PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut
usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat
menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti: hipertensi,
penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi
kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark.
Penderita gagal jantung atau CHF di Indonesia pada tahun 2012 menurut
data dari Departemen Kesehatan mencapai 14.449 jiwa penderita yang
menjalani rawat inap di rumah sakit. Pada tahun 2012 di Jawa Tengah
terdapat 520 penderita CHF dan menjalani rawat inap. Selain itu, penyakit
yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit adalah gagal
jantung (readmission), walaupun pengobatan dengan rawat jalan telah
diberikan secara optimal. Hal serupa juga dibenarkan oleh Rubeinstein (2007)
bahwa sekitar 44 % pasien Medicare yang dirawat dengan diagnosis CHF
akan dirawat kembali pada 6 bulan kemudian.
Berdasarkan masalah tersebut, kami sebagai mahasiswa keperawatan perlu
memahami dan mengetahui konsep teoritis dan keterampilan profesional yang
harus dimiliki dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan pasien dengan penyakit Congestive Heart Failure (CHF)
atau gagal jantung,
B. Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan mempelajari masalah Keperawatan
Kritis yang disebabkan oleh penyakit Congestive Heart Failure (CHF).
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan Curah Jantung
a. Definisi
Ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
b. Batasan Karakteristik
1) Perubahan Frekuensi/Irama Jantung
a) Bradikardia
b) Palpitasi jantung
c) Perubahan elektrokardiogram (EKG) (mis., aritmia,
abnormalitas konduksi, iskemia)
d) Takikardia
2) Perubahan Preload
a) Distensi vena jugular
b) Edema
c) Keletihan
d) Murmur jantung
e) Peningkatan berat badan
f) Peningkatan CVP
g) Peningkatan PAWP
h) Penurunan pulmonary artery wedge pressure (PAWP)
i) Penurunan tekanan vena sentral (central venous pressure,
CVP)
3) Perubahan Afterload
a) Dyspnea
b) Kulit lembap
c) Oliguria
d) Pengisian kapiler memajang
e) Peningkatan PVR
f) Peningkatan SVR
g) Penurunan nadi perifer
h) Penurunan resistansi vascular paru (pulmonary vascular
resistance, PVR)
i) Penurunan resistansi vascular sistemik (systemic vascular
resistance, SVR)
j) Perubahan tekanan darah
k) Perubahan warna kulit (mis., pucat, abu-abu, sianosis)
4) Perubahan Kontraktilitas
a) Batuk
b) Bunyi napas tambahan
c) Bunyi S3
d) Bunyi S4
e) Dyspnea paroksimal nokturnal
f) Ortopnea
g) Penurunan fraksi ejeksi
h) Penurunan indeks jantung
i) Penurunan left ventricular stroke work index (LVSWI)
j) Penurunan stroke volume index (SVI)
5) Perilaku/Emosi
a) Ansietas
b) Gelisah
c. Faktor yang Berhubungan
1) Perubahan afterload
2) Perubahan frekuensi jantung
3) Perubahan irama jantung
4) Perubahan kontraktilitas
5) Perubahan preload
6) Perubahan volume sekuncup
2. Gangguan Pertukaran Gas
a. Definisi
Kelebihan atau deficit oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida
pada membrane alveolar-kapiler.
b. Batasan Karakteristik
1) Diaforesis
2) Dispnea
3) Gangguan penglihatan
4) Gas darah arteri abnormal
5) Gelisah
6) Hiperkapnia
7) Hipoksemia
8) Hipoksia
9) Iritabilitas
10) Konfusi
11) Napas cuping hidung
12) Penurunan karbon dioksida
13) pH arteri abnormal
14) pola pernapasan abnormal (mis., kecepatan, irama, kedalaman)
15) Sakit kepala saat bangun
16) Somnolen
17) Takikardia
18) Warna kulit abnormal (mis., pucat, kehitaman)
c. Faktor yang Berhubungan
1) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2) Perubahan membrane alveolar-kapiler
6. Intoleransi Aktivitas
a. Definisi
Ketidakcukupan energy psikologis atau fisiologis untuk
mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
yang harus atau yang ingin dilakukan.
b. Batasan Karakteristik
1) Dispnea setelah beraktivitas
2) Keletihan
3) Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
4) Perubahan elektrokardiogram (EKG) (mis., aritmia,
abnormalitas konduksi, iskemia)
5) Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
c. Faktor yang Berhubungan
1) Gaya hidup yang kurang gerak
2) Imobilitas
3) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
4) Tirah baring
7. Ansietas
a. Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan
yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan
memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.
b. Batasan Karakteristik
1) Perilaku
a) Agitasi
b) Gelisah
c) Gerakan ekstra
d) Insomnia
e) Kontak mata yang buruk
f) Melihat sepintas
g) Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam
peristiwa hidup
h) Penurunan produktivitas
i) Perilaku mengintai
j) Tampak waspada
2) Afektif
a) Berfokus pada diri sendiri
b) Distress
c) Gelisah
d) Gugup
e) Kesedihan yang mendalam
f) Ketakutan
g) Menggemerutukkan gigi
h) Menyesal
i) Peka
j) Perasaan tidak adekuat
k) Putus asa
l) Ragu
m) Sangat khawatir
n) Senang berlebihan
3) Fisiologis
a) Gemetar
b) Peningkatan keringat
c) Peningkatan ketegangan
d) Suara bergetar
e) Tremor
f) Tremor tangan
g) Wajah tegang
4) Simpatis
a) Anoreksia
b) Diare
c) Dilatasi pupil
d) Eksitasi kardiovaskular
e) Gangguan pernapasan
f) Jantung berdebar-debar
g) Kedutan otot
h) Lemah
i) Mulut kering
j) Peningkatan denyut nadi
k) Peningkatan frekuensi pernapasan
l) Peningkatan refleks
m) Peningkatan tekanan darah
n) Vasokonstriksi superfisial
o) Wajah memerah
5) Parasimpatis
a) Anyang-anyangan
b) Diare
c) Dorongan segerah berkemih
d) Gangguan pola tidur
e) Kesemutan pada ekstremitas
f) Letih
g) Mual
h) Nyeri abdomen
i) Penurunan denyut nadi
j) Penurunan tekanan darah
k) Pusing
l) Sering berkemih
6) Kognitif
a) Bloking pikiran
b) Cenderung menyalahkan orang lain
c) Gangguan konsentrasi
d) Gangguan perhatian
e) Konfusi
f) Lupa
g) Melamun
h) Menyadari gejala fisiologis
i) Penurunan kemampuan untuk belajar
j) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah
k) Penurunan lapang persepsi
l) Preokupasi
c. Faktor yang Berhubungan
1) Ancaman kematian
2) Ancaman pada status terkini
3) Hereditas
4) Hubungan interpersonal
5) Kebutuhan yang tidak dipenuhi
6) Konflik nilai
7) Konflik tentang tujuan hidup
8) Krisis maturasi
9) Krisis situasi
10) Pajanan pada toksin
11) Penularan interpersonal
12) Penyalahgunaan zat
13) Perubahan besar (mis., status ekonomi, lingkungan, status
kesehatan, fungsi peran, status peran)
14) Riwayat keluarga tentang ansietas
15) Stressor
(T. Heather Herdman, 2015-2017)
B. Penyimpangan KDM
Beban Jantung
Intoleransi Kelebihan
aktivitas Volume Cairan
BAB IV
PENANGANAN KEPERAWATAN KRITIS
A. Kesimpulan
1. Gagal jantung Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi
ketidakcukupan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolic
tubuh, baik pada saat istirahat atau aktivitas, CHF merupakan suatu
syndrome klinis sebagai respon terhadap kegagalan ventrikel, yang
ditandai oleh kongesti pulmonary dan atau kongesti vena sistematik .
CHF mencangkup tanda/gejala yang agak bervariasi, bergantung kepada
lokasi lokasi yang terkena, di bagian kanan, bagian kiri, atau pada kedua
bagian jantung.
2. Diagnosa keperawatan pada Congestive Heart Failure (CHF)
a. Penurunan Curah Jantung
b. Gangguan Pertukaran Gas
c. Kelebihan Volume Cairan
d. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
e. Ketidakefektifan pola napas
f. Intoleransi Aktivitas
g. Ansietas
3. Penanganan Kritis
a. Manajemen Perawatan Mandiri
b. Ketaatan Pasien Berobat
c. Pemantauan Berat Badan Mandiri
d. Asupan Cairan
e. Pengurangan Berat Badan
f. Kehilangan Berat Badan Tanpa Rencana
g. Latihan Fisik
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC