Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Hasil-hasil penelitian terkait pada masalah pada kasus kegawatdaruratan Trauma Kepala

Oleh:

Khaira Nikmah
1914201287

Dosen Pembimbing :

Ns. Lisa Mustika Sari M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TAHUN 2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, Yang Telah
Melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya, karena hanya dengan karunianya itulah penyusun
makalah ini dapat di sesuiakan dengan rencana.

Penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada yang sebagai dosen mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat. terselesaikannya makalah ini yang berjudu “Hasil-hasil
penelitian terkait pada masalah pada kasus kegawatdaruratan Trauma Kepala

Penyusun meyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurnah.Untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.Atas perhatian dan tanggapan dari pembaca kami ucapkan terima kasih.

Bukittinggi , 29 Maret 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cedera kepala merupakan permasalahan kesehatan global sebagai penyebab kematian,
disabilitas, dan defisit mental. Cedera kepala menjadi penyebab kematian utama
disabilitas pada usia muda, penderita cedera kepala sering kali mengalami edema serebri
yaitu akumulasi kelebihan cairan di intraseluler atau ekstraseluler ruang otak atau
perdarahan intracarnial yang mengakibatkan meningkatnya tekanan intra kranial (Kumar,
2013).
Menurut WHO setiap tahun di Amerika Serikat hampir 150.000 kasus cedera kepala.
Dari jumlah tersebut 100.000 diantaranya mengalami kecacatan dan 50.000 orang
meninggal dunia. Saat ini di Amerika terdapat sekitar 5.300.000 orang dengan kecacatan
akibat cedera kepala. Data insiden cedera kepala di Eropa pada tahun 2010 adalah 500 per
100.000 populasi. Insiden cedera kepala di Inggris pada tahun 2005 adalah 400 per
100.000 pasien per tahun (Irawan, 2010). Prevalesi cedera kepala nasional adalah 8.2
persen, pravalensi tertinggi ditemukan di Sulawesi Selatan (12,8%) dan terendah di Jambi
(4,5%) dari survey yang dilakukan pada 15 provinsi. Riskesdas 2013 pada provinsi Jawa
Tengah menunjukkan kasus cedera sebesar 7,7% yang disebabkan oleh kecelakaan
sepeda motor 40,1%. Cedera mayoritas dialami oleh
Respon Time merupakan Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving
it’s Live Saving, artinya seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat
haruslah benar-benar efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan pada kondisi tersebut
pasien dapat kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit saja. Respon time merupakan
kecepatan dalam penanganan pasien, dihitung sejak pasien datang sampai dilakukan
penanganan (Suhartati dkk, 2011). Waktu tanggap pelayanan merupakan gabungan dari
waktu tanggap saat pasien tiba di depan pintu rumah sakit sampai mendapat tanggapan
atau respon dari petugas instalasi gawat darurat dengan waktu pelayanan yaitu waktu
yang diperlukan pasien sampai selesai. Waktu tanggap pelayanan dapat dihitung dengan
hitungan menit dan sangat dipengaruhi oleh berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga
maupun komponen-komponen lain yang mendukung seperti pelayanan laboratorium,
radiologi, farmasi dan administrasi. Waktu tanggap dikatakan tepat waktu atau tidak
terlambat apabilawaktu yang diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata standar yang ada
(Sekar, 2015).
Ketepatan menurut Hughes (2008), Ketepatan adalah kemampuan untuk memberikan
suatu tindakan sesuai dengan prioritas masalah..Menurut Kotler dalam Laksana (2008),
ketepatan adalah suatu bentuk pelayanan yang diberikan sesuai dengan sistem, prosedur,
maupun strategi operasional.IGD atau Instalasi Gawat Darurat, adalah layanan yang
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dalam kondisi gawat darurat dan
harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang cepat (Sekar,
2015). Gawat suatu kondisi dimana korban harus segera ditolong, apabila tidak segera
ditolong maka akan mengalami kecacatan atau kematian (Iskandar, 2006). Darurat suatu
kondisi dimana korban harus segera ditolong tetapi penundaan pertolongan tidak akan
menyebabkan kecacatan atau kematian (Iskandar, 2006)

1.2 Tujuan
a) Ringkasan Hasil penelitian yang di publikasikan dijurnal
b) Asuhan Keperawatan Terkait sesuai sumber yang ada
c) Implikasi hasil penelitian terhadap pelayanan keperawatan gawat darurat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ringkasan Hasil penelitian yang di publikasikan dijurnal

Judul Ketepatan dan Kecepatan Terhadap Life Saving Pasien Trauma Kepala
Volume : Tahun 2018
Peneliti Dianingrum Putri, Cemy Nur Fitria

Volume The 7th University Research Colloqium 2018


STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Penulis : Latar Belakang Cedera kepala merupakan permasalahan kesehatan global sebagai
penyebab kematian, disabilitas, dan defisit mental. Cedera kepala menjadi
penyebab kematian utama disabilitas pada usia muda, penderita cedera
kepala sering kali mengalami edema serebri yaitu akumulasi kelebihan
cairan di intraseluler atau ekstraseluler ruang otak atau perdarahan
intracarnial yang mengakibatkan meningkatnya tekanan intra kranial
(Kumar, 2013).
Menurut WHO setiap tahun di Amerika Serikat hampir 150.000 kasus
cedera kepala. Dari jumlah tersebut 100.000 diantaranya mengalami
kecacatan dan 50.000 orang meninggal dunia. Saat ini di Amerika terdapat
sekitar 5.300.000 orang dengan kecacatan akibat cedera kepala. Data insiden
cedera kepala di Eropa pada tahun 2010 adalah 500 per 100.000 populasi.
Insiden cedera kepala di Inggris pada tahun 2005 adalah 400 per 100.000
pasien per tahun (Irawan, 2010). Prevalensi cedera kepala nasional adalah
8.2 persen, pravalensi tertinggi ditemukan di Sulawesi Selatan (12,8%) dan
terendah di Jambi (4,5%) dari survey yang dilakukan pada 15 provinsi.
Riskesdas 2013 pada provinsi Jawa Tengah menunjukkan kasus cedera
sebesar 7,7% yang disebabkan oleh kecelakaan sepeda motor 40,1%. Cedera
mayoritas dialami oleh
Respon Time merupakan Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu
Time Saving it’s Live Saving, artinya seluruh tindakan yang dilakukan pada
saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien. Hal ini
mengingatkan pada kondisi tersebut pasien
dapat kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit saja. Respon time
merupakan kecepatan dalam penanganan pasien, dihitung sejak pasien
datang sampai dilakukan penanganan (Suhartati dkk, 2011). Waktu tanggap
pelayanan merupakan gabungan dari waktu tanggap saat pasien tiba di depan
pintu rumah sakit sampai mendapat tanggapan atau respon dari petugas
instalasi gawat darurat dengan waktu pelayanan yaitu waktu yang diperlukan
pasien sampai selesai. Waktu tanggap pelayanan dapat dihitung dengan
hitungan menit dan sangat dipengaruhi oleh berbagai hal baik mengenai
jumlah tenaga maupun komponen-komponen lain yang mendukung seperti
pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi dan administrasi. Waktu tanggap
dikatakan tepat waktu atau tidak terlambat apabilawaktu yang diperlukan
tidak melebihi waktu rata-rata standar yang ada (Sekar, 2015).
Ketepatan menurut Hughes (2008), Ketepatan adalah kemampuan untuk
memberikan suatu tindakan sesuai dengan prioritas masalah..Menurut Kotler
dalam Laksana (2008), ketepatan adalah suatu bentuk pelayanan yang
diberikan sesuai dengan sistem, prosedur, maupun strategi operasional.IGD
atau Instalasi Gawat Darurat, adalah layanan yang disediakan untuk
memenuhi kebutuhan pasien yang dalam kondisi gawat darurat dan harus
segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang cepat
(Sekar, 2015). Gawat suatu kondisi dimana korban harus segera ditolong,
apabila tidak segera ditolong maka akan mengalami kecacatan atau kematian
(Iskandar, 2006). Darurat suatu kondisi dimana korban harus segera ditolong
tetapi penundaan pertolongan tidak akan menyebabkan kecacatan atau
kematian (Iskandar, 2006)

Metode penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasi,
yaitu menhubungkan antara variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah respon time dan ketepatan, sedangkan variabel terikatnya adalah
life saving pasien cedera kepala. Penelitian ini menggunakan p endekatan
cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil waktu
tertentu yang relatif pendek pada tempat tertentu (Sujarweni, 2014).
Teknik pengumpulan data diperoleh dari mengobservasi respon time dan
ketepatan data dimasukkan pada lembar observasi dan mengukur tingkat life
saving pasien cedera kepala menggunakan lembar observasi, dimana dalam
lembar observasi terdapat indikator penilaian yang meliputi GCS, tekanan
darah, suhu, nadi, dan respirasi. Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan antara respon time dan ketepatan terhadap life saving
pasien cedera kepala di IGD RSUD Karanganyar. Tekhnik yang digunakan
adalah Uji Korelasi Kendall-Tau. Apabila ada hubungan antara variabel
kedua variabel berdasarkan angka koefisiensi korelasi.

Hasil Penelitian Analisis univariat bertujuan untuk menggambarkan atau mendiskripsikan


masingmasing variabel. Karena semua variabel diukur dalam bentuk
kategori, maka deskripsi dilakukan dalam bentuk tabel dan diagram
distribusi frekuensi:
1. Hasil berdasarkkan umur: Usia berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan. Semakin tua
umurseseorang maka proses perkembangannya juga akan baik, akan
tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan mental
ini tidak secepat seperti ketika umur belasan tahun
2. Jenis kelamin: petugas kesehatan laki-laki di IGD lebih banyak
dibutuhkan tenaganya untuk menangani beberapa kasus yang cukup
serius dibandingkan petugas kesehatan perempuan.
3. Respon time : Respon time merupakan kecepatan dalam penanganan
pasien, dihitung sejak pasien datang sampai dilakukan penanganan.
Klasifikasi respon time dibagi menjadi dua, yaitu cepat dan lambat.
Dimana respon time dikatakan cepat apabila memiliki waktu tanggap ≤
5 menit. Dan dikatakan lambat apabila memiliki waktutanggap > 5
menit salah satu indikator keberhasilan medik gawat darurat adalah
kecepatan (respon time) memberikan pertolongan yang memadai kepada
4. Ketepatan : Ketepatan adalah suatu bentuk pelayanan yang diberikan
sesuai dengan sistem, prosedur, maupun strategi operasional . Pada saat
melakukan penatalaksanaan cedera kepala petugas medis bukan hanya
dituntut pada kecepatan waktu penanganan melainkan dengan ketepatan
tindakan yang diberikan untuk meningkatkan kualitas keadaan pasien
cedera kepala.
5. Live Saving : Korelasi bertanda positif menunjukkan arah hubungan
berbanding lurus, artinya, semakin cepat respon time maka semakin
baik life saving pasien cedera kepala.
6. Hubungan antara ketepatan dengan live saving : menunjukkan bahwa
tingkat hubungan termasuk kuat. Korelasi bertanda positif menunjukkan
arah hubungan berbanding lurus, artinya semakin tepat melakukan
tindakan maka semakin baik life saving pasien cedera kepala.
7. Hubungan antara respon time dengan life saving pasien cedera kepala
menunjukkan bahwa tingkat hubungan termasuk kuat. Korelasi bertanda
positif menunjukkan arah hubungan berbanding lurus, artinya, semakin
cepat respon time maka semakin baik life saving pasien cedera kepala.

2.2 Asuhan Keperawatan Terkait sesuai sumber yang ada


a. Kasus
Hasil asuhan keperawatan menunjukan bahwa klien 1 mengalami kecelakaan pada hari
minggu jam 19.00 pada tanggal 22-04- 2018 karena menghindari anak kecil yang sedang
bermain di pinggir jalan sehingga pasien jatuh dan kemudian sama warga yang menolong di
bawa ke RS Toloengrejo Pare dengan patah pada tangan kanan dan bengkak pada mata
dengan luka robek 3 cm pada dahi bagian kanan dengan 7 jahitan Sedangkan klien 2
mengalami kecelakaan pada hari minggu pada tanggal 22-04-2018 jam 13.00 tabrakan
dengan sesama sepeda motor dan klien berdua dengan temannya dengan luka dan bengkak
pada mata dan rahang dengan gigi lepas 3 dan mulut dengan 4 jahitan karena luka robekdan
pasien di rawat inap di Puskemas Perak selama 2 hari dan kemarin tanggal 23-04- 2018
keluarga klien meminta untuk di rujuk di RSUD Jombang karena bengkak pada rahang tiak
kunjung sembuh agar bisa di lakukan foto pada rahang yang bengkak di rujuk lewat IGD jam
16.16 dan di rawat inap di Ruang Asoka pada jam 18.10. pasien jatuh dengan keadaan.
b. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada 2 klien di Ruang Asoku RSUD
Jombang pada kasus Trauma Kepala Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak didaputkan
1. Pengkajian
Dengan trauma kepala akan di tandai dengan kehilangan kesadaran seketika terjadi
untudengan masalah Resiko beberapa menit dan klien juga akan mengeluhkan pusing
pada kepala bahkan di sertai dengan mual dan itu terjadi karena adanya peningkatan
tekanan intrakranial. Pada klien 1 di tandai dengan keluhan pusing dan klien tampak
lemah hanya berbaring di tempat tidur pada klien 2 pasien mengeluhkan pusing dan mual
dan tampak pasien gelisah karena kesakitan.
2. Diagnosa keperawatan
Pada klien 1 dan klien 2 menunjukkan Masalah Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
Otak. Hal ini dibuktikan dari klien yang mengeluh pusing dan hanya berbaring di tempat
tidur. peneliti Perfusi Otak di akibatkan oleh situasi oksigen dalam otak menurun apabila
tidak di atasi dengan segera akan terjadi Menurut Resiko Ketidakefektifan Jaringan
peningkatan tekanan intrakranial sehingga pasien mengeluh pusing dan tekanan darah
meningkat.
3. Intervensi
Intervensi yang di berikan pada klien terutama cara menimalisir pusing yang oleh ke di
keluhkan klien. Berdasarkan hasil penelitian pada ke 2 perubahan signifikan dikarenakan
klien sangat untuk klien terdapat yang komprehensif proses penyembuhannya karena
pasien ingin melakukan bisa aktivitas segera terutama ingin segera ke sekolah agar tidak
ketinggalan pelajaran. Untuk mendukung proses kesembuhannya dengan dilakukan
manajemen edema serebral yaitu memonitor adanya kebingungan pasien saat bicara,
memonitor tanda-tanda vital di ajak dengan melihat hasil dari tekanan
darah,suhu,nadi,respirasi pada klien dan setelah atau sebelum berkativitas bisa di lihat
tekanan darahnya apa ada perbedaan yang menonjol, memonitor tekanan intrakranial dapat
di lakukan dengan meletakan posisi klien dengan netral Otak di tandai dengan pasien yang
selalu mengeluhkan pusing pada kepala setelah mengalami kecelakaan. Intervensi
Keperawatan yang di berikan pada klien yang mengalami Trauma Kepala dengan Masalah
Keperawatan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak dengan Manajemen Edema Serebral,
Monitor Tanda-tanda vital, Resiko Monitor Tekanan Intrakranial.
4. Implementasi
Implementasi klien yang mengalami Trauma Kepala pada dengan Keperawatan
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak dilakukan secara menyeluruh keperawatan
dilakukan Masalah Resiko tindakan sesuai perencanaan.
5. Evaluasi
Evaluasi klien catatan perkembangan selama 3 hari pada 2 klien menunjukkan bahwa
klien 1 dan 2 sudah dikatakan mulai berkurang skitnya.
2. 3 Implikasi hasil penelitian terhadap pelayanan keperawatan gawat darurat

1. Hubungan yang signifikan antara ketepatan penilaian triage dengan tingkat keberhasilan
penanganan pada pasien di Instalasi Gawat Darurat karena semakin cepat dan tepat perawat
dalam menangani pasien di Intalansi Gawat Daruat maka tingkat keberhasilan penanganan
pun akan berhasil dan mengurangi kejadian yang tidak diinginkan bahkan dapat mencegah
terjadinya kematian. Hal ini didukung juga oleh keterampilan dan kemampuan kerja yang
dipengaruhi oleh lingkungan kerja dan keahlian semakin terasah karena sudah banyaknya
kasus yang sudah ditangani di IGD, serta semua perawat sudah mengikuti pelatihan-platihan
seperti BTCLS
2. Ketepatan penilaian triase sangat menentukan tingkat ketepatan dan kecepatan dalam
mengambil keputusan tindakan yang diperlukan. Kecepatan pengambilan keputusan ini
akan sangat mempengaruhi kecepatan penanganan, pengobatan dan perawatan yang
dibutuhkan oleh pasien.
3. keberhasilan penanganan pasien tidak hanya dipengaruhi oleh reponse time saja namun juga
oleh beberapa faktor seperti kompleksitas penyakit pasien, penanganan pasien pre-hospital.
Saran untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti kompleksitas diagnosis medis pasien
beserta response time-nya dan dihubungkan dengan tingkat keberhasilan penanganan
pasien

Daftar Pustaka

Mulyono, Didik, Nurdiana Nurdiana, And Rinik Eko Kapti. "Performa Rapid Emergency
Medicine Score Dalam Memprediksi Outcome Pasien Trauma Kepala Di Instalasi
Gawat Darurat." Jurnal Kedokteran Brawijaya 30.4 (2019): 302-308.
Damansyah, Haslinda, And Pipin Yunus. "Ketepatan Penilaian Triage Dengan Tingkat
Keberhasilan Penanganan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat Rsud Mm Dunda
Limboto." Zaitun (Jurnal Ilmu Kesehatan) 9.2 (2022).
Akhir, Karya Ilmiah. "Literatur Review: Hubungan Ketepatan Penilaian Triase.".
Musthofa, Bintang Bisri, Ni Luh Widani, And Budi Sulistyowati. "Hubungan Response Time
Perawat Dengan Tingkat Keberhasilan Penanganan Pasien Emergency Di Igd Rs X."
Jurnal Mutiara Ners 4.1 (2021): 5-13
Dianingrum Putri and Cemy Nur Fitria. " Ketepatan dan Kecepatan Terhada Life Saving
Pasien Trauma Kepala." The 7th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU
Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai