Anda di halaman 1dari 9

TUGAS UAS

“Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu tugas UAS


Manajemen Mutu Layanan Rumah Sakit”

Di Susun Oleh :

Laura Tabita (186080019)

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
TAHUN 2019
PERAWAT LALAI DAN TIDAK MELAKUKAN OPERAN ATAU
TIMBANG TERIMA

A. ABSTRAK
Menurut Nursalam (2011) definisi timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum
pergantian dinas. Selain laporan antar dinas, dapat disampaikan juga informasi
yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
Timbang terima merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada
perkembangan sosio-teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam
berkomunikasi. Timbang terima dinas berperan penting dalam menjaga
kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002).
Menurut Australian Medical Association/AMA (2006), timbang terima
merupakan pengalihan tanggung jawab profesional dan akuntabilitas untuk
beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau kelompok pasien, kepada
orang lain atau kelompok profesional secara sementara atau permanen. Timbang
terima merupakan komunikasi yang terjadi pada saat perawat melakukan
pergantian dinas, dan memiliki tujuan yang spesifik yaitu mengomunikasikan
informasi tentang keadaan pasien pada asuhan keperawatan sebelumnya.

B. STUDI KASUS
An. N seorang laki-laki pada tanggaal 18 November 2018, sedang
melakukan perawatan rawat inap di rumah sakit X, pasien habis mengalami
kecelakaan lalu lintas di jalan raya semanggi. Saat dokter selesai melakukan
tindakan pengobatan Tn. N di pindakan di ruang rawat inap dan dokter
memberikan instruksi untuk pemasangan gelang “ resiko jatuh “ ke pada pasien.
Dan saat itu sudah jam bergantian shiff perawat, perawat A lupa memberikan
operan kepada perawat B sehingga pasien tidak menggunakan gelang “ Resiko
jatuh “ beberapa jam kemudian Tn.N ditemukan jatuh di lantai kamar rawat inap
nya.

C. ANALISIS
Dalam kasus ini terlihat jelas kelalaian yang di lakukan oleh perawat A
dapat membahayakan keselamatan pasien dan memperburuk keadaan pasien.
Seharusnya saat pergantian jam kerja perawat harus melakukan operan terlebih
dahulu tentang semua pasien yang masuk pada hari itu, dan perkembangan pasien
yang masih melakukan perawatan inap.

D. TELAAH TEORI
Tanggung jawab perawat pelaksana di ruang wat inap sebagai berikut :
1. kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
standar
2. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan
keperawatan / kegiatan lain yang dilakukan.

Wewenang perawat pelaksana di ruang rawat inap :


1. Meminta asuhan dan petunjuk kepada atasan.
2. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien /keluarga pasien sesuai
kemampuan dan batas kewenangannya.

Uraian Tugas perawat pelaksana di ruang rawat inap :


1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
2. Menerima pasien baru sesuai sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
3. Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan
siap pakai.
4. Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa
keperawatan sesuai batas kewenangannya.
5. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.
6. Menyusun rencana keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan batas
kemampuannya antara lain Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai
program pengobatan, Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya mengenai penyakitnya.
7. Melatih /membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.
8. Melakukan tindakan darurat kepada pasien (antara lain panas tinggi,
kolaps, pendarahan, keracunan, henti nafas dan henti jantung), sesuai
dengan protap yang berlaku selanjutnya segera melaporkan tindakan yang
telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/ dokter jaga.
9. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya.
10. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat
berdasarkan hasil observasi tersebut, sesuai batas kemampuannya.
11. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
12. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergiliran
sesuai jadwal dinas.
13. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat.
14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan,
antara lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin /persetujuan
atasan.
15. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar sesuai standar asuhan keperawatan.
16. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis, pada saat penggantian dinas.
17. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan kebutuhan pasien mengenai Program diet, Pengobatan
yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya, Pentingnya pemeriksaan
ulang di rumah sakit, puskesmas dan institusi kesehatan ini, Cara hidup
sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi, atau bahan,
pengganti sesuai dengan keadaan social ekonomi.
18. Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan, seperti Kursi
Roda, Tongkat penyangga.
19. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah,
misalnya Merawat luka, Melatih anggota gerak
20. Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi Menyediakan formulir
untuk penyelesaian administrasi, seperti Surat Izin Pulang, Surat
Keterangan Istirahat, Petunjuk Diet, Resep obat untuk dibawa pulang,
Surat rujukan atau pemeriksaan ulang, Dan lain – lain.

Operan perawat (Timbang Terima)

Peran sering disebut dengan timbang terima atau over hand. Operan adalah suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien.

Tujuan Operan
1. Tujuan umum :
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang
penting.

2. Tujuan Khusus :

a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien ( data fokus)


b. menyampaikan hal yang sudah atau belum dilakukan dalam pemberian
asuhan keperawatan kepada pasien
c. menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjutin oleh perawat dinas
berikutnya
d. menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

Manfaat operan atau timbang terima bagi perawat :


1. meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2. menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
3. perawat dapt mengikuti perkembangan klien secara paripurna
4. peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien
5. terhindar dari kekeliruhan pemberian tindakan keperawatan
6. menimbulkan rasa aman
7. meningkatkan percaya dri

Manfaat bagi pasien :


Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap

Manfaat bagi rumah sakit :


Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprensif

Tahapan dan bentuk pelaksanaan operan :


1. persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggung
jawab, meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga
sebelumnya
2. pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakaukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri
yang berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya
komunikasi dua adarah antara perawat yang shif sebelumnya kepada
perawat shift yang data
3. pengecekan ulang informasi oleh perawat yang dating tentang tanggung
jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang
menerima operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada
medical record atau pada pasien langsung.

Prosedur Operan
Persiapan :
1. kedua kelompok sudah dalam keadaan siap
2. kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
pelaksanaan :
1. Operan dilaksanakan setiap pergantian shift
2. Dari Nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan operan dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah & yang belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
3. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
perawat jaga berikutnya.
4. Hal – hal yang perlu di sampaikan pada saat operan :
a. identitas pasien & diagnosa medis
b. masalah keperawatan yang muncul
c. tindakan keperawtan yang sudah dan yang belum
d. intervensi kolaborasi dan dependensi
e. rencana umum & persiaoan lain

Dokumentasi dalam operan :


1. indentitas pasien
2. diagnosa medis pasien
3. dokter yang menangani
4. kondisi pasien saat ini
5. masalah keperawatan
6. intervensi yang sudah dilakukan
7. intervensi yang belum dilakukan
8. tindakan kolaborasi
9. rencana umum dan persiapan lain
10. tanda tangan dan nama terang
Contoh Operan :
OPERAN TIM A
NO NAMA/UMUR/NO.REG/
DX/DR. LAPORAN KEGIATAN
1 Ny. Tholhah (42 thn) (5870049) Ca.Mammae post mastektomi / Dr.Nindi KU:
baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan:
nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7. Masalah keperawatan:
Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit. Rencana yg sudah dilakukan:
monitor TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi Tramadol 1 ampul,
Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi,
Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus
NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.

Kesimpulan
Operan atau timbang terima atau handover adalah suatau prosedur yang
wajib di lakukan oleh petugas medis, mau dokter maupun perawat. Saat petugas
medis selesai melakukan tugas atau selesai melakukan sift mereka wajib
melakukan operan atau timbang terima ke petugas medis berikutnya. Dan data
yang harus di operkan adalah indentitas pasien, diagnosa medis pasien, dokter
yang menangani , kondisi pasien saat ini, masalah keperawatan , intervensi yang
sudah dilakukan ,intervensi yang belum dilakukan , tindakan kolaborasi , rencana
umum dan persiapan lain, tanda tangan dan nama terang.

Saran
Perawat harus melakukan semua tugas dengan sebaik-baiknya dan telitih
karena jika ada satu hal saja yang miss dalam segala tindakan pelaporan, bukan
hanya pasien saja yang mendapat rugi, tetapi perawat dan nama baik rumah sakit
pun akan mendapat rugi.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Rostandi Purba, Juli. Achmad fathi. 2012. Jurnal Gaya Kepemimpinan dan   Manajemen
Koflik Kepala Ruangan di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan
Sugiharto, A. S, Dkk. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi MPKP di Rumah
Sakit.Jakarta: EGC
Bassie, L, M. (2013). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: Teori dan Aplikasi
(4th ed.). Jakarta: EGC
Kementerian Kesehatan RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010.
http://www.depkes.go.id.

Anda mungkin juga menyukai