I. Konsep Medis
A. Konsep DECOMPINSASI CORDIS
1. Definisi
Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk
mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.(Dr.
Ahmad ramali.1994)
2. Etiologi
a. Disritmia (bradikardi,tachicardi)
b. Malfungsi katub (stenosis katub pulmonal/aortik)
c. Abnormalitas otot jantung (kardiomiopati,
aterosklerosis koroner)
d. Angina pectoris, berlanjut infark miocard akut.
e. Ruptur miokard
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri krn ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang
terjadi yaitu :
Dispnoe
Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil
katabolisme, juga terjadi karena meningkatnya energi yang digunakan
untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan
batuk.
Batuk
5. Penatalaksanaan
A. Tirah Baring
Kebutuhan pemompaan jantung diturunkan, untuk gagal jantung kongesti
tahap akut dan sulit disembuhkan.
B. Pemberian diuretik
C. Pemberian morphin
Untuk mengatasi edema pulmonal akut, vasodilatasi perifer,
menurunkan aliran balik vena dan kerja jantung, menghilangkan
ansietas karena dispnoe berat.
D. Reduksi volume darah sirkulasi
Dengan metode plebotomi, yaitu suatu prosedur yang bermanfaat pada
pasien dengan edema pulmonal akut karena tindakan ini dengan segera
memindahkan volume darah dari sirkulasi sentral, menurunkan aliran
balik vena dan tekanan pengisian serta sebaliknya menciptakan
masalah hemodinamik segera.
E. Terapi nitrit
Untuk vasodilatasi perifer guna menurunkan afterload.
F. Terapi digitalis
Obat utama untuk meningkatkan kontraktilitas (inotropik),
memperlambat frekwensi ventrikel, peningkatam efisiensi jantung.
G. Inotropik positif
- Dopamin
Pada dosis kecil 2,5 s/d 5 mg/kg akan merangsang alpha-adrenergik
beta-adrenergik. Dan reseptor dopamine ini mengakibatkankeluarnya
katekolamin dari sisi penyimpanan saraf. Memperbaiki kontraktilitas
curah jantung isi sekuncup. Dilatasi ginjal-serebral dan pembuluh
koroner. Pada dosis maximal 10-20 mg/kg BB akan menyebabkan
vasokonstriksi dan meningkatkan beban kerja jantung.
- Dobutamin
Merangsang hanya betha adrenergik. Dosis mirip dopamine
memperbaiki isi sekuncup, curah jantung dengan sedikit vasokonstriksi
dan tachicardi.
Aktivitas/istirahat
Sirkulasi
d.Frekuensi jantung ;
Takikardia.
e. Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah posisi secara inferior ke
kiri.
k. kapiler lambat.
Integritas ego
Eliminasi
Makanan/cairan
Higiene
1. Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan diri.
2. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
Neurosensori
Nyeri/Kenyamanan
1. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan
sakit pada otot.
2. Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku melindungi diri.
Pernapasan
Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan sputum, riwayat penyakit kronis,
penggunaan bantuan pernapasan.
Tanda :
Keamanan
Interaksi sosial
Pembelajaran/pengajaran
Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung.
Tanda : Bukti tentang ketidak berhasilan untuk meningkatkan.
B. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada kasus Decompensasi cordis,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan pengisian
ventrikel kiri, peningkatan atrium dan kongesti vena.
2. Resiko tinggi kelebihan volume cairan: edema berhubungan dengan
kongesti vaskuler pulmonalis dan perpindahan cairan ke ekstra vaskuler.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran
arteri vena dengan keterlibatan katup mitral.
4. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membram kapiler alveoli dan retensi cairan interstisiil.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplay dan demand oksigen.
6. Resiko tinggi nyeri berhubungan dengan iskhemi jaringan miokard.
7. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
perubahan sirkulasi dan status metabolik.
8. Cemas berhubungan dengan penurunan status kesehatan dan situasi
krisis.
9. Kurang pengetahuan tentang kondisi, kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang penyakit katup
jantung.
10. Gangguan pola nafas berhubungan peningkatan tekanan CO2.
11. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan pengeluaran keringat
berlebihan.
12. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan intake, mual dan anoreksia.
13. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan daya
tahan tubuh.
14. Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan intake fiber
dan penurunan bising usus.
15. Gangguan pola tidur dan istirahat berhubungan dengan dispneu.
16. Resiko tinggi penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan
penurunan aliran darah ke otak.
17. Resiko gangguan sensorik-motorik berhubungan dengan hipoksemia.
18. Resiko terjadinya gagal ginjal akut berhubungan dengan penurunan
aliran darah pada ginjal.
19. Resiko terjadinya kontraktur berhubungan pembatasan gerak,
kelemahan.
20. Resiko injury berhubungan pusing dan kelemahan.
C. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang
muncul pada kasusu ini adalah sebgai berikut:
Diagnosa Tujuan/
No Rencana Tindakan
Keperawatan Kriteria
1. Pola nafas tidak efektif Pola nafas yang 1. Observasi pola nafas, frekwensi dan
berhubungan dengan efektif bunyi nafas
tidak adekuatnya R : mengetahui tipe gangguan
ekspansi paru Kriteria : nafas, dan seberapa jauh gangguan
a. Kebutuhan itu terjadi
oksigen
2. Observasi hasil BGA
menurun
b. Nafas R: mengetahui efektivitas
spontan, pernafasan dan rencana terapi
adekuat, RR berikutnya
30-60 x/menit 3. Berikan posisi kepala sedikit
c. Tidak sesak. ekstensi
d. Tidak ada R : melebarkan jalan nafas akan
retraksi memudahkan oksigen masuk ke
paru tanpa usaha yang keras
4. Berikan oksigen dengan metode
yang sesuai
R : memenuhi kebutuhan oksigen
tubuh
2. Resiko Hidrasi baik 1. Observasi turgor kulit, ubun-
tinggi gangguan ubun R: mengetahui tingkat
keseimbangan Kriteria: gangguan cairan tubuh
keseimbangan cairan a. Turgor kulit 2. Catat intake dan output
dan elektrolit elastik R : sebagai bahan pertimbangan
berhubungan dengan b. Tidak ada sejauh mana resusitasi cairan akan
ketidakmampuan ginjal edema dilakukan
mempertahankan c. Produksi 3. Kolaborasi dalam pemberian
keseimbangan cairan urin 1-2 cairan intra vena dan elektrolit
dan elektrolit cc/kgbb/jam R : memenuhi kebutuhan cairan
d. Elektrolit tubuh
darah dalam
batas normal
5. Resiko tinggi infeksi Bayi tidak 1. Hindari bayi dari orang-orang yang
berhubungan dengan terinfeksi terinfeksi kalau perlu rawat dalam
imaturitas fungsi incubator
imunologik Kriteria : R : menghindari transisi kuman
a. Suhu 36,5 C 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
0