GAGAL JANTUNG
Disusun Oleh :
Yunita Suci Admi
NIM : A3R19069
B. Insiden
Gagal jantung dapat di alami oleh setiap orang dari berbagai usia. Misalnya
neonatus dengan penyakit jantung kongenital atau orang dewasa dengan penyakit
jantung arterosklerosis, usia pertengahan dan tua sering pula mengalami kegagalan
jantung (Ni Luh Gede Yasmin, 1993)..
C. Patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespons terhadap peningkatan kebutuhan
metabolisme yang menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk
mempertahankan kardiak output. Ini mungkin meliputi: respons sistem syaraf
simpatetik terhadap baro reseptor atau kemoreseptor, pengencangan dan pelebaran
otot jantung untuk menyesuikan terhadap peningkatan volume, vasokonstyrinksi
arteri renal dan aktivasi sistem renin angiotensin serta respon terhadap serum-
serum sodium dan regulasi ADH dari reabsorbsi cairan.
Kegagalan mekanisme kompensasi di percepat oleh adanya volume darah
sirkulasi yang di pompakan untuk menentang peningkatan resisitensi vaskuler oleh
pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendeka waktu pengisian
ventrikel dan arteri koronaria, menurunnya kardiak ouput menyebabkan
berkurangnya oksigenasi pada miokard.
Peningkatan tekanan dinding pembuluh darah akibat dilatasi menyebabkan
peningkatan tunutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertropi) terutama pada
jantung iskemik atau kerusakan, yang menyebabkan kegagalan mekanisme
pemompaan.
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
Peningkatan metabolisme
tubuh
Jantung menggunakan
mekanisme kompensasi
untuk mempertahankan
Mekanisme kompensasi kardiak output
yang digunakan antara lain:
1. Peningkatan HR. Peningkatan beban kerja
2. Hipertropi miokard. jantung oleh karena
3. Pengaktifan sistem renin peningkatan SVR
angiotensin.
4. Regulasi ADH dan Jantung bekerja lebih keras
reabsorbsi cairan. dengan meningkatkan HR
Memperpendek waktu
pengisian ventrikel dan
arteri koronaria
Menimbulkan kegagalan
mekanisme pemompaan
Kegaglan jantung dapat di nyatakan sebagai kegagalan sisi kiri atau sisi
kanan jantung. Kegagalan pada salah satu sisi jantung dapat berlanjut dengan
kegagalan pada sisi yang lain dan manifestasi klinis yang sering menampakan
kegagalan pemompaan total. Manifestasi klinis dari gagal jantung kanan adalah:
edema, distensi vena, asites, penambahan berat badan, nokturia, anoreksia,
peningkatan tekanan atrium kanan, peningkatan tekanan vena perifer.
Manifestasi klinis dari gagal jantung sisi kiri adalah: dispnea on effort, orthopnea,
sianosis, batuuk, dahak berdarah, lemah, peningkatan tekanan pulmonari kapiler,
peningkatan tekanan atrium kiri.
D. Mekanisme hipertensi meningkatkan resiko
Bila kebanyakan pembacaan tekanan diastole tetap pada atau di atas 90 mmHg
setelah 6-12 bulan tanpa terapi obat, maka orang itu di anggap hipertensi dan resiko
tambahan bagi penyakit jantung koroner.
Secara sederhana di katakan peningkatan tekanan darah mempercepat
arterosklerosis dan arteriosklerosis sehingga ruptur dan oklusi vaskuler terjadi
sekitar 20 tahun lebih cepat daripada orang dengan normotensi. Sebagian
mekanisme terlibat dalam proses peningkatan tekanan darah yang mengkibatkan
perubahan struktur di dalam pembuluh darah, tetapi tekanan dalam beberapa cara
terlibat langsung. Akibatnya, lebih tinggi tekanan darah, lebih besar jumlah
kerusakan vaskular.
b. Sirkulasi
Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi,
diabetes melitus.
Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnya capilary refill time, disritmia.
Suara jantung , suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan
terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris
yang tidak berfungsi.
Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul
dengan gagal jantung.
Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
c. Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
d. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah
dan perubahan berat badan.
e. Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
f. Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
g. Kenyamanan
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau
dengan nitrogliserin.
Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke
lengan, rahang dan wajah.
Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di
alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai,
perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung,
ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
h. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan
penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan
respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga
vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
i. Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
j. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
hipertensi, perokok.
k. Studi diagnostik
ECG menunjukan: adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri iskemi, gelombang
T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang
mencerminkan adanya nekrosis.
Enzym dan isoenzym pada jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan
mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai
puncak pada 36 jam.
Elektrolit: ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi
jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
Whole blood cell: leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
Analisa gas darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang
kronis atau akut.
Kolesterol atau trigliseid: mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan
terjadinya arteriosklerosis.
Chest X ray: mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma
ventrikuler.
Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau
kapasitas masing-masing ruang pada jantung.
Exercise stress test: Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu
stress/ aktivitas.
Tempat/ tanggal pengkajian: Ruang rawat inap bougenvile selasa 1 oktober 2019
I. Biodata
a. Identitas klien:
1. Nama : Tn. P
2. Usia : 54 th
5. Agama : Islam
1. Nama : Ny. S
3. Umur : 50 th
a. Alasan di rawat:
Nyeri dada sebelah kiri dan sesak selama 1 hari ini ( 22/10/19). Klien MRS pada
tgl 23-10-2019.
b. Keluhan utama:
1. Pada saat di kaji klien mengungkapkan sesak pada saat beristirahat dan dada
3. Klien mengatakan bahwa saat ini rasa sesak dan nyeri dada akan datang jika ia
1. Penyakit yang pernah di alami: Hipertensi sejak + 1 th yang lalu dan DM 4 th.
Iskak Tulungagung
Menurut Ny. S istri klien, klien mulai merasakan rasa sesak dan dadanya terasa
berat sejak + 2 hari yang lalu (sebelum MRS), dan keadaan itu semakin
memburuk karena klien mengatakan sesak yang di rasakan semakin hebat sejak 1
hari sebelum MRS (22-10-2019), lalu oleh keluarga dibawa ke RSUD Dr. Iskak
(IGD) pada malam hari sekitar pukul 23.00, lalu klien di sarankan untuk rawat
Di dalam keluarga klien menurut Tn. P tidak ada yang menderita penyakit
keturunan atau penyakit menular seperti TBC, liver, jantung, kencing manis dan
ginjal.
Genogram:
Keterangan:
: Laki-laki.
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
1. Nutrisi
c. Minuman kesukaan teh & kopi. air putih & kacang hijau
B. Eliminasi BAB & BAK
1. BAB
2. BAK
3. Keringat
1. Istirahat
2. Tidur
4. Sebagai pekerja.
24 jam
E. Kebersihan diri
4. Ke tempat hiburan - -
V. Psikososial
a. Psikososial
Klien mengatakan bahwa penyakit yang di alaminya saat ini adalah akibat
b. Spiritual
a. Keadaan Umum
Klien memakai iva cath pada tangan kanan, klien menggunakan otot bantu nafas
saat respirasi. Kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, nadi 100 x/mnt, respirasi 24
b. Head to toe
2. Penglihatan :
Sklera putih, konjungitva merah muda, pupil isokor, reflek cahaya +/+, strabismus
3. Hidung:
Bentuk normal, tidak ada sekret, tidak ada epistaksis, polip (-).
4. Telinga:
Klien masih mampu mendengarkan dengan baik, klien tidak menggunakan alat
Tidak ada perdarahan maupun peradangan pada cavum oris, tidak ada stomatitis,
ada caries gigi. Tidak ada bengkak atau kemerahan pada faring.
6. Leher:
Tidak terdapat peningkatan tekanan vena jugular (JVP 7), tidak ada pembesaran
pada perkusi terdengar suara sonor, fremitus vokal (+), pada auskultasi suara nafas
vesikuler.
Suara jantung S1 dan S2 tunggal, ictus cordis bergeser ke ICS VI MCL sinistra.
8. Abdomen:
Tidak terdapat pembesaran hepar, acites (-), bising usus (+) lemah.
9. Ektrimitas:
baik.
10. Integumen :
Wajah tampak pucat, tidak ada lecet pada seluruh tubuh, terdapat luka tusukan iv
- Hasil Blood Gas tgl 30/9/19: pH 7,322; PCO2 31,3; PO2 75,3; HCO3 15,8, BE
3. Intoleransi aktivitas.
8. Kurangnya pengetahuan.
ANALISA DATA
dibantu oleh petugas dan keluarga, klien mengungkapkan bila beraktivitas rasa
TGL NO SOAPIE
DP
9/10/19 I S: Klien mengungkap sesak berkurang saat beraktivitas
O: - Pernafasan 20 x/mnt.
E: Jam 19.30
- Klien mengungkapkan tidak sesak lagi, pernafasan 20 x/mnt,
produksi urine cukupan.
- Tensi 130/80 mmHg, nadi 92 x/mnt.
S: - Oedem (-).
O: - Intake cairan 2 gls.
II
- Urine sedikit.
Masalah tidak terjadi.
1. Lakukan aktivitas secukupnya dan beristirahat jika terasa sesak atau nyeri
5. Bila sesak atau nyeri tidak berkurang dengan istirahat segera bawa ke rumah sakit.
TGL NO SOAPIE
DP
3/10/19 I S: Klien mengungkapkan masih terasa sesak.
O: - Pernafasan 30 x/mnt.
E: Jam 13.30
- Klien mengungkapkan sesak, pernafasan 28 x/mnt, cepat dan
dangkal.
E:
-
- Kebutuhan klien masih dibantu oleh keluarga dan petugas.
S: Masalah belum teratasi.
O:
Rencana dilanjutkan.
A:
III P: - Membantu memenuhi kebutuhan klien.
I: Jam 13.30 klien belum mampu melakukan aktivitas secara mandiri.
E:
TGL NO SOAPIE
DP
4/10/19 I S: Klien mengungkapkan masih terasa sesak.
O: - Pernafasan 32 x/mnt.
E: Jam 13.30
- Klien mengungkapkan sesak, pernafasan 26 x/mnt, cepat dan
dangkal.
E:
-
- Kebutuhan klien masih dibantu oleh keluarga dan petugas.
S: Masalah belum teratasi.
O:
Rencana dilanjutkan.
A:
III P: - Membantu memenuhi kebutuhan klien.
I: Jam 13.30 klien belum mampu melakukan aktivitas secara mandiri.
E:
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.
Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I
EGC. Jakarta.