Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI

PADA NY. B DI RUMAH SAKIT

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata kuliah : Keperawatan Keluarga

Dosen pengampu : Indra S.Kep., Ns., M.Kes

OLEH :

KELOMPOK VI

Wa Ode Zian Febriyanti (P201801074)

Icha Cahyani (P201801060)

Ayu Aprilia Musafir (P201801073)

Muh. Anasrulah wahid (P201801082)

Herawati (P201801061)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERWATAN

FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………4
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan……………………………………………………………………..…….4
BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………………....5
A. Konsep Medis…………………………………………………………………….
B. Konsep Keperawatan…………………………………………………………..
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi keperawatan
D. Implementasi keperawatan
E. Evaluasi keperawatan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan keluarga
Kami berterima kasih kepada Dosen Indra, S.Kep., Ns., M.Kes. Selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Kendari 17 juni 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan darah terhadap dinding pembuluh
darah dan ditimbulkan oleh desakan darah terhadap dinding arteri ketika darah tersebut
dipompa dari jantung ke jaringan. Besar tekanan bervariasi tergantung pada pembuluh
darah dan denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika ventrikel
berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi (tekanan
diastolik). Pada keadaan hipertensi, tekanan darah meningkat yang ditimbulkan karena
darah dipompakan melalui pembuluh darah dengan kekuatan berlebih.
Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih
dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg setelah dua
kali pengukuran terpisah
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau
esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat
disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak
ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang
terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh
karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara
berkala (Bianti nuraini, 2015).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi hipertensi ?
2. Apa etiologi hipertensi ?
3. Apa manifestasi klinis hipertensi ?
4. Bagaimana patofisiologi hipertensi ?
5. Apa saja komplikasi hipertensi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hipertensi
2. Untuk mengetahui etiologi hipertensi
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis hipertensi
4. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi
5. Untuk mengetahui komplikasi hipertensi
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Medis
1. Definisi
Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi adalah suatu
sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari
kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan, WHO menyatakan hipertensi
merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg
dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg, (JNC VII) berpendapat
hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg,
Sedangkan menurut Brunner dan Suddarth hipertensi juga diartikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan darahnya diatas 140/90 mmHg. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah
sistolik yang persisten diatas 140 mmHg sebagai akibat dari kondisi lain yang
kompleks dan saling berhubungan.
Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena
interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan
meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh
karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah
akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik
meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada
penambahan umur sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik
meningkat sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung
menurun. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada
usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan
tekanan darah yaitu reflex baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah
berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran darah ginjal
dan laju filtrasi glomerulus menurun
2. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain :
a. Genetik
adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko
dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak
mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80%
kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.
b. Obesitas
berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada
kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for
Health USA (NIH,1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk
wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita
bagi yang memiliki IMT
Menurut Hall (1994) perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan
antara kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi
insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem reninangiotensin,
dan perubahan fisik pada ginjal.
c. Jenis kelamin
prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause salah satunya
adalah penyakit jantung koroner. 10 Wanita yang belum mengalami menopause
dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High
Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan
estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia
premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit
hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya
sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada
wanita umur 45-55 tahun.
d. Stres
stres dapat meningkatkan tekanah darah sewaktu. Hormon adrenalin akan
meningkat sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan jantung memompa
darah lebih cepat sehingga tekanan darah pun meningkat.
e. Kurang olahraga
olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular,
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga
menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat
karena adanya kondisi tertentu. Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan
darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang
tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung
mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering
jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak arteri.
f. Pola asupan garam dalam diet
badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya
hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100
mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium
yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler
meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga
volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler
tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada
timbulnya hipertensi.
g. Kebiasaan Merokok
merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya
stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.
3. Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis Hipertensi Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., &
Kusuma H., 2016), tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika
tekanan darah tidak teratur.
b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
 Mengeluh sakit kepala, pusing
 Lemas, kelelahan
 Sesak nafas
 Gelisah
 Mual
 Muntah
 Epistaksis
 Kesadaran menurun
4. Patofisiologi
Patofisiologi Hipertensi Tekanan darah dipengaruhi volume sekuncup dan total
peripheral resistance. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut
yang tidak terkompensasi maka dapat menyebabkan timbulnya hipertensi. Tubuh
memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang
disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan mempertahankan stabilitas tekanan darah
dalam jangka panjang. Sistem pengendalian tekanan darah sangat kompleks.
Pengendalian dimulai dari sistem reaksi cepat seperti reflex kardiovaskuler melalui
sistem saraf, refleks kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat yang berasal
dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos. Sedangkan sistem pengendalian reaksi
lambat melalui perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang
dikontrol oleh hormon angiotensin dan vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem
poten dan berlangsung dalam jangka panjang yang dipertahankan oleh sistem
pengaturan jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ.
5. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengaplikasikan.
mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan
penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering
ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak
sering terjadi stroke dimana terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya
mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi
adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (Transient
Ischemic Attack/TIA). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi
yang lama dan pada proses akut seperti pada hipertensi maligna.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
I. Data umum
a. Nama KK : Ny. B (umur 58 tahun)
b. Alamat : Jl. Kelapa
c. Pekerjaan KK : Ibu rumah tangga
d. Pendidikan : SMP tamat
e. Komposisi keluarga

No. Nama J. Hub. Umur pendidikan pekerjaan Status


Klm. Dgn kes.
KK
1. Tn. C L Suami 60 SMP Petani Sehat
ke-1

2. An. R P Anak 17 Sma Pelajar Sehat

3 An. D L Anak 13 Smp Pelajar Sehat

Genogram :

(Ny.B) menikah (Tn.C)

(An. R ) Anak kandung (An.D)

Keterangan :

Perempuan

Laki – laki
f. Tipe keluarga : Keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari
suami (Tn. C), Istri (Ny.B) dan dua orang anak yaitu An.R dan An.D
g. Kewarganegaraan/suku bangsa : Indonesia/ Jawa
h. Agama : Islam

i. Status social ekonomi keluarga :


Penghasilan keluarga ± Rp.1.000.000, per bulan yang diperoleh dari
hasil kerja Tn. C. istrinya tidak bekerja (Ibu Rumah tangga). Menurut
pengakuan keluarga, penghasilan yang ada untuk memenuhi kebutuhan dasar
sehari-hari.
j. Aktivitas rekreasi keluarga :
Kegiatan yang dilakukan anak-anak adalah bermain disekitar rumah,
dan menonton televisi bersama keluarga pada sore hari.

II. Riwayat tahap perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan pada keluarga Tn. C dan Ny. B adalah keluarga dengan
anak usia remaja. Dimana An. R umur 17 tahun dan An.D umur 13 tahun.
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi :
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum
terpenuhi. Namun, tugas keluarga yang belum bisa dicapai saat ini : keluarga
perlu memberikan figure yang baik bagi anak remaja, sedangkan saat ini
keluarga harus merawat Ny. B dan biaya yang dibutuhkan oleh Ny. B sangat
banyak.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Ny. B mengatakan tidak mempunyai penyakit sebelumnya pada usia muda.
Tn. C saat ini dalam keadaan sehat. Anak-anaknya juga dalam keadaan sehat.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ibu Ny. B telah meninggal dunia sejak 10 tahun yang lalu secara mendadak
akibat serangan jantung coroner.
III. Keadaan Lingkungan
a. Karakteristik Rumah :
luas rumah yang di tempati ± 72 m² (lebar 6 m panjang 12 m ) terdiri dari 3
kamar tidur 2 kamar mandi dan wc dan dapur bagian pojok belakang dekat
ruang tamu. Tipe bangunan rumah adalah permanen
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW:
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah selalu memperhatikan keaadan
kesehatan Ny.B dengan memberikan biyaya berobat kedokter praktik
sehingga pengobatannya sering berganti dokter setiap kali periksa.
c. Mobilitas keluarga :
Keluarga ini tidak perna pindah tempat tinggal sejak menikah. Tn C bekerja
dari pagi sampai sore, istrinya tidak bekerja (IRT) anak-ankanya berangkat
sekolah tiap pagi hari sampai siang hari, anak yang sulung sudah SMA
anaknya yang ke 2 SMP.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat;
Keluarag ini sering mengikuti kegiatan pengajian yang di laksanakan oleh
kelompoknya tetapi Ny B sejak tiga bulan yang lalu tidak aktif karena sering
kumat. Anaknya mengikti kegiatan mengaji di masjid dekat rumah.
e. System pendukung keluarga :
Yang merawat Ny B hanya suaminya dan anak-anaknya sendiri. Ny B
mengatakan tidak memiliki tabungan uang yang dapat di gunakan sewaktu-
waktu. Biyaya periksa ke dokter praktik suasta di tanggung oleh tetangganya.
Jarak rumah dengan puskesmas ± 1 kilo.
IV. Struktur keluarga :
a. Pola komunikasi keluaraga :
Keluarga mengatakan komunikasi secara musyawarah untuk menyelesaikan
masalah anakanya. Namun terkadang Ny B menegur dengan keras dan
marah bila anaknya tidak mau sekolah atau membolos dan bermain di rumah
temannya sampai lewat batas waktu istrahat.
b. Struktrur peran keluarga :
Tn B tetap sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap
kehidupan keluarganya. Istrinya berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan
juga sebagai anggota pengajian yang rajin mengikti kegiatannya. Anaknya di
katakana berperilaku wajar sesuai dengan usianya.
c. Nilai dan norma keluaraga :
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama
yang di anut dan norma yang berlaku di lingkungannya. Melohat keaadan
sakit Ny B, keluarga masih tetap percaya bahwa yang di derita merupakan
penyakit yang dapat di obati.
V. Fungsi keluarga
a. Fungsi afeksi :
Ny B mengatakan bahwa dirinya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga tidak
mampu mendidik anakanya yang masih remaja, tetapi sewaktu-waktu
memberikan teguran apabila anak-anakanya telah di peringatkan oleh ibunya
tetap tidak mau mendengarkan.
b. Fungsi social :
Keluarga selalu mengajarkan dan menkankan bagimana perilaku sesuai
dengan ajaran agama yang di anutnya dalam kehidupan sehari-hari di rumah
dan lingkingan tempat tinggalnya
c. Fungsi perawatan kesehatan :
Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin untuk mencari
bantuan pelayanan kesehatan apabila ada anggota yang sakit.
d. Fungsi reproduksi :
Tn C mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi. Ny B saat ini tidak
mengikuti lagi program KB karena merasa sudah tua dan sakit-sakitan.
e. Fungsi ekonomi :
Menurut pengakuan Tn C penghasilannya menurun drastic akibat istrinya
yang sakit memrlukan biyaya untuk pengobatan istrinya dan memanfaatkan
penghasilan yang di miliki seefesien mungkin.
VI. Stress dan koping keluaraga
a. Stressor yang dimiliki :
Sejak 3 bulan yang lalu tekanan darah tingginya Ny C kumat. Sedangkan
anak-anaknya membutuhkan biyaya untuk sekolah
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :
Keluarga merasa pasrah karena sedang mendapat cobaan dan berharap pada
anak tertuanya untuk belajar bekerja sehingga dapat membantu keluarga
c. Strategi koping yang di gunakan :
Keluarga menerima keadaan ini apa adanya dan senantiasa beribadah dan
berdoa untuk kesembuhan istrinya
d. Strategi adaptasi yang disfungsi :
Sering memarahi anaknya yang ke 2 akibat suka bolos sekolah
VII. Pemeriksaan fisik

Lakukan pemeriksaan fisik setiap anggota keluarga yang ada dengan


menggunakan pendekatan “ head to toe “ terutama yang di identifikasi
sebagai klien atau indifidu yang kita jadikan sasaran pelayanan asuhan
keperawatan keluarga.

VIII. Harapan keluarga


Ny B berharap mendapat bantuan seperti yang di katakana oleh
tetangganya, yaitu kartu sehat sehingga dapat berobat secara rutin di
puskesmas atau di rumah sakit.
IX. Pathway Hipertensi

Faktor prediposisi : usia,


jenis kelamin, merokok,
stress, kurang olahraga,
genetic, alcohol, berat
badan

Kerusakan Hipertensi
vaskuler
pembuluh
darah
Perubahan situasi

Perubahan
struktur
Informasi yang
minm
Vasokonstriksi

Defisien
Pengetahuan
Gangguan
sirkulasi

Pembuluh darah

Iskemia miokard

Nyeri akut
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut pada Ny. B dikeluarga Tn. C b/d agen cedera Biologis d/d
Ds : - Ny B mengatakan telah menderita tekanan darah tinggi sejak 3 bulan
terakhir ini.
- Ny. B mengeluh sakit kepala seperti tertusuk.

Do : - Skala Nyeri 5, Tampak nyeri kesakitan

- TTV: TD:170/100 mmhg, Nadi : 90x/menit, suhu : 37,5 ̊c, RR: 20x/menit.

b. Defisien pengetahuan pada Ny. B dikeluarga Tn. C b/d kurang informasi


mengenai hipertensi d/d
Ds : - Ny. C mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang asin-asin.
- Tn.C tidak mengetahui penyebab, gejala dan pencegahan dari tekanan
darah tinggi.

Do : - TTV: TD:170/100 mmhg, Nadi : 90x/menit, suhu : 37,5 ̊c, RR: 20x/menit.

3. Intervensi Keperawatan

No Tujuan Kriteria Standar Intervensi


.
1. Setelah Kontrol  Mengenali kapan a. Menajemen nyeri
dilaukan Nyeri nyeri terjadi  Lakukan pengkajian
tindakan  Menggambarkan yang meliputi lokasi,
asuhan faktor penyebab karakteristik,
keperawatan  Menggunakan onset/durasi, frekunsi,
selama 2x 24 tindakan kwalitas, intensitas,
jam pencegahan atau beratnya nyeri
diharapkan  Menggunakan atau faktor pencetus
masalah nyeri analgesic yang  Pastikan perawatan
akut dapat
teratasi. direkomendasika analgesic bagi pasien
n dilakukan dengan
 Mengenal apa pemantauan yang
yang terkait ketat
dengan gejala  Gunakan strategi
nyeri komunikasi
 Melaporkan nyeri terapeutik untuk
yang terkontrol mengetahui
Tingkat pengalaman nyeri dan
nyeri  Nyeri yang sampaikan
dilaporkan penerimaan pasien
terhadap nyeri
 Ekspresi nyeri  Evaluasi bersama
wajah pasien dan tim
kesehatan dan
 Tekanan darah
lainnya, mengenai
efektifitas
pengontrolan nyeri
yang pernah
digunakan
sebelumnya
 Ajarkan prinsip-
prinsip menajemen
nyeri
 Dorong pasien untuk
menggunakan obat-
obatan penurunan
nyeri yang adekuat
 Kolaborasi dengan
pasien, orang
terdekat, dan tim
kesehatan lainnya
untuk memilih dan
mengimplementasika
n tindakan penurunan
nyeri non
farmakologi, sesuai
kebutuhan.
2. Setelah Pengetahu  Kisaran normal a. Pendidikan kesehatan
dilaukan an : untuk tekanan 1. Targetkan sasaran
tindakan manajeme darah sistorik pada kelompok
asuhan n  Kisaran normal beresiko tinggi dan
keperawatan hipertensi untuk tekanan rentan usia yang
selama 2x 24 darah dastolik akan mendapat
jam  Target tekanan manfaat besar dari
diharapkan darah pendidikan
masalah  Metode untuk kesehatan
defesien mengukur 2. Sasar kebutuhan
pengetahuan tekanan darah yang teridentifikasi
dapat teratasi.  Sumber dalam healthy 2010

informasi ;promosi kesehatan

hipertensi nasional dan tujuan

terpercaya pencegahan

 Komplikasi penyakit atau

potensial kebutuhan lokal,

hipertensi Negara bagian dan


kepentingan
nasional lainnya.
3. Identifikasi faktor
internal dan
eksternal yang
dapat mningkatkan
atau mengurangi
motivasi untuk
berperilaku sehat
4. Bantu individu,
keluarga atau
masyarakat untuk
memperjelas
keyakinan dan
nilai-nilai
kesehatan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

KASUS

Pada tanggal 14 juni 2021 pukul 15.00 wita, Ny. B umur 58 thn dibawa suaminya oleh Tn.C ke
rumah sakit. Ny B mengatakan telah menderita tekanan darah tinggi sejak 3 bulan terakhir ini.
Ny. B mengeluh sakit kepala seperti tertusuk. Ny. C mengatakan sering mengkonsumsi makanan
yang asin-asin. Tn.C tidak mengetahui penyebab, gejala dan pencegahan dari tekanan darah
tinggi. pada pemeriksaan fisik pasien tampak nyeri kesakitan dan tampak bingung, skala nyeri 5.
dengan TTV: TD:170/100 mmhg, NADI: 90x/menit SUHU: 37,5 ̊c, RR: 20x/menit.

A. Pengkajian Keperawatan
I. Data umum
a. Nama KK : Ny. B (umur 58 tahun)
b. Alamat : Jl. Kelapa
c. Pekerjaan KK : Ibu rumah tangga
d. Pendidikan : SMP tamat
e. Komposisi keluarga

No Nama J. Klm. Hub. Dgn Umur pendidikan pekerjaan Status


. KK kes.
1. Tn. C L Suami ke- 60 SMP Petani Sehat
1

2. An. R P Anak 17 Sma Pelajar Sehat

3 An. D L Anak 13 Smp Pelajar Sehat


Genogram :

Genogram :

(Ny.B) menikah (Tn.C)

(An. R ) Anak kandung (An.D)

Keterangan :

Perempuan

Laki – laki

f. Tipe keluarga : Keluarga inti


g. Kewarganegaraan/suku bangsa : Indonesia/ Jawa
h. Agama : Islam
i. Status social ekonomi keluarga :
Penghasilan keluarga ± Rp.1.000.000, per bulan yang diperoleh dari hasil kerja
Tn. C. istrinya tidak bekerja (Ibu Rumah tangga). Menurut pengakuan keluarga,
penghasilan yang ada untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.
j. Aktivitas rekreasi keluarga :
Kegiatan yang dilakukan anak-anak adalah bermain disekitar rumah, dan
menonton televise bersama keluarga pada sore hari.

II. Riwayat tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :


keluarga dengan anak usia remaja
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi :
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
Namun, tugas keluarga yang belum bisa dicapai saat ini : keluarga perlu
memberikan figure yang baik bagi anak remaja, sedangkan saat ini keluarga harus
merawat Ny. B dan biaya yang dibutuhkan oleh Ny. B sangat banyak.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Ny. B mengatakan tidak mempunyai penyakit sebelumnya pada usia muda. Tn. C
saat ini dalam keadaan sehat. Anak-anaknya juga dalam keadaan sehat.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ibu Ny. B telah meninggal dunia sejak 10 tahun yang lalu secara mendadak akibat
serangan jantung coroner.

III. Keadaan Lingkungan

a. Karakteristik Rumah :
luas rumah yang di tempati ± 72 m² (lebar 6 m panjang 12 m ) terdiri dari 3 kamar
tidur 2 kamar mandi dan wc dan dapur bagian pojok belakang dekat ruang tamu.
Tipe bangunan rumah adalah permanen
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW:
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah selalu memperhatikan keaadan kesehatan
Ny.B dengan memberikan biyaya berobat kedokter praktik sehingga
pengobatannya sering berganti dokter setiap kali periksa.
c. Mobilitas keluarga :
Keluarga ini tidak perna pindah tempat tinggal sejak menikah. Tn C bekerja dari
pagi sampai sore, istrinya tidak bekerja (IRT) anak-ankanya berangkat sekolah
tiap pagi hari sampai siang hari, anak yang sulung sudah SMA anaknya yang ke 2
SMP.
d. Perkuppulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat;
Keluarag ini sering mengikuti kegiatan pengajian yang di laksanakan oleh
kelompoknya tetapi Ny B sejak tiga bulan yang lalu tidak aktif karena sering
kumat. Anaknya mengikti kegiatan mengaji di masjid dekat rumah.
e. System pendukung keluarga :
Yang merawat Ny B hanya suaminya dan anak-anaknya sendiri. Ny B
mengatakan tidak memiliki tabungan uang yang dapat di gunakan sewaktu-waktu.
Biyaya periksa ke dokter praktik suasta di tanggung oleh tetangganya. Jarak
rumah dengan puskesmas ± 1 kilo.

IV. Struktur keluarga :

a. Pola komunikasi keluaraga :


Keluarga mengatakan komunikasi secara musyawarah untuk menyelesaikan
masalah anakanya. Namun terkadang Ny B menegur dengan keras dan marah bila
anaknya tidak mau sekolah atau membolos dan bermain di rumah temannya
sampai lewat batas waktu istrahat.
b. Struktrur peran keluarga :
Tn B tetap sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap kehidupan
keluarganya. Istrinya berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai
anggota pengajian yang rajin mengikti kegiatannya. Anaknya di katakana
berperilaku wajar sesuai dengan usianya.

c. Nilai dan norma keluaraga :


Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang
di anut dan norma yang berlaku di lingkungannya. Melohat keaadan sakit Ny B,
keluarga masih tetap percaya bahwa yang di derita merupakan penyakit yang
dapat di obati.

V. Fungsi keluarga

a. Fungsi afeksi :
Ny B mengatakan bahwa dirinya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga tidak
mampu mendidik anakanya yang masih remaja, tetapi sewaktu-waktu
memberikan teguran apabila anak-anakanya telah di peringatkan oleh ibunya tetap
tidak mau mendengarkan.
b. Fungsi social :
Keluarga selalu mengajarkan dan menkankan bagimana perilaku sesuai dengan
ajaran agama yang di anutnya dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan
lingkingan tempat tinggalnya
c. Fungsi perawatan kesehatan :
Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin untuk mencari
bantuan pelayanan kesehatan apabila ada anggota yang sakit.
d. Fungsi reproduksi :
Tn C mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi. Ny B saat ini tidak mengikuti
lagi program KB karena merasa sudah tua dan sakit-sakitan.
e. Fungsi ekonomi :
Menurut pengakuan Tn C penghasilannya menurun drastic akibat istrinya yang
sakit memrlukan biyaya untuk pengobatan istrinya dan memanfaatkan
penghasilan yang di miliki seefesien mungkin.

VI. Stress dan koping keluaraga

a. Stressor yang dimiliki :


Sejak 3 bulan yang lalu tekanan darah tingginya Ny C kumat. Sedangkan anak-
anaknya membutuhkan biyaya untuk sekolah
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :
Keluarga merasa pasrah karena sedang mendapat cobaan dan berharap pada anak
tertuanya untuk belajar bekerja sehingga dapat membantu keluarga
c. Strategi koping yang di gunakan :
Keluarga menerima keadaan ini apaadanya dan senantiasa beribadah dan berdoa
untuk kesembuhan istrinya
d. Strategi adaptasi yang disfungsi :
Sering memarahi anaknya yang ke 2 akibat suka bolos sekolah
VII. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan fisik setiap anggota keluarga yang ada dengan


menggunakan pendekatan “ head to toe “ terutama yang di identifikasi sebagai klien atau
individu yang kita jadikan sasaran pelayanan asuhan keperawatan keluarga.

No Area Bapak Ibu (Ny. B) Anak I Anak II


. pemeriks (Tn.C) (An. R) (An. D)
aan
1. Kepala Rambut Rambut tampak Rambut Rambut
tampak bersih, lembab, tampak bersih, tampak bersih,
bersih, tidak rontok, lembab, tidak lembab, tidak
lembab, terdapat nyeri rontok. rontok.
tidak pada kepala
rontok. seperti tertusuk
2. Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
anemis, dan anemis, dan anemis, dan anemis, dan
sclera sclera ikterik sclera ikterik sclera ikterik
ikterik
3. Hidung Hidung Hidung terlihat Hidung terlihat Hidung terlihat
terlihat bersih, tidak ada bersih, tidak bersih, tidak
bersih, tidak cairan ada cairan ada cairan
ada cairan
4. Mulut Mulut Mulut tampak Mulut tampak Mulut tampak
tampak bersih, tidak ada bersih, tidak bersih, tidak
bersih, tidak caries gigi ada caries gigi ada caries gigi
ada caries
gigi.
5. Telinga Telinga Telinga simetris, Telinga Telinga
simetris, normal, dan simetris, simetris,
normal, dan tidak ada normal, dan normal, dan
tidak ada serumen tidak ada tidak ada
serumen serumen serumen
6. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelenjar kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
tiroid
7. Dada Dada Dada terlihat Dada terlihat Dada terlihat
terlihat simetris simetris simetris
simetris
8. Abdomen Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus
normal, normal, tidak normal, tidak normal, tidak
tidak ada ada distensi ada distensi ada distensi
distensi abdomen abdomen abdomen
abdomen
8. Ekstremita Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
s atas keluhan keluhan keluhan keluhan
9. Ekstremita Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
s bawah keluhan keluhan keluhan keluhan
10. Keadaan Tidak ada Ny. B Tidak ada Tidak ada
umum keluhan, mengatakan keluhan, keluhan,
composmen sakit kepala composmentis composmentis
tis seperti tertusuk
Keadaan
Umum :
Composmentis

Kesimpulan dari data di atas, keluarga Tn. C keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, pemeriksaan fisik baik dan tidak ada keluhan dimulai dari kepala sampai
kaki. Namun, Ny. B memiliki tanda-tanda vital yang sedikit tinggi yaitu : TTV:
TD:170/100 mmhg, nadi : 90x/menit Suhu: 37,5 ̊c, RR: 20x/menit. Serta Ny. B
mengatakan sakit kepala seperti tertusuk, terdapat nyeri di kepala.

VIII. Harapan keluarga

Ny B berharap mendapat bantuan seperti yang di katakana oleh tetangganya, yaitu


kartu sehat sehingga dapat berobat secara rutin di puskesmas atau di rumah sakit.
IX. Analisa Data

No Data Masalah Penyebab


.
1. Ds : Nyeri akut Agen cedera biologis
 Ny B
mengatakan
telah
menderita
tekanan darah
tinggi sejak 3
bulan terakhir
ini.
 Ny. B
mengeluh sakit
kepala seperti
tertusuk.
Do :
 Tampak nyeri
kesakitan
 TTV : TD :
170/100
mmHg, N :
90x/menit,Suh
u : 37,5̊C, RR :
20x/menit,
 Skala nyeri : 5
2. Ds : Defisien pengetahuan Kurang informasi
 Ny. C mengenai hipertensi
mengatakan
sering
mengkonsumsi
makanan yang
asin-asin.
 Tn.C tidak
mengetahui
penyebab,
gejala dan
pencegahan
dari tekanan
darah tinggi.
Do :
- TTV : TD :
170/100
mmHg,
- N:
90x/menit,
- Suhu :
37,5̊C, RR :
20x/menit

B. Diagnosis Keperawatan Keluarga


I. Perumusan diagnosis keperawatan

No Diagnosis keperawatan (PES)


.
1. Nyeri akut b/d agen cedera biologis d/d ds : klien mengatakan telah menderita
tekanan darah tinggi sejak 3 bulan terakhir ini dan klien mengeluh sakit kepala
seperti tertusuk. Do : Skala Nyeri 5, Tampak nyeri kesakitan, TTV: TD:170/100
mmhg, Nadi : 90x/menit, suhu : 37,5 ̊c, RR: 20x/menit.

2. Defisien pengetahuan pada Ny. B dikeluarga Tn. C b/d kurang informasi


mengenai hipertensi d/d ds : klien mengatakan sering mengkonsumsi makanan
yang asin-asin.
Dan suaminya Tn.C tidak mengetahui penyebab, gejala dan pencegahan dari
tekanan darah tinggi. Do : tampak bingung, TTV: TD:170/100 mmhg, Nadi :
90x/menit, suhu : 37,5 ̊c, RR: 20x/menit.

II. Penilaian skoring diagnosis keperawatan

No Diagnosa Kriteria Skor Pembenaran


. keperawatan
1. Nyeri akut b/d Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Keluarga Tn. C
agen cedera Skala : Tidak/kurang menyadari bahwa
biologis seha istrinya Ny.C mengalami
hipertensi karena Ny. C
mengeluh sakit kepala
seperti tertusuk sehingga
harus segera ditangani
dengan cepat dan tepat
Kemungkinan ½x2= 1 Keluarga Tn. C
masalah dapat khususnya Ny. B
diubah sebagian mengetahui
Skala : sebagian apa pengertian dari
penyakit hipertensi.
Potensial masalah 1/3 x 1 = Keluarga Tn.C
untuk dicegah 1/3 khususnya Ny. B
Skala : Rendah mengatakan bahwa
hipertensi sudah terjadi
sejak ± 3 bulan terakhir
ini dan hipertensi hanya
dapat terjadi jika
memakan makanan yang
asin, Sehingga masalah
ini sulit untuk di cegah.

Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 Keluarga Tn. C


masalah mengetahui bahwa sakit
Skala : masalah berat kepala tertusuk itu harus
harus segera segera ditangani
ditangani
2. Defisien Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Keluarga Tn. C
pengetahuan b/d Skala : tidak/kurang menyadari bahwa
kurang sehat istrinya Ny.C mengalami
informasi hipertensi karena Ny. C
mengenai mengeluh sakit kepala
hipetensi seperti tertusuk sehingga
harus segera ditangani
dengan cepat dan tepat
Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Masalah defisien
masalah dapat pengetahuan dapat
diubah diubah dengan mudah
Skala : mudah yaitu dengan mengikuti
penyuluhan kesehatan
yang diberikan perawat
agar menambah
wawasan mengenai
hipertensi
Potensial masalah 2/3 x 1 = Masalah ini dapat
untuk dicegah 2/3 dicegah dengan
Skala : cukup pengetahuan yang cukup
yaitu dengan berperilaku
sehat
Menonjolnya ½x1=½ Masalah di keluarga
masalah Tn.C ada tetapi tidak
Skala : ada masalah, perlu ditangani
tetapi tidak perlu
ditangani

III. Prioritas diagnosis perawatan

Prioritas Diagnosa keperawatan Skor


1. Nyeri akut b/d agen cedera biologis 10/3
2. Defisien pengetahuan b/d kurang 25/6
informasi mengeni hipertensi

C. Intervensi Keperawatan

No Tujuan Kriteria Standar Intervensi


.
1. Setelah Kontrol  Mengenali kapan a. Menajemen nyeri
dilaukan Nyeri nyeri terjadi  Lakukan pengkajian
tindakan  Menggambarkan yang meliputi lokasi,
asuhan faktor penyebab karakteristik,
keperawatan  Menggunakan onset/durasi, frekunsi,
selama 2x 24 tindakan kwalitas, intensitas,
jam pencegahan atau beratnya nyeri
diharapkan  Menggunakan atau faktor pencetus
masalah nyeri analgesic yang  Ajarkan prinsip-
akut dapat direkomendasika prinsip menajemen
teratasi. n nyeri
 Mengenal apa  Dorong pasien untuk
yang terkait menggunakan obat-
dengan gejala obatan penurunan
nyeri nyeri yang adekuat
 Melaporkan nyeri  Kolaborasi dengan
yang terkontrol pasien, orang
terdekat, dan tim
Tingkat  Nyeri yang kesehatan lainnya
nyeri dilaporkan untuk memilih dan
mengimplementasika
 Ekspresi nyeri n tindakan penurunan
wajah nyeri non
farmakologi, sesuai
 Tekanan darah
kebutuhan.
2. Setelah Pengetahu  Kisaran normal 1.Pendidikan kesehatan
dilaukan an : untuk tekanan a. Targetkan
tindakan manajeme darah sistorik sasaran pada
asuhan n  Kisaran normal kelompok
keperawatan hipertensi untuk tekanan beresiko tinggi
selama 2x 24 darah dastolik dan rentan usia
jam  Target tekanan yang akan
diharapkan darah mendapat
masalah  Metode untuk manfaat besar
defesien mengukur dari pendidikan
pengetahuan tekanan darah kesehatan
dapat teratasi.  Sumber b. Sasar

informasi kebutuhan

hipertensi yang

terpercaya teridentifikasi

 Komplikasi dalam healthy

potensial 2010 ; promosi

hipertensi kesehatan
nasional dan
tujuan
pencegahan
penyakit atau
kebutuhan
lokal, Negara
bagian dan
kepentingan
nasional
lainnya.
c. Identifikasi
faktor internal
dan eksternal
yang dapat
mningkatkan
atau
mengurangi
motivasi untuk
berperilaku
sehat
d. Bantu individu,
keluarga atau
masyarakat
untuk
memperjelas
keyakinan dan
nilai-nilai
kesehatan.

D. Implementasi Keperawatan

No. Tanggal/waktu Diagnosa keperawatan Implementasi


1. 15 juni 2021 Nyeri akut b/d agen 1. Lakukan pengkajian
Pukul 08.00 wita cedera biologis yang meliputi lokasi,
karakteristik,
onset/durasi, frekunsi,
kwalitas, intensitas,
atau beratnya nyeri atau
faktor pencetus
DS : Keluarga Tn. C
khususnya Ny. B
Mengatakan sudah
menegtahui faktor
pencetus dari nyeri
Do : Keluarga Tn.C
khususnya Ny.B
terlihat memperhatikan
dan kooperatif

2. Ajarkan prinsip-
prinsip menajemen
nyeri
Ds : Keluarga Tn.c
mengatakan sudah
mengetahui prinsip-
prinsip dari
manajemen nyeri
Do : Keluarga Tn.C
khususnya Ny.B
terlihat kesulitan
menyebutkan tentang
Prinsip-prinsip
manajemen nyeri
namun dapat
menyebutkan kembali

3. Dorong pasien untuk


menggunakan obat-
obatan penurunan
nyeri yang adekuat
Ds : keluarga Tn.C
sudah mengetahui
obat-obat apa asaj
untuk menurunkan
nyeri
Do : Klien terlihat
memperhatikan.
4. Kolaborasi dengan
pasien, orang terdekat,
dan tim kesehatan
lainnya untuk memilih
dan
mengimplementasikan
tindakan penurunan
nyeri non
farmakologi, sesuai
kebutuhan.
Ds : keluarga Tn.c
sudah mengetahui
kepada siapa harus
berkonsultasi dalam
mengimplementasikan
tindakan penurunan
nyeri
Do : Klien tampak
memperhatikan dan
kooperatif

2. 15 juni 2021 Defisien pengetahuan 1. Sasar kebutuhan yang


Pukul 09.00 b/d kurang informasi teridentifikasi dalam healthy
mengenai hipertensi 2010 ; promosi kesehatan
nasional dan tujuan
pencegahan penyakit atau
kebutuhan lokal, Negara
bagian dan kepentingan
nasional lainnya.
Ds : Keluarga klien
khususnya Ny.B sudah
mengetahui pengertian,
penyebab dan pencegahan
hipertansi melalui promosi
kesehatan yang dibawakan
oleh perawat
Do : klien tampak
memperhatikan dan
kooperatif.
2.Identifikasi faktor internal
dan eksternal yang dapat
mningkatkan atau
mengurangi motivasi untuk
berperilaku sehat
Ds : klien sudah mengetahui
cara berperilaku sehat
Do : klien tampak senang.
3.Bantu individu, keluarga
atau masyarakat untuk
memperjelas keyakinan dan
nilai-nilai kesehatan.
Ds : klien sedikit demi sedikit
mulai mengerti keyakinan
dan nilai-nilai kesehatan
Do : klien tampak
memperhatikan dan
kooperatif

E. Evaluasi Keperawatan

No. Tanggal/waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi


1. 16 Juni 2021 Nyeri akut b/d agen S : Klien mengatakan telah
Pukul 08.00 cedera biologis menderita tekanan darah
tinggi sejak 3 bulan terakhir
ini dan mengeluh sakit kepala
seperti tertusuk.
O : Klien tampak kesakitan
TD:170/100 mmhg,
Nadi : 90x/menit,
suhu : 37,5 ̊c,
RR: 20x/menit.
P : Sakit kepala seperti
tertusuk
Q : Nyeri bersifat
menusuk
R : Nyeri pada kepala
S : Skala nyeri 5
T:-
A : Nyeri akut teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

2 16 juni 2021 Defisien pengetahuan S : Klien mengatakan sering


Pukul 10.00 b/d kurang informasi mengkonsumsi makanan
mengenai hipertensi yang asin-asin. Suami klien
tidak mengetahui penyebab,
gejala dan pencegahan dari
tekanan darah tinggi.
O : Klien tampak bingung
A : Masalah Defisien
pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi adalah suatu sindrom atau
kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks
dan saling berhubungan, WHO menyatakan hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95
mmHg, (JNC VII) berpendapat hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas 140/90
mmHg,

Sedangkan menurut Brunner dan Suddarth hipertensi juga diartikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan darahnya diatas 140/90 mmHg. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik yang persisten diatas 140 mmHg
sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan.

Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi berbagai
faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45
tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen
pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi
kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang
pada penambahan umur sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat
sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung menurun. Peningkatan
umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan
resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu reflex baroreseptor pada
usia lanjut sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana
aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Nanda-1 2018-2021. diagnosis keperawatan. Definisi dan klasifikasi. Penerbit buku
kedokteran.

Buku Nic- Noc. 2016. edisi 6. Nursing intervention classification

Bianti Nuraini. 2015. Risk factors of hypertension. Facult of medicine. Universitas of Lampung.
Aris Sugiarto. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi Kasus di
Kabupaten Karanganyar).

Available from: http://eprints.undip.ac.id/. 2. Sidabutar, R. P., Wiguno P. Hipertensi Essensial.


Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI; (1999)

A. Tjokronegoro dan H. Utama. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam II. In: E. Susalit, E.J. Kapojos,
dan H.R. Lubis ed. Hipertensi Primer. Jakarta: Gaya Baru; (2001)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Hipertensi (Tekanan darah tinggi)

Sub topic : Hipertensi

Sasaran : Penduduk desa (Usia Dewasa)


Hari/tanggal : Rabut, 16 juni 2021

Waktu/jam : 40 menit / pukul : 08.00 - selesai.

Tempat : Balai desa

Penyuluh/petugas : Perawat komunitas

I. TUJUAN UMUM
Memberikan pengetahuan dan pemahan pada penduduk desa khusunya orang
dewasa tentang penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi)
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan mengenai penyakit gagal ginjal kronik di
harapkan penduduk mampu memahami:
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Patofiologi hipertensi
d. Tanda dan gejala hipertensi
e. Pencegahan hipertensi

III. MATERI
Berisi garis besar materi yang di berikan dalam kegiatan pembelajaran/penyuluhan.

IV. METOD E
1. Ceramah
2. Tanya jawab.

V. MEDIA
Leaflet

VI. KEGIATAN PENYULUHAN


NO WAKTU TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
. PENYULUHAN
1. 3 menit Pembukaan - Memberi salam - peserta menjawab salam
Memperkenalkan diri
2 15 menit Pelaksanaan  memberikan penjelasan Peserta mendengarkan dan
mengenai materi menyimak penjelasan yang
penyuluhan : di berikan
- Pengertian hipertensi
- Penyebab hipertensi
- Patofisiologi
hipertensi
- Tanda dan gejala
hipertensi
- Pencegahan
hipertensi

3 10 menit Evaluasi - Memberikan kesempatan - Peserta mengajukan


kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya - Peserta mendengarkan
- Menjawab pertanyaan jawaban yang diberikan
yang diajukan peserta
4 10 menit Terminasi - Menyimpulkan hasil - Peserta mendengarkan
kegiatan penyuluhan dan menyimak
- Memberi salam - Peserta menjawab salam

Anda mungkin juga menyukai