Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“PENYAKIT TEKANAN DARAH HIPERTENSI DAN HIPOTENSI”

Oleh :
Fadhilah Khairani Nainggolan (220805012)
Dosen Pengampu:
Dr. Putri Cahaya Situmorang S.pd, M,Si

PROGRAM STUDI SARJANA BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “Penyakit Tekanan Darah Hipertensi Dan Hipotensi”

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Fisiologi Hewan yang telah memberikan tugas terhadap saya. Saya juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu dalam pembuatan tugas
makalah ini.

Saya jauh dari kesempurnaan dan ini merupakan langkah yang baik dari studi sesungguhya.
Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka kritik dan saran yang
membangun senamtiasa saya harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pihak lain yang membacanya.

Medan, 19 April 2024

(Penulis)

DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………………………………. (1)
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………(2)
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..(3)
BAB I PEMBAHASAN MATERI………………..…………………………………(4)
1.1 Identifikasi Jenis Kelelahan yang dialami manusia …………………………...…..(4)
1.2 Mengetahui BMI ……………………………………..……………………………(6)
BAB II PENUTUP……………………………………………….……………………(8)
..…………………………………………………………..……………(8)
………………...……………………………………………………..……….(8)
DAFTAR PUSTAKA…….…………………………………………………..……….(9)

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi (arteri). Tekanan
darah merupakan faktor yang sangat penting pada sistem sirkulasi. Tidak semua tekanan
darah berada dalam batas normal sehingga menyebabkan munculnya gangguan pada tekanan
darah yakni dikenal dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan
darah rendah. Gangguan tekanan darah seperti hipertensi dan hipotensi akan berdampak dan
bisa berbahaya pada tubuh seseorang. Hipertensi salah satu penyakit jantung yang umum
terjadi. Pada saat ini peningkatan tekanan darah diidentifikasikan sebagai salah satu faktor
risiko yang paling penting bagi penyakit jantung. Tekanan darah adalah gaya yang
ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang
terkandung di dalam pembuluh dan daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh
(seberapa mudah pembuluh tersebut regang) Hipertensi yang berkelanjutan dapat menggangu
aliran darah di ginjal, jantung dan otak. Berdampak pada peningkatan terjadinya gagal ginjal,
penyakit jantung koroner, stroke dan demensia. Gangguan tekanan darah yang bisa
mempengaruhi nilai pada saturasi oksigen, yaitu hipertensi dimana hipertensi bisa
menyebabkan ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya ke jantung
dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru, kaki dan jaringan lain sering disebut
edema, stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi
otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
diperdarahinya berkurang, infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang
aterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
trombus yang menghambat aliran darah
Hipotensi dan hipertensi merupakan dua permasalahan dengan prevalensi yang terus
mengalami peninkatan pada usia remaja. Menurut Anyaegbu, prevalensi hipertensi pada anak
anak dan remaja diperkirakan mengalami peningkatan sekitar 1-5% dimana kejadian
hipertensi yang dianggap sebagai penyakit dewasa kini telah menjadi semakin umum pada
populasi anak dan remaja. Di Indonesia, diketahui bahwa sebanyak 8,7% remaja mengalami
hipertensi. Sedangkan, remaja putri juga diketahui sangat beresiko mengalami tekanan darah
rendah. Hipotensi dan hipertensi yang terjadi pada usia remaja sering tidak disadari dan akan
berdampak terhadap kesehatan di usia dewasa. Usia remaja rentan mengalami kejadian
hipertensi dan hipotensi disebabkan perubahan gaya hidup dan status gizi selain itu kualitas
tidur yang buruk pada remaja juga berpengaruh terhadap tekanan darah
BAB 2
PEMBAHASAN HIPERTENSI

2. 1 Pengertian Hipertensi
Penyakit darah tinggi atau biasa disebut dengan hipertensi adalah keadaan terjadi
peningkatan tekanan darah dengan melewati batas normal Hipertensi seringkali dianggap
sebagai penyakit yang menyerang usia lanjut, namun seiring berjalannya waktu muncul
berbagai penelitian yang menyatakan hipertensi dapat muncul pada usia remaja. Hipertensi
yang muncul saat remaja akan berlanjut sampai dewasa, hal tersebut akan memicu risiko
morbiditas serta mortalitas. Gaya hidup merupakan faktor yang memengaruhi kehidupan
masyarakat. Penyakit hipertensi disebabkan karena beberapa gaya hidup yang tidak sehat
seperti stres, aktivitas fisik, makanan, dan merokok. Peningkatan ataupun penurunan dalam
tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Hasil pengukuran tekanan
darah ada dua angka yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah
tekanan pada arteri ketika jantung memompa darah melalui pembuluh darah, sedangkan
diastolik adalah tekanan di arteri saat jantung berelaksasi di antara dua denyutan atau
kontraksi. Nilai normal tekanan darah yaitu adalah 120/80 mmHg
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM), dan diketahui bahwa
hipertensi merupakan faktor risiko yang signifikan untuk beberapa penyakit termasuk
penyakit jantung dan stroke. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM),
dan diketahui bahwa hipertensi merupakan faktor risiko yang signifikan untuk beberapa
penyakit termasuk penyakit jantung dan stroke. Hipertensi sering kali tidak menimbulkan
gejala yang khas, jika hipertensi tidak dikontrol dan diobati dengan baik maka akan
menimbulkan berbagai komplikasi yang dapat mengancam nyawa pasien, salah satunya ialah
penyakit stroke. Stroke didefinisikan sebagai disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan sirkulasi yang tiba-tiba, dengan gejala dan tanda yang sesuai dengan area fokus
otak yang terkena. Hipertensi memiliki beberapa gangguan fisiologis yang dapat
menimbulkan komplikasi seperti stroke
Hipertensi merupakan sindroma akibat terganggunya regulas karena tidak berfungsinya
mekanisme kontrol tekanan arteri sistem saraf pusat, sistem renin-angiotensin-aldosteron,
volume cairan ekstraselular). Sebagian besar hipertensi tidak dapat diketahui sebabnya.
Sampai saat ini hipertensi tidak dapat disembuhkan, pengobatan hipertensi bertujuan untuk
mengendalikan tekanan darah sampai pada target dengan tujuan mencegah terjadinya
kerusakan organ sasaran.
1.2 Proses Terjadinya Hipertensi
Penjelasan dasar yang paling mungkin untuk hipertensi adalah tekan an darah
meningkat saat terjadi peningkatan curah jantung dan peningkatan tahanan vaskular perifer.
Regulasi tekanan darah diatur oleh mekanisme neural dan mekanisme humoral. Pada
mekanisme neural, regulasi tekanan darah dilakukan melalui aktivitas simpatik dan vagal.
Stimulasi pada akti- vitas simpatik menghasilkan peningkatan denyut jantung dan
kontraktilitas jantung sehingga dapat meningkatkan tekanan darah, sedangkan stimulasi vagal
pada jantung dapat menurunkan tekanan darah. Pada mekanisme humoral, melibatkan
berbagai hormon termasuk mekanisme renin-angiotensin-aldosteron. Mekanisme renin-
angiotensin-aldosteron merupakan mekanisme yang utama dalam regulasi tekanan darah.
Renin adalah suatu enzim yang disintesis, ebagai bi disimpan, dan dilepaskan oleh ginjal
sebagai respons terhadap ketidakseim- i Indones angiotensin II oleh angiotensin converting
enzyme (ACE). Angiotensin II ini ara khus merupakan vasokonstriktor kuat pada arteri,
Respons vasokonstriktor ini am tera akan meningkatkan tahanan vaskular perifer sehingga
tekanan darah mesip Terap ningkat. Selain sebagai vasokonstriktor, angiotensin II ini juga
berfungsi bangan tekanan darah. Enzim renin ini berperan mengubah angiotensino- gen
menjadi angiotensin I. Angiotensin I ini kemudian akan diubah menjadi menstimulasi sekresi
aldosteron dari kelenjar adrenal. Aldosteron ini akan mengakibatkan retensi air dan garam
pada ginjal. Dengan adanya retensi air dan garam akan meningkatkan volume darah sehingga
tekanan darah meningkat.
2.2 Klasifikasi Hipertensi
Menurut JNC 7, defini hipertensi adalah jika didapatkan tekanan darah sistolik (TDS)
140 mmHg atau tekanan darah diastolik (TDD) 90 mmHg. Penentuan klasifikasi ini
berdasarkan rata-rata 2 kali pengukuran tekanan darah pada posisi duduk. Pada tabel 2.1 JNC
7 memasukkan kategori prehypertension, dasar pemikirannya adalah pasien dengan
prehypertension berisiko untuk mengalami progresivitas menjadi hipertensi, dan mereka
dengan tekanan darah 130-139/80-89 mmHg berisiko dua kali lebih besar untuk menjadi
hipertensi dibanding dengan yang tekanan darahnya lebih besar untuk menjadi hipertensi
disbanding dengan tekanan darah yang lebih rendah.

2.3 Penyebab Hipertensi


Hipertensi merupakan kondisi yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah baik sistolik,
diastolik, maupun keduanya. Tekanan darah sistolik dan diastolik juga digunakan sebagai
salah satu parameter yang dapat memprediksi morbiditas dan mortalitas akibat
kardiovaskular. Menurut penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu:
Hipertensi esensial. Hipertensi jenis ini terjadi pada lebih dari 90% penderita hipertensi.
Penyebab hipertensi ini tidak jelas dan diduga dipengaruhi oleh faktor genetika. Yang kedua
hipertensi sekunder. Hipertensi jenis ini terjadi pada kurang dari 10% penderita hipertensi.
Hipertensi ini disebabkan oleh penyakit penyerta (seperti: penyakit ginjal kronik,
pheochromocytoma, penyakit tiroid, dll), obat-obatan (seperti: kortikostreoid, amfetamin, dll)
atau makanan (sodium / garam).

2.4 Prinsip Terapi Hipertensi


Yang pertama efikasi yaitu terapi SPC menghasilkan penurunan tekanan darah yang lebih
baidaripada ditunjukkan oleh masing-masing komponen sebagai mono-terapi [p<0.05;
antagonis kalsium (CCB)+antagonis reseptor angiotensin II (ARB) vs CCB & ARB tunggal].
Penggunaan dua atau lebih obat antihipertensi dengan mekanisme kontrol tekanan darah yang
saling melengkapi lebih disukai pada manajemen terapi hipertensi untuk mencapai kontrol
tekanan darah. Masing-masing obat antihipertensi berpotensi menetralisir mekanisme
counter-regulatory tekanan darah, misalnya: diuretik menurunkan volume plasma, sebagai
akibatnya akan menstimulasi sistem renin-angiotensin-aldosteron dan berdampak
meningkatkan tekanan darah; penambahan penghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron
menetralkan efek tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya SPC akan memberikan efek aditif
pada kontrol tekanan darah. Yang kedua tolerabilitas yaitu terapi SPC dapat memperbaiki
profil tolerabilitas penderita dibanding dengan masing-masing komponen sebagai
monoterapi. Pemberian dosis rendah dari dua agen antihipertensi menghasilkan lebih sedikit
reaksi obat yang tidak dikehendaki dibandingkan pemakaian dosis tinggi agen tunggal. Di
samping itu, reaksi obat yang tidak dikehendaki yang spesifik akibat struktur obat dapat
dinetralisir, misalnya: golongan penghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron dapat
menetralisir reaksi edema yang disebabkan oleh penggunaan golongan antagonis kalsium.
Yang ketiga kepatuhan dan persistensi. Penggunaan satu pil saja dengan dosis 3 satu kali
sehari (sistem SPC) menyederhanakan regimen terapi yang diterima oleh penderita
dibandingkan bila obat antihipertensi diberikan dalam pil yang terpisah-pisah. Dengan
demikian akan meningkatkan kenyamanan penderita dan mengurangi beban minum obat
penderita. Hal ini tentunya akan memperbaiki kepatuhan (perbaikan 21%; p = 0,02) dan
persistensi (perbaikan 54%; p=0,07) penderita dalam melaksanakan manajemenm terapi anti
hipertensinya.
BAB 3
PEMBAHASAN HIPOTENSI

3.1 Pengertian Hipotensi


Hipotensi adalah penurunan tekanan darah sistemik di bawah nilai rendah yang diterima.
Meskipun tidak ada nilai hipotensi standar yang diterima, tekanan kurang dari 90/60 diakui
sebagai hipotensi. Hipotensi adalah kondisi yang relatif tidak berbahaya dan kurang dikenali
terutama karena biasanya tidak menunjukkan gejala. Hal ini hanya menjadi kekhawatiran
ketika tekanan pemompaan tidak cukup untuk mengalirkan darah beroksigen ke organ-organ
penting. Hal ini menyebabkan gejala yang berdampak pada kualitas hidup pasien. Hipotensi
diklasifikasikan berdasarkan parameter biometrik pengukuran tekanan darah. Ini mungkin
mutlak jika perubahan tekanan darah sistolik kurang dari 90 mm Hg atau tekanan arteri rata-
rata kurang dari 65 mm Hg. Hal ini mungkin berhubungan dengan penurunan tekanan darah
diastolik hingga kurang dari 40 mm Hg. Mungkin ortostatik dengan penurunan tekanan
sistolik atau 20 mm Hg atau lebih atau penurunan tekanan diastolik 10 mm Hg atau lebih
pada perubahan posisi dari berbaring ke berdiri. Ini mungkin sangat mendalam yang
didefinisikan sebagai ketergantungan pada obat. Dalam kondisi akut, syok hipotensi adalah
kondisi yang mungkin terjadi dan mengancam jiwa.
Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih rendah
dari 90/60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah sehingga menimbulkan gejala seperti
pusing dan pingsan. Hipotensi atau tekanan darh rendah terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan antara kapasitas vaskuler darah dan volume darah atau jika jantung terlalu
lemah untuk menghasilkan tekanan darah yang dapat mendorong darah. Hipotensi merupakan
suatu keadaan dimana tekanan darah rendah dari 90/60 mmhg sehingga menyebabkan
keluhan. Namun jika tidak terjadi keluhan dapat dikategorikan kondisi yang normal.
Sedangkan Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan
puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik
adalah tekanan terendah yang terjadi saat ventricle beristirahat dan mengisi ruangannya.
Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan
diastolik.

3.2 Jenis Utama Hipotensi


Ada tiga jenis utama hipotensi yaitu hipotensi ortostatik. Hipotensi ortostatik disebabkan oleh
perubahan tiba-tiba posisi tubuh, biasanya ketika beralih dari berbaring ke berdiri, dan
biasanya hanya berlangsung beberapa detik atau menit. Hipotensi jenis ini juga dapat terjadi
setelah makan dan sering diderita oleh orang tua, orang dengan tekanan darah tinggi dan
orang dengan penyakit Parkinson. Hipotensi Dimediasi Neural (NMH dalam singkatan
bahasa. Inggris). NMH paling sering mempengaruhi orang dewasa muda dan anak- anak dan
terjadi ketika seseorang telah berdiri untuk waktu yang lama. Hipotensi akut akibat
kehilangan darah tiba-tiba (syok). Penyebab hipotensi bervariasi antara lain karena: dehidrasi.
efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan, diuretik, obat-obatan
untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner, analgesik, masalah jantung seperti
perubahan irama jantung (aritmia), serangan jantung, gagal jantung. Syok emosional,
misalnya syok akibat infeksi parah, stroke, anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam jiwa,
dan trauma berat).
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai