Anda di halaman 1dari 13

TREND DAN ISSUE PENATALAKSANAAN/INTERVENSI

KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM


KARDIOVASKULER : RENDAM KAKI REBUSAN AIR JAHE MERAH
BERPENGARUH TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH
PENDERITA HIPERTENSI
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Dewasa Sistem
Kardiovaskuler, Respiratori, dan Hematologi
Dosen Pengampu: Linda Widyarani, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :

1. Erdita Dwi Kusuma (SKA12022016)


2. Fatmawati Nurhasanah (SKA12022017)
3. Grasela Stefania Nowita (SKA12022018)
4. Isnaini Nur Annisa (SKA12022020)
5. M. Fakhrurrozi Satyadarma (SKA12022021)
6. Nadia Maulida Putri (SKA12022022)
7. Nanda Octa Rahmawati (SKA12022023)
8. Nazha Zulaila (SKA12022024)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan karunia-Nya, sehingga tugas pembuatan makalah mata kuliah
Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskuler, Respiratori, dan Hematologi
tentang “Rendam Kaki Rebusan Air Jahe Merah Berpengaruh terhadap Penurunan
Tekanan Darah Penderita Hipertensi” dapat terselesaikan sesuai batas waktu yang
telah ditetapkan. Pembuatan makalah ini disusun sebagai salah satu wujud tugas
kami dalam menempuh pembelajaran di semester ganjil ini. Di dalam penyusunan
makalah ini kami mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan moral maupun
materi kepada pihak-pihak yang terlibat terutama kepada:

1. Linda Widyarani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pengampu Mata


Kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskuler, Respiratori, dan
Hematologi.
2. Semua pihak yang berperan aktif dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan penulis


khususnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena dalam penyusunan kami masih memiliki banyak kekurangan dan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk bisa memperbaiki
kekurangan di makalah ini.

Yogyakarta, 27 November 2023


Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
I. Latar Belakang..............................................................................................4
II. Tujuan........................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. KONSEP DASAR HIPERTENSI.................................................................6
1. Definisi......................................................................................................6
2. Faktor Resiko Hipertensi...........................................................................6
3. Manifestasi Klinis......................................................................................8
4. Penatalaksanaan Medis..............................................................................8
B. ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................9
1. Konsep Dasar Intervensi Keperawatan sesuai Jurnal................................9
2. Nursing Care Plan (Ncp).........................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Sistem kardiovaskular adalah salah satu sistem yang paling penting
dalam tubuh karena tidak ada sel dan jaringan yang dapat berfungsi dengan
baik tanpa adanya oksigen dan pasokan darah yang cukup. Jika terdapat
permasalahan dengan jantung, maka seluruh tubuh akan sangat dipengaruhi.
Penyakit kardiovaskular yang paling sering diderita masyarakat pada saat ini
adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK), stroke, penyakit gagal jantung dan
hipertensi. (Aisyah, 2014). Hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu
dimana kondisi tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
distolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial
karena interaksi berbagai faktor. Peningkatan usia menyebabkan beberapa
perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer
dan aktivitas simpatik (Setiawan, dkk, 2014).
Hipertensi dijuluki sebagai Silent Killer atau sesuatu yang secara diam-
diam dapat menyebabkan kematian mendadak para penderitanya. Kematian
terjadi akibat dari dampak hipertensi atau penyakit lain yang diawali oleh
hipertensi. Penderita berusaha melakukan pendisiplinan diri terhadap
makanan maupun gaya hidupnya. Penyakit hipertensi juga merupakan the
silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi
sebelum memeriksakan tekanan darahnya. (Septianingsih, Dea Gita 2018).
Maka dari itu banyak dari penderita hipertensi mengalami kematian secara
mendadak karena kurangnya kepatuhan menjaga pola makan maupun
memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Menurut (Triyanto, 2014) umur berkaitan dengan tekanan darah. Faktor
usia sangat berpengaruh terhadap kejadian hipertensi karena
dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi risiko untuk terkena
hipertensi. Hal ini disebabkan oleh perubahan struktur pembuluh darah yang
menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang sehingga meningkatkan
tekanan darah. Pada umumnya hipertensi pada pria terjadi diatas usia
31 tahun dan untuk wanita terjadi pada umur 45 tahun (Suiraoka,
2016).

II. Tujuan
1. Mengetahui definisi Hipertensi
2. Mengetahui apa saja Faktor Resiko dari Hipertensi
3. Mengetahui apa saja Manifestasi Klinis dari Hipertensi
4. Mengetahui apa saja Penatalaksanaan Medis dari Hipertensi
5. Mengetahui Asuhan Keperawatan dari Hipertensi
6. Mengetahui definisi intervensi pada penderita penyakit Hipertensi
7. Mengetahui metode intevensi pada penderita penyakit Hipertensi
BAB III
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR HIPERTENSI


1. Definisi
Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah seseorang
melebihi batas normal yang ditetapkan, dimana kondisi tersebut dapat
menimbulkan komplikasi berupa penyakit pada organ-organ tubuh
lainnya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu dimana kondisi
tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah distolik lebih
dari 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial karena
interaksi berbagai faktor. Peningkatan usia menyebabkan beberapa
perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi
perifer dan aktivitas simpatik (Setiawan, dkk, 2014).

2. Faktor Resiko Hipertensi


Penyebab hipertensi dapat dikategorikan kedalam dua faktor yakni
faktor yang tidak dapat diubah seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat
keluarga serta faktor yang masih dapat diubah seperti kebiasaan
merokok dan kebiasaan pola makan yang tinggi kolesterol. faktor yang
tidak bisa diubah seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga
dengan kejadian hipertensi. Selain itu, faktor perilaku seperti kebiasaan
merokok, tipe perilaku, dan kebiasaan mengonsumsi alkohol juga turut
berperan. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah melalui
mekanisme pelepasan norepinefrin dari ujung- ujung saraf adrenergik
yang dipacu oleh nikotin. Seseorang yang merokok dengan jumlah
lebih dari satu pak per hari memiliki kerentanan dua kali lebih besar
menyandang hipertensi jika dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Selain faktor-faktor di atas, ada faktor sosial, ekonomi, dan budaya
yang menjadi faktor risiko penyakit tidak menular termasuk hipertensi.
Menurut Kemenkes RI (2014) terkait hipertensi, ada beberapa
faktor risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu :
A. Faktor Usia
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan
bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat risiko
hipertensi. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam
tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormone
B. Jenis kelamin
Terhadap terjadinya hipertensi pada masa muda dan paruh baya
lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita
lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita
mengalami menopause.
C. Faktor lingkungan seperti stress
Berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan
antara stress dengan hipertensi, diduga melalui aktivitas saraf
simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat
kita tidak beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat
meningkatan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu).
Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah
menetap tinggi dan selama terjadi rasa takut dan stress tekanan
arteri sering kali meninkat sampai setinggi dua kali normal dalam
waktu beberapa detik.
D. Obesitas/kegemukan
Penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat
badan normal.
3. Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang mungkin terjadi Menurut Elizabeth J. Corwin,
akibat dari hipertensi adalah sebagian besar gejalanya muncul secara
klinis setelah timbulnya hipertensi selama bertahun-tahun. Manifestasi
klinis diwujudkan dalam bentuk sakit kepala terbangun, kadang
disertai mual dan muntah karena peningkatan tekanan darah
intrakranial, penglihatan kabur karena kerusakan retina, langkah
mengejutkan tidak stabil karena kerusakan structural saraf, nokturia
(peningkatan buang air kecil di malam hari) karena peningkatan aliran
darah ginjal dan filtrasi glomerulus, edema tergantung pada
peningkatan tekanan kapiler. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat
menyebabkan stroke atau kejang iskemia sementara telah terjadi
seperti kelumpuhan sementara pada satu sisi atau hemiplegia atau
kelainan akut pandangan. Gejala umum lainnya ditemukan mimisan,
sederhana marah, telinga berdenging, gangguan tidur dan mata lelah.

4. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang diterapkan pada penderita hipertensi
adalah sebagai berikut :
1) Terapi oksigen
Terapi oksigen ini dapat digunakan pada pasien yang menderita
hipertensi pulmonal atau hipertensi pada paru-paru yang sedang
mengalami sesak nafas, karena terapi oksigen dapat membantu
pasien untuk bernafas dengan lega.
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan :
A. Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone,
Dyrenium Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk
mengurangi curah jantung dengan mendorong ginjal
meningkatkan ekskresi garam dan airnya.
B. Antagonis (penyekat) respector beta (β-blocker),terutama
penyekat selektif, bekerja pada reseptor beta di jantung untuk
menurunkan kecepatan denyut dan curah jantung.
C. Antagonis reseptor alfa (α-blocker) menghambat reseptro alfa
di otot polos vaskuler yang secara normal berespons terhadap
rangsangan saraf simpatis dengan vasokonstriksi. Hal ini akan
menurunkan TPR.
D. Vasodilator arteriol langsung dapat digunakan untuk
menurunkan TPR. Misalnya natrium, nitroprusida, nikardipin,
hidralazin, nitrogliserin, dll. (Brunner & Suddarth, 2002).

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Konsep Dasar Intervensi Keperawatan sesuai Jurnal
a. Definisi Intervensi Keperawatan sesuai jurnal
Rendam Kaki Rebusan Air Jahe Merah Berpengaruh terhadap
Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi :
Salah satu terapi intervensi komplementer yang dapat
dilakukan secara mandiri dan bersifat alami yaitu dengan
hidroterapi kaki (rendam kaki air hangat). Pemberian rendaman
kaki pada larutan hangat memberikan sirkulasi, mengurangi
edema, meningkatkan sirkulasi otot. Rendam hangat akan
menimbulkan respon sistemik terjadi melalui mekanisme
vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah). Merendam kaki air
hangat akan memberikan respon lokal terhadap panas melalui
stimulasi ini akan mengirimkan impuls dari perifer ke hipotalamus
(Potter & Perry, 2017).
Rendam kaki dengan rebusan jahe merah dapat
memberikan efek yaitu meningkatkan sirkulasi darah dan
meningkatkan relaksasi otot tubuh. Jahe merah memiliki manfaat
yang paling signifikan jika dibanding dengan jenis jahe yang lain.
Senyawa gingerol telah dibuktikan mempunyai aktivitas hipotensif.
Kandungan gingerol berasal dari minyak tidak menguap (non
volatile oily). Kandungan inilah yang membuat sensasi rasa hangat
pada kulit saat digunakan secara topikal (Hamidah, 2015). Manfaat
jahe merah memberikan rasa pedas dan hangat jahe berasal dari
senyawa gingerol (oleoresin). Rasa hangat jahe dapat merangsang
pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah
sehingga mempercepat dan memperlancar aliran darah serta
meringankan kerja jantung, membantu pencernaan, mencegah
gumpalan darah karena kandungan gingerol yang dapat
menurunkan kadar kolestrol dengan cara mencegah sumbatan
pembuluh darah yang menjadi penyebab utama stroke, mengatasi
mual muntah, mencegah kerusakan sel (Kurniawati, 2010).

b. Metode Penatalaksanaan Intervensi Keperawatan sesuai


Jurnal
Metode yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
metode pretest dan posttest dengan 42 responden.
1. Tekanan darah responden sebelum pemberian terapi rendam kaki
jahe merah yaitu : tekanan darah paling rendah 135/70 mmHg
dan tekanan darah paling tinggi 160/ 90 mmHg.
2. Tekanan darah responden sesudah pemberian terapi rendam kaki
jahe merah yaitu : tekanan darah paling rendah 120/70 mmHg
dan tekanan darah paling tinggi 150/ 90 mmHg.
Dilakukan 1 hari 1x, lalu setelah 2 hari libur 1 hari. Durasi
merendam nya kurang lebih 20 menit, rendam kaki dengan air
hangat suhu 37-39 derajat celcius. Suhu tersebut dapat mengobati
gejala kurang tidur dan infeksi, meningkatkan kelenturan otot
jaringan ikat, kelenturan pada otot, mestabilkan kerja jantung dan
alian darah, memberikan pengaruh pada sistem pembuluh darah
sehinggan aliran darah menjadi lancer (Setiyoadi & Kushariyadi,
2011).

2. Nursing Care Plan (Ncp)


NO Diagnosa Tujuan/ Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria
Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Anon. (2018). Manfaat Super Jahe Merah untuk Kesehatan.


https://www.republikaonline. (diakses tanggal 24 Maret 2020).
Arinda, Nimas & Khayati, Nikmatul.(2019). Rendam Kaki Dengan Rebusan Jahe
Merah Dapat Mencegah Terjadinya Eklamsia. Jurnal Ilmu Keperawatan
Maternitas, Vol 2 No 2 Aspiri. (2014). Keperawatan lanjut usia.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Boeston dkk. (2010). Pedoman Diagnosa dan Terapi. Surabaya: RSUD Dr
Soetomo.
Aisyah, I. Hubungan Penggunaan Obat Kardiovaskular Terhadap Terjadinya
Xerostomia Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Di RSU Dr. Pirngadi
Medan. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara,
Medan. 2014.
Aris Sugiarto. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi
Kasus di Kabupaten Karanganyar) [internet]. c2007 [cited 2011 Oct 7].
p:29-50, 90-126. Available from: http://eprints.undip.ac.id/.
Susalit E, Kapojos EJ, Lubis HR. Hipertensi Primer Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi III, Jilid II, Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal.453-
470.
M. Yogiantoro. Hipertensi Esensial. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI; 2006. p: 599-601.
Nurahmandani.2016. Efektivitas pemberian terapi rendam kaki air jahe hangat
terhadap penurunan Tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di panti
werdha pucang gading semarang.
Sucipto, Muhamad Bayu & Setiyono, Erwan.(2019). Efektifitas terapi rendam
kaki dengan air jahe hangat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat.
Swari, R.C. (2017). Manfaat Jahe Merah untuk Kesehatan dari Pencernaan hingga
Kesuburan. Helosehat.com. (Diakses tanggal 23 Maret 2020).

Anda mungkin juga menyukai