Anda di halaman 1dari 21

Departemen Keperawatan Medikal Bedah

LAPORAN PENDAHULUAN
PASIEN DENGAN HYPERTENSIVE HEART FAILURE (HHF)
DI RUANGAN CVCU RSUD LABUANG BAJI

Oleh:

BAHUDDIN, S.Kep.
NIM: 70900119033

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(...........................................) (...........................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesempatan, kesehatan dan pengetahuan
sehingga laporan pendahuluan Sistem Onkologi dengan “Ameloblastoma” ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-ide serta saran dan masukannya sehingga
laporan pendahuluan ini bisa diselesaikan dan disusun dengan baik dan rapi.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang


sempurna, Kami berharap semoga laporan pendahuluan ini bisa menambah
pengetahuan bagi para pembaca maupun penulis sendiri. Maka dari itu kami
penulis mengharapakan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi
penyusunan laporan pendahuluan yang lebih baik lagi.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan pendahuluan ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Makassar, 23 Maret 2021

Bahuddin, S. Kep

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2

DAFTAR ISI .......................................................................................................3

BAB I KONSEP DASAR....................................................................................4

A. Defenisi ....................................................................................................4
B. Etiologi......................................................................................................4
C. Klasifikasi..................................................................................................5
D. Patofisiologi ..............................................................................................5
E. Manifestasi Klinis ....................................................................................6
F. Penatalaksanaan.........................................................................................7
G. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................10
H. Pathway ....................................................................................................7

BAB II KONSEP KEPERAWATAN................................................................11

A. Pengkajian ................................................................................................11
B. Diagnosa Keperawatan .............................................................................12
C. Rencana Keperawatan .............................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 2
BAB I
KONSEP DASAR

A. Defenisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang dapat mengakibatkan angka
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Hipertensi berarti
tekanan darah di dalam pembuluh-pembuluh darah sangat tinggi yang
merupakan pengangkut darah dari jantung yang memompa darah keseluruh
jaringan dan organ-organ tubuh (Aryantiningsih & Silaen, 2018)..
Tekanan darah tinggi (hipertensi) , ditentukan oleh dua level (1)
peningkatan , dengan tekanan sistolik antara 120 dan 129 MmHg dan tekanan
diastolik kurang dari 80MmHg, dan (2) hipertensi stadium 1, dengan sistolik
130 hingga 139 MmHg atau diastolik 80 hingga 89 MmHg (ACC/AHA,
2017).
HHF adalah bentuk Gagal Jantung dekompensasi yang biasanya
ditandai dengan perubahan miokard yang kompleks termasuk gangguan
fungsi jantung dan aktivitas listrik, dan / atau kelainan aliran koroner akibat
respons terhadap tekanan biokimia yang dikenakan pada ventrikel kiri (LV)
oleh peningkatan kronis dan progresif dalam tekanan darah (BP)
(Ramakrishnan S, dkk, 2003).
B. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (Widyanto, 2013) berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat
dibagi dalam 2 golongan yaitu :
a. Hipertensi esensial ( Hipertensi Primer )
Hipertensi primer biasanya dimulai sebagai proses labil ( intermiten )
pada individu umur 30-an dan awal 50-anyang secara bertahap akan menetap.

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 3
Hipertensi secara pasti belum diketahui penyebabnya. Beberapa peneliti
membuktikan bahwa hipertensi primer dini didahului oleh peningkatan curah
jantung, kemudian menetap dan menyebabkan peningkatan tahanan tepi
pembuluh darah total. Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang
berlebih, rangsan kopi yang berlebih, rangsangan konsumsi tembakau, obat-
obatan, dan keturunan berpengaruh pada proses terjadi hipertensi primer.
Penyakit hipertensi primer lebih banyak terjadi pada wanita dari pada pria.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan karena
gangguan pembuluh darah atau organ tertentu. Secara sederhana, hipertensi
sekunder disebabkan karena adanya penyakit lain. Berbeda dengan hipertensi
primer, hipertensi sekunder sudah diketahui penyebabnya seperti disebabkan
oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, obat-obatan, dan lainnya.

Menurut American College of Cardiology (ACC/AHA, 2017)


klasifikasi tingkatan dalam hipertensi yaitu :
a. Normal: Kurang dari 120/80 mm Hg;
b. Prahipertensi: Sistolik antara 120-129 dan diastolik kurang dari 80;
c. Stadium 1: Sistolik antara 130-139 atau diastolik antara 80-89;
d. Stadium 2: Sistolik minimal 140 atau diastolik minimal 90 mm Hg;
e. Hipertensi tingkat krisis : Sistolik di atas 180 dan / atau diastolik di atas
120,

C. Etiologi

Menurut Oman (2008), hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat


dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 4
sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika
orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah :
a) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat.
b) Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan).
c) Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah:
a) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr).
b) Kegemukan atau makan berlebihan.
c) Stress.
d) Merokok.
e) Minum alcohol.
f) Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
1) 1Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,
Tumor.
2) Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma,
Emboli kolestrol, Vaskulitis.
3) Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme.
4) Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB.
5) Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid.
Menurut Mansjoer (2008), penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut
usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
1) Elastisitas dinding aorta menurun.
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 5
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi
karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer..
D. Patofisiologi
Palotisiologi dari hypertensive hear t disease adalah satu hal kompleks
yang melibatkan banyak Faktor yang saling mempengaruhi , yaitu
hemodinamik, struktural, ncurocndokrin, seluler. dan factor molekuler. Disatu
sisi, faktor-faktor ini memegang peranan dalm perkembangan hipertensi dan
komplikasinya. disisi lain peningkatan tekanan darah itu sendiri dapat
memodulasi faktor-faktor tersebut. Peningkatan tekanan darah menyebabkan
perubahan yang merugikan pada struktur dan fungsi jantung melalui 2cara
yaitu secara langsung melalui peningkatan afterload dan secara tidak
langsung melalui nuerohormona l terkai t da n perubaha n vaskular . Lfe k
hipertens i terhada p jantun g berbeda-bcda , pada jantung dapat terjadi
hipcrtrop i ventrikel kiri, abnormalitas atrium kiri , penyakit katup, gagal
jantung, iskemik miokard, dan aritmiakardia. Patofisiologi berbagi efek
hipertensi terhadap jantung berbeda-beda dan akan dijelaskan pada bagian ini
(Riaz , 2012).
Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus
(konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat
tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada
stadium selanjutnya, karena penyakir berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak
teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas
pada jantung dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio
antara massa dan volume, oleh karena meningkatnya volume diastolik akhir.
Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa
(penurunan fraksi ejeksi), peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat
sistol dan konsumsi oksigen otot jantung. Hal-hal yang memperburuk fungsi

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 6
mekanik ventrikel kiri berhubungan erat bila disertai dengan penyakit
jantung koroner.
Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh
koroner juga meningkat. Jadi cadangan aliran darah koroner berkurang.
Perubahan-perubahan hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi
berhubungan erat dengan derajat hipertrofi otot jantung. Ada 2 faktor utama
penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner, yaitu :
a) Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi umum otot
polos pembuluh darah resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels)
seluruh badan. Kemudian terjadi retensi garam dan air yang
mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini dan
mengakibatkan tahanan perifer;
b) Hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan
kepiler per unit otot jantung bila timbul hipertrofi eksentrik.
Peningkatan jarak difusi antara kapiler dan serat otot yang hipertrofik
menjadi factor utama pada stadium lanjut dari gambaran
hemodinamik ini (Chang, 2009).
Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat
penyakit, meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama
dari gangguan aktifitas mekanik ventrikel kiri.

E. Manifestasi Klinis
pada pemeriksaan fisik mungkin tidak di jumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah,
dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai
bertahun-tahun. Gejala bila ada, biasanya menunjukan adanya kerusakan
vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang
divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Penyakit arteri koroner
dan angina adalah gejala yang menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel kiri

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 7
terjadi sebagai respons peningkatan beban kerja ventrikel saat dipake
berkontrasi melawan tekanan sistemik yang meningkat.
Apabia jantung tidak mampu lagi anahan peningkatkan beban kerja, maka
dapat terjadi gagal jantung kiri. Perubahan patologis pada ginjal dapat
bermanifetasi sebagai nokturis (peningkatan urinasi pada malam hari) dan
azoremia (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin).
Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroks atau serangan
stremik transien yang termanifestasi sebagai patolisis sementara pada satu sisi
(hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan. Pada penderita stroks, dan
pada penderita hipertensi disertai serangan iskemia ansidens infark oatak
mencapai 80%..

F. Penatalaksnaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua
kategori pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan
pengobatan penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang
dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik
dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit diatas. Berbagai macam
strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi menurut Oman (2008), yaitu :
a. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau
dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa
memperbaiki keadaan LVH. Beberapa diet yang dianjurkan, yaitu :
1. Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam
dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Dengan
pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system
reninangiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti
hipertensi.Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50–100 mmol atau
setara dengan 3-6 gram garam per hari.
2. Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi
mekanismenya belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 8
dapat menyebabkan vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric
oxide pada dinding vascular.
3. Diet kaya buah dan sayur.
4. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
5. Tidak mengkomsumsi Alkohol.
b. Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan
jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi
endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma.
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu
sangat dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
c. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal
yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat
badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan
menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena
umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas mengandung
simpatomimetik, sehingga dapat meningkatan tekanan darah
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya
eksaserbasi aritmia. Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs,
simpatomimetik, dan MAO yang dapat meningkatkan tekanan darah
atau menggunakannya dengan obat antihipertensi.
d. Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat
menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide,
beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel
blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator
seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau
lebih obat antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang
diinginkan.

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Somantri (2008), pemeriksaan penunjang untuk pasien Hipertensi Heart
Disease (HHD), yaitu :
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 9
2. Pemeriksaan retina.
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung.
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri ditandai dengan hasil
EKG:
- Gelombang P yang melebar dan berlekuk
- Biasa disebut P mitral (jelas lead I dan II)
5. Analisa urine untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa.
6. Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal dan penentuan kadar urin.
7. Foto dada dan CT scan.

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 10
H. PATHWAY
Hipertensi

Hipertensi Heart Failure Informasi kurang

Hipertrophy ventrikel kiri


jantung (LVH) Kurang Pengetahuan

Vol. sekuncup  Kerja myocard


Suplai O2 dan nutrisi ke
meningkat
Vol. Residu  jaringan menurun

Myocard iskemik
Penurunan Perfusi Pk infark
curah jantung jaringan myocard
terganggu Nyeri dada

Tekanan atrium kiri Pemenutan O2 tertrisis


meningkat terganggu

Nyeri

Transudasi cairan Pembentukan ATP


interstitiil paru terganggu Gangguan rasa
nyaman nyeri (nyeri
akut)
Cairan masuk alveoli Kelelahan

Aktivitas terganggu
Oedema paru

Sesak

Intoleransi
Pola nafas tidak aktivitas
efektif

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 11
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

a. Riwayat penyakit masa lalu


Adanya riwayat hipertensi yang lama dan adanya riwayat hipertensi dan
penyakit jantung pada keluarga.

b. Keadaan Umum
Tingkat Kesadaran : compos mentis. Bangun tubuh kurus, gerak motorik
aktif terkoordinasi, turgor kulit baik, kulit lembab.

c. Kebutuhan dasar rasa nyaman nyeri


Perasaan tak berdaya / tak ada harapan
Gejala; terjadi angina, nyeri hilang timbul pada tungkai sebagai indikasi
adanya arteriosclerosis, sakit kepala oksipital berat, nyeri abdomen.

d. Nutrisi
Klien mengalami Anoreksia, Tidak dapat mencerna makanan dan
mengalami penurunan berat-badan.
Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir
ini(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.

e. Kebersihan perorangan
Kaji integritas kulit klien

f. Aktifitas dan latihan


Gejala: Adanya kelemahan, letih, nafas pendek sampai sesak
Tanda : Frekuensi denyut jantung meningkat, Perubahan irama jantung,
takipnea

g. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).

h. Oksigenasi

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 12
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas /kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan buny
inafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.

i. Tidur dan istirahat


Gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas /kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan buny
inafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.

j. Neurosensoris
Gejala: Keluhan pening /pusing,sakit kepala, dan menghilangkan secara
spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan
kabur,epistakis).

k. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural

II. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,


vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan krisis situasional.

III. INTERVENSI

Dx 1

Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,

vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.

Definisi : ketidakseimbangan jantung memompa darah untuk memenuh kebutuhan


metabolisme

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 13
tubuh

Tujuan :

Setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24 jam keadekuatan jantung meningkat

Kriteria Hasil :

- Kekuatan nadi perifer meningkat


- Ejection fraction meningkat
- Cardiac index meningkat
- Left ventrikuler stroke work index (LVSWI) meningkat
- Stroke volume index meningkat
- Palpitasi menurun
- Bradikardia menurun
- Takikardia menurun
- Gambaran EKG aritmia menurun
- Pulmonary vascular resistance (PVR) menurun
- Tekanan darah membaik
- Capillary reffil time (CRT) membaik
- Pulmonary asrtery wedge pressure (PAWP) membaik

Intervensi: Perawatan Jantung

Observasi

 Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung ( meliputi


dyspnea, kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea.
Peningkatan CVP
 Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung
 Monitor tekanan darah
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor keluhan nyeri dada
 Monitor EKG 12 sedapan
 Monitor aritmia
 Monitor nilainlaboratorium jantung

Terapeutik

 Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau
posisi nyaman

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 14
 Berikan diet jantung yang sesuai
 Gunakan stocking elastis atau pneumatic intermiten, sesuai indikasi
 Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
 Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress
 Berikan dukungan emosional dan spiritual
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%

Edukasi

 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi


 Anjurkan beraktifitas fisik secara bertahap
 Anjurkan berhenti merokok
 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan
 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian

Kolaborasi:

 Kolaborasi pemberian anti aritmia


 Rujuk ke program rehabilitasi jantung

Dx 2

Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

Definisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang


muncul akibat

kerusakan jaringan yang aktual atau fungsional, dengan onset mendadak


atau lambat

dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3


bulan

Tujuan :

Setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24 jam keluhan nyeri menurun

Kriteria Hasil :

1. Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat


2. Keluhan nyeri menurun
3. Meringis menurun
4. Sikap protektif menurun kesulitan tidur menurun

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 15
5. Frekuensi nadi membaik
6. Pola napas membaik
7. Tekanan darah membaik
8. Pola tidur membaik

Intervensi :

Observasi

 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, internsitas


nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi factor memperberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi respon budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

 Berikan teknik nonfarmakologis untuk menurangi rasa nyeri


 kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 fasilitasi istirahat dan tidur
 pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
 meredakan nyeri

Edukasi:

 jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri


 jelaskan strategi meredakan nyeri
 anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk menurangi rasa nyeri

Kolaborasi:

 kolaborasi pemberian analgetik jika perlu

Dx 3

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 16
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari

Tujuan :

setelah diberikan tindakan keperawatan 3x34 jam klien mampu aktivitas

klien meningkat

Kriteria Hasil :

- Keluhan lelah menurun


- Perasaan lemah menurun
- Tekanan darah membaik
- Frekuensi darah membaik

Observasi

 Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan


 Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

Terapeutik

 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,


 kunjungan)
 Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
 Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
 berjalan

Edukasi

 Anjurkan tirah baring


 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
 berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 17
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
 makanan

Dx 4

Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit.

Definisi : kondisi emosional dan pengalaman subyektif individu terhadap objek


yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukantindakan untuk menghadapi ancaman

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan tingkat ansietas


menurun

Kriteria Hasil :

- Verbalisasi kebingungan menurun


- Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
- Perilaku gelisah menurun
- Perilaku tegang menurun
- Kosentrasi pola tidur membaik

Intervensi : Reduksi Ansietas

Observasi:

 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah


 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
 Monitor tanda-tanda ansietas

Terapeutik:

 Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan kepercayaan


 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
 Pahami situasi yang membuat ansietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

Edukasi:

 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami


 Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 18
 prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
 Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
 Latih teknik relaksasi

DAFTAR PUSTAKA
Aryantiningsih, D. S., & Silaen, J. B. (2018). Kejadian Hipertensi Pada
Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru. Jurnal
Ipteks Terapan, 12(1), 64. https://doi.org/10.22216/jit.2018.v12i1.1483
Bruner & Suddarth. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 2.
EGC: Jakarta.
http://askepterkini.blogspot.co.id/2014/05/laporan-pendahuluan-asuhan-
keperawatan_9355.html diakses pada tanggal 9 Januari 2018 pukul 19.22
Jeffrey S. New ACC/AHA hypertension guidelines make 130 the new 140.
Medscape Medical News. Available at
Oman, Kathleen S. 2008. Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Jakarta :
Ramakrishnan, K., et al, 2007. Peptic ulcer disease. Am. Fam. Physician 76,
Smeltzer & Bare. (2014). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Edisi 8. Jakarta:
EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,
Definisi dan Indsikator Diagnostik. Edisi 1. PPNI : Jakarta Selatan.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,
Definisi dan Indsikator Diagnostik. Edisi 1. PPNI : Jakarta Selatan.

Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI


Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 19
Program Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Ang. XVI
Bahuddin, S. Kep (70900119033) Page 20

Anda mungkin juga menyukai