OLEH :
KELOMPOK VI
Herawati (P201801061)
KENDARI
2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………4
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan……………………………………………………………………..…….4
BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………………....5
A. Konsep Medis…………………………………………………………………….
B. Konsep Keperawatan…………………………………………………………..
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi keperawatan
D. Implementasi keperawatan
E. Evaluasi keperawatan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan keluarga
Kami berterima kasih kepada Dosen Indra, S.Kep., Ns., M.Kes. Selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan darah terhadap dinding pembuluh
darah dan ditimbulkan oleh desakan darah terhadap dinding arteri ketika darah tersebut
dipompa dari jantung ke jaringan. Besar tekanan bervariasi tergantung pada pembuluh
darah dan denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika ventrikel
berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi (tekanan
diastolik). Pada keadaan hipertensi, tekanan darah meningkat yang ditimbulkan karena
darah dipompakan melalui pembuluh darah dengan kekuatan berlebih.
Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih
dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg setelah dua
kali pengukuran terpisah
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau
esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat
disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak
ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang
terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh
karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara
berkala (Bianti nuraini, 2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi hipertensi ?
2. Apa etiologi hipertensi ?
3. Apa manifestasi klinis hipertensi ?
4. Bagaimana patofisiologi hipertensi ?
5. Apa saja komplikasi hipertensi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hipertensi
2. Untuk mengetahui etiologi hipertensi
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis hipertensi
4. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi
5. Untuk mengetahui komplikasi hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Definisi
Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi adalah suatu
sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari
kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan, WHO menyatakan hipertensi
merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg
dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg, (JNC VII) berpendapat
hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg,
Sedangkan menurut Brunner dan Suddarth hipertensi juga diartikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan darahnya diatas 140/90 mmHg. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah
sistolik yang persisten diatas 140 mmHg sebagai akibat dari kondisi lain yang
kompleks dan saling berhubungan.
Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena
interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan
meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh
karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah
akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik
meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada
penambahan umur sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik
meningkat sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung
menurun. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada
usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan
tekanan darah yaitu reflex baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah
berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran darah ginjal
dan laju filtrasi glomerulus menurun
2. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain :
a. Genetik
adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko
dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak
mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80%
kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.
b. Obesitas
berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada
kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for
Health USA (NIH,1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk
wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita
bagi yang memiliki IMT
Menurut Hall (1994) perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan
antara kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi
insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem reninangiotensin,
dan perubahan fisik pada ginjal.
c. Jenis kelamin
prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause salah satunya
adalah penyakit jantung koroner. 10 Wanita yang belum mengalami menopause
dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High
Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan
estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia
premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit
hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya
sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada
wanita umur 45-55 tahun.
d. Stres
stres dapat meningkatkan tekanah darah sewaktu. Hormon adrenalin akan
meningkat sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan jantung memompa
darah lebih cepat sehingga tekanan darah pun meningkat.
e. Kurang olahraga
olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular,
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga
menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat
karena adanya kondisi tertentu. Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan
darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang
tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung
mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering
jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak arteri.
f. Pola asupan garam dalam diet
badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya
hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100
mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium
yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler
meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga
volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler
tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada
timbulnya hipertensi.
g. Kebiasaan Merokok
merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya
stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.
3. Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis Hipertensi Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., &
Kusuma H., 2016), tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika
tekanan darah tidak teratur.
b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
Mengeluh sakit kepala, pusing
Lemas, kelelahan
Sesak nafas
Gelisah
Mual
Muntah
Epistaksis
Kesadaran menurun
4. Patofisiologi
Patofisiologi Hipertensi Tekanan darah dipengaruhi volume sekuncup dan total
peripheral resistance. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut
yang tidak terkompensasi maka dapat menyebabkan timbulnya hipertensi. Tubuh
memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang
disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan mempertahankan stabilitas tekanan darah
dalam jangka panjang. Sistem pengendalian tekanan darah sangat kompleks.
Pengendalian dimulai dari sistem reaksi cepat seperti reflex kardiovaskuler melalui
sistem saraf, refleks kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat yang berasal
dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos. Sedangkan sistem pengendalian reaksi
lambat melalui perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang
dikontrol oleh hormon angiotensin dan vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem
poten dan berlangsung dalam jangka panjang yang dipertahankan oleh sistem
pengaturan jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ.
5. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengaplikasikan.
mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan
penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering
ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak
sering terjadi stroke dimana terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya
mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi
adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (Transient
Ischemic Attack/TIA). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi
yang lama dan pada proses akut seperti pada hipertensi maligna.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
I. Data umum
a. Nama KK : Ny. B (umur 58 tahun)
b. Alamat : Jl. Kelapa
c. Pekerjaan KK : Ibu rumah tangga
d. Pendidikan : SMP tamat
e. Komposisi keluarga
Genogram :
Keterangan :
Perempuan
Laki – laki
f. Tipe keluarga : Keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari
suami (Tn. C), Istri (Ny.B) dan dua orang anak yaitu An.R dan An.D
g. Kewarganegaraan/suku bangsa : Indonesia/ Jawa
h. Agama : Islam
Kerusakan Hipertensi
vaskuler
pembuluh
darah
Perubahan situasi
Perubahan
struktur
Informasi yang
minm
Vasokonstriksi
Defisien
Pengetahuan
Gangguan
sirkulasi
Pembuluh darah
Iskemia miokard
Nyeri akut
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut pada Ny. B dikeluarga Tn. C b/d agen cedera Biologis d/d
Ds : - Ny B mengatakan telah menderita tekanan darah tinggi sejak 3 bulan
terakhir ini.
- Ny. B mengeluh sakit kepala seperti tertusuk.
- TTV: TD:170/100 mmhg, Nadi : 90x/menit, suhu : 37,5 ̊c, RR: 20x/menit.
Do : - TTV: TD:170/100 mmhg, Nadi : 90x/menit, suhu : 37,5 ̊c, RR: 20x/menit.
3. Intervensi Keperawatan
terpercaya pencegahan
TINJAUAN KASUS
KASUS
Pada tanggal 14 juni 2021 pukul 15.00 wita, Ny. B umur 58 thn dibawa suaminya oleh Tn.C ke
rumah sakit. Ny B mengatakan telah menderita tekanan darah tinggi sejak 3 bulan terakhir ini.
Ny. B mengeluh sakit kepala seperti tertusuk. Ny. C mengatakan sering mengkonsumsi makanan
yang asin-asin. Tn.C tidak mengetahui penyebab, gejala dan pencegahan dari tekanan darah
tinggi. pada pemeriksaan fisik pasien tampak nyeri kesakitan dan tampak bingung, skala nyeri 5.
dengan TTV: TD:170/100 mmhg, NADI: 90x/menit SUHU: 37,5 ̊c, RR: 20x/menit.
A. Pengkajian Keperawatan
I. Data umum
a. Nama KK : Ny. B (umur 58 tahun)
b. Alamat : Jl. Kelapa
c. Pekerjaan KK : Ibu rumah tangga
d. Pendidikan : SMP tamat
e. Komposisi keluarga
Genogram :
Keterangan :
Perempuan
Laki – laki
a. Karakteristik Rumah :
luas rumah yang di tempati ± 72 m² (lebar 6 m panjang 12 m ) terdiri dari 3 kamar
tidur 2 kamar mandi dan wc dan dapur bagian pojok belakang dekat ruang tamu.
Tipe bangunan rumah adalah permanen
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW:
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah selalu memperhatikan keaadan kesehatan
Ny.B dengan memberikan biyaya berobat kedokter praktik sehingga
pengobatannya sering berganti dokter setiap kali periksa.
c. Mobilitas keluarga :
Keluarga ini tidak perna pindah tempat tinggal sejak menikah. Tn C bekerja dari
pagi sampai sore, istrinya tidak bekerja (IRT) anak-ankanya berangkat sekolah
tiap pagi hari sampai siang hari, anak yang sulung sudah SMA anaknya yang ke 2
SMP.
d. Perkuppulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat;
Keluarag ini sering mengikuti kegiatan pengajian yang di laksanakan oleh
kelompoknya tetapi Ny B sejak tiga bulan yang lalu tidak aktif karena sering
kumat. Anaknya mengikti kegiatan mengaji di masjid dekat rumah.
e. System pendukung keluarga :
Yang merawat Ny B hanya suaminya dan anak-anaknya sendiri. Ny B
mengatakan tidak memiliki tabungan uang yang dapat di gunakan sewaktu-waktu.
Biyaya periksa ke dokter praktik suasta di tanggung oleh tetangganya. Jarak
rumah dengan puskesmas ± 1 kilo.
V. Fungsi keluarga
a. Fungsi afeksi :
Ny B mengatakan bahwa dirinya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga tidak
mampu mendidik anakanya yang masih remaja, tetapi sewaktu-waktu
memberikan teguran apabila anak-anakanya telah di peringatkan oleh ibunya tetap
tidak mau mendengarkan.
b. Fungsi social :
Keluarga selalu mengajarkan dan menkankan bagimana perilaku sesuai dengan
ajaran agama yang di anutnya dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan
lingkingan tempat tinggalnya
c. Fungsi perawatan kesehatan :
Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin untuk mencari
bantuan pelayanan kesehatan apabila ada anggota yang sakit.
d. Fungsi reproduksi :
Tn C mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi. Ny B saat ini tidak mengikuti
lagi program KB karena merasa sudah tua dan sakit-sakitan.
e. Fungsi ekonomi :
Menurut pengakuan Tn C penghasilannya menurun drastic akibat istrinya yang
sakit memrlukan biyaya untuk pengobatan istrinya dan memanfaatkan
penghasilan yang di miliki seefesien mungkin.
Kesimpulan dari data di atas, keluarga Tn. C keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, pemeriksaan fisik baik dan tidak ada keluhan dimulai dari kepala sampai
kaki. Namun, Ny. B memiliki tanda-tanda vital yang sedikit tinggi yaitu : TTV:
TD:170/100 mmhg, nadi : 90x/menit Suhu: 37,5 ̊c, RR: 20x/menit. Serta Ny. B
mengatakan sakit kepala seperti tertusuk, terdapat nyeri di kepala.
C. Intervensi Keperawatan
informasi kebutuhan
hipertensi yang
terpercaya teridentifikasi
hipertensi kesehatan
nasional dan
tujuan
pencegahan
penyakit atau
kebutuhan
lokal, Negara
bagian dan
kepentingan
nasional
lainnya.
c. Identifikasi
faktor internal
dan eksternal
yang dapat
mningkatkan
atau
mengurangi
motivasi untuk
berperilaku
sehat
d. Bantu individu,
keluarga atau
masyarakat
untuk
memperjelas
keyakinan dan
nilai-nilai
kesehatan.
D. Implementasi Keperawatan
2. Ajarkan prinsip-
prinsip menajemen
nyeri
Ds : Keluarga Tn.c
mengatakan sudah
mengetahui prinsip-
prinsip dari
manajemen nyeri
Do : Keluarga Tn.C
khususnya Ny.B
terlihat kesulitan
menyebutkan tentang
Prinsip-prinsip
manajemen nyeri
namun dapat
menyebutkan kembali
E. Evaluasi Keperawatan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi adalah suatu sindrom atau
kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks
dan saling berhubungan, WHO menyatakan hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95
mmHg, (JNC VII) berpendapat hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas 140/90
mmHg,
Sedangkan menurut Brunner dan Suddarth hipertensi juga diartikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan darahnya diatas 140/90 mmHg. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik yang persisten diatas 140 mmHg
sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan.
Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi berbagai
faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45
tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen
pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi
kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang
pada penambahan umur sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat
sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung menurun. Peningkatan
umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan
resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu reflex baroreseptor pada
usia lanjut sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana
aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Nanda-1 2018-2021. diagnosis keperawatan. Definisi dan klasifikasi. Penerbit buku
kedokteran.
Bianti Nuraini. 2015. Risk factors of hypertension. Facult of medicine. Universitas of Lampung.
Aris Sugiarto. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi Kasus di
Kabupaten Karanganyar).
A. Tjokronegoro dan H. Utama. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam II. In: E. Susalit, E.J. Kapojos,
dan H.R. Lubis ed. Hipertensi Primer. Jakarta: Gaya Baru; (2001)
I. TUJUAN UMUM
Memberikan pengetahuan dan pemahan pada penduduk desa khusunya orang
dewasa tentang penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi)
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan mengenai penyakit gagal ginjal kronik di
harapkan penduduk mampu memahami:
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Patofiologi hipertensi
d. Tanda dan gejala hipertensi
e. Pencegahan hipertensi
III. MATERI
Berisi garis besar materi yang di berikan dalam kegiatan pembelajaran/penyuluhan.
IV. METOD E
1. Ceramah
2. Tanya jawab.
V. MEDIA
Leaflet