Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tesa Aprianti

Nim : 1914201302

Prodi : Sarjana keperawatan

Mapel : KMB III

Gambaran Kejadian Fraktur Femur di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016- 2018

Nur Sadia Suhail Ahmad 1 , Rizki Rahmadian 2 , Dwi Yulia 3

1 Profesi Dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang)

2 Bagian Ilmu Bedah FK UNAND/RSUP Dr. M. Djamil Padang

3 Bagian Patologi Klinik FK UNAND/RSUP Dr. M. Djamil Padang

ABSTRACT

Latar Belakang: Fraktur adalah kondisi terjadinya diskontinuitas tulang dan atau tulang
rawan dan merupakan kasus fraktur terbanyak terjadi pada ekstremitas bawah. Fraktur femur
pada usia muda biasanya disebabkan cedera traumatik seperti kecelakaan lalulintas dan pada
usia tua disebabkan oleh kondisi patologis.

Objektif: Mengetahui gambaran kejadian fraktur femur di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada
tahun 2016-2018.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah total sampling dengan mengambil 256 data dari rekam medis pasien
dengan diagnosis fraktur femur sebagai diagnosis primer atau sekunder. Penelitian ini
dilakukan di bagian rekam medik RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2016-2018.

Hasil: Penelitian ini mendapatkan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih sering mengalami
fraktur femur (62,9%). Lokasi fraktur tersering terjadi adalah pada bagian medial shaft
(34,0%). Kelompok usia terbanyak mengalami fraktur adalah ≥ 60 tahun (28,1%). Fraktur
tertutup lebih sering terjadi (86,3%) dan cedera traumatik merupakan faktor tersering fraktur
(72,7%). Penatalaksanaan fraktur yang paling sering dilakukan adalah operatif (72.3%).

Simpulan: Fraktur tertutup banyak terjadi dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki,
paling sering mengenai usia ≥ 60 tahun dengan lokasi fraktur tersering pada medial shaft.
Cedera traumatik adalah faktor tersering dan penatalaksanaan operatif banyak dilakukan.

Kata kunci: cedera traumatik, fraktur femur, kondisi patologis

No Kriteria Jawab Pembenaran dan critical thingking


1. P ( problem) Ya Populasi penelitian ini adalah semua pasien dengan
diagnosis fraktur femur yang dirawat di RSUP Dr. M.
Djamil Padang pada tahun 2016-2018 dan memenuhi
kriteria inklusi. Kriteria inklusi yaitu semua pasien fraktur
femur sebagai diagnosis utama atau sekunder.
2. I ( intervensi) Ya Terapi operatif dipilih karena lebih bersifat definitif dalam
menyembuhkan fraktur. Tambahan pula, mayoritas kasus
fraktur yang dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang adalah
kasus rujukan yang memerlukan terapi yang lebih adekuat.
Terapi konservatif seperti traksi dikatakan tidak terlihat
membantu dalam mengurangkan nyeri serta dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi seperti nekrosis pada
kulit dan meningkatkan kemungkinan terjadinya deep veen
thrombosis. Pemilihan implan tergantung kepada usia
pasien, kemungkinan penyakit komorbid yang dimiliki
pasien dan bentuk fraktur yang terjadi.
3. C Ya Berdasarkan dari data yang diperoleh dari penelitian ini,
(comparison) didapatkan jenis kelamin paling banyak terdapat pada laki-
laki yaitu sebanyak 161 orang (62.9%) dan jenis kelamin
perempuan didapatkan sebanyak 95 orang (37.1%). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Tanzania
dimana kasus fraktur femur lebih banyak terjadi pada laki-
laki yaitu sebanyak 138 kasus dari 210 kasus yang terjadi,
hal ini berkaitan dengan tingginya angka kejadian
kecelakaan lalu lintas. Laki-laki lebih banyak mengalami
kecelakaan lalu lintas dapat dipicu oleh kecenderungan laki-
laki dalam berkendara dimana laki-laki lebih sering
mengendarai kendaraan dengan kecepatan dan juga laki-laki
lebih sering terekspos di jalan raya dibandingkan
perempuan. Penelitian yang dilakukan di Indonesia pada
2019 mendapatkan, kasus fraktur ekstremitas bawah lebih
sering terjadi pada lakilaki berbanding pada wanita. Dimana
73% kasus didapatkan terjadi pada laki-laki dan hanya 23%
kasus terjadi pada wanita.
Pada penelitian ini secara umum didapatkan kasus fraktur
femur paling sering terjadi pada golongan usia ≥ 60 tahun
yang berjumlah 72 orang (28.1%) dan paling jarang terjadi
pada usia ≤ 5 tahun berjumlah 7 orang (2.7%). Hal ini
dikarenakan, RSUP Dr. M. Djamil Padang merupakan
rumah sakit rujukan tersier, RS tipe A bagi kasus yang tidak
dapat ditatalaksana di rumah sakit rujukan terutamanya
kasus pada golongan usia tua disebabkan lebih banyak
komplikasi. Kebiasaanya, kasus fraktur pada pasien usia
muda sudah ditatalaksanaan di rumah sakit daerah. Pada
sebuah penelitian yang dilakukan di Pakistan pada tahun
2012, dimana dari 1756 kasus yang diteliti, 897 kasus
(51.1%) merupakan pasien berusia dibawah 40 tahun dan
859 kasus (48.9%) merupakan pasien berusia diatas 40
tahun.5 Penelitian yang dilakukan di RSUD Dr H Chasan
Boesoirie Ternate pada tahun 2018 mendapatkan kasus
fraktur ekstremitas bawah lebih dominan terjadi pada usia >
18 tahun (68.6%) dan pada usia < 18 tahun hanya 31.4%
kasus. Hal ini disebabkan oleh kecederaan traumatik
terutamanya kecelakaan lalulintas.
4. O (outcome) Ya Penelitian ini mendapatkan bahwa jenis kelamin laki-laki
lebih sering mengalami fraktur femur (62,9%). Lokasi
fraktur tersering terjadi adalah pada bagian medial shaft
(34,0%). Kelompok usia terbanyak mengalami fraktur
adalah ≥ 60 tahun (28,1%). Fraktur tertutup lebih sering
terjadi (86,3%) dan cedera traumatik merupakan faktor
tersering fraktur (72,7%). Penatalaksanaan fraktur yang
paling sering dilakukan adalah operatif (72.3%).

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang fraktur femur pada pasien yang dirawat
di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2016- 2018, didapatkan kesimpulan bahwa jenis
kelamin yang paling banyak mengalami fraktur femur adalah laki-laki. Usia pasien fraktur
femur terbanyak adalah ≥ 60 tahun. Lokasi fraktur paling banyak terjadi pada bagian medial.
Jenis fraktur femur yang paling sering terjadi adalah fraktur tertutup. Faktor penyebab fraktur
femur terbanyak adalah cedera traumatik. Penatalaksanaan fraktur femur yang paling banyak
dilakukan adalah tindakan operatif.

Anda mungkin juga menyukai