data
a. Pelaksana dalam hal ini dokter internsip Puskesmas Puger bekerja sama
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
8% Underweight
21%
13% Normal
overweight
Obesitas
58%
Diagram 4.3 Persentase Indeks Massa Tubuh responden di 5 wilayah Puskesmas Puger.
Diagram 4.6 Amlodipin dan Captopril merupakan obat yang paling sering
dikonsumsi untuk mengatasi hipertensi di wilayah Puger
78%