Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif diartikan sebagai ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap
oksigen sehingga metabolisme mengalami penurunan yang dimana gangguan tersebut berlangsung lama
yakni lebih dari 6 bulan (Bachrudin & Najib, 2016).
ETIOLOGI
Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain:
1 2 3
Ateroskleorosis Hipertensi
Kelainan otot jantung
4 5 6
Peradangan dan penyakit
myocardium degenerative Penyakit jantung lainnya Faktor sistemik
Manifestasi Klinis
1 2
Gagal jantung kiri Gagal Jantung kanan
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena Kongestif jaringan perifer dan visceral Manifestasi klinis
ventrikel kiri tak mampu memompa darah yang dating dari yang terjadi yaitu:
paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
● Oedema ekstremitas bawah
● Dispnea ● Hepatomegali dan nyeri tekan
● Batuk pada kuadran kanan atas
● Mudah lelah abdomen
● Kegelisahan atau kecemasan ● Anoreksia dan mual
● Nokturia
● Kelemahan
Jantung yang normal dapat berespon terhadap
peningkatan kebutuhan metabolisme dengan
Patofisiologi
menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi
untuk mempertahankan kardiak output, yaitu meliputi:
a. Respon syaraf simpatis terhadap barroreseptor atau
komoreseptor
b. Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk
menyesuaikan terhadap peningkatan volume
c. Vasokontriksi terhadap arterirenal dan aktivasi sistem renin
angiotensin
d. Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan
reabsorbsi terhadap cairan
Pathway
Pemeriksaan
Diagnostik
tic
Diagnos
Penatalaksanaan
Memperbaiki kontraksi miokard/perfusi sistemik
Menurunkan volume cairan yang berlebihan
Mencegah terjadinya komplikasi
Pengobatan pembadahan Komisurotomi
Pendidikan kesehatan, menyangkut penyakit, prognosis, pemakaian
obatobatan serta mencegah kekambuhan
Terapi Farmakologis
Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau
menghilangkan oedema.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Kritis
• Pengkajian Primer
✓ Airway : batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen, dll
✓ Breathing : Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
Circulation : Riwayat GJK sebelumnya, penyakit katup jantung,anemia, syok dan lain-lain
• Pengkajian Sekunder
✓ Aktifitas/istirahat: Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea.
✓ Integritas ego: Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung
✓ Eliminasi: Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari, diare
✓ Makanana/cairan
Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang
Neurosensori: Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.
✓ Nyeri/kenyamanan: Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
✓ Interaksi social : penurunan aktifitas yang biasa dilakukan.
Diagnosa keperawatan dan
intervensi
Diagnosa Keperawatan dan Intervensi :
1. Penurunan perfusi jaringan b.d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan, asidosis dan
kemungkinan thrombus atau emboli, ditandai oleh:
- Daerah perifer dingin
- Nyeri dada
- EKG elevasi segmen ST dan Q patologis pada lead tertentu.
- RR lebih dari 24 kali per menit, Nadi >100 X/menit
- Kapiler refill lebih dari 3 detik
- Gambaran foto toraks terdapat pembesaran jantung dan kongestif paru
- HR lebih dari 100X/menit, TD > 120/80 mmHg, AGD dengan : pa O2 < 80 mmHg, pa CO2 45 mmHg dan
saturasi > 80 mmHg. - Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL.
Tujuan : Gangguan perfusi jaringan berkurang atau tidak meluas selama dilakukan tindakan perawatan.
Kriteria : Daerah perifer hangat, tidak sianosis,gambaran EKG tak menunjukkan perluasan infark, RR 16-24
X/mnt, clubbing finger (-), kapiler refill 3-5 detik, nadi 60-100X/mnt, TD 120/80 mmHg.
“Lanjut…
Tujuan : Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan keperawatan
selama di rawat di RS
Kriteria : Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh tekanan darah dalam batas
normal, tidak ada distensi vena perifer/vena dan oedema dependen, paru bersih dan BB ideal (BB ideal
= TB – 100 ± 10%)
Intervensi :
Ukur masukan/haluaran, catat penurunan, pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung keseimbangan
cairan
Observasi adanya oedema dependen
Timbang BB tiap hari
Pertahankan masukan cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler
Kolaborasi : pemberian diit rendah natrium, berikan diuretic
Kaji JVP setelah terapi diuretic
Pantau CVP dan tekanan darah
4. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan volume paru,
hepatomegali, splenomegali, ditandai oleh : perubahan
kedalaman dan kecepatan pernafasan, gangguan
pengembangan dada, GDA tidak normal.
Tujuan : Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatab selama di RS, RR normal,
tidak ada bunyi nafas tambahan dan penggunaan otot Bantu pernafasan dan GDA normal.
Intervensi :
Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi dan kespansi dada
Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu nafas
Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan
Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapai posisi yang senyaman mungkin.
Kolaborasi pemberian oksigen dan pemeriksaan GDA.
5. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antar suplai oksigen
miokard dan kebutuhan, adanya iskemik / nekrotik jaringan
miokard, ditandai oleh : gangguan frekuensi jantung, tekanan darah
dalam katifitas, terjadinya disritmia dan kelemahan umum.
Tujuan : Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan keperawatan.
Kriteria : Frekuensi jantung 60-100 X/mnt, TD 120/80 mmHg
Intervensi :
Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD selama dan sesudah aktifitas
Tingkatkan istirahat (ditempat tidur)
Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak berat
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bangun dari kursi bila
tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan.
Thanks