Anda di halaman 1dari 18

A.

definisi timbang terima


Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang
berkaitan dengan keadaan klien, timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan
sebelum pergantian shif.

B.tujuan timbang terima


1.menyampaikan masalah,kondisi,dan keadaan klien
2.menyampaikan hal hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada
klien
3.menyampaikan hal hal penting yg perlu segera ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya
4.menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

C.Langkah langkah timbang terima


a.kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
b.shif yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal hal yang akan disampaikan
c.perawaat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shif selanjutnya meliputi :
o 1.kondisi atau keadaann secara umum
o 2.tindak lnjut untuk dinas yang menerima operan
o 3.rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
o d.penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu buru
e.perawat primer dan anggota kedua shift bersama sama secara langsung melihat keadaan pasien

D. Prosedur Dalam Timbang Terima


1.Persiapan
a.Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b.Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.

2.Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung jawab:
a.Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b.Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji
secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang
sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c.Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya.
d.Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
o Identitas klien dan diagnosa medis.
o Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
o Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
o Intervensi kolaborasi dan dependen.
o Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya
operasi, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
e.Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaian pada saat timbang terima
secara singkat dan jelas
f.Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus
dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g.Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh
perawat.
(Nursalam, 2002)
Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:
a.Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab. Meliputi
faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
b.Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan
pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran informasi yang
memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada
perawat shift yang datang.
c.Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas yang
dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk melakukan
pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien langsung.
E. Metode Dalam Timbang Terima
1.Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan bahwa
operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
a.Dilakukan hanya di meja perawat.
b.Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya pertanyaan atau
diskusi.
c.Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.
d.Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi
dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.
2.Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan
model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan
melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara
umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun
bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan
diantaranya:
a.Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi penyakitnya
secara up to date.
b.Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.
c.Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika ada informasi
yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a.Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat perawat jaga
selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way communication.
b.Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c.Menggunakan komunikasi tertulis –written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau media tertulis
lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan beberapa
rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman implementasi untuk
timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
1.Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya pertanyaan dari penerima
informasi tentang informasi pasien.
2.Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi, pelayanan, kodisi
dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3.Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima dengan
melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau mengklarifikasi.
4.Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan dan terapi
sebelumnya.
5.Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan informasi atau
terlupa.

F.Faktor-faktor dalam Timbang Terima


1.Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan.
2.Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.
3.Kemampuan menginterpretasi medical record.
4.Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
5.Pemahaman tentang prosedur klinik.
G. Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga
Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri seorang
perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau operan adalah
sebagai berikut:
1.Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan biasanya
diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam. Menurunnya
kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan
dan gangguan pencernaan.
2.Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis hilangnya waktu
luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok
dalam masyarakat. Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat
itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.
3.Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek
psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental menurun yang
berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4.Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi pada usia 40-
50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah
bagi penderita diabetes.
5.Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan Smith et.
Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi
pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja.
Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi
pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama
shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.
H. Dokumentasi dalam Timbang Terima
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi keperawatan. Hal
ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan,
dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan
dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga
kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat.
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
a.Identitas pasien.
b.Diagnosa medis pesien.
c.Dokter yang menangani.
d.Kondisi umum pasien saat ini.
e.Masalah keperawatan.
f.Intervensi yang sudah dilakukan.
g.Intervensi yang belum dilakukan.
h.Tindakan kolaborasi.
i.Rencana umum dan persiapan lain.
j.Tanda tangan dan nama terang.
Manfaat pendokumentasian adalah:
•Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
•Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya tentang apa yang
sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
•Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi mengenai pasien
telah dicatat.
(Suarli & Yayan B, 2009)

I. skema timbang terima

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KEPERAWATAN

RENCANA
TINDAKAN

YANG TELAH YANG AKAN


DILAKUKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN
KEADAAN PASIEN

MASALAH:

- TERATASI
- BELUM
- SEBAGIAN
J.Mekanisme kegiatan timbang terima

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA

Pra Timbang 1. Kedua kelompok dinas 10 menit Nurse Karu


Terima sudah siap dan berkumpul Station
PP
di Nurse Station.
2. Karu mengecek kesiapan PA
timbang terima tiap PP.
3. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan
catatan (Work Sheet), PP
yang akan mengoperkan,
menyiapkan buku timbang
terima & nursing kit.
4. Kepala ruangan membuka
acara timbang terima
dilanjutkan dengan doa.

Pelaksanaan 1. PP dinas pagi melakukan 20 menit Nurse Karu


Timbang timbang terima kepada PP Station
PP
Terima dinas sore. Hal-hal yang
perlu disampaikan PP pada PA
saat timbang terima :
a. Identitas klien dan
diagnosa medis termasuk
hari rawat keberapa atau
post op hari keberapa.
b. Masalah keperawatan.
c. Data yang mendukung.
d. Tindakan keperawatan
yang sudah/belum
dilaksanakan.
e. Rencana umum yang
perlu dilakukan:
Pemeriksaan penunjang,
konsul, prosedur
tindakan tertentu.
2. Karu membuka dan memberi
salam kepada klien, PP pagi
menjelaskan tentang klien,
PP sore mengenalkan
anggota timnya dan
melakukan validasi data.
3. Lama timbang terima setiap Disamping

klien kurang lebih 5 menit, tempat

kecuali kondisi khusus yang tidur klien

memerlukan keterangan lebih


rinci.

Post timbang 1. Klarifikasi hasil validasi 5 menit Nurse Karu


terima data oleh PP sore. station
PP
2. Penyampaian alat- alat
kesehatan. PA
3. Laporan timbang terima
ditandatangani oleh kedua
PP dan mengetahui Karu
(kalau pagi saja).
4. Reward Karu terhadap
perawat yang akan dan
selesai bertugas.
5. Penutup oleh karu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

 Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.


 Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab
 Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
 Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan
kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
 Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
 Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang cukup sehingga
pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang
dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien.
 Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di
nurse station.
(Nursalam, 2008)

K. Evaluasi dalam timbang terima

Evaluasi Struktur

Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain :
Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan
memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi
ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh
perawat primer.
1. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer malam
menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima
pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse
station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang
sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien
dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
2. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
SKENARIO

Job Discription :

Kepala Ruangan : Jhoni Wahyu Saputra


Perawat Pelaksana Pagi 1 : Mike Sutia Mainingsih
Perawat Pelaksana Pagi 2 : Putra Indrawan
Perawat Pelaksana Sore 1 : Ilma Wahyuni
Perawat Pelaksana Sore 2 : Rivo Saputra
Pasien 1 : Desi Nora Putri
Pasien 2 : Tiya Monica Baminda
Pasien 3 : Wulan Ramadhani
Keluarga Pasien 1 : Alpian Rodison
Keluarga Pasien 3 : Anggi Faskal Pratama

Kepala Ruangan : Membuka dan memfasilitasi timbang terima


Perawat Pelaksana : Menjelaskan data pasien
Menjelaskan sarana dan prasarana yang tersedia
di ruangan
Menjelaskan kondisi pasien
Menjelaskan rencana yang akan dilakukan
Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan
Melakukan evaluasi
NURSE STATION
Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum wr wb, sebelum kita melakukan timbang
terima, marilah kita ucapkan puji syukur atas kehadirat allah
swt. Karena rahmat serta karunianya lah kita dapat berkumpul
disini, pada siang hari ini hari Senin, tanggal 20 Januari 2012.
Akan dilakukan kegiatan timbang terima yang rutin kita lakukan
setiap pergantian shift. Kepada perawat pelaksana yang dinas
pagi dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing pasien
saat ini ke perawat pelaksana yang dinas sore.
PP I (Pagi) : Terima kasih Bapak. Assalamu’alaikum Wr Wb, terima kasih untuk
kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menjelaskan
kondisi pasien saat ini, jumlah pasien di bangsal..... saat ini ada
3 orang. Dengan Tingkat Ketergantungan Minimal 1 orang dan
Parsial 3 orang.

Identitas Pasien Yang Pertama:


1. Nama Ny. Ratna
Dokternya Dr. Nindi
Umur 42 tahun, Tingkat Ketergantungan minimal Diagnosa
Medis Ca.Mammae post mastektomi
Keadaan Umum Pasien baik, komposmentis. TD: 110/80
mmHg T: 37 C Nadi: 100 x/menit Rr: 20x/menit. Pasien
mengeluhkan nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan
dengan skala 7. Masalah keperawatan yang ditemukan yaitu:
Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit.
Implementasi yang sudah dilakukan: monitor TTV,
Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi Tramadol 1 ampul,
Injeksi Cefotaxim 500 mg. Intervensi Yang Belum
Terlaksana: Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda
infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp,
Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain
tidak ada.
2. Nama Ny. Musyadah
Umur 47 tahun, Tingkat Ketergantungan parsial Diagnosa
Medis Ca. Recti. Keadaan Umum Pasien: lemah,
komposmentis, pucat, anemis. TD: 100/60 mmHg T: 37 C
Nadi: 800 x/menit Rr: 20x/menit. Pasien mengeluhkan nyeri
di daerah anal skala 7. Masalah keperawatan yang
ditemukan yaitu: Nyeri. Intervensi yang sudah dilakukan:
monitor TTV, Relaksasi & distraksi. Intervensi Yang Belum
Terlaksana: Rencana yg belum dilakukan: pemberian asam
mefenamat 500 mg peroral.Terapi: Asam mefenamat 3 x 500
mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet. Persiapan lain: USG
abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis,
Persiapan kolon in loop.

Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang Keadaan


Pasien Di Kamar 3 (Zaal) Saat Ini
Dan begitu juga pada perawat pelaksana 2 melaporkan keadaan pasien saat ini
PP 2 (Pagi) : Assalamu’alaikum Wr Wb, Terima Kasih Untuk Kesempatan Yang
Diberikan Kepada Saya Untuk Menjelaskan Kondisi Pasien Saat
Ini.
Identitas Pasien Yang Pertama
1. Nama Ny. Dewi
Dokternya: Dr. Samsul
Umur 41 tahun, Tingkat Ketergantungan minimal Diagnosa
Medis: Ca. mamae Keadaan Umum Pasien: baik,
komposmentis. TD: 110/80 mmhg T: 37 C N: 100x/menit
Rr: 20x/menit.
Pasien mengeluhkan takut dioperasi. Masalah keperawatan
yang ditemukan antara lain: ansietas.
Implementasi yang sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi
individu.
Intervensi yang belum terlaksana: relaksasi, pendidikan
klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B kompleks 3
x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.
Kepala Ruangan : Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah
menyampaikan kondisi dari semua pasien saat ini, mari kita
langsung saja menuju ke ruangan pasien

SAAT BERADA DI RUANGAN PASIEN


Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum Wr Wb, Bagaimana Keadaannya
ibu Ratna saat Ini?
Ny. Ratna : masih nyeri di lengan atas kanan pak.
kepala ruangan : baik buk, nanti akan dibantu oleh perawat kami.
Seperti biasa ibu kita disini akan melakukan kegiatan timbang
terima yang rutin setiap pergantian shift, tujuan dari timbang
terima ini adalah mengkomunikasikan keadaan ibu sekarang
dan menyampaikan informasi yang penting antar shift jaga.
Perkenalkan kepada perawat pelaksana sore Yang akan
bertugas menggantikan perawat pelaksana pagi ini.
Kemudian Perawat pelaksan memperkenalkan diri. Dan Masing-masing perawat
pelaksana yang dinas sore melakukan validasi langsung ke pasien.
PP 1 (Sore) : Apa yang dirasakan bu Ratna rasakan Saat ini apakah
sudah ada perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya?
Pasien : Iya suter saya masih sakit pada bagian lengan atas kanan
PP 1(Sore) : Iya ibu, sakit yang ibu rasakan merupakan efek dari
operasi yang telah ibu lakukan, namun ibu jangan terlalu
cemas karena sudah ada terapi obat tramadol yang di
berikan dokter Nindi untuk mengatasi masalah yang
diderita ibu saat ini, (perawat memberikan posisi senyaman
mungkin pada pasien dan mengajarkan teknik distraksi,
relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri) baik ya ibu, tidak
perlu sungkan bila memerlukan bantuan, kami akan akan
selalu siap memberikan pelayanan yang terbaik.
Demikian perawat pelaksana menanyakan secara bergantian keluhan dari semua
pasien yang ada di kamar 3 (zaal) untuk memvalidasi data yang dilaporkan oleh
perawat pelaksana yang bertugas pada pagi hari.
Kepala ruangan : Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau koreksi yang
perlu didiskusikan kembali ?
Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah mengikuti timbang terima ini.
(semua anggota timbang terima meninggalkan kamar pasien
dan akan menuju ke ruang obat)
Selanjutnya Karu dan perawat pelakasana pagi dan siang melakukan offeran di
ruang obat.
kepala ruangan: kepada PP pagi dipersilahkan memberikan penjelasannya.
PP 1 pagi : terimakasih pak, baiklah obat yang tersedia disini adalah
Tramadol sebanyak 7 ampul, Infus NaCl sisa 10, Vitamin C
500 mg, Vitamin B kompleks, Cefotaxim 500 mg, Asam
mefenamat 500 mg, Cefotaxim 500 mg.

PP 2 sore : ada yang perlu ditambah jumlahnya pak?? atau sudah


cukup untuk hari ini?

PP 1 pagi : saya rasa sudah cukup pak, kalau ada kekurangan minta
dulu saja ke apotik, tapi jangan lupa ditulis ya pak..

PP 2 sore : baik pak, terimakasih

DI NURSE STATION
Kepala ruangan : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan timbang
terima, saya berharap dengan adanya kegiatan ini proses
pendelegasian tugas antar shift bisa jelas dan terstruktur.
Mungkin dari pasien tadi ada yang masih harus di diskusikan
lagi?
Perawat pelaksana dinas sore mengklarifikasikan hasil validasi kepada Karu dan
perawat pelaksana dinas pagi.
PP 1 (Sore) : Iya, ada tambahan dari pasien kamar 3 (zaal) atas nama ibu
Ratna masih mengeluhkan nyeri di bagian lengan atas kanan.
PP 1 (Pagi) : untuk ibuk Ratna tadi sudah diberikan terapi obat sesuai
dengan anjuran dari dokter Nindi
Kepala Ruangan : untuk intervensi selanjutnya pasien ibu Ratna Berikan posisi
yang nyaman dan ajarkan teknik distraksi relaksasi, bila perlu
konsulkan lagi ke dokter Nindi untuk terapi obat tramadol
Apakah masih bisa berikan atau diganti dngan obat yang lain.
PP 1 (sore) : Baik pak.. terima kasih.

Kepala ruangan : Terima kasih atas kerjasamanya perawat pelaksana yang telah bekerja dengan
baik. Demikian tadi timbang terima ini semoga apa yang telah kita lakukan hari ini memberikan
banyak keuntungan bagi kita semua, dan kita diberikan kelancaran dalam melaksanakan tugas
masing-masing. Demikian saya akhiri Wassalamu’alaikum wr, wb.

*NB: pasien menyesuaikan peran sesuai keadaan dan kondisi yang telah rencanakan oleh
kelompok melalui Status klien di buku status. Dan keluarga menyesuaikan keadaan terkait
kondisi klien.

DAFTAR  PUSTAKA

Nursalam, (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Salemba Medika. Jakarta.

PSIK, (2003). Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners. Surabaya.


Depkes RI. 2006. Panduan Nasional Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.
Online.http://www.inapatsafety-persi.or.id/data/panduan.pdf.Diakses tanggal 26 Januari 2013.
Dewi, M. 2011. Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan
Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD
Raden.Online.http://www.ejurnal.ung.ac.id/index.php.Diakses tanggal 26 Januari 2013.

Anda mungkin juga menyukai