Oleh:
KELOMPOK 1
(...........................................) (...........................................)
KATA PENGANTAR
BAB I
LAPORAN PENDAHULUANGANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
DASAR NYAMAN (NYERI)
atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2012).
B. Etiologi
a. Faktor resiko
1) Nyeri akut
a) Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
b) Menunjukkan kerusakan
c) Posisi untuk mengurangi nyeri
d) Muka dengan ekspresi nyeri
e) Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
f) Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang,
mengeluh)
2) Nyeri kronis
a) Perubahan berat badan
b) Melaporkan secara verbal dan non verbal
c) Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus
pada diri sendiri
d) Kelelahan
e) Perubahan pola tidur
f) Takut cedera
g) Interaksi dengan orang lain menurun
b. Factor predisposisi
1) Trauma
2) Peradangan
3) Trauma psikologis
c. Factor presipitasi
1) Lingkungan
2) Suhu ekstrim
3) Kegiatan
4) Emosi (Asmadi, 2012)
C. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah
zat-zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik.
Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor
nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus
melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan dipersiapkan
sehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke hypothalamus
nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitif
pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami
nyeri (Wartonah, 2015).
D. Manifestasi Klinis
a. Tanda dan gejala nyeri
1) Gangguam tidur
2) Posisi menghindari nyeri
3) Gerakan meng hindari nyeri
4) Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5) Perubahan nafsu makan
6) Tekanan darah meningkat
7) Pernafasan meningkat
8) Depresi
b. Factor-faktor yang mempengaruhi nyeri
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh
beberapa hal, di antaranya adalah:
1) Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan
hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti
membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di pengaruhi
lingkungan dan pengalaman.
2) Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat
subjektif dari seseorang yang merasakan nyeri. Dikarenakan
perawat tidak mampu merasakan nyeri yang dialami oleh pasien.
BAB II
RENCANA ASUHAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
DASAR KENYAMANAN (NYERI)
A. Pengkajian
1. Identitas
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
alamat, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor ekam medik,
dan diagnosa medis (NANDA, 2015).
2. Status kesehatan
a. Status Kesehatan saat ini
1) Alasan Masuk rumah sakit
2) Keluhan utama
3) Timbulnya keluhan
4) Faktor pencetus
5) Faktor yang memperberat nyeri : ketakutan, kelelahan
6) Pemahaman Penatalaksanaan masalah kesehatan
7) Upaya yang telah dilakukan
b. Status kesehatan masa lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
2) Pernah dirawat sebelumnya
3) Riwayat operasi
4) Riwayat alergi
5) Status imunisasi
6) Kebiasaan obat-obatan
3. Pemeriksaan fisik (Data Fokus)
a. Nyeri Akut
1) Mengkaji perasaan klien
b) Dewasa
Skala intensitas nyeri deskriptif
5) T (Time)
Kriteria Hasil
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak
atau lambar dan berintraksi ringan hingga berat dan konstan dapat
menurut dengan kriteria hasil:
1) Keluhan nyeri menurun
2) Meringis dapat menurun
3) Gelisah dapat menurun
4) Sikap protektif dapat menurun
3) Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Rasional : memberikan informasi terkait nyeri yang
dirasakan pasien
b) Jelaskan strategi mengatasi nyeri
Rasional : membantu pasien mengatasi saat rasa nyeri
muncul
c) Anjurkan untuk memonitor nyeri secara mandiri
Rasional : pasien dapat mengetahui sendiri karakteristik,
penyebak, lokasi saat nyeri muncul
d) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Rasional : memudahkan pasien untuk mengotrol nyeri
dengan cara sederhana
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Rasional : mengurangi/ menghilangkan rasa nyeri yang
dirasakan pasien
PENYIMPANGAN KDM
Infeksi virus Hepatitis (B,C,D)
Kerusakan hepatosit
Inflamasi liver
Nekrosis
Hipertensi portal
Varises esophagus
Perdarahan
Nyeri Akut
DAFTAR PUSTAKA
Taylor, C.R., Lilis, C., Lemone, P., Lynn, P., 2011. Fundamentals of Nursing:
The Art and Science of Nursing Care, 7th ed. Wolters Kluwer, China
Asmadi.(2012).Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien.Jakarta : Salemba Medika.
Nurarif.A.H & Kusuma. H (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis &NANDA NIC_NOC. Jakarta : Media Action.
Wartonah, Torwoto (2015).Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) Edisi 1 Cetakan 3(Revisi) . Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia
akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat
badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi
ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan
tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai
dengan 5 L per hari.
c. Diet
g. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian diuretik, laksative dapat berpengaruh
pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko
tinggimengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
karena kehilangan darah selama pembedahan.
1.4 Macam-Macam Gangguan yang Mungkin Terjadi pada Kebutuhan Cairan
dan Elektrolit
Berikut beberapa gangguan cairan dan elektrolit yang sering terjadi
(Tarwoto & Wartonah, 2010):
a. Hipovolemik
Suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES)
dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis
(peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan
vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala:
pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan
mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa
mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut, mata
cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya
penurunan jumlah air mata.
b. Hipervolemi
Penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c. Kelebihan pemberian cairan
2.1 Pengkajian
2.1.1 RiwayatKeperawatan
a. Asupan cairan dan makanan (oral dan Parental).
b. Tanda dan gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan
dan elektrolit.
d. Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu
status cairan.
e. Status perkembangan (usia atau kondisi sosial).
f. Faktor psikologis (perilaku emosional).
2.1.3 Pemeriksaanpenunjang
a. Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium,
kalium, klorida, ion bikarbonat.
b. Pemeriksaan darah lengkap
2.2.1 Definisi
Peningkatan volume cairan intravascular, intertisial dan atau
intraseluler Batasankarakteristik
1. Subjektif
a) Ortopnea
b) Dispnea
2. Objektif
c) Hepatomegali
e) Oliguria
g) Kongesti paru
Diagnosa 2:Hipovolemia
2.2.3 Definisi
2.2.4 Batasankarakteristik
a. Gejala dan Tanda Mayor
1. Subjektif
Tidak tersedia
2. Objektif
a) Frekuensi nadi meningkat
b) Nadi teraba lemah
c) Tekanan darah menurun
d) Tekanan nadi menyempit
e) Turgor kulit menurun
f) Membran mukosa kering
g) Volume urin menurun
h) Hematokrit meningkat
b. Gejala dan Tanda Minor
1. Subjektif
a) Merasa lemah
b) Mengeluh haus
2. Objektif
a) Pengisian vena menurun
b) Status mental berubah
e. Evaporasi
Diagnosa 3:Diare
2.2.6 Definisi
2.2.7 Batasankarakteristik
a. Gejala dan Tanda Mayor
1. Subjektif
Tidak tersedia
2. Objektif
a) Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam
b) Feses lembek atau cair
b. Gejala dan Tanda Minor
1. Subjektif
a) Urgenscy
b) Nyeri/kram abdomen
2. Objektif
a) Frekuensi peristaltic meningkat
b) Bising usus hiperaktif
a. Fisiologis
1. Inflamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsorpsi
b. Psikologis
1. Kecemasan
c. Situasional
1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin
3. Penyalahgunaan laksatif
4. Penyalahgunaan zat
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 :Hipervolemia
2.3.2 Intervensikeperawatandanrasional:
a. Manajemen Hipervolemia
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
4. Kolaborasi
b. Pemantauan cairan
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
4. Kolaborasi
Tidak ada
Diagnosa 2 :Hipovolemia
Luaran utama : Status cairan
2.3.3 TujuandanKriteriahasil(outcomescriteria):
Kondisi volume cairan intravaskuler, interstitial, dan/atau
intraseluler membaikdibuktikan dengan kriteria hasil:
1. Observasi
a) Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, nadi terasa lemah, tekanan darah menurun,
2. Terapeutik
a) Hitung kebutuhan cairan
3. Edukasi
a) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
4. Kolaborasi
1. Observasi
a) Manajemen status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan
nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
R/:Mengetahui status kardiopulmonal pasien
b) Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
R/:Mengetahui status oksigenasi pasien
c) Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit,
CRT)
R/:Mengetahuistatus cairan pasien
d) Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
R/:Mengetahuitingkat kesadaran dan respon pupil
e) Periksa selurh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS
(deformity/deformitas, open wound/luka terbuka,
tenderness/nyeri tekan, swelling/bengkak)
R/: Mengetahui adanya DOTS (deformity/deformitas, open
wound/luka terbuka, tenderness/nyeri tekan,
swelling/bengkak) pada tubuh pasien
2. Terapeutik
a) Pertahankan jalan napas paten
Diagnosa 3 :Diare
Luaran Utama :Eliminasi fekal
2.3.5 TujuandanKriteriahasil(outcomescriteria):
Proses defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses
mudah dan konsistensi, frekuensi serta bentuk feses normal dengan
kriteria hasil:
a. Manajemen Diare
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
mengandung laktosa
4. Kolaborasi
b. Pemantauan cairan
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
4. Kolaborasi
Tidak ada
Daftar Pustaka
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Herdman, T. Heather.2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi2015-2017. Jakarta: EGC.
Pujiyastuti, Fajar.2010. Laporan Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit. Surakarta:Politeknik Kemenkes Surakarta : Surakarta
Suwarsa, Oki. (2018). Terapi Cairan dan Elektrolit pada Keadaan
Gawat Darurat Penyakit Kulit. Jurnal Berkala Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin. Vol. 30, no.2. Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung.
Tarwoto & Wartonah.2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 4.Jakarta: Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Edisi 1.Jakarta Selatan :DPP PPNI :
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. Edisi 1.Jakarta Selatan :DPP PPNI
PENYIMPANGAN KDM
Asites, Edema
Hipervolemia
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene yang artinya sehat. Personal hygiene atau
kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan
kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan
psikologis.Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya,
kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri.
Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan
kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi
gangguan pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat memberikan informasi-
informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu
atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan
diri.
2. Klasifikasi Personal Hygiene
Menurut SDKI (2017), Defisit perawatan diri (Personal Hygiene)
dapat di klasifikasikan menjadi:
a. Defisit perawatan diri : Mandi
b. Defisit perawatan diri : Berpakaian
c. Defisit perawatan diri : Makan
d. Defisit perawatan diri : Toileting
e. Defisit perawatan diri : Berhias
3. Tujuan perawatan Personal Hygiene
Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
Memelihara kebersihan diri seseorang
Memperbaiki Personal Hygiene yang kurang
Pencegahan penyakit
Meningkatkan percaya diri seseorang
Menciptakan keindahan
4. Etiology
Adapun penyebab terjadinya defisit gangguan personal hygiene adalah:
a. Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri
b. Kurangnya pengetahuan dan informasi
c. Keterbatasan biaya
d. Lingkungan yang tidak mendukung
e. Tidak adanya fasilitas yang memadai
Menurut Tarwoto dan Wartinah dalam buku Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawata, sikap seseorang melakukan
personalhygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
a. Body Image
pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang dan
faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan mrngalami defisit
personal hygiene.
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan
menimbulkan dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:
a. Gangguan integritas kulit
b. Gangguan mukosa mulut
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah:
a. Kebutuhan harga diri
b. Gangguan interaksi sosial
c. Aktualisasi diri
d. Gangguan rasa nyaman
e. Kebutuhan mencintai dicintai
6. Macam-macam perawatan Personal Hygeine
MemeliharaPersonal Hygiene berarti tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki Personal Hygiene baik apabila,
orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan
kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku,
genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya. Menurut Potter dan
Perry (2006) macam-macam Personal Hygiene adalah:
a. Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung,
sekresi,ekskresi, pengatur temperatur, dan sensasi. Kulit sering kali
merefleksikan perubahan pada kondisi fisik dengan perubahan pada
warna, ketebalan, tekstur, turgor, temperatur. Selama kulit masih
utuh dan sehat, fungsi fisiologisnya masih optimal.
b. Mandi
Mandi adalah bagian perawatan hygiene total. Mandi dapat
dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik Diusahakan agar
satu kali mandi tidak dibawah pancuran atau konsensional, tetapi
merendam diri di bak mandi yang akan memberi
kenikmatan,relaksasi dan menambah tenaga serta kebugaran tubuh.
Penting juga membersihkan alat kelamin dan kulit antara dubur dan
alat kelamin (perineum). Gosokan dimulai dari sisi alat kelamin kea
rah dubur.Bagi wanita, puting payudara jangan lupa dibersihkan dan
kemudian dikeringkan. Setelah selesai mandi keringkan badan,
termasuk rongga telinga, lipatan-lipatan kulit dan celah-celah jari
kaki untukmenghindarkan timbulnya infeksi jamur, juga pada semua
lipatan-lipatan kulit lainnya
c. Perawatan Mulut
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan
mulut, gigi, gusi, dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dari
partikel-partikel makanan, plak, dan bakteri, memasase gusi, dan
mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa
yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang muncul akibat
perawatan gigidan mulut yang buruk adalah karies, radang gusi, dan
sariawan.Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan
selanjutnya menstimulasi nafsu makan.
Penting untuk menggosok gigi sekurang-kurangnya dua
kalisehari dan sangatlah dianjurkan untuk berkumur-kumur
ataumenggosok gigi setiap kali selepas makan
d. Perawatan mata, hidung dan telinga
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan
untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga selama individu
mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan
untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan oleh air mata,
Tingkat perkembangan
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah
kebutuhan personal hygiene adalah :
1. Defisit perawatan diri
a. Defenisi
Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri
b. Penyebab
1) Gangguan muskuloskeletal
2) Gangguan neuromuskuler
3) Kelemahan
4) Gangguan psikologis dan/atau psikotik
5) Penurunan motivasi/minat
c. Gejala dan tanda mayor
Subjetktif
(tidak tersedia)
Objektif
1) Tidak mampu mandi/ mengenakan pakaian/ makan/ke toilet/
berhias secara mandiri
2) Minat melakukan perawatan diri kurang
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
(tidak tersedia)
e. Kondisi klinis terkait
1) Stroke
2) Cedera medula spinalis
3) Depresi
4) Arthritis reumatoid
5) Delirium
6) Demensia
7) Gangguan amnestik
8) Skizofrenia dan gangguan psikotik lain
9) Fungsi penilaian terganggu
f. Keterangan
Diagnosis ini dispesifikkan menjadi salah satu atau lebih dari :
1) Mandi
2) Berpakaian
3) Makan
4) Toileting
5) Berhias
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa
No. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperwatan Rasional
1. Defisit perawatan diri Pasien mampu Observasi
membersihkan diri a) Identifikasi kebiasaan aktivitas a) Mengetahui keterbatasan dan kebiasaan
dengan/tanpa bantuan perawatan diri sesuai usia pasien dalam perawatan diri
Setelah dilakukan asuhan b) Monitor tingkat kemandirian b) Mengetahui tingkat kemandirian pasien
keperawatan selama .. x 24 dalam melakukan perawatan diri
jam, pasien mampu
Terapeutik
mempertahankan a) Agar pasien merasa nyaman
a) Sediakan lingkungan yang terapeutk
kebersihan diri dan
(mis, suasana hangat, rileks, privasi)
kerapian dengan kriteria b) Membantu pasien dalam melakukan
b) Dampingi dalam melakukan perawatan
hasil : perawatan diri sampai mandiri
diri sampai mandiri
Mempertahankan c) Membantu pasien dalam melakukan
c) Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
kerapian diri meningkat perawatan diri
mampu melakukan perawatan mandiri
Edukasi
a) Membiasakan pasien melakukan
a) Anjurkan melakukan perawatan mandiri
perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
2. Defisit Perawatan Pasien mampu Observasi
Diri: Mandi membersihkan tubuhnya a) Identifikasi usia dan budaya dalam a) Mengetahui keterbatasan dan kebiasaan
sendiri baik dengan/tanpa membantu kebersihan diri pasien dalam mandi
bantuan. b) Identifikasi jenis bantuan yang b) Mengetahui jenis bantuan yang
Setelah dilakukan asuhan dibutuhkan dibutuhkan pasien
keperawatan selama .. x 24 c) Monitor kebersihan tubuh (mis. Rambut, c) Mengetahui kondisi pasien secara umum
jam, pasien mampu mulut, kuku, kulit, kuku)
mempertahankan d) Monitor integritas kulit d) Mengetahui kondisi kulit secara umum
kebersihan diri dan Terapeutik
kerapian dengan 60riteria a) Sediakan peralatan mandi (mis. Sabun, a) Membantu pasien dalam menyediakan
hasil : sikat gigi, shampoo, pelembab kulit) peralatan mandi
Kemampuan mandi b) Sediakan lingkungan yang aman dan b) Agar pasien merasa lebih nyaman
meningkat nyaman
c) Pertahankan kebiasaan kebersihan diri c) Agar pasien mempertahankan kebersihan
dirinya
d) Berikan bantuan sesuai tingkat d) Pasien mungkin kesulitan untuk mandi
kemandirian
Edukasi
a) Menambah wawasan pasien tentang
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta: EGC. 2007
Tarwoto & Wartonah. Kebutuhan Dasar Manusia danProses Keperawatan Edisi 4.
Jakarta : Salemba Medika. 2006
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
DPP PPNI : Jakarta Selatan. 2017
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. DPP
PPNI : Jakarta Selatan. 2018
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. DPP
PPNI : Jakarta Selatan. 2018
PENYIMPANGAN KDM
Kerusakan hepatosit
Inflamasi liver
Nekrosis
Hipertensi portal
Retensi cairan
Kelemahan
Oleh:
KELOMPOK 1
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Nama : Ny. A
Umur : 01 Maret 1943 /77 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Suku : Bugis Makassar
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Muh. Yamin Lr.9 no 9
Sumber Informasi : Pasien dan keluarga
Ruang Rawat : Baji Dakka/303
No. RM : 066222
Tgl/Jam Masuk : 19 Februari 2021
Tgl/ Jam Pengambilan Data : 02 Maret 2021
Diagnosa Medis : Sirosis hati decompensata (shd),
Hepatitis virus B, Gastropati Hipertensi
Portal
Cara Masuk : Kursi roda
Kiriman Dari Poli Klinik : IGD
Pindahan Dari : IGD
Perawat/Tim yang bertanggung jawab :
B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian
atas
Keluhan Saat Ini : Klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian
atas tembus kebelakang sampai perut bawah
bagian kiri di rasakan ketika bergerak, Klien
mengatakan mual muntah setiap ada makanan
yang masuk ke mulutnya, Klien mengatakan
- Gambaran nyeri
P : Nyeri yang dirasakan karena sirosis hati decompensata (shd) hepatitis virus B, Gastropati,
hipertensi portal
Q : Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk hingga tembus ke belakang
R : Bagian perut atas tembus kebelakang sampai perut bagian bawah kiri
S : Skala Nyeri 6 NRS (Nyeri Sedang)
T : Nyeri yang dirasakan hilang timbul apalagi saat bergerak dan berkemih dengan durasi 5-10
menit
- Lokasi Nyeri : Abdomen bagian atas Frekuwensi : Hilang timbul Durasi : 5-10menit
- Holitosisi : Holitosis
- Keadaan rambut : ( ) Bersih ( ) Kotor
- Kondisi gigi/gusi : Tidak lengkap
- Penampilan lidah : Merah muda - Keadaan kulit kepala : ( ) Bersih ( ) Kotor
- Bising Usus : - /menit - Keadaan kuku : ( ) Pendek (√) panjang
- Terpasang infus dimulai tgl : 19/02/2021
Jenis cairan : RL ( )Bersih ( )Kotor
( ) Kotor
- Keluhan saat ini : ( ) gatal-gatal ( ) luka
( ) eritoma
- Integritas kulit : ( ) Jaringan parut
( ) Kemerahan ( ) Laserasi ( ) userasi
( ) Ekimosis ( ) lepuh ( ) Drainase
- Luka Bakar : Tidak ada
- Keadaan luka : Tidak ada
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
CAIRAN AKTIVITAS & LATIHAN
- Kebisaan minum : ½ gelas setiap kali minum - Aktivitas waktu luang : Berbaring
dengan frekuensi sering. - Aktivitas/Hoby : Tidak ada selama di RS
Jenis : Air mineral
- Kesulitan bergerak : ( ) Tidak ( ) Ya
- Turgor kulit : ( ) Kering ( ) Tidak elastis
- Kekuatan otot : 3 3
- Punggung kuku 2 2
Warna : Putih - Tonus otot : Menurun
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 69
Departemen Keperawatan Dasar
- Konjungtiva : Anemis
- Sklera : Ikterus - Postur : Baik (normal)
- Tremor : Ya
- Edema :( ) Tidak ( ) Ya : Ka/Ki
- Rentang gerak: Normal
- Distensi vena jugularis : Tidak terdapat distensi
- Keluahan saat ini :
- Asites : () Tidak ( ) Ya
gerakan terbatas : ( ) Tidak ( )Ya
Alergi/sensitivitas :
- Rasa Ingin Pingsan : ( ) Tidak ( ) Ya
- Perubahan system imun sebelumnya: Tidak
ada
- Stroke (gejala sisa) : ( ) Tidak ( ) Ya
- Riwayat penyakit hubungan seksual :Tidak
ada
- Kejang : ( ) Tidak ( ) Ya - Perilaku resiko tinggi : Tidak ada
- Transfuse darah/jumlah : pernah dilakukan
- Status Mental : Baik transfuse darah
terorientasi/Disorientasi : - Riwayat cidera kecelakaan: Tidak ada riwayat
Waktu : Mengetahui waktu - Fraktur/dislokasi : Tidak mengalami fraktur
- Arthritis/sendi tak stabil: Tidak ada gangguan
Tempat : Mengetahui tempat klien sekarang
sendi
Orang : Mengetahui orang sekitar - Masalah punggung : Tidak ada masalah
- Kesadaran : Composmentis - Perubahan pada tahi lalat : Tidak ada kelainan
- Memori saat ini : Klien masih mengingat waktu - Pembesaran nodus : Tidak ada kelainan
- Kekuatan umum : Composmentis
dan tempatnya
- Cara berjalan : Dibantu oleh keluarga
- Kaca mata : Tidak menggunakan kacamata - Rom : Tidak
- Alat bantu dengar: Tidak menggunakan alat bantu - Pemeriksaan system imun : HbSAg Reaktif
dengar
- Ukuran/reaksi pupil : ka/ki
) tidak ( ) ya
- Koordinasi :
Reflex patella ka/ki : Ada
Reflex tendon dalam bisep/trisep: Ada
- Babinsky :( ) Tidak ( ) Ya
- Chaddock : ( ) Tidak ( ) Ya
- Brudinsky : ( ) tidak ( ) ya
( ) tidak Sabar
- Keputusanasaan : Tidak
( ) Pengaturan jam besuk ( ) Hak dan kewajiban klien ( ) Tim / petugas yang merawat
F. DATA GENOGRAM
GI
GI ? ?
77
7
GIII ?
? ? ? ?
Keterangan:
= Laki-laki = Garis keturunan = Meninggal
= Perempuan = Klien
= Garis pernikahan
GI : Kedua orang tua klien sudah meninggal namun tidak ada yang mengidap penyakit infeksi
atau penyakit menular
GII : Klien memiliki 2 saudara dan semuanya sudah meninggal, tidak ada yang memiliki penyakit
infeksi atau penyakit menular
GIII: Klien memiliki 7 orang anak dan 3 sudah meninngal, tidak ada yang menderita penyakit
infeksi atau penyakit menular
PENYIMPANGAN KDM
Kerusakan hepatosit
Inflamasi liver
Nekrosis
Erosi hemoragik pada lambung akibat sifat korosif HCl Asites Edema tungkai
Nyeri Akut
KLASIFIKASI DATA
KATEGORISASI DATA
FISIOLOGI RESPIRASI
SIRKULASI
ELIMINASI
NEUROSENSORI
TTV :
TD : 130/80 mmhg
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 82
Departemen Keperawatan Dasar
N : 86 x/menit
S : 36,7 oC
P : 20 x/menit
Hasil Diagnostik
USG: Hepatomegali dengan tanda-
tanda sirosis hepatitis (20/2/2021)
Esofagusgastroduodenumskopi:
Gastropati hipertensi portal grade
mild (25/2/2021)
Laboratorium
Kimia Darah
(22/2/2021)
Bilirubin Total: 0,57 mg/dL
(N:<1,0 mg/dL)
Bilirubin Direk: 0,44 mg/dL (N:
<0,2 mg/dL)
(20/2/2021)
SGOT : 37 IU/dL (N: 6-30 IU/dL)
Kreatinin : 1,35 mg/dL (N: L: 0,7-
1,1 P:0,6-0,9 mg/dL)
Immunologi
HbsAg : Reaktif (20/2/2021)
INTEGRITAS EGO
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
PERILAKU KEBERSIHAN DIRI DS
Keluarga klien mengatakan selama
sakit klien hanya 1 kali mandi dalam
sehari dengan menggunakan washlap
Keluarga klien mengatakan selama
sakit klien tidak pernah cuci rambut
ANALISA DATA
Hasil Diagnostik
USG: Hepatomegali dengan
tanda-tanda sirosis hepatitis
(20/2/2021)
Esofagusgastroduodenumsko
pi: Gastropati hipertensi
portal grade mild (25/2/2021)
Laboratorium
Kimia Darah
(22/2/2021)
Bilirubin Total: 0,57 mg/dL
(N:<1,0 mg/dL)
Bilirubin Direk: 0,44 mg/dL
(N: <0,2 mg/dL)
(20/2/2021)
SGOT : 37 IU/dL (N: 6-30
IU/dL)
Kreatinin : 1,35 mg/dL (N:
L: 0,7-1,1 P:0,6-0,9 mg/dL)
Immunologi
HbsAg : Reaktif (20/2/2021)
Immunologi
HbsAg : Reaktif (20/2/2021)
Retensi cairan
Kelemahan
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA
1 Nyeri akut b.d agen pencendera fisiologis ditandai dengan:
DS:
Klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian atas
P: Nyeri yang dirasakan karena sirosis hati decompensate (shd) hepatitis virus B, gastropati
hipertensi portal
Q: Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk hingga tembus ke belakang
R: Bagian perut atas tembus kebelakang sampai perut bagian bawah kiri
S: Skala Nyeri 6 NRS (Nyeri Sedang)
T: Nyeri yang dirasakan hilang timbul apalagi saat bergerak dan berkemih dengan durasi 5-10
menit
Klien mengatakan nyeri saat berkemih
DO :
Klien tampak meringis
Klien tampak lemah
TTV :
TD : 130/80 mmhg
N : 86 x/menit
S : 36,7 oC
P : 20 x/menit
Hasil Diagnostik
USG: Hepatomegali dengan tanda-tanda sirosis hepatitis (20/2/2021)
Esofagusgastroduodenumskopi: Gastropati hipertensi portal grade mild (25/2/2021)
Laboratorium
Kimia Darah
(22/2/2021)
Bilirubin Total: 0,57 mg/dL (N:<1,0 mg/dL)
Bilirubin Direk: 0,44 mg/dL (N: <0,2 mg/dL)
(20/2/2021)
SGOT : 37 IU/dL (N: 6-30 IU/dL)
Kreatinin : 1,35 mg/dL (N: L: 0,7-1,1 P:0,6-0,9 mg/dL)
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 90
Departemen Keperawatan Dasar
Immunologi
HbsAg : Reaktif (20/2/2021)
2 Hipervolemia b.d gangguan balik vena ditandai dengan:
DS :
Klien mengatakan mual muntah setiap ada makanan yang masuk ke mulutnya
Klien mengeluh lemas
Klien mengatakan sering minum per ½ gelas dengan frekuensi sering
DO :
Turgor kulit lembab
Konjungtiva tampak anemis
Sklera tampak ikterus
Tampak edema
Terdapat asites
Hasil Diagnostik
USG: Hepatomegali dengan tanda-tanda sirosis hepatitis (20/2/2021)
Esofagusgastroduodenumskopi: Gastropati hipertensi portal grade mild (25/2/2021)
Laboratorium
Kimia Darah
(22/2/2021)
Bilirubin Total: 0,57 mg/dL (N:<1,0 mg/dL)
Bilirubin Direk: 0,44 mg/dL (N: <0,2 mg/dL)
(20/2/2021)
SGOT : 37 IU/dL (N: 6-30 IU/dL)
Kreatinin : 1,35 mg/dL (N: L: 0,7-1,1 P:0,6-0,9 mg/dL)
Immunologi
HbsAg : Reaktif (20/2/2021)
3 Defisit perawatan diri b.d kelemahan ditandai dengan:
DS
Keluarga klien mengatakan selama sakit klien hanya 1 kali mandi dalam sehari dengan
menggunakan washlap
Keluarga klien mengatakan selama sakit klien tidak pernah cuci rambut
Keluarga klien mengatakan selama sakit klien hanya 1 kali gosok gigi
DO :
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 91
Departemen Keperawatan Dasar
Holitosisi
Rambut tampak kotor
Kulit kepala tampak kotor
Tidak pernah dilakukan cuci rambut
Kuku nampak panjang dan kotor
RENCANA KEPERAWATAN
b. Asites menurun c. Monitor kecepatan infus secara ketat c. Memastikan cairan IV yang
c. Tekanan darah membaik masuk sesuai kebutuhan pasien
d. Turgor kulit membaik Terpeutik Terpeutik
a. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang a. Mengetahui adanya penambahan
sama atau pengurangan berat badan
pasien
0
b. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 b. Kenyamanan, meningkatkan
ekspansi paru, dan
memaksimalkan oksigenasi pasien
Edukasi Edukasi
a. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan a. Agar pasien/keluarga dapat
haluaran cairan mengetahui cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran
cairannya secara mandiri
Kolaborasi Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian cairan intravena R: Pemberian cairan sesuai
kebutuhan pasien
3. Defisit perawatan diri b.d Dukungan Perawatan Diri
kelemahan d.d tidak Observasi
mampu mandi, menggosok Setelah dilakukan tindakan Dukungan Perawatan Diri
gigi, memotong kuku keperawatan selama 3 x 24 Observasi
jam maka diharapkan a. Memudahkan pasien dalam
perawatan diri meningkat melakukan perawatan diri
dengan kriteria hasil:
Terapeutik
a. Memudahkan pasien dalam
melakukan perawatan diri
b. Memberikan rasa nyaman kepada
pasien
Edukasi
Keluarga dan pasien mampu mandiri
- Monitor integritas kulit dalam perawatan diri
Terapeutik
Edukasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
RABU, 3 MARET 2021
DI RUANGAN BAJI DAKKA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
NO DX NO DIAGNOSA HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI NAMA JELAS
1. Nyeri akut b.d agen Rabu Manajemen nyeri Reski Matte
pencendera fisiologis 03 Maret 2021 Observasi
08.00 WITA - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas nyeri
Hasil : Nyeri pada abdomen bagian atas, 5-10 menit, hilang timbul,
sedang
- Identifikasi skala nyeri
Hasil : Skala nyeri 6 (sedang)
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Hasil : Ketika menggerakkan badan, berbaring
Terapeutik
- Berikan tehnik nonfarmakolgi untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil : Pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam
Edukasi
- Menjelaskan penyebab nyeri
Hasil : Pasien mengerti penyeb nyeri
- Menjelaskan strategi mengatasi nyeri
Hasil : Pasien mengerti stategi dalam mengurangi nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
Hasil : tidak ada
Observasi
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 100
Departemen Keperawatan Dasar
Terapeutik
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 101
Departemen Keperawatan Dasar
Edukasi
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 102
Departemen Keperawatan Dasar
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 103
Departemen Keperawatan Dasar
EVALUASI KEPERAWATAN
RABU, 3 MARET 2021
DI RUANGAN BAJI DAKKA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
NO DX NO DIAGNOSA HARI/TGL/JAM EVALUASI NAMA JELAS
1. Nyeri akut b.d agen Rabu S : Klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian atas tembus ke
pencendera fisiologis 03 Maret 2021 belakang Reski Matte
14.27 WITA O: Tampak meringis saat bergerak
A : Nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Manajemen Nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi faktor yang memperberat nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
- Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Edukasi
- Menjelaskan strategi mengatasi nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 104
Departemen Keperawatan Dasar
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 105
Departemen Keperawatan Dasar
Terapeutik
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 106
Departemen Keperawatan Dasar
Edukasi
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 107
Departemen Keperawatan Dasar
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
KAMIS, 4 MARET 2021
DI RUANGAN BAJI DAKKA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
NO DX NO DIAGNOSA HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI NAMA JELAS
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 108
Departemen Keperawatan Dasar
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 109
Departemen Keperawatan Dasar
12.00 WITA Hasil: Keluarga klien mengatakan mengerti dengan cara mengukur
asupan dan keluaran cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan intravena
Hasil:
Pasien diberikan infus RL 20 tetes/i
3. Defisit perawatan diri Kamis, Ade Irma
b.d kelemahan 4 Maret 2021
Dukungan Perawatan Diri
09.00
Observasi
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 110
Departemen Keperawatan Dasar
bersih, holitosis
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 111
Departemen Keperawatan Dasar
Terapeutik
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 112
Departemen Keperawatan Dasar
Edukasi
EVALUASI KEPERAWATAN
KAMIS, 4 MARET 2021
DI RUANGAN BAJI DAKKA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
NO DX NO DIAGNOSA HARI/TGL/JAM EVALUASI NAMA JELAS
1. Nyeri akut b.d agen Kamis S : Klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian atas tembus ke
pencendera fisiologis 04-Maret-2021 belakang Reski Matte
O : Klien tampak meringis
A : Nyeri belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
13.19 Manajemen Nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi faktor yang memperberat nyeri
Terapeutik
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 113
Departemen Keperawatan Dasar
2. Hipervolemia b.d Kamis, S : Klien mengatakan mengatakan nyeri perut dan punggung Ummu Alfatimah
gangguan balik vena 4 Maret 2021 O: klien nampak lemah, nampak edema, nampak asites
14.15 WITA A : Hipervolemia belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Manajemen Hipervolemia
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hypervolemia
- Monitor input dan output cairan
- Monitor kecepatan infus secara ketat
Terpeutik
- Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
- Tinggikan kepala tempat tidur 30-400
Edukasi
- Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran
cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan RL
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 114
Departemen Keperawatan Dasar
3. Defisit perawatan diri b.d Kamis, S : Klien mengatakan belum pernah mencuci rambut, memotong Ade Irma
kelemahan 4 Maret 2021 kuku dan menggosok gigi selama di rawat
O : Rambut klien tampak kotor, kuku tampak panjang dan kurang
09.15 bersih, holitosis
A : Perawatan diri belum teratasi teratasi
P : Lanjut intervensi
Terapeutik
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 115
Departemen Keperawatan Dasar
Edukasi
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 116
Departemen Keperawatan Dasar
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
JUMAT, 5 MARET 2021
DI RUANGAN BAJI DAKKA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
NO DX NO DIAGNOSA HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI NAMA JELAS
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 117
Departemen Keperawatan Dasar
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 118
Departemen Keperawatan Dasar
Observasi
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 119
Departemen Keperawatan Dasar
bersih, holitosis
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 120
Departemen Keperawatan Dasar
Terapeutik
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 121
Departemen Keperawatan Dasar
Edukasi
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 122
Departemen Keperawatan Dasar
2. Hipervolemia b.d Jum’at S : Klien mengatakan mengatakan nyeri perut dan punggung Ummu Alfatimah
gangguan balik vena 5 Maret 2021
O: klien nampak lemah, nampak menurun, asites nampak menurun
13.00 WITA
A : Hipervolemia belum teratasi
P : Pertahankan Intervensi
Manajemen Hipervolemia
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hypervolemia
- Monitor input dan output cairan
- Monitor kecepatan infus secara ketat
Terpeutik
- Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
- Tinggikan kepala tempat tidur 30-400
Edukasi
- Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 123
Departemen Keperawatan Dasar
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan RL
3. Defisit perawatan diri b.d Jumat, S : Klien mengatakan lebih segar dan nyaman Ade Irma
kelemahan 5 Maret 2021 Ummu Alfatimah
O : Rambut, kuku dan gigi klien tampak bersih.
Ayu Andira
A : Perawatan diri klien teratasi
14.30
P : Pertahankan intervensi
Terapeutik
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 124
Departemen Keperawatan Dasar
Edukasi
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVI 125