KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
Syok Kardiogenik adalah suatu sindrom klinis dimana jantung tidak mampu
memompakan darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhaan metabolisme
tubuh akibat disfungsi otot jantung. Syok kardiogenik merupakan sindrom
gangguan patofisiologik berat yang berhubungan dengan metabolisme seluler
yang abnormal, yang umumnya disebabkan oleh perfusi jarigan yang buruk.
Disebut juga kegagalan sirkulasi perifer yang menyeluruh dengan perfusi
jaringan yang tidak adekuat (Tjokronegoro, A., dkk, 2003).
1
B. ETIOLOGI
Menurut yuflihul (2012),
1. Gangguan kontraktilitasmiokardium.
2. Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti paru
dan/atau hipoperfusi iskemik
3. Infark miokard akut ( AMI)
4. Komplikasi dari infarkmiokard akut, seperti: ruptur otot papillary, ruptur
septum, atau infark ventrikel kanan, dapat mempresipitas
(menimbulkan/mempercepat) syok kardiogenik pada pasien dengan
infark-infark yang lebih kecil
5. Valvular stenosis
6. Myocarditis ( inflamasi miokardium, peradangan otot jantung)
7. Cardiomyopathy ( myocardiopathy, gangguan otot jantung yang tidak
diketahui penyebabnya )
8. Trauma jantung
9. Temponade jantung akut
10. Komplikasi bedah jantung
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Boswick (1988), Timbulnya Kardiogenik syok dalam hubungannya
dengan IMA dapat kategorikan dalam :
1. Timbulnya tiba-tiba dalam waktu 4-6 jam setelah infarkakibat
gangguan miokard masih ada ruptur dinding bebas ventrikel kiri
2. Timbunya secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infark
berulang
3. Timbul tiba-tiba 2 hingga 10 hari setelah infrak miokard disertai
timbulnya bising mitral sistolik, rupter septum atau disosiasi
elektromekanik. Episode ini dapat disertai atau tanpa nyeri dada, tetapi
sering disertai dengan sesak nafas akut.
Keluhan nyeri dada pada infark miokard akut biasanya di daerah substenal,
rasa seperti ditekan, diperas, seperti diikat, rasa dicekik dan disertai rasa takut.
2
Rasa nyeri menjalar ke leher, rahang, lengan dan punggung. Nyeri biasanya
hebat, berlangsung lebih dari ½ jam, tidak menghilang dengan obat-obatan
nitrat. Syok kardiogenik yang berasal dari penyakit jantung lainnya, keluhan
sesuai dengan penyakit dasarnya.
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Boswick (1988), Syok Kardiogenik disebabkan oleh penurunan daya
kontarktil ventrikel, yang menyebabkan penurunan volume sekuncup dan
penurunan curah jantung.mekanisme kompensasi neuroendokrin, yang dibahas
secara mendatail dibagian syok hipovolemik, diaktifkan untukmeningkatkan
preload melalui retensi natrium dan air. Vasokontriksi juga meningkatkan
afterload (SVR). Tekanan pengisian ventrikel meningkat karena peningkatan
preload, namun penurunan kontraktilitas menghambat ejeksi sempurna.
Mekanisme kompensasi menyababkan berlanjutnya lingkaran peningkatan
tekanan pengisian ventrikel dan SVR berpadu dengan ketidakmampuan jantung
3
untuk mengeluarkan volume darah yang adekuat menuju sirkulasi. Darah
menggumpal disirkulasi paru, yang menyebabkan kongesti paru, yang
menyebabkan kongesti paru. Kapiler paru mengalami peningkatan tekanan dan
kebocoran cairan menuju interstisium dan alveolus, yang mencegah difusi
oksigen paru dan mengurangi tegangan oksigen dalam darah (Pa2)
Sel tubuh menjadi iskemik karena penurunan curah jantung yang menambah
berat kerusakan fungsi miokard dengan makin merangsang mekanisme
kompensasi untuk meningkatkan perfusi menuju sel. Peningkatan rangsang
simpatis bahkan makin meningkatkan frekuensi jantung, yang makin
menambah kebutuhan oksigen miokard dan memperberat krisis yang terjadi.
Hipotensi yang terjadi mencegah oksigenasi adekuat jaringan miokard, yang
memperburuk metabolisme anaerob jaringan miokard dan makin mengurangi
status kontraktil jantung. Steresor yang membebani jantung yang telah gagal
dapat menyebabkan perluasan infrak miokard.
4
PATHWAY
5
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) EKG: mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis,
iskemia dan kerusakan pola.
2) ECG: mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium,
ventrikel hipertrofi, disfungsi penyakit katub jantung.
3) Rontgen dada: Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam
pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal.
4) Scan Jantung: Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan
jantung.
5) Kateterisasi jantung: Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosiskatub
atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri koroner.
6) Elektrolit: mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan
fungsi ginjal, terapi diuretic.
7) Oksimetri nadi: Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF
memperburuk PPOM.
8) AGD: Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau
hipoksemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida.
9) Enzim jantung: meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan
jantung, misalnyainfarkmiokard (Kreatininfosfokinase/CPK, isoenzim
CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim LDH).
F. PENATALAKSANAAN
Menurut yuflihul (2012), Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik :
1. Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan
intubasi.
2. Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk
mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg
3. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada
harus diatasi dengan pemberian morfin.
6
4. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa
yang terjadi.
5. Bila mungkin pasang CVP.
6. Pemasangan kateter SwansGanz untuk meneliti hemodinamik.
Medikamentosa :
G. KOMPLIKASI
Menurut yuflihul (2012),
1. Cardiopulmonary arrest
2. Disritmi
3. 3Gagal multisistem organ
4. 4.Stroke
5. 5.Tromboemboli
7
A. Pengkajian
Menurut Huda. A. N., & Kusuma. H. (2015)
Menurut Ipu tujiniart. H (2012)
1) Pengkajian primer
2) Pemeriksaan fisik
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang sering timbul :
a) Gejala hipoperfusi jaringan kulit ; dioforesis ( Kulit Lembab ),
pucat, akral dingin, sianosis, vena –vena pada punggung tangan
dan kaki kolaps.
b) Gangguan fungsi mental, gelisah, berontak,apatis,
bingung.penurunan kesadaran hingga koma
c) Oliguria(<30/jam )
8
d) Pernapasan cepat ( Takipnea) dan dalam, Ronki akibat bendungan
paru.
e) Denyut nadi cepat ( Kecuali dijumpai blok A-V)
f) Bunyi jantung lemah dengan bunyi jantung S
g) Prikardiumdiskinetik
h) Bising jantung berasal dari disfungsi valvular ( Aorta atau Mitral )
i) Pulsusparadoksus pada infark atau tamponade jantung.
j) Tekanan arterial sistolik < 90 mmHG (hipotensi absolute) atau
paling tidak 60 mmHgdibawah tekan basal ( hipotensi relative ).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b/d perubahan kontraktilitasmiokardial/
perubahan inotropik
2. Kerusakan Pertukaran gas b/d perubahan membran kapiler-alveolar
3. Kelebihan volume cairan b/d Penurunan ferfusi organ ginjal,
peningkatan na / air, peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan
protein plasma( menyerap air dalam area interstisial/ jaringan )
4. Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan / penghentian aliran darah.
5. Nyeri ( akut ) b/d iskemik jaringan sekunder akibat sumbatan atau
penyempitan arteri koroner.
6. Intoleransi aktifitas b/d Ketidak seimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miokard.
7. Injuri (jaringan serebral)
C. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan & kriteria Intervensi Rasional
keperawatan Hasil
9
1 Penurunan Cardiac Pump Auskutasi TD . Hipotensi dapat
curah jantung effectiveness Bandingkan kedua terjadi sehubungan
b/d perubaha Circulation tangan dan ukur dengan difungsi
n Status dengan tidur, ventrikel,
kontraktilitas Vital Sign duduk, berdiri jika hipoperfusi
miokardial/ Status memngkinkan. miokardia dan
perubahan rangsanng vagal.
Kriteria Hasil :
inotropik
Tanda vital Catat terjadinya S3 terjadi pada
dalam rentang suara S3, S4 GJK tetapi juga
normal terlihat pada gagal
(tekanan mitral(regugitasi)d
darah, nadi, an kelebihan kerja
respirasi) ventrikel kiri yang
Dapat disertai infark
menteloreransi berat. S4 mungkin
aktivitas, tidak berhubungan
ada kelelahan dengan iskemik
Tidak ada miokard ,
edema paru, kekakuan
perifer, dan ventrikel, dan
tidak ada hipertensi
asites pulmonal atau
Tidak ada sistemik.
penurunan Pantau frekuensi
kesadaran jantung dan irama. Frekuensi dan
Catat disritmia irama jaantung
melalui telemetri. yang berspon
terhadap obat dan
ativitas sesuai
dengan terjadinya
10
komplikasi
/disritmia( Khusus
nya kontraksi
ventrikel premature
atau blok jantung) ,
yang
mempengaruhi
fungsi jantung
atau meningkatan
kerusakan iskemik.
Kolaborasi dalam
Pemacu merupakan
pemberian obat
tindakan dukungan
antidiritmia sesuai
sementara selama
indikasi, dan bila
fase
digunakan bantu
akut/diperlukan
pemasangan
secara permanen
/mempertahankan
pada kondisi yang
pacu jantung.
berat merusak
system
konduksi(Seperti:
Syok Kardiogenik)
11
alveolar Status fowler/ semi fowler
atau disesuaikan Dengan posisi
Kriteria Hasil :
dengan kondisi fowler / semi
Mendemontras pasien. fowler dapat
ikan membantu
peningkatan pengembangan/eks
ventilasi dan pansi paru sehingga
oksigenasi mempermudah
yang adekuat pertukan gas pada
Kolaborasi dalam
Memelihara alveolar .
pemberian oksigen
kebersihan
tambahaan sesuai
paru-paru dan meningkatkan
indikasi
bebas dari oksigen alveolar,
.
tanda tanda yang dapat
distress memperbaiki/
pernafasan menurunkan
Menndemonst hipoksemia
rasikan batuk jaringan .
efektif dan
suara nafas
yang bersih,
todak ada
sianosis dan
dyspneu
(mampu
mengeluarkan
sputum,
mampu
bernafas
dengan
mudah, tidak
12
ada pursed
lips)
Tanda – tanda
vital rentang
normal
kardiovaskuler memerlukan
pembatasan pada
adanya
dekompensasi
13
jantung.
Natrium dapat
Kolaborasi dengan meningkatkan
ahli gizi untuk retensi cairan dan
pemberian diet harus dibatasi.
sesuai
indikasi(rendah
natrium/ air )
Hipokalemia dapat
membatasi
Kolaborasi dengan
keefektifan terapi
laboratorium
dan dapat terjadi
dalam
dengan
pemeriksaan
penggunaan
kalium sesuai
deuretik
indikasi.
penurunan kalium.
14
diharapkan latihan isometric. vena,
Tidak ada meningkatkan
ortostatik aliran balik vena
hipertensiTida dan menurunkan
k ada tanda- resiko
tanda tromboflebitis
Pantau pernafasan,
peningkatan
catat kerja
tekanan Pompa jantung
pernafasan.
intrakranial gagal dapat
(tidak lebih mencetuskan
dari 15 distress
mmHg) pernafasan.
Kolaborasi dengan
dokter dan
laboratorium Sebagai indicator
dalam fungsi / perfusi
pemeriksaan data organ .
laboratorium
seperti GDA,
BUN, Kreatinin,
Elektrolit.
15
penyempitan nyeri, mampu
arteri menggunakan Berikan
Menurunkan
koroner. tehnik lingkungan yang
rangsangan
nonfarmakolo tenang, dan
eksternal
gi untuk tindakan nyaman (
dimanaansietas dan
mengurangi contoh ; sprai yang
regangan jantung
nyeri, mencari kering / tak
serta keterbatasan
bantuan) terlipat, gosokan
kemampuan
Melaporkan punggung).
koping dan
bahwa nyeri
keputusan terhadap
berkurang
situasi saat ini.
dengan
menggunakan
manejemen Kolaborasi dalam Meningkatkan
nyeri pemberian oksigen jumlah oksigen
Mampu tambahan dengan yang ada untuk
mengenali kandungan nasal pemakaian
nyeri (skala, atau masker sesuai miokardia dan juga
intensitas, indikasi. mengurangi
prekuensi dan ketidaknyamanan
tambhan sehubungan
nyeri) dengan iskemik
Menyatakan jaringan.
rasa nyaman
Kolaborasi dengan
setelah nyeri
dokter dalam Anti angina contoh
berkurang
pemberian obat nitrogliserin ( nitri-
sesuai indikasi dan bid, nitrostat, nitro-
kondisi pasien. dur ) nitrat berguna
untuk control nyeri
dengan efek
16
fasodilatasi
koroner yang
meningaktkan
aliran darah
koroner dan ferfusi
miokardia.
17
Energy pada saat defekasi. er valsavah)dapat
psikomotor. menyebabkan
Level bradikardi, juga
kelemahan. menurunkan curah
Mampu jantung, dan
berpindah : takikardi dengan
dengan atau peningkatan TD.
tanpa bantuan
alat.
Status
kardiopulmon
ari adekuat.
Sirkulasi
status baik.
Status
respirasi :
pertukaran gas
dan ventilasi
adekuat.
Daftar Pustaka
18
Boswick. J. A., (1988). Perawatan gawat darurat. Jakarta: EGC
Gonnce. M. P., dkk. (2011). Keperawatan asuhan holistik. (Ed8th). Jakarta: EGC
19