Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP

GAGAL JANTUNG
 

Disusun Oleh :
Yunita Suci Admi
NIM : A3R19069

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG
2019
GAGAL JANTUNG (HEART FAILURE)
A. Pengertian.
Suatu kegagalan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
tubuh (Purnawan Junadi, 1982).
Kegagalan jantung kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana
cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh), hal ini mungkin terjadi
sebagai akibat akhir dari gangguan jantung, pembuluh darah atau kapasitas oksigen
yang terbawa dalam darah yang mengakibatkan jantung tidak dapat mencukupi
kebutuhan oksigen pada erbagai organ (Ni Luh Gede Yasmin, 1993).

B. Insiden
Gagal jantung dapat di alami oleh setiap orang dari berbagai usia. Misalnya
neonatus dengan penyakit jantung kongenital atau orang dewasa dengan penyakit
jantung arterosklerosis, usia pertengahan dan tua sering pula mengalami kegagalan
jantung (Ni Luh Gede Yasmin, 1993)..

C. Patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespons terhadap peningkatan kebutuhan
metabolisme yang menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk
mempertahankan kardiak output. Ini mungkin meliputi: respons sistem syaraf
simpatetik terhadap baro reseptor atau kemoreseptor, pengencangan dan pelebaran
otot jantung untuk menyesuikan terhadap peningkatan volume, vasokonstyrinksi
arteri renal dan aktivasi sistem renin angiotensin serta respon terhadap serum-
serum sodium dan regulasi ADH dari reabsorbsi cairan.
Kegagalan mekanisme kompensasi di percepat oleh adanya volume darah
sirkulasi yang di pompakan untuk menentang peningkatan resisitensi vaskuler oleh
pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendeka waktu pengisian
ventrikel dan arteri koronaria, menurunnya kardiak ouput menyebabkan
berkurangnya oksigenasi pada miokard.
Peningkatan tekanan dinding pembuluh darah akibat dilatasi menyebabkan
peningkatan tunutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertropi) terutama pada
jantung iskemik atau kerusakan, yang menyebabkan kegagalan mekanisme
pemompaan.
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
Peningkatan metabolisme
tubuh

Jantung menggunakan
mekanisme kompensasi
untuk mempertahankan
Mekanisme kompensasi kardiak output
yang digunakan antara lain:
1. Peningkatan HR. Peningkatan beban kerja
2. Hipertropi miokard. jantung oleh karena
3. Pengaktifan sistem renin peningkatan SVR
angiotensin.
4. Regulasi ADH dan Jantung bekerja lebih keras
reabsorbsi cairan. dengan meningkatkan HR

Memperpendek waktu
pengisian ventrikel dan
arteri koronaria

Menimbulkan injury dan


iskemi pada miokard

Menimbulkan injury dan


iskemi pada miokard

Menimbulkan kegagalan
mekanisme pemompaan

Kegaglan jantung dapat di nyatakan sebagai kegagalan sisi kiri atau sisi
kanan jantung. Kegagalan pada salah satu sisi jantung dapat berlanjut dengan
kegagalan pada sisi yang lain dan manifestasi klinis yang sering menampakan
kegagalan pemompaan total. Manifestasi klinis dari gagal jantung kanan adalah:
edema, distensi vena, asites, penambahan berat badan, nokturia, anoreksia,
peningkatan tekanan atrium kanan, peningkatan tekanan vena perifer.
Manifestasi klinis dari gagal jantung sisi kiri adalah: dispnea on effort, orthopnea,
sianosis, batuuk, dahak berdarah, lemah, peningkatan tekanan pulmonari kapiler,
peningkatan tekanan atrium kiri.
D. Mekanisme hipertensi meningkatkan resiko
Bila kebanyakan pembacaan tekanan diastole tetap pada atau di atas 90 mmHg
setelah 6-12 bulan tanpa terapi obat, maka orang itu di anggap hipertensi dan resiko
tambahan bagi penyakit jantung koroner.
Secara sederhana di katakan peningkatan tekanan darah mempercepat
arterosklerosis dan arteriosklerosis sehingga ruptur dan oklusi vaskuler terjadi
sekitar 20 tahun lebih cepat daripada orang dengan normotensi. Sebagian
mekanisme terlibat dalam proses peningkatan tekanan darah yang mengkibatkan
perubahan struktur di dalam pembuluh darah, tetapi tekanan dalam beberapa cara
terlibat langsung. Akibatnya, lebih tinggi tekanan darah, lebih besar jumlah
kerusakan vaskular.

E. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gagal Jantung


1. Pengkajian
a. Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan
Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).

b. Sirkulasi
Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi,
diabetes melitus.
Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnya capilary refill time, disritmia.
Suara jantung , suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan
terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris
yang tidak berfungsi.
Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul
dengan gagal jantung.
Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
c. Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
d. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah
dan perubahan berat badan.
e. Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
f. Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
g. Kenyamanan
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau
dengan nitrogliserin.
Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke
lengan, rahang dan wajah.
Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di
alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai,
perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung,
ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
h. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan
penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan
respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga
vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
i. Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
j. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
hipertensi, perokok.
k. Studi diagnostik
ECG menunjukan: adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri iskemi, gelombang
T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang
mencerminkan adanya nekrosis.
Enzym dan isoenzym pada jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan
mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai
puncak pada 36 jam.
Elektrolit: ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi
jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
Whole blood cell: leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
Analisa gas darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang
kronis atau akut.
Kolesterol atau trigliseid: mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan
terjadinya arteriosklerosis.
Chest X ray: mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma
ventrikuler.
Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau
kapasitas masing-masing ruang pada jantung.
Exercise stress test: Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu
stress/ aktivitas.

2. Diagnosa keperawatan dan rencana tindakan


a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan
adanya penurunan rasa nyeri dada, menunjukan adanya penuruna tekanan dan cara
berelaksasi.
Rencana:
1. Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri.
2. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, kesadaran).
3. Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada.
4. Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman.
5. Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi.
6. Kolaborasi dalam:
- Pemberian oksigen.
- Obat-obatan (beta blocker, anti angina, analgesic)
7. Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan dengan narkosa.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
Tujuan: setelah di lakukan tindakan perawatan klien menunnjukan peningkatan
kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas
normal) tidak adanya angina.
Rencana:
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah
melakukan aktivitas.
2. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.
3. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” atau mengejan pada saat buang air
besar.
4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh
pasien.
5. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisiki bahwa aktivitas melebihi batas.

c. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam


rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR,
miocardial infark.
Tujuan: tidak terjadi penurunan cardiac output selama di lakukan tindakan
keperawatan.
Rencana:
1. Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada posisi
berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan).
2. Kaji kualitas nadi.
3. Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4.
4. Auskultasi suara nafas.
5. Dampingi pasien pada saat melakukan aktivitas.
6. Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi kafeine.
7. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan
anti disritmia.

d. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan


tekanan darah, hipovolemia.
Tujuan: selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan perfusi
jaringan.
Rencana:
1. Kaji adanya perubahan kesadaran.
2. Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang dingin dan penurunan kualitas nadi
perifer.
3. Kaji adanya tanda Homans (pain in calf on dorsoflextion), erythema, edema.
4. Kaji respirasi (irama, kedalam dan usaha pernafasan).
5. Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus, abdominal distensi, constipasi).
6. Monitor intake dan out put.
7. Kolaborasi dalam: Pemeriksaan ABG, BUN, Serum ceratinin dan elektrolit.

e. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan


penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma
protein.
Tujuan: tidak terjadi kelebihan cairan di dalam tubuh klien selama dalam
perawatan.
Rencana:
1. Auskultasi suar nafas (kaji adanya crackless).
2. Kaji adanya jugular vein distension, peningkatan terjadinya edema.
3. Ukur intake dan output (balance cairan).
4. Kaji berat badan setiap hari.
5. Najurkan pada pasien untuk mengkonsumsi total cairan maksimal 2000 cc/24
jam.
6. Sajikan makan dengan diet rendah garam.
7. Kolaborasi dalam pemberian deuritika.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.P DENGAN

GAGAL JANTUNG DI RUANG RAWAT BOUGENVILE

RSUD dr ISKAK TULUNGAGUNG

Tempat/ tanggal pengkajian: Ruang rawat inap bougenvile selasa 1 oktober 2019

I. Biodata

a. Identitas klien:

1. Nama : Tn. P

2. Usia : 54 th

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Suku/ bangsa : jawa/ Indonesia

5. Agama : Islam

6. Status marital : Menikah

7. Pendidikan/ pekerjaan : SLTA/ Swasta

8. Bahasa yang di gunakan : Indonesia

9. Alamat : kutoanyar Tulungagung

b. Penanggung jawab klien

1. Nama : Ny. S

2. Hubungan dengan klien : Istri

3. Umur : 50 th

4. Pendidikan/ pekerjaan : SD/ -

5. Alamat : kutoanyar Tulungagung


II. Alasan masuk rumah sakit

a. Alasan di rawat:

Nyeri dada sebelah kiri dan sesak selama 1 hari ini ( 22/10/19). Klien MRS pada

tgl 23-10-2019.

b. Keluhan utama:

1. Pada saat di kaji klien mengungkapkan sesak pada saat beristirahat dan dada

terasa nyeri pada saat bernafas sudah berkurang.

2. Klien mengatakan bahwa rasa nyeri di rasakan di dada kiri menyebar ke

punggung dan tangan.

3. Klien mengatakan bahwa saat ini rasa sesak dan nyeri dada akan datang jika ia

beraktivitas secara berlebihan.

III. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini

1. Penyakit yang pernah di alami: Hipertensi sejak + 1 th yang lalu dan DM 4 th.

2. Penyebab penyakitnya : Merokok, diet yang tidak seimbang.

3. Pernah di rawat/ tempat : Pernah di Ruang sedap malam RSUD dr

Iskak Tulungagung

4. Tindakan yang dilakukan : Echo dan ECG

5. Lamanya di rawat : + 8 hari

6. Riwayat alergi obat/ makanan: tidak ada

b. Riwayat kesehatan sekarang

Menurut Ny. S istri klien, klien mulai merasakan rasa sesak dan dadanya terasa

berat sejak + 2 hari yang lalu (sebelum MRS), dan keadaan itu semakin

memburuk karena klien mengatakan sesak yang di rasakan semakin hebat sejak 1

hari sebelum MRS (22-10-2019), lalu oleh keluarga dibawa ke RSUD Dr. Iskak

(IGD) pada malam hari sekitar pukul 23.00, lalu klien di sarankan untuk rawat

inap di ruang bougenvil.


c. Riwayat kesehatan keluarga

Di dalam keluarga klien menurut Tn. P tidak ada yang menderita penyakit

keturunan atau penyakit menular seperti TBC, liver, jantung, kencing manis dan

ginjal.

Genogram:

Keterangan:

: Laki-laki.

: Perempuan

: Klien

: Meninggal

: Tinggal dalam satu rumah.

IV. Pola aktivitas hidup sehari-hari

Aktivitas sehari-hari Sebelum MRS Di rumah sakit


A. Makan & minum

1. Nutrisi

a. Pola makan 3 x sehari bebas. 3 x sehari menu sesuai diet.

b. Makanan yang disukai Sayur dan buah. Sayur dan buah

c. Makanan pantangan - Rendah garam.

Aktivitas sehari-hari Sebelum MRS Di rumah sakit


2. Minum
a. Jenis minuman Air putih, teh & kopi. Air putih

b. Banyaknya/ 24 jam + 8 gelas/ hari 3 gelas/ 24 jam

c. Minuman kesukaan teh & kopi. air putih & kacang hijau
B. Eliminasi BAB & BAK

1. BAB

a. Frekwensi 1x/ 2 hari. 1x/ 2 hari

b. Banyaknya Sedikit Sedikit

c. Warnanya Kuning kecoklatan Coklat

d. Kelainan dan bau Bau khas faeces Bau khas faeces

2. BAK

a. Frekwensi 2x sehari 4 kali perhari

b. Banyaknya Sedikit Cukupan

c. Warnanya Kuning jernih Kuning

d. Kelainan dan bau Khas urine Khas urine

3. Keringat

a. Banyaknya Cukupan Cukupan

b. Kelainan & bau - -


C. Istirahat tidur

1. Istirahat

a. Siang - Klien bed rest

2. Tidur

a. Siang Tidak pernah tidur siang 13.00-14.00

b. Malam Pukul 24.00-05.30 22.00-05.00

c. Kesulitan tidur Rasa sesak dan nyeri dada. -

Aktivitas sehari-hari Sebelum MRS Di rumah sakit


D. Aktivitas

1. Pekerjaan yang dilakukan Selama menderita sakitKlien bed rest dengan

tiap hari pasien tidak bekerja aktivitas yang terbatas

2. Pernah bekerja Ya, Swasta. karena sesak yang di alami.


3. Sedang bekerja -

4. Sebagai pekerja.

5. Jumlah jam kerja dalam 10 jam

24 jam
E. Kebersihan diri

1. Mandi 2x/ hari

2. Gosok gigi 2x/ hari Seluruh kebutuhan

3. Cuci rambut 3x/ seminggu terpenuhi dengan

4. Potong kuku Kalau panjang bantuan dari keluarga

5. Hambatan Sesak dan nyeri dada dan petugas.

Rasa sesak yang di alaminya


F. Rekreasi

1. Mendengarkan radio Jarang Tidak pernah

2. Menonton TV Setiap sore bila senggang Tidak

3. Olah raga Kadang-kadang Tidak pernah

4. Ke tempat hiburan - -

V. Psikososial

a. Psikososial

Klien mengatakan bahwa penyakit yang di alaminya saat ini adalah akibat

kebiasaan merokoknya pada waktu muda dulu. Klien tampak sering

berkomunikasi dengan teman sebangsal.

b. Spiritual

Klien mengatakan di rumah melaksanakan sholat 5 waktu tetapi di rumah sakit

tidak dilakukannya karena sesak jika beraktivitas.

VI. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan Umum

Klien memakai iva cath pada tangan kanan, klien menggunakan otot bantu nafas
saat respirasi. Kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, nadi 100 x/mnt, respirasi 24

x/mnt, tensi 130/90 mmHg.

b. Head to toe

1. Kepala dan rambut:

Kepala simetris, rambut agak berombak, banyak yang rontok.

2. Penglihatan :

Sklera putih, konjungitva merah muda, pupil isokor, reflek cahaya +/+, strabismus

(-), klien menggunakan kaca mata.

3. Hidung:

Bentuk normal, tidak ada sekret, tidak ada epistaksis, polip (-).

4. Telinga:

Klien masih mampu mendengarkan dengan baik, klien tidak menggunakan alat

bantu pendengaran, tidak ada perdarahan atau peradangan.

5. Mulut dan gigi:

Tidak ada perdarahan maupun peradangan pada cavum oris, tidak ada stomatitis,

ada caries gigi. Tidak ada bengkak atau kemerahan pada faring.

6. Leher:

Tidak terdapat peningkatan tekanan vena jugular (JVP 7), tidak ada pembesaran

kelenjar thyroid, tidak ada nyeri telan.

7. Thorax/ fungsi pernafasan:

Pada inspeksi pengembangan dada simetris, pergerakan dada sedikit mengembang,

pada perkusi terdengar suara sonor, fremitus vokal (+), pada auskultasi suara nafas

vesikuler.

Suara jantung S1 dan S2 tunggal, ictus cordis bergeser ke ICS VI MCL sinistra.

8. Abdomen:
Tidak terdapat pembesaran hepar, acites (-), bising usus (+) lemah.

9. Ektrimitas:

Tidak terdapat oedema, klien mampu menggerakkan seluruh ekstrimitas dengan

baik.

10. Integumen :

Wajah tampak pucat, tidak ada lecet pada seluruh tubuh, terdapat luka tusukan iv

cath pada tangan kiri.

VII. Pemeriksaan penunjang

- Thorax foto: Kesimpulan: CTR 51 %.

- ECG: Kesimpulan: PJK Old Myocard Infarct anteroseptal

- Echo: EF 50 % (FC IV)

- Hasil Blood Gas tgl 30/9/19: pH 7,322; PCO2 31,3; PO2 75,3; HCO3 15,8, BE

–10,2, Kalium 4,2; Natrium 142.

- Hasil pemeriksaan lab tgl 1/10/19:

Hb 11,7; Leko 8,6; Thrombo 176; Srum Creatinin 2,61;SGOT 51

Masalah yang mungkin timbul antara lain

1. Perubahan dalam kardiak output.

2. Perubahan dalam perfusi jaringan.

3. Intoleransi aktivitas.

4. Tidak efektifnya pola pernafasan.

5. Perubahan dalam volume cairan.

6. Gangguan pertukaran gas.

7. Kurangnya perawatan diri.

8. Kurangnya pengetahuan.
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1. S: Klien mengungkapkan sesak saat ber- Penurunan Kegagalan jantung
aktivitas.. kardiak output dalam melakukan
O: - Nadi 100 x/mnt. (resiko) pemompaan
- Respirasi 24 x/mnt. mekanik
- Hasil thorax foto: CTR 51 %.
- Hasil Echo: EF 51 %
2. S: - Klien mengungkapkan segala ke- Defisit self care Ketidak simbangan
antara kebutuhan
butuhan dibantu oleh petugas dan
dan suplai O2
keluarga.
- Klien mengungkapkan bila ber-
aktivitas timbul rasa sesak.
O: - Klien bed rest.
- ADL dilakukan diatas tempat tidur.
3. S: - Klien mengungkapkan kakinya Resiko terjadinya Peningkatan SVR di
daerah perifer
tidak bengkak saat ini. gangguan
O: - Tidak terdapat oedem pada keseimbangan Pengembalian cairan
ke jantung menurun
ekstrimitas. cairan dan
Retensi cairan oleh
- Natrium 142, Kalium 4,62. elektrolit jaringan
- Intake cairan 3 gls/ 24 jam. (excess)
Oedem
- Produksi urine cukupan.
- Klien mendapatkan obat lasix.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko terjadinya Penurunan kardiak output berhubungan dengan kegagalan

jantung dalam melakukan pemompaan.

2. Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kegagalan jantung melakukan pemompaan.

3. Defisit self care berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan

kebutuhan O2 yang ditandai dengan klien mengungkapkan segala kebutuhan

dibantu oleh petugas dan keluarga, klien mengungkapkan bila beraktivitas rasa

sesak bertambah, dada terasa berat, klien bed rest.


RENCANA DAN PELAKSANAAN

TGL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
8/10/19 Resiko terjadinya Tidak terjadi penurunan 1. Jelaskan pada klien tentang pen- 1. Menjelaskan pada klien bahwa Tanggal 10/10/01
Penurunan kardiak output kardiak output selama tingnya istirahat jika dada terasa istirahat jika terasa sesak akan Klien pulang:
berhubungan dengan dalam perawatan, dengan berat atau sesak atau pusing. mengurangi kerja jantung yang
S: -
kegagalan jantung dalam kriteria: berlebihan.
melakukan pemompaan. - Klien mengungkapkan 2. Anjurkan pada pasien untuk 2. Menata bantal tinggi agar klien O: pasien tidak pucat,
dapat istirahat setengah duduk. nadi 96 x/mnt, tensi
sesak berkurang/ tidak beristirahat dalam posisi ½
130/90 mmHg, respirasi
sesak saat beraktivitas. duduk.
20 x/mnt.
- Respirasi dalam batas 3. Kolaborasi dalam pemberian 3. Memberikan obat pagi 1 tablet
normal 20 x/mnt. obat digitalis. ISDN 5 mg. A: Masalah keperawatan
- Nadi < 100 x/mnt. 4. Observasi KU pasien, TTV dan 4. Mengamati KU pasien, tidak terjadi.
- Tensi dalam batas keluhan klien. menghitung frekwensi pernafas- P: Rencana perawatan di
normal. an, mengukur tekanan darah, hentikan.
- Wajah tidak pucat, menanyakan keluhan klien
sianosis. tentang rasa sesak.
TGL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
8/10/19 Resiko gangguan Tidak terjadi peningkatan 1. Jelaskan pada klien tentang pen- 1. Menjelaskan pada klien dan Tanggal 10/10/01
keseimbangan cairan dan retensi cairan dan tinnya pembatasan minum dan keluarga agar minum sesuai Klien pulang,
elektrolit (excess) elektrolit yang berlebihan diet rendah garam dengan instruksi dokter dan me-
S: pasien mengungkap
berhubungan dengan selama dalam perawatan . ngurangi makanan yang asin.
kan pagi sudah kencing.
kegagalan jantung dengan kriteria: 2. Menyajikan makanan dan meng-
2. Berikan diet TKTPRG.
melakukan pemompaan anjurkan klien untuk menghabis O: Tidak ada oedem.
- Klien mengungkapan
kan makanan yang telah disedia- A: masalah keperawatan
tubuh tidak ada yang
kan. tidak terjadi.
bengkak.
3. Memberikan obat Furosemid 1
- Oedem (-). P: Rencana perawatan di
tablet pada pagi hari sesudah
- Natrium dan Kalium da- 3. Kolaborasi dalam pemberian hentikan.
diuretika: Furosemid. makan.
lam batas normal.
4. Melihat penampilan umum
- Produksi urine dalam
klien, mengukur tensi, nadi dan
batas normal. 4. Observasi TTV, keluhan,
suhu, menanyakan keluhan
keadaan umum dan oedem.
klien.
TGL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
8/01/19 Defisit self care ber- Klien mampu melakukan 1. Jelaskan pada klien tentang pe- 1. Menjelaskan pada klien pe- Tanggal 10/10/01
hubungan dengan ke- aktivitas secara bebas se- nyebab dari aktivitas yang ter-
ningkatan aktivitas dapat mem- Klien pulang
tidakseimbangan antara telah mendapat perawatan batas. perhebat rasa sesak.
S: Pasien mengungkap
suplai dan kebutuha O2 2 x 24 jam dengan 2. Anjurkan pada klien untuk me- 2. Menganjurkan pada klien agar
kan sudah beraktivitas
yang ditandai dengan kriteria: lakukan aktivitas secara ber- tidak melakukan aktivitas yang
cukup tanpa ada sesak.
klien mengungkapkan se- - Klien mengungkapkan tahap. berat terlebih dahulu.
gala kebutuhan dibantu 3. Bantu klien dalam melakukan 3. Membantu memenuhi kebutuh- O: pasien nampak
sesak berkurang saat
oleh petugas dan keluarga melakukan aktivitas. aktivitas. an klien. berjalan di dalam
klien mengungkapkan bi- - Klien mampu melaku- 4. Observasi TTV sebelum dan 4. Melakukan pengukuran tekanan ruangan.
la beraktivitas rasa sesak sesudah melakukan aktivitas. darah, nadi dan respirasi se- A: Masalah teratasi.
kan aktivitas secara
bertambah, dada terasa belum dan sesudah melakukan
mandiri. P: Rencana perawatan di
berat, klien bed rest. aktivitas.
- Klien mampu meme hentikan.
nuhi kebutuhan dengan
bantuan yang minimal.
CATATAN PERKEMBANGAN

TGL NO SOAPIE
DP
9/10/19 I S: Klien mengungkap sesak berkurang saat beraktivitas
O: - Pernafasan 20 x/mnt.

- Pola nafas normal.


- KU baik.
- Pasien tidak nampak pucat.
Masalah teratasi sebagian.
A:
P: Rencana perawatan dilanjutkan.
I: - Mengobservasi KU, TTV dan keluhan klien.
- Mengobservasi produksi urine.

E: Jam 19.30
- Klien mengungkapkan tidak sesak lagi, pernafasan 20 x/mnt,
produksi urine cukupan.
- Tensi 130/80 mmHg, nadi 92 x/mnt.

- Ny. S mengatakan kaki Tn. P Tidak bengkak selam di RS.

S: - Oedem (-).
O: - Intake cairan 2 gls.
II
- Urine sedikit.
Masalah tidak terjadi.

Rencana perawatan dilanjutkan.


A:
P: - Menganjurkan klien untuk mengurangi konsumsi garam.
I: - Menghitung balance cairan.
- Mengobservasi adanya oedem dan TTV.
Jam 19.30

- Tidak ada oedem, pasien menghabiskan makan yang di hidang


E:
kan dengan diet rendah garam, produksi urine + 450 cc.

- Klien mengatakan sudah bisa melakukan mandi di belakang.


- Kebutuhan klien masih ada yang dibantu oleh keluarga dan
petugas.
S:
Masalah teratasi.
O:
Rencana dihentikan.
III
A:
P:
Penyuluhan yang di berikan pada saat pasien pulang:

1. Lakukan aktivitas secukupnya dan beristirahat jika terasa sesak atau nyeri

2. Minum obat secara teratur.

3. Kurangi konsumsi garam dan minuman.

4. Kontrol dokter secara teratur.

5. Bila sesak atau nyeri tidak berkurang dengan istirahat segera bawa ke rumah sakit.
TGL NO SOAPIE
DP
3/10/19 I S: Klien mengungkapkan masih terasa sesak.
O: - Pernafasan 30 x/mnt.

- Pola nafas cepat dan dangkal.


- Menggunakan otot bantu pernafasan.
- Klien masih menggunakan O2 nasal 3 lt/mnt.
Masalah belum teratasi.
A:
P: Rencana perawatan dilanjutkan.
I: - Mengatur posisi setengah duduk.
- Mengobservasi TTV dan keluhan klien.

E: Jam 13.30
- Klien mengungkapkan sesak, pernafasan 28 x/mnt, cepat dan
dangkal.

- Tn. Nmengungkapkan kaki masih bengkak.


S: - Oedem (+).
O: - Intake cairan 3 gls.
II
- Urine sedikit.
Masalah belum teratasi.

A: Rencana perawatan dilanjutkan.


P: - Menganjurkan klien untuk mengurangi konsumsi garam.
I: - Menghitung balance cairan.
- Mengobservasi oedem dan TTV.
- Jam 13.30 kaki dan tangan masih oedem.

E:
-
- Kebutuhan klien masih dibantu oleh keluarga dan petugas.
S: Masalah belum teratasi.
O:
Rencana dilanjutkan.
A:
III P: - Membantu memenuhi kebutuhan klien.
I: Jam 13.30 klien belum mampu melakukan aktivitas secara mandiri.

E:
TGL NO SOAPIE
DP
4/10/19 I S: Klien mengungkapkan masih terasa sesak.
O: - Pernafasan 32 x/mnt.

- Pola nafas cepat dan dangkal.


- Menggunakan otot bantu pernafasan.
- Klien masih menggunakan O2 nasal 3 lt/mnt.
Masalah belum teratasi.
A:
P: Rencana perawatan dilanjutkan.
I: - Mengatur posisi setengah duduk.
- Mengobservasi TTV dan keluhan klien.

E: Jam 13.30
- Klien mengungkapkan sesak, pernafasan 26 x/mnt, cepat dan
dangkal.

- Ny. I mengatakan kaki Tn. N masih bengkak.


S: - Oedem (+).
O: - Intake cairan 3 gls.
II
- Urine sedikit.
Masalah belum teratasi.

A: Rencana perawatan dilanjutkan.


P: - Menganjurkan klien untuk mengurangi konsumsi garam.
I: - Menghitung balance cairan.
- Mengobservasi oedem dan TTV.
- Jam 13.30 kaki dan tangan masih oedem.

E:
-
- Kebutuhan klien masih dibantu oleh keluarga dan petugas.
S: Masalah belum teratasi.
O:
Rencana dilanjutkan.
A:
III P: - Membantu memenuhi kebutuhan klien.
I: Jam 13.30 klien belum mampu melakukan aktivitas secara mandiri.

E:
DAFTAR PUSTAKA

Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung.

Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B Lippincott. Philadelpia.

Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.

Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan.


Edisi 3 EGC. Jakarta.

Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I
EGC. Jakarta.

Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media aesculapius


Universitas Indonesia. Jakarta.

Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. EGC Jakarta.

Lewis T. (1993). Disease of The Heart. Macmillan. New York.

Marini L. Paul. (1991). ICU Book. Lea & Febriger. Philadelpia.

Morris D. C. et.al, The Recognation and treatment of Myocardial Infarction and


It’sComplication.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. (1993). Proses Keperawatan Pada Pasien


Dengan Gangguan Sistem Krdiovaskuler. Departemen Kesehatan.
Jakarta.

Tabrani. (1998). Agenda Gawat Darurat. Pembina Ilmu. Bandung.

(1994). Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Penyakit Jantung.


Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr Soetomo Surabaya

Anda mungkin juga menyukai