Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

Nama Kelompok :

- Amelia Olifia Helwend

- Aniva Usnah

- Kenny Arya Nanda

- M. Haris Novriansyah

- Maria Lepang Angelina Koten

- Nuning Nia

- Suci Putri Angesta

- Zulfa Linda Harliasyah

Program Studi : S1-Ilmu Keperawatan

Tugas : Makalah Keperawatan Medikal Bedah I

Dosen : Ns. Rizki Sari Utami Muchtar, S.Kep, M.Kep.


Kata Pengantar

Puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya kami mampu

menyelesaikan tugas yang telah di berikan sesuai yang diinginkan. Kami juga berterima kasih

kepada dosen pembimbing pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Sehingga kami

mampu menyelsaikan makalah yang membahas tentang “ Akut Miokard Infark” dari kasus

yang sudah di berikan.

Makalah ini juga dapat di selesaikan dengan berkat adanya dorongan dan bantuan dari

semua pihak baik yang bersifat material maupun spiritual. Oleh karena itu, kami sekali lagi

mengucapkan terima kasih untuk segala kerjasamanya.

Dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan bermanfaat bagi semua pihak terutama

bagi dosen pembimbing dan para pembaca nantinya. Semoga makalah ini bermanfaat dan

membantu masalah yang belum terpecahkan bagi para pembaca. Mungkin itu saja yang dapat

kami sampaikan.

Hormat kami

Penulis.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................................2

BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………………...3

A.LatarBelakang…………............................................................................................................3

1.1 Rumusan masalah.......................................................................................................6

1.2 Tujuan Penelitian ......................................................................................................6

1.3 Manfaaat penelitian ...................................................................................................6

1.3.1 Manfaat teoritis…………………..............................................................6

1.3.2 Manfaat praktis ........................................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORI…………………………................................................................7

2.1 Definisi Akut Miokard Infark…………………………..............................................7

2.2 Klasifikasi Hipertensi ................................................................................................7

2.3 Etiologi Hipertensi ..................................................................................................7

2.4 Manifestasi Klinis hipertensi ..................................................................................9

2.5 Patofisiologi Hipertensi ...........................................................................................10

2.6 Penatalaksanaan Medis ............................................................................................11

BAB III Pengamatan Kasus ......................................................................................................13

3.1 Skenario Kasus ........................................................................................................13

3.2 Proses Pengkajian .....................................................................................................13

3.3 Analisa Data .............................................................................................................14

3.4 Asuhan Keperawatan ...............................................................................................19

BAB IV Penutup..........................................................................................................................22

4.1 Kesimpulan.................................................................................................................22

4.2 Saran...........................................................................................................................22

Daftar Pustaka……………………………………………………………...……………23

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan


abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus
lebih dari suatu periode (Udjianti, 2010). Hipertensi termasuk masalah yang
besar dan serius karena sering tidak terdeteksi meskipun sudah bertahuntahun.
Ketika gejala timbul, hipertensi sudah menjadi penyakit yang harus diterapi
seumur hidup, pengobatan yang harus dikeluarkan cukup mahal dan
membutuhkan waktu yang lama. Bila tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan masalah lain berupa komplikasi berbagai organ penting seperti
jantung, ginjal, otak dan mata.

Hipertensi juga dapat menyebabkan kecacatan permanen dan kematian


mendadak (Yulianti, 2008). Tidak semua penderita hipertensi memerlukan
obat. Disamping melakukan kontrol ulang tekanan darah secara teratur, pada
prinsipnya ada dua macam terapi yang bisa dilakukan untuk mengobati
penyakit hipertensi, yaitu farmakologi dengan menggunakan obat-obatan dan
non farmakologi yaitu dengan modifikasi pola hidup sehari-hari.

Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan


salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia (Ririn, 2008). Terapi
nonfarmakologis harus diberikan kepada semua pasien hipertensi primer
dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor risiko
serta komplikasi pada penyakit yang menyertai (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi,
Simadibrata, et.al 2006).Ketidakpatuhan pasien terhadap modifikasi gaya
hidup yaitu konsumsi alkohol, pengendalian berat badan, termasuk
pengendalian stres dan kecemasan merupakan salah satu penyebab terjadinya
hipertensi resisten (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, et.al 2006).

3
Modifikasi pola hidup merupkan langkah pencegahan yang baik terhadap
faktor resiko yang dapat memperberat keadaan hipertensi (Hartati, 2007).

Hipertensi merupakan masalah global hampir 1 milliar orang atau 1


dari 4 orang dewasa menderita tekanan darah tinggi. Setiap tahun hipertensi
menjadi penyebab pertama dari 7 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler
lainnya (Zamhir, 2006). Data WHO tercatat bahwa dari 50% penderita
hipertensi, hanya 25% yang mendapat pengobatan dan 12,5% dapat diobati
dengan baik (adequately treated case) (Ruhayana, 2007). Di Amerika Serikat
sekitar 50 juta penduduk mengalami peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg (Yunus, 2008).
Di Indonesia kasus hipertensi cenderung tinggi pada : Jabotabek,
Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar yang mencapai 30% - 34% . Dari
34 Propinsi di Indonesia terdapat 8 propinsi dengan kasus penderita hipertensi
melebihi rata-rata nasional yaitu : Sulawesi Selatan (27%), Sumatra Barat
(27%), Jawa Barat (26%), Jawa Timur (25%), Sumatra Utara (24%), Sumatra
Selatan (24%), Riau (23%), dan Kalimantan Timur (22%) (Zamhir, 2006).
Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi secara nasional
mencapai 31,7%. Dari data Dinas Kesehatan Ponorogo Tahun 2013 terdapat
10.271 jiwa penderita hipertensi di wilayah Kabupaten Ponorogo. Jumlah
penderita hipertensi terbanyak di Ponorogo terdapat di Puskesmas Jenangan
sebesar (1.631), terbanyak kedua terdapat di Puskesmas Ponorogo Utara
sebesar (1.521), diikuti dengan Puskesmas Nailan sebesar (842), Puskesmas
Kauman (721), dan Puskesmas Bungkal (613).

Hipertensi disebabkan oleh beberapa hal, yang lebih banyak


menyebabkan hipertensi adalah faktor risiko.tensi ada dua, faktor yang dapat
di kontrol dan faktor yang tidak dapat di kontrol. Faktor yang dapat dikontrol
adalah kegemukan atau obesitas, pola makan yang tidak terkontrol bisa
menyebabkan penimbunan lemak sehingga mempengaruhi peredaran darah,
konsumsi garam berlebihan, garam bersifat menahan air sehingga menaikan
tekanan darah, kurang olahraga, orang yang kurang aktif berolahraga pada
umumnya cenderung mangalami kegemukan, stres, orang yang stress dapat
merangsang hormon adrenalin yang menyebabkan jantung berdenyut lebih

4
cepat dan penyempitan kapiler sehingga tekanan darah meningkat, merokok
dan konsumsi alkohol, nikotin yang terkandung didalam rokok dapat
meningkatkan penggupalan darah dalam pembuluh darah, serta alcohol

karena adanya peningkatan sintensis catecholamine yang dalam


jumlah besar dapat memicu kenaikan tekanan darah.l, di antaranya adalah
keturunan, 70- 80% penderita hipertensi di temukan ada riwayat keluarganya,
jenis kelamin, kaum laki-laki paling beresiko hipertensi karena memiliki
faktor pendorong, seperti stres, kelelahan, dan makanan tidak terkontrol, umur,
pada umumnya, hipertensi menyerang pria pada usia di atas 31 tahun,
sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun (menopause) (Setiawan,
2008).

Oleh karenanya modifikasi gaya hidup dan menjalani perilaku yang


lebih sehat sangat penting

pola makan dengan mengatur asupan kalori yang seimbang, membatasi


makanan yang mengandung banyak lemak dan kolesterol. Selain itu,
menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menjadi sasaran pelaksanaan non farmakologis. Stres juga perlu diperhatikan
karena stres mampu meningkatkan tekanan darah dan faktor risiko
meningkatnya morbiditas pada penyakit kardiovaskular (Sartika,2008).

derita perlu dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan status


kesehatan pada penderita hipertensi yang muncul dan disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan keluarga. Apabila pengetahuan tentang hipertensi
cukup baik, maka akan berpengaruh pula pada sikap yang baik bagi keluarga
yang melakukan perawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi.
Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengetahuan Keluarga Penderita Hipertensi Dalam Upaya
Penatalaksanaan Non Farmakologi di Kelurahan Nologaten Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo”.

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat di rumuskan


sebagai berikut: “Bagaimanakah pengetahuan keluarga penderita hipertensi
dalam upaya penatalaksanaan non farmakologis ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengetahuan keluarga


penderita hipertensi dalam upaya penatalaksanaan non farmakologis. Dalam
upaya penatalaksanaan non farmakologis.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Menambah wawasan


mengenai hipertensi dalam penatalaksanaan non farmakologis.

2. Bagi Institusi Pendidikan Dapat memberikan manfaat serta


menambah wawasan bagi pembaca yaitu mahasiswa serta sebagai masukan
khususnya Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo dalam
meningkatakan mutu pendidikan di bidang kesehatan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan


sebagai masukan bagi profesi keperawatan dalam memberikan profesi
kesehatan terkait penatalaksanaan di masyarakat agar penderita hipertensi
tidak mengalami komplikasi ataupun kematian.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai acuan melakukan penelitian


selanjutnya dan sebagai ilmu pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk
informasi dalam peneliti.

6
BAB II

Tinjauan Teori

2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah Peningkatan tekanan darah sistole dan diastole, penyakit ini
juga disebut Silent Disease : Penyakit yang diam-diam namun mematikan.

2.2 Klasifikasi Hipertensi

Adapun jenis-jenis dari hipertensi dapat dibagi menjadi 2 tipe :

1. Hipertansi primer
Hipertensi ini juga disebut hipertensi essensial atau hipertensi ideopatik.
Etiologinya banyak faktor, dengan penyebab yang tidak dapat diidentifikasikan, tetapi
beberapa yang umumnya terlibat berkaitan dengan Homeostatik.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi ini adalah hipertensi yang etiologinya dapat diidentifikasikan dengan
keadaan penyakit atau masalah yang spesifik , dan dalam banyak kasus penyebab
utamanya dapat diperbaiki. Oleh karena itu adalah penting untuk mengisolasi akar
permasalahan sehingga regimen pengobatan yang paling tepat dapat diresepkan.

2.3 Etiologi Hipertensi


Hipertensi primer mencakup >90% dari keseluruhan kasus hipertensi. Kurang
dari 5-8% klien hipertensi dewasa memiliki hipertensi sekunder ; bagaimanapun juga,
terlepas dari jenisnya, hipertensi merupakan akibat dari serangkaian faktor-faktor
genetik dan lingkungan, faktor-faktor resiko ini digolongkan menjadi yang dapat
diubah dan tidak dapat diubah.

Faktor-faktor yang tidak dapat diubah :


a. Riwayat keluarga

Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu pada seseorang pada


riwayat hipertensi keluarga, beberapa gen mungkin berinteriksaksi dengan yang
lain dan juga lingkungan yanmg dapat menyebabkan tekanan darah naik dari
waktu ke waktu. Kecenderungan genetis yang membuat keluarga tertentu lebih

7
rentan terhadap hipertensi mungkin berhubungan dengan peningkatan kadar
natrium intraseluler dan penurunan rasio kalsium-natrium, yang lebih sering
ditemukan orang berkulit hitam. Hipertensi memiliki resiko yang lebih tinggi pada
usia muda.

b. Usia

Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Penelitian


epidemiologi, telah menunjukkan prognosis yang lebih buruk pada klien yang
hipertensinya mulai pada usia muda

c. Jenis kelamin

Pada keseluruhan insiden, hipertensi lebih banyak terjadi pada pria disbanding
wanita sampai kira-kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita hamper sama
antara usia 55-74 tahun, setelah usia 74 tahun wanita bersiko lebih besar.

d. Etnis

Statistik mortalitas mengidentifikasikan bahwa angka kematian pada wanita


berkulit putih dewasa dengan hipertensi lebih rendah pada angka 4,7% ; pria
berkulit putih pada tingkat terendah berikutnya 6,3% dan pria berkulit hitam pada
tingkat terendah berikutnya yaitu 22,5% angka kematian tertinggi pada wanita
berkulit hitam adalah angka 29,3%.

Faktor-faktor yang dapat diubah

a. Diabetes Diabetes mempercepat ateroskleosis dan menyebabkan hipertensi


karena kerusakan pada pembuluh darah besar. Oleh karena itu hipertensi
akan menjadi diagnosis yang lazim pada diabetes meskipun diabetesnya
terkontrol dengan baik.
b. Stres

Stres meningkatkan resistansi vaskular perifer dan curah jantung serta


menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis. Stresor bias banyak hal mulai
dari suara, infeksi, peradangan, nyeri, berkurangnya suplai oksigen, panas,
dingin, trauma, obesitas, usia tua, obat-obatan, dan pengobatan medis dapat
memicu respon stres. Sebuah laporan dari lembaga stres Amerika (America

8
Institute Of Stress) memperkirakan 60-90% dari seluruh kunjungan perawat
primer meliputi keluhan yang berhubungan dengan stress.

c. Obesitas

Dengan meningkatnya jumlah lemak sekitar diafragma, pinggang, dan


perut, dihubungkan dengan pengembangan hipertensi berada pada resiko jauh
lebih sedikit untuk pengembangan hipertensi sekunder daripada peningkatan
berat badan saja. Kombinasi obesitas dengan faktor-faktor lain dapat ditandai
dengan sindrom metabolis, yang juga meningkatkan resiko hipertensi.

d. Nutrisi

Konsumsi natrium bias menjadi faktor paling penting dalam


perkembangan hipertensi essesial paling tidak 40% dari klien yang akhirnya
terkena hipertensi akan sensitif terhadap garam dan kelebihan garam mungkin
menjadi penyebab pencetus hiprtensi pada individu ini.

e. Penyalahgunaan Obat
Merokok, mengkonsumsi alkohol, dan beberapa penggunaan obat
terlarang merupakan faktor-faktor resiko hipertensi. Pada dosis tertentu
nikotin tertentu dalam rokok serta obat seperti kokain dapat menyebabkan
naiknya tekanan darah secara langsung.

2.4 Manifestasi Klinis Hipertensi

Pada tahap awal perkembangan hipertensi, tidak ada manifestasi yang


dicatat oleh klien atau praktisi kesehatan. Pada akhirnya tekanan darah akan naik,
dan jika keadaan ini tidak “terdeteksi” selama pemeriksaan rutin, klien akan tetap
tidak sadar bahwa tekanan darah nya naik. Jika keadaan ini dibiarkan tidak
terdiaknosis, tekanan darah akan terus naik, manifestasi klinis akan menjadi jelas,
dan klien pada akhirmya akan datang kerumah sakit dan mengeluhkan :

 sakit kepala terus menurus


 kelelahan
 pusing
 berdebar – debar

9
 sesak
 pandangan kabur atau penglihatan ganda
 mimisan
 mudah marah
 mual dan muntah
 dunia terasa berputar – putar (vertigo)
 sulit bernafas setelah kerja keras

2.5 Patofisiologi

Pada hipertensi primer (esensial) Empat sistem control yang memainkan peran
utama dalam menjaga tekanan darah adalah :
1. Sistem baroreseptor dan kemoreseptor arteri ;
2. Pengaturan volume cairan tubuh;
3. Sitem renin – angiotensin;
4. Autoregulasi vaskuler.
Hipertensi primer kemungkinan besar terjadi karna kerusakan atau mal fungsi
pada beberapa atau semua sistem ini.agaknya bukan kerusakan tunggal yang
menyebabkan hipertensi esensial pada semua orang yang terkena. Barorasator dan
kemoresetor arteri berkerja secara refleks untuk ,mengontrol tekanan darah.mereka
memonitor tingkat tekanan arteri dan mengatasi peningkatan melalui vasodilatasi dan
memperlambat denyut jantung melalui saraf vagus.perubahan perubahan pada volume
cairan mempengaruhi tekanan arteri sistemik.
Renin dan angiotensin memainkan peran dalam penganturan tekanan
darah.renin adalah enzim yang di produksi oleh ginjal yang menganalisis substrat
protein plasma untuk memisahkan angiotensin I, oleh enzim pengubah ke paru-paru
untuk membentuk angiotensin II dan kemudian angiotensin III dengan
meningkatkannya aktivitas sistem saraf simpatik, angiotensin II dan III tanpanya juga
menghambat ekresi natrium,yang menghasilkan naik tekanan darah.
Hipertensi sekunder, banyak masalah ginjal, vaskular, neurologis dan obat
makanan yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh negative terhadao
ginjal dapat mengakibatkan gangguan serius pada organ organ ini yang menganggu

10
ekskresi natrium, perfusirema, ataua mekanisme renin-angiotensin-aldostron, yang
mengakibatkan naiknya tekanan darah dari waktu kewaktu. Glomerulonefritis dan
stenosis arteri renal kronis adalah penyebab yang paling umum dari hipertensi
sekunder ini.

2.6 Penatalaksanaan Medis


Tujuan setiap program terapi adalah untuk mencegah kematian dan komplikasi
dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada atau kurang dari
140/90 mmHg untuk penderita diabetes mellitus atau pendeita penyakit ginjal kronis),
kapan pun jika memungkinkan.
 Farmakologi
a. Hidroklorotiazid (HCT) 12,5 – 25 mg per hari dengan dosis tunggal pada
pagi hari (pada hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila disertai
hemokonsentrasi/udem paru).
b. Reserpin 0.1-0.25 mg sehari sebagai dosis tunggal.
c. Propranolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat dinaikkan 20 mg
dua kali sehari (kontraindikasi untuk penderita asma)
d. Kaptopril 12.5-25 mg sebanyak 2 sampai 3 kali sehari (kontraindikasi pada
kehamilan selama janin hidup dan penderita asma).
e. Nifedipim ,ulai dari 5mg dua kali sehari bias dinaikkan 10 mg dua kali
sehari.
 Nonfarmakologi
Lankah awal biasanya adalah dengan mengubah pola hidup penderita, yakni
dengan cara :
a. Menurunkan berat badan sampai batas ideal
b. Mengubah pola makan pada penderita siabetes, kegemukan , atau kadar
kolestrol darah tinggi,
c. Mwgurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6
gr klorida setiap hari nya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium,
dan kalium yg cukup),
d. Berhenti merokok, dan

11
e. Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat atau (penderita hipertensi
esensial tidak perlu membatasi aktivitas nya selama tekanan darahnya
terkendali).

12
BAB III

PENGAMATAN KASUS

3.1 Skenario Kasus

(Nyeri tengkuk kepala)

Tn. A berumur 56 tahun, dengan berat badan 90 kg dengan tinggi 160 cm dating
ke klinik dengan keluhan seminggu terakhir ini ia mengalami sakit yang hebat di
tengkuk kepala. Hasil pemeriksaan laboratorium adalah tekanan darah adalah
180/130 mmHg, kreatinin serum 2,8 mg/dl, K serum 4,5 mEq/L (3,4-5,2) dan
kadar kolestrol 230mg/dL. Tn. A adfalah seorang perokok berrat karena ia
bekerja di klub malam sebagai bartender dan juga minum alcohol dalam jumlah
yang tidak sedikit.

3.2 Proses Pengkajian

A. A. Pengkajian
1. Nama Klien : Tn. A
2. Umur : 56 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
B. Keluhan Utama
Pada saat di kaji klien mengeluh sakit seminggu terakhir ini ia mengalami sakit sakit
yang hebat di tengkuk kepala.
C. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien dating ke klinik dengan keluhan seminggu terakhir mengalami sakit yang hebat di
tengkuk kepala .

D. Riwayat Kesehatan Dahulu


a. Penyakit yang pernah di alami : Tidak ada
b. Pengobatan/tindakan yang dilakukan : Tidak ada
c. Pernah di rawat/di Operasi : Tidak pernah
d. Lama perawatan : Tidak ada
e. Alergi : Tidak ada

13
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak terdapat riwayat penyakit keturunan dalam keluarga yang
berhubungan dengan penyakitnya sekarang.
F. Riwayat Psikososial
a. Bahasa yang digunakan : Indonesia
b. Persepsi tentang penyakit : Yakin akan sembuh
c. Konsep diri
- Body Image : Pasien menyukai semua anggota
tubuhnya
- Ideal diri : Pasien ingin segera pulang
- Harga diri : Tetap percaya diri
- Peran diri : Sementara terganggu, tapi pasien yakin segera
Dapat berkerja kembali
- Personal identity : Laki-laki
d. Keadaan emosi : Stabil
e. Perhatian terhadap orang lain : Fokus dan memperhatikan
lawan bicara
3.3.Analisa Data
I. Pola Kehidupan sehari-hari
1. Pola Persepsi Kesehatan
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan bahwa ia dan keluarganya sangat
memperhatikan masalah kesehatan. Jika ada anggota keluarga yang sakit, segera
diberi obat atau diperiksakan ke Puskesmas atau mantri.
Selama Sakit : Klien mengalami salit di tengkuk bagian kepala, dapat
mengganggu aktivitas klien .
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan biasanya makan 3x/hari. Porsi 1 piring
habis. Pasien biasa minum 4-5 gelas perhari , pasien mengkonsumsi alkohol juga.
Selama Sakit : Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu yang
disediakan.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB (Buang Air Besar) 1 kali sehari
biasanya saat pagi hari dengan konsistensi feses lunak, warna kuning kecoklatan,

14
bau khas, tidak ada lendir/ darah, tidak ada keluhan. Pasien mengatakan sehari
BAK (Buang Air Kecil) 7-8 x/ hari dengan konsistensi kekuningan dan bau khas.
Selama sakit : Pasien mengatakan semenjak diperiksa, BAB tidak ada
masalah tetap 1 kali dalam sehari tetapi waktunya tidak tentu. Warna feses
kuning kecoklatan, bau khas dan tidak ada lendir. Pasien mengatakan BAK 4-5
x/ hari dengan konsistensi jernih, kekuningan dan bau khas.
4. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan tidur malam ± 5 jam dimulai pukul
04.00-09.00 WIB, tidurnya ada gangguan. Pasien mengatakan bahwa dirinya
tidak pernah tidur siang.
Selama Sakit : Pasien mengatakan tidur setelah minum obat. Pasien tidur
malam ± 8 jam dimulai pukul 21..00–05.00 WIB dan tidur siang ± 2 jam dimulai
pukul 12.00–14.00 WIB.
5. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan sehari-hari bekerja sebagai bartender
dengan menggunakan kendaraan umum setiap harinya. Keseharian pasien hanya
dilakukan untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Pasien sesekali mengikuti kegiatan yang ada di perumahannya karena
pekerjaannya yang selalu pulang malam.
Selama Sakit : Pasien mengatakan izindan tidak bekerja selama masih
sakit.
6. Pola Sensori dan Kognitif
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan tidak tahu bahaya dari Hipertensi jika
tidak segera diatasi.
Selama Sakit : klien tidak mengetahui apa itu hipertensi dan bagian dari
hipertensi.

7. Pola Konsep Diri


- Gambaran Diri

15
Pasien mengatakan sedih dengan keadaannya saat ini, tetapi pasien bisa
menerima kondisinya saat ini karena masih banyak orang yang lebih
menderita.
- Harga Diri
Pasien mengatakan tidak malu/ rendah diri dengan keadaannya sekarang
ini, keluarga dan sahabat selalu memberi semangat menjalani hidup.
- Peran
Peran Tn. A sebagai pencari nafkah, ia bekerja sebagai bartender.
- Identitas
Pasien mengatakan bahwa dirinya sebagai seorang bapak yang berumur
56 tahun
- Ideal Diri
Pasien berharap untuk cepat sembuh sehingga dapat beraktivitas seperti
sediakala sebelum sakit dan dapat berkumpul dengan keluarga, saudara,
dan sahabat.
8. Pola Hubungan dan Peran
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga, teman,
tetangga baik tidak ada masalah.
Selama Sakit : Pasien mengatakan hubungan dengan dokter, perawat di RS
dan dengan pasien lain baik.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan tidak ada keluhan dengan alat
genetalianya.
Selama Sakit : Pasien mengatakan tidak ada keluhan dengan alat
genetalianya.
10. Pola Koping dan Toleransi Peran
Sebelum Sakit : Bila ada masalah, pasien menceritakan kepada keluarga.
Pasien mengatakan bila ada masalah maka diselesaikan secara musyawarah.
Selama Sakit : Pasien mengatakan berusaha sabar, pasrah dan menerima
keadaannya serta menyerahkan kepada Tuhan dengan keadaannya saat ini, serta
menyerahkan pengobatannya kepada tim medis.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan selalu rajin mengerjakan Sholat 5 waktu
dengan berjamaah di masjid.

16
Selama Sakit : Pasien mengatakan memiliki sedikit hambatan dalam
menjalankan ibadah karena keadaannya sekarang ini tetapi pasien selalu berdo’a
kepada Tuhan agar cepat diberi kesembuhan.

17
II. Pathway Kasus

PATHWAY
ETIOLOGI YANG DAPAT ETIOLOGI TIDAK DAPAT
DIUBAH : HIPERTENSI DIUBAH :

1. OBESITAS 1. RIWAYAT
2. GAYA HIDUP KELUARGA
3. STRES 2. JENIS KELAMIN
4. PENYALAHGUN 3. USIA
AAN OBAT 4. ETNIS

KERUSAKAN VASKULER PEMBULUH DARAH

PERUBAHAHAN STRUKTUR

PENYUMBATAN PEMBULUH DARAH

VASOKONSTRIKSI

GANGGUAN SISTEM ORGAN

- JANTUNG - OTAK - GINJAL


- KERJA - RESISTENSI - VASOKONSTRI
JANTUNG PEMBULUH KSI
MENINGKAT DARAH KE PEMBULUH
- RESIKO OTAK GINJAL
PENURUNAN - NYERI - RANGSANG
PERFUSI KEPALA ALDOSTERON
JANTUNG - GANGGUAN - EDEMA
- INTOLERANSI RASA - GANGGUAN
AKTIVITAS NYAMAN KESEIMBANG
AN CAIRAN

18
3.4 Asuhan Keperawatan

No. Data Etiologi Masalah Dianosa


Keperawatan
1. DS : Klien Konsumsi Risiko berat Risiko berat
mengatakan alcohol badan berlebih badan berlebih
bahwa ia berlebihan yang
bekerja di club berhubungan
malam sebagai dengan
bartender dan konsumsi
juga minum alcohol
alcohol dalam berlebihan
jumlah yang ditandai dengan
tidak sedikit obesitas
parental.
DO : dari hasil
pemeriksaan
indeks massa
tubuh dengan
berat badan: 90
kg dan tinggi
badan: 160 cm
adalah Obesitas
Level 2,
2. DS : Klien Kurang Risiko Risiko
mengatakan pengetahuan penurunan penurunan
bahwa tentang faktor perfusi jantung perfusi jantung
seminggu yang dapat yang
terakir ini ia diubah berhubungan
mengalami dengan kurang
sakit di bagian pengetahuan
tengkuk kepala tentang faktor
yang dapat
DO: dari hasil diubah ditandai

19
pemeriksaan dengan
tekanan darah : hipertensi
180/130mmHg,
Kadar kolestrol
230mg/dL
3. DS : Klien Penyalahgunaan Risiko Risiko
mengatakan Zat ketidakefektivan ketidakefektivan
bahwa perfusi jaringan perfusi jaringan
seminggu otak otak yang
terakir ini ia berhubungan
mengalami dengan
sakit di bagian penyalahgunaan
tengkuk kepala zat yang
ditandai dengan
Klien juga hipertensi.
mengatakan
bahwa ia
seorang
perokok yang
berat dan
peminum
alcohol yang
tidak sedikit

DO : dari hasil
pemeriksaan
tekanan darah
:180/130mmHg,
Kadar kolestrol
: 230mg/dL,
Kreatinin
serum
2,8mg/dL

20
21
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai tekanan darah pada arteri
utama dalam tubuh terlalu tinggi. Pada umumnya penderita hipertensi ini tidak
mengetahui dirinya mengidap penyakit hipertensi sebelum memeriksakan tekanan
darahnya. Cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan
mengubah gaya hidup pasien, pola tidur pasien dan pengurangan konsumsi alkohol serta
kebiasaan merokok pasien.

A. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dibuat, maka kami ingin
memberikan sedikit saran yang diharapkan kedepannya mampu di terapkan dan
berjalan sesuai yang diharapkan. Siapapun orang yang menderita ataupun yang tidak
menderita hipertensi di harapkan selalu memeriksakan tekanan darah. Hal tersebut
agar dapat mencegah hipertensi maupun mengobati hipertensi terutaam bagi yang
berusia lanjut. Kemudian cara yang paling baik untuk mencegah maupun menunjang
kesembuhan pada penderita hipertensi adalah denngan cara mengubah gaya hidup
baik muali dari makanan yang di konsumsi, kebiasaan merokpk dan minum alkohol,
pola tidur yang teratur serta rutin untuk berolahraga.

22
Daftar Pustaka

Black, Joyce M dan Hawks, Jane Honkonson.2014.Keperawatan Medical-Bedah.Buku 2


(Edisi 8).Singapore:Elsevier

23

Anda mungkin juga menyukai