Anda di halaman 1dari 6

KONSEP TIMBANG TERIMA

 
A.   Pengertian Timbang Terima
Timbang terima sering disebut dengan operan atau over hand. Operan adalah suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
klien. Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan
perkembangan saat itu  Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna 

B.   Tujuan Umum:
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.

C.  Tujuan Khusus:
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien
3. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

D.  Manfaat bagi perawat :


1.      Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2.      Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat
3.      Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
4.      Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien
5.      Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatan
6.      Menimbulkan rasa aman
7.      Meningkatkan percaya diri/bangga

E.   Manfaat bagi pasien:


Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap
 
F.    Manfaat bagi Rumah sakit:
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif
G.  Tahapan dan Bentuk Pelaksanaan Operan
Menurut Lardner et.all (1996), operan memiliki 3 tahapan yaitu:
1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab. Meliputi
faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan
pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran
informasi yang memungkin adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift
sebelumnya kepada perawat shift yang dating.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas
yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk
melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien langsung.

H. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pergantian shift atau


operan jaga, diantaranya (Nursalam, 2002)
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang
disampaikan
3. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang
selanjutnya meliputi :
a. Kondisi atau keadaan klien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
5. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara
langsung melihat keadaan klien.

I. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur operan jaga (Nursalam, 2002),
meliputi:
1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung
jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien,
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang
berikutnya
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medic
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi dan dependen
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya,
misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya,
persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaan pada saat timbang
terima secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan
oleh perawat.

Operan jaga (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi


komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk
kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.
Operan jaga memiliki beberapa bentuk pelaksanaan diantaranya:
1. Menggunakan tape recorder. Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian
diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one
way communication
2. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken. Melakukan pertukaran informasi dengan
berdiskusi.
3. Menggunakan komunikasi tertulis-written. Melakukan pertukaran informasi dengan
melihat pada medical record saja atau media tertulis lain. Berbagai metode yang
digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan beberapa rumah sakit
menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.

J.   Efek Shift Kerja atau Operan


Shif kerja atau operan memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri seorang perawat
sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau operan adalah sebagai
berikut:
1. Efek Fisiologis
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan
biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam.
Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah.
Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, Efek fisiologis hilangnya
waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu
aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau
sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau
tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari
lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek
psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental menurun yang
berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan
pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi pada
usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan kadar
gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan
Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling
tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan
0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan
tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa
kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift
malam.

K.  Dokumentasi Dalam Operan


1. Identitas klien
2. Diagnosa medis klien
3. Dokter yang menangani
4. Kondisi saat klien ini
5. Masalah Keperawatan
6. Intervensi yang sudah dilakukan
7. Intervensi yang belum dilakukan
8. Tindakan kolaborasi
9. Rencana umum dan persiapan lain
10. Tanda tangan dan nama terang

Contoh Dokumentasi Operan


NO / NAMA / UMUR / NO.REG / DX / DR / LAPORAN KEGIATAN
Ny. Tholhah (42 thn)
(5870049) Ca.Mammae post mastektomi / Dr.Nindi KU: baik, komposmentis. TD: 110/80, N:
100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan: nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan
dengan skala 7. Masalah keperawatan: Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit.
Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi
Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda
infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus
NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional.
Jakarta : Salemba Medika.
Anonim. 2009. http://ckjnersmanajer.blogspot.com.
Anonim. 2009. http://ckjnersmanajer.blogspot.com
Anonim. 2009. http://httpyasirblogsotcom.blogspot.com
Anonim. 2010. http://rofinursemanager.blogspot.com
Sigit Purnomo. 2010. https://www.academia.edu/10107336/TIMBANG_TERIMA. Diakses
pada 27 Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai