KRITIS
GAGAL JANTUNG
KONGESTIF
Universitas
by Mandala Waluya
: Nurdin, S.Kep., Ns.,Kendari
M.Kep.
Anatomi Fisiologi
3 lapisan jantung
Anatomi Fisiologi
Terdapat 2 pompa jantung, terletak di sebelah kanan dan kiri :
1. Sistem pompa kanan (Right Pump System).
Komponen sistem: Atrium kanan, Katup trikuspidalis, Ventrikel Kanan, vena dan arteri
pulmonalis, dan Katup Pulmonalis (sirkulasi Paru).
(Udjianti, 2010)
Etiologi
1. Gangguan Fungsi Jantung
✘ Penyakit jantung miokardium : kardiomiopati, miokarditis, insufisiensi koroner, infark miokardium
✘ Penyakit katup jantung: penyakit katub stenosis & regurgitasi
✘ Defek jantung kongenital
✘ Perikarditis konstriktif
Fase 2 (Kompensasi)
Proses mekanisme adaptif berlangsung utk
mempertahankan curah jantung yg adekuat
Fase 3 (Sindrom gagal jantung)
utk mencapai kebutuhan tubuh hipertrofi
ventrikel, kerusakan sel miosit, tahanan Beban hemodinamik (overload volume vaskuler) terjadi, dan
arteriol meningkat, meningkatnya volume perubahan respon neurohormonal peningkatan afterload jantung
vaskuler, dan meningkatkan stres otot yang berlebihan sesak, paroksimal nokturnal dispnea, edema
ventrikel sebagai usaha mempertahankan paru, ronchi, distensi vena jugularis, nyeri dada, dingin, pucat,
CO adekuat. sianosis, oliguria (urin < 400 cc/hari), BB meningkat, kelelahan.
Manifestasi klinis
(McMurray et al., 2012)
Tanda Gejala
Khas Lebih spesifik
Dyspnea / sesak napas Meningkatnya JVP
Batuk pada malam hari (biasanya 1-3 jam Refluks hepatojugular
setelah pasien istirahat) dan sesak nafas akut Bunyi gallon (jantung s3)
Intoleransi aktivitas Pergeseran impuls apical ke lateral
Letih, lelah dan istirahat lebih banyak setelah Bising pada jantung
beraktivitas
Bengkak / edema ekstremitas
Sulit bernapas ketika berbaring telentang /
Ortopnea
Kurang Khas Kurang spesifik
Batuk malam hari Bengkak / edema pada ekstremitas dan
Bunyi napas mengi skrotum
Meningkatnya BB > 2kg per minggu Ronchi basah
Menurunnya BB (pada gagal jantung tahap Penumpukan cairan / efusi pleura
lanjut) Frekuensi denyut jantung meningkat /
Merasa kembung takikardia
Nafsu makan berkurang Denyut nadi irregular
Orientasi bingung (pada usia lanjut) Frekuensi napas meningkat / takipneu (>16
Merasa depresi kali/ menit)
Berdebar-debar / palpitasi Pembesaran hepar
Sincope / pingsan Penimbunan cairan dalam rongga perut /
Penatalaksanaan
1.Tindakan penatalaksanaan dasar penyebab
• Terapi fibrinolitik : utk memecahkan trombus atau gumpalan darah
• PCI (Percutaneus Coronary Intervention) : melancarkan p.darah dgn
pemasangan stent
• Revaskularisasi arteri koroner : Bypass (CABG)
• Repair atau replacement katup jantung
2. Manajemen Overload Volume Cairan
• Dilakukan dgn terapi diuretik (furosemid atau enis loop diuretik, yg
direkom), membatasi intake sodium dan cairan.
• Retriksi sodium dan cairan hrs dibatasi dan dimonitor jumlahnya. Sodium
tdk lebih 2 gr/hari dan air tdk lebih 1500ml/24 jam
3. Meningkatkan fungsi ventrikel kiri
Strategi manajemen:
• Menurunkan preload (lihat manajemen overload volume cairan)
• Menurunkan afterload dgn terapi farmakologi : ACE inhibitor dan
vasodilator
• Utk meningkatkan kontraktilitas miokard: ACE inhibitor dpt mjd pilihan
pertama, bersama digoksin
• Pilihan relative : beta bloker diberikan, tetapi hati2 pd ps gg pernapasan
serius
4. Pendidikan pasien dan keluarga
• Keterlibatan keluarga selama fase kritis, membantu ADL pasien di
tempat tidur, ke kamar mandi. Keluarga perlu tahu bahwa ps cepat lelah
selama fase akut.
• Dukung secara verbal pd ps dan keluarga ttg ketakutan yg dirasakan
berhub dgn perubahan adaptasi selama fase akut
Pemeriksaan diagnostik 3-8 cmH20
atau 5-
10cmH20
✘ EKG 12 sandapan (2-6 mmHg)
✘ Radiografi dada (chest x ray): kardiomegali, cardiothoracic ratio >
50%.
✘ Ekokardiografi : dilatasi ventrikel kiri, kanan, atrium kanan; hipertrofi
ventrikel kiri, katup alveolar tidak kompeten;
✘ Ventrikulografi Radionuklida : gerakan dinding jantung abnormal,
dilatasi ventrikel, kardiomegali, disfungsi ventrikel kanan.
✘ Hitung darah lengkap : Sel darah merah (anemia), hiponatremia,
hipokalemia.
✘ Urinalisis : menilai fungsi ginjal (proteinuria, albumin rendah,
peningkatan BUN dan kreatinin).
✘ Pemantauan hemodinamika : PAP meningkat, CI < 2 L/menit.
70-100
mmHg
Diagnosa Keperawatan
Kriteria Intervensi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan Perawatan jantung
selama 3 x 24 jam, maka Penurunan Observasi
Curah Jantung meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
hasil : (meliputi dipsnea, kelelahan, edema,ortopnea, paroxysmal
1. Kekuatan nadi perifer meningkat nocturnal dyspnea, peningkatan CVP.
2. Palpitasi menurun 2. Monitor tekanan darah
3. Brakikardia menurun 3. Monitor saturasi oksigen
4. Takikardia menurun 4. Monitor keluhan nyeri dada
5. Gambaran EKG aritmia menurun 5. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
6. Lelah menurun Terapeutik
7. Edema menurun 6. Posisikan pasien semi – fowler atau fowler dengan kaki ke
8. Dipsnea menurun bawah atau posisi nyaman
9. Oliguria menurun 7. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu.
10. Sianosis menurun Edukasi
11. Batuk menurun 8. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
12. Tekanan darah cukup membaik 9. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap.
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
11. Rujuk ke program rehabilitasi jantungMonitor EKG 12 sadapan
2. Kelebihan volume cairan b.d penurunan glomerulo filtrasi rate; penurunan perfusi ginjal
kriteria intervensi
Setelah dilakukan asuhan Manajemen Hipervolemia
keperawatan selama 3 x 24 jam:
Observasi
1. Fluid balance
Dengan pemberian intervensi 1. Pemeriksaan tanda dan gejala hipervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea, edema, JVP/CVP meningkat,
keperawatan diharapkan status reflek hepatojegular positif, suara napas tambahan)
keseimbangan cairan dapat
ditingkatkan dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi penyebab hipervolemia
a. Tekanan darah dalam batas 3. Monitor status hemodinamik (mis. Frekuensi jantung, tekanan darah, MAP,CVP, PAP, PCWP, CO, CI),
normal
jika tersedia
b. Denyut nadi radial dalam
batas normal 4. Monitor intake dan output cairan
c. Keseimbangan intake dan 5. Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. Kadar natrium, BUN, hematocrit, berat jenis urine)
output dalam 24 jam
6. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis. Kadar protein dan albumin meningkat)
d. Berat badan stabil
kriteria intervensi
SLKI : Setelah dilakukan SIKI :
intervensi selama 3x24 jam − Pemantauan respirasi
maka status pernapasan a. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
meningkat, dengan kriteria b. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-
hasil : stokes, biot, ataksik)
a. Dispnea menurun c. Auskultasi bunyi napas
b. Bunyi napas tambahan d. Monitor saturasi oksigen
menurun e. Dokumentasikan hasil pemantauan
c. PCO2 membaik f. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
d. PO2 membaik
e. pH arteri membaik − Manajemen asam basa
f. Takikardia membaik a. monitor frekuensi dan kedalaman napas Monitor status neurologis
g. Pola napas membaik b. Monitor irama dan frekuensi jantung
h. Kesadaran membaik c. Monitor perubahan pH, PaO2, PaCO2 dan HCO3
i. Rasa nyaman meningkat d. Berikan oksigen, sesuai indikasi
j. Warna kulit membaik
− Dukungan ventilasi
a. Monitor status repirasi dan oksigenasi (mis. frekuensi dan kedalaman napas,
penggunaan otot bantu napas, bunyi napas tambahan, saturasi oksigen)
b. Berikan posisi semi fowler atau fowler
c. Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
d. Kolaborasi tim medis untuk pemberian terapi oksigen, diuretik, dan brokodilator
4. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen tubuh
kriteria intervensi
Setelah dilakukan intervensi SIKI :
selama 3 x 24 jam, maka a. Manajemen Energi
toleransi aktivitas meningkat, 1) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
dengan kriteria hasil: 2) Monitor kelelahan fisik dan emosional
a. Frekuensi nadi menurun 3) Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
b. Keluhan lelah menurun 4) Anjurkan tirah baring
c. Dispnea saat aktivitas 5) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
menurun makanan.
d. Dispnea setelah aktivitas
menurun b. Rehabilitasi Jantung
e. Perasaan lemah menurun 1) Monitor tingkat toleransi aktivitas
f. Aritmia saat aktivitas 2) Periksa kontraindikasi latihan (takikardia >120 x/menit, TDS >180
menurun mmHg, TDD >110 mmHg, hipotensi ortostatik >20 mmHg, angina,
g. Aritmia setelah aktivitas dispnea, gambaran EKG iskemia, blok atrioventrikuler derajat 2 dan 3,
menurun takikardia ventrikel)
h. Sianosis menurun 3) Fasilitasi pasien menjalani fase 1 (inpatient)
i. Tekanan darah membaik 4) Anjurkan menjalani latihan sesuai toleransi.
j. EKG iskemia membaik
TUGAS