DISUSUN OLEH :
1. Al Ikhlas Jonevi
3. Albi Saputra
5. Khaira Nikmah
6. Rohadhatul Atika
7. Tesa Aprianti
8. Tri Selsa
9. Zenita Zazkia
UNIVERSITAS PERINTIS
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Oleh karena itu, kami dari kelompok 1 akan membahas tentang model praktek
keperawatan profesional dalam fase timbang terima.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
PEMBAHASAN
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya
handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover
adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat
pada pergantian shift jaga. (Nursalam, 2008)
Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang
informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan
perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan,
klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien.
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan
dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas
sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan. (Kassean, H.K, 2005)
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing- masing
penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan
kepada perawat yang berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:
1) Identitas klien dan diagnosa medis.
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
4) Intervensi kolaborasi dan dependen.
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan
untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan
secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang
jelas penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh perawat.
b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan
datang melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu
sendiri yang berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya
komunikasi dua arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada
perawat shift yang datang.
c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung
jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat
yang menerima operan untuk melakukan pengecekan data informasi
pada medical record atau pada pasien langsung.
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang
tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya
perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan
pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya ganggun akehidupan keluarga, efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman,
dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991)
mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara
pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur,
sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat
tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku
kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap
Kesehatan Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini
cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi
masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa
frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja
(malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi
tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan
industri terjadi pada shift malam. Kenyataan bahwa kecelakaan cenderung
banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.
Pasien
Rencana Tindakan
Perkembanbangan
Keadaan Pasien
Masalah:
1 teratasi
2 1 belum teratasi
3 Teratasi sebagian
4 Munculn masalah baru
Pembimbing/Supervisor :
5. Uraian Kegiatan
a Prolog
Pada hari jum’at jam 09.00 seluruh perawat shift pagi dan sore
serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan
timbang terima.
b Sesi I di nurse station
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului
dengan do’a dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk
melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas
kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP shift sore
memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah
dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan
dependen. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-lain), hal yang
belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan
timbang terima di nurse station berupa laporan
tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien.
c Sesi II di ruang perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke
tempat pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan
memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang
mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami
masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan
tidak lebih 5 menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat
rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat
dilakukan di nurse station setelah kunjungan ke pasien berakhir.
d Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang
bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima dilakukan, maka
kedua PP menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui
oleh kepala ruang.
e Evaluasi
a. Struktur Input
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang
telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien
dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruang selalu
memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada
pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan
timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat
primer yang bertugas saat itu.
b. Proses
c. Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan oleh
dilaksanakan seluruh perawat yang bertugas maupun yang
akan mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke
perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift.
Timbang terima pertama dilakukan di nurse station
kemudian ke ruang perawatan pasien dan kembali lagi ke
nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien,
diagnosis keperawatan, dan intervensi yang belum/ sudah
dilakukan. Waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit
saat klarifikasi ke pasien.
d. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.
Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien.
Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
Umur :
Tanggal :
Kamar :
Diagnose medis:
Asuhan Keperawatan
Shift Pagi Shift Sore Shift Malam
Masalah keperawatan
Data focus S: S: S:
Data subjektif dan O: O: O:
objektif A: A: A:
P: P: P:
Intervensi yang sudah
Dilakukan
Intervensi yang belum
Dilakukan
Tanda tangan PP PP pagi: Pp Sore : PP malam:
Pp sore: Pp Malam: Pp pagi :
Karu: Karu
DAFTAR PUSTAKA
A. Peran
Karu
Ppja
Perawat shift pagi
Perawat shift siang
B. Pelaksanaan
Pagi pukul 07.45 wib, tiba lah perawat Shift pagi bersama karu.
Perawat Pagi :Assalamualaikum,,
Perawat malam :Walaikumsalam
Perawat malam :Ehh,, sudah datang...
Perawat Pagi :Iya, , , alhamdulillah tepat waktu...
Perawat malam :Yasudah, letakkan dulu tasnya diruangan
Perawat pagi :Baiklah,,
Detik-detik Proses Operan pun tiba pada jam 08.00 Wib, setelah lengkap Karu,
Katim dan perawat shift pagi datang...
Karu : (melihat jam) sudah jam 08.00 nih, sudah waktunya operan shift
malam dengan shift pagi...
Perawat malam: baik bu,, mari kita mulai saja operan pagi ini
Untuk tim dinas pagi ini ada ada satu pasien lama dan tidak ada pasien baru.
Pasien kita yaitu atas nama bpk januar berumur 61 tahun 10 bulan masuk pada
tanggal 27 november 2023 , dirawat di kamar 2.1. Masuk dari IGD dengan
diagnosa anemia berat ec gros hematuria, ca buli + hidronefrosis, dengan dr.
Sufriadi Sp.U. pada tanggal 1 Desember 2023 pukul 09.00 wib dengan
diagnosa keperawatan nyeri pada perut bagian bawah pusat memberat 2 hari
sebelum masuk rumah sakit.
Background :
Assesment :
Pasien ini memiliki status kesadaran composmetis GCS 15, dengan status
hemodinamik stabil (TD 110/70mmhg, nadi 84x/menit, suhu 36,5ºC, RR
20x/menit), SP02 98%, skala nyeri 5, pasien tampak pucat, pasien mengeluh
kesulitan BAB dan BAK. Dan kami sudah mengajarkan teknik nafas dalam,
didapatkan data pendukung hb:6,89 ml/dl
Rekomendasi :
Kaji skala nyeri
Monitor nadi, pernafasan, suhu tubuh, tekanan darah.
Monitor eliminasi urine dan cek kepatenan kateter
serta edukasi minum yang cukup
Ajarkan teknik nafas dalam kolaborasi pemberian keterolac.
Posisi semi fowler, monitor nadi, pernafasan, suhu tubuh, tekanan darah.
Karu : baiklah untuk tim pagi , ada yang mau diklarifikasi atau ditanyakan ?
Karu : selamat pagi bapak, bagaimana kabarnya hari ini, sudah makan pak?
bagaimana nyeri pada perutnya, bagian tidurnya apakah nyenyak ?
Pasien : pagi suster........, baik kabarnya, saya sudah makan sust, nyeri perut bawahnya
masih ada tapi hilang timbul....
PP : selamat pagi pak kami perawat shift malam sudah selesai bertugas dan akan
digantikan oleh tim pagi.
Karu : baiklah pak ... terimakasih , kami permisi dulu, kalau ada keluhan silahkan
hubungi perawatnya.
Di nurse station...
Karu : baiklah teman-teman hand over kita sudah selesai , untuk shift malam
silahkan pulang semoga selamat tujuan, dan untuk shift pagi selamat bertugas.
Saya tutup dengan , Assalamualaikum wr wb.