Disusun Oleh:
Nama : Farah Fildzah rosadi
NIM : 180106013
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
(...................................................) (...................................................)
Untuk mendiagnosis asidosis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien,
obat-obatan yang sedang digunakan, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada pasien
serta dilakukan tes penunjang untuk memastikan diagnosis, menentukan tingkat
keparahan asidosis, dan mengetahui penyebab yang mendasarinya. Tes yang dapat
dilakukan adalah:
a. Tes darah, untuk menilai fungsi metabolik secara komprehensif termasuk fungsi
ginjal, kadar gula, dan elektrolit.
b. Analisa gas darah arteri, untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan PH
dalam darah.
c. Rontgen dada, untuk mendeteksi cedera atau gangguan lain di paru-paru.
d. Tes fungsi paru, untuk mengetahui kondisi dan fungsi paru dan saluran
pernapasan.
e. Tes urine, untuk mendeteksi keberadaan badan keton dan kadar asam yang
dibuang melalui urine.
8. Komplikasi
Jika tidak diobati, asidosis berpotensi menyebabkan komplikasi berupa:
a. Gagal ginjal
b. Osteoporosis
c. Gangguan otot
d. Gangguan sistem endokrin
e. Batu ginjal
f. Keterlambatan dalam pertumbuhan
9. Penatalaksanaan
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-
paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita
penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema. Pada penderita yang mengalami
gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan
bantuan ventilator mekanik (Hawfield & DuBose, 2010). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Pratista & Defrin, (2018) pasien yang sangat sulit bernapas yang disertai
dengan hiperkapni dan asidosis respiratorik memerlukan ventilator untuk membantu
pernapasan. Tujuannya adalah meningkatkan PaO2 dan menurunkan PaCO2. Pasien
dengan ventilator dapat mengalami agitasi maka perlu diberikan obat penenang seperti
lorazepam, midazolam, morfin atau fentanil. Indikasi pemasangan ventilasi mekanik
adalah pertukaran gas yang memburuk. Pemasangan ventilasi mekanik penting
dilakukan pada pasien pneumonia atau TB yang mengalami hipoksemia dan hiperkarbia
berat. Karena pengobatan dengan antibiotika untuk mengatasi infeksi paru
memerlukan waktu untuk memperbaiki keadaan pertukaran gasnya.
Kelainan yang mengancam nyawa pada asidosis respiratorik bukan karena
asidosisnya tetapi karena hipoksemia, oleh karena itu terapi utama adalah terapi
oksigen dan mengatasi penyebab primer pernafasaan (hipoventilasi) untuk
memperbaiki ventilasi paru. Atasi penyebab seperti kelainan paru, keracunan narkotik,
keracunan salisilat (IDAI, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Setyawan, dkk,
(2017) pemberian oksigen dengan Bag and Mask 10 lpm mencegah hipoksemia dan
perbaikan asidosis pada klien edema paru akut.
Pertimbangan Keperawatan Nusring Interventions Classification (NIC) manajemen
asam basa (asidosisi repiratorik) :
F. Sumber
Hawfield A, DuBose T. 2010. Acid-Base Balance Disorders. eLS. Wake Forest School of
Medicine.
Pediatri, S. 2002. Gambaran Analisa Gas Darahpada Distres Pernapasan. Vol 4. Jurnal Kesehatan
Setyawan, S. Sukartini , T. Kusmiati. 2017. Oksigenasi Dengan Bag And Mask 10 Lpm
Memperbaiki Asidosis Respiratorik. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Warsi, A., Ganda, I., Angriani, H. 2013. Gambaran Gas Darah Anak Dengan Kesadaran Menurun.
Vol 3. JST Kesehatan, 188-195.
Capernito, Lynda Juall. 2012. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi 13.
Jakarta . EGC.