Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL PENGAMATAN KEGIATAN POSYANDU

DI NAGARI PADANG LAWEH, JORONG TAMPAIK, KEC.SUNGAI PUA, KAB. AGAM

Oleh Kelompok 2b :

Harles Trio Saputra

Kevindo Putra Jaya

Ismail Hamdi

Reda Triyulia

Tesa Aprianti

Tri Selsa

Trisya Adisti

DOSEN PEMBIMBING

Ns.Maidaliza ,M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, Yang Telah
MelimpahkanRahmat dan Hidayahnya, karena hanya dengan karunianya itulah penyusun laporan ini
dapat di sesuaikan dengan rencana.

Penyusun menyampaikan rasa terimakasih kepada yang terhormat Ns. Yaslina, M. Kep
sebagai dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas. Terselesaikannya laporan ini yang berjudul
laporan Hasil Pengamatan Kegiatan Posyandu Di Nagari Padang Laweh, Jorong Tampaik,
Kec.Sungai Pua, Kab. Agam.

Penyusun meyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Atas
perhatian dan tanggapan dari pembaca kami ucapkan terimakasih.

Bukittinggi, 25 Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
BAB I...........................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Tujuan..............................................................................................................................
C. Manfaat............................................................................................................................
BAB II..........................................................................................................................................
PEMBAHASAN..........................................................................................................................
A. Pengertian posyandu.......................................................................................................
B. Kegiatan Pelayanan Di Posyandu.................................................................................
C. Manfaat Posyandu.........................................................................................................
D. Penyelenggaraan Posyandu............................................................................................
E. Pembentukan Posyandu.................................................................................................
F. Peran Posyandu................................................................................................................

BAB IV........................................................................................................................................
METODE OBSERVASI..............................................................................................................
A. Lokasi Dan Waktu Observasi........................................................................................
B. Subjek observasi..............................................................................................................
C. Teknik pengumpulan data.............................................................................................
D. Hasil Observasi................................................................................................................
E. Solusi dari permasalahan...............................................................................................
F. Hambatan Pelaksanaan Posyandu Sebelum Masa Pandemi COVID -19 dan Saat Masa
Pandemi COVID-19...............................................................................................................
G. Dokumentasi................................................................................................................
BAB V..........................................................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan,


penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk
partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita.
Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa
balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita
melalui berat badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006). Posyandu dibentuk oleh masyarakat
desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100
balita. Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang terlalu
berjauhan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk posyandu baru (Depkes
RI, 2006).
Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan, karena di setiap
desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu dicanangkan pada Tahun 1986 jumlah
posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, pada Tahun 2005 meningkat menjadi 238.699
posyandu (Depkes RI, 2006), dan pada Tahun 2008 menjadi 269.202 posyandu (Depkes RI,
2009). Ditinjau dari aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan
sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Depkes RI, 2006). Menurut Depkes RI
(2001) meningkatkan kualitas pelayanan posyandu merupakan tujuan khusus dari revitalisasi
posyandu yang salah satunya yaitu meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan posyandu.
Tujuan dari revitalisasi posyandu tersebut yaitu meningkatkan kemampuan/pengetahuan dan
keterampilan teknis serta dedikasi kader di posyandu, memperluas sistem posyandu dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan rumah, menciptakan
iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana dan prasarana kerja posyandu,
meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam penyelenggaraan dan pembiayaan
kegiatan posyandu dan memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga
profesional dan tokoh masyarakat, termasuk unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

B. Tujuan
Melaksankan kunjungan dalam rangka kegiatan pemantauan kesehatan bayi atau balita di
posyandu ( pengukuran pertumbuhan, perkembangan dan imunisasi dasar ).

C. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan memperdalam pengetahuan dan wawasan peneliti tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pencatatan anak balita pada sistem
informasi posyandu di puskesmas.

b. Bagi Puskesmas
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan kelengkapan pencatatan anak balita pada sistem informasi posyandu
di puskesmas, sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan perencanaan program
selanjutnya.

c. Bagi Kader Posyandu


Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan evaluasi dalam pencatatan
dan pelaporan kegiatan posyandu khususnya pencatatan anak balita pada sistem informasi
posyandu.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata
tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk
kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai
pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk
datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

B. Kegiatan Pelayanan Di Posyandu

Sebagai salah satu bentuk salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, Posyandu memiliki
pelayanan yang telah dirancang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat adapun
bentuk kegiatan pelayanan di posyandu tersebut dibagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan
utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama adalah kegiatan pokok yang
wajib ada di setiap Posyandu di Indonesia. Sementara kegiatan pengembangan masyarakat
adalah kegiatan baru disamping kegiatan utama yang telah ditetapkansesuai kebutuhan
daerah masing-masing, hal ini dinamakan kegiatan Posyandu terintegrasi. Kegiatan posyandu
di jabarkan sebagai berikut :
a. Kegiatan utama, mencakup :

1. kesehatan ibu dan anak;

 Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) atau pil besi, minimal 3 kali

 Imunisasi TT

 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan


2. keluarga berencana

 Pemberian alat kontrasepsi berupa pil atau kondom

3. Imunisasi

 Bayi hepatitis sebanyak 4 kali

 BCG sebanyak 1 kali

 Polio sebanyak 4 kali

 Campak sebanyak 1 kali

4. Gizi

 Pemantauan Pertumbuhan melalui Penimbangan Bulanan

 Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada bulan Vitamin A, yaitu Februari dan
Agustus
 Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

5. Pencegahan dan Penanggulangan diare.

 Pemberian oralit dan pengobatan medis

b. Kegiatan Pengembangan/pilihan :
 Bina Keluarga Balita (BKB)

 Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

 Bina Keluarga Lansia (BKL)

 Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

 Penyuluhan dan konseling seputar permasalahan reproduksi dan kekersan dalam


rumah tangga
 Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

 berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.


Semua kegiatan posyandu tersebut ditujukan pada anggota masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang ada di Posyandu terutama bayi dan anak
balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, pasangan usia subur, pengasuh anak.

C. Manfaat Posyandu
a. Bagi Masyarakat
1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
bagi ibu, bayi dan anak balita

2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk
3. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A
4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap
5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe)
serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
6. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe)
7. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak
8. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibi hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas
9. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi dan anak balita.

b. Bagi Kader
1. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengakap
2. Ikut berperan secaar nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita
dan kesehatan ibu
3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan
4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu

D. Penyelenggaraan Posyandu
a. Waktu Penyelenggaraan
Penyelenggaraan posyandu pada hakekatnya dilaksanakandalam satu bualan kegiatan,
baik pada hari buka posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan. Hari dan
waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka
posyandu dapat lebih dari sau kali dalam sebulan.
b. Tempat Penyelenggaraan
Tempat penyelenggraan kegiatan posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah
dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut bisa di salah-satu rumah
warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RT/RW/dusun. Salah satu atau tempat
khususnya yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat yang dapa disebut dengan
nama “Wisma Posyandu”.
c. Penyelenggaraan Kegiatan
Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan
bimbingan teknis dari puskesmas dengan sector terkait. Jumlah minimal kader untuk
setiap posyandu adalah lima orang. Jumlah ini sesuai dengan jumpah kegiatan utama
yang dilaksanakan oleh posyandu, yakni yang mengacu pada system lima meja, adapun
yang dimaksud dengan system lima meja disini yaitu menunjukan pada jumlah dan jenis
pelayanan, yang masing-masing pelaksanaan dilaksanakan secara terpisah, guna
meminimalisir salah penafsiran tentang system lima meja, maka istilah lima meja diganti
dengan langkah pelayanan, pelayanan yang dilaksanakan pada setiap langkah dan para
penanggungjawab pelaksanaannya, secara sederhana dapat diuraykan sebagai berikut.

Langkah Pelayanan Pelaksana


Pertama Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangan Kader
Ketiga Pengisian KMS Kader
Keempat Penyuluhan Kader
Kelima Pelayanan kesehatan Petugas kesehatan dan sector

terkait bersama kader


E. Pembentukan Posyandu
Langkah-langkah pembentukan Posyandu.
Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki

1. kemampuan mengelola serta membina Posyandu. Mempersiapkan masyarakat, khususnya


tokoh masyarakat sehingga
2. bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar
masyarakat mempunyai rasa
3. memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki.
4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan dukungan dari tokoh
masyarakat.
5. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan pemilihan pengurus dan
kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader Posyandu, pembentukan dan peresmian
Posyandu, serta penyelengaraan dan pemantauan kegiatan Posyandu.

F. Peran Kader
a. Pengertian

Kader kesehatan atau Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah anggota masyarakat
yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan secara sukarela. Sementara menurut WHO (1998) merupakan laki-
laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani, masalah-masalah
kesehatan perorangan maupun yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan.
Menurut Depkes RI (2003), terdapat beberapa syarat menjadi Kader, antara lain:

1. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat

2. Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela

3. Bisa membaca dan menulis huruf latin

4. Sabar dan memahami usia lanjut


Menurut WHO (1993) kader diatas merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting
dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat. Sedangkan menurut Depkes RI (2003), berbagai
peran kader, khususnya pada kegiatan Posyandu, antara lain:

1. Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat:

2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara lain untuk
melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan, serta mengenal masalah dan potensi.
3. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk membahas hasil SMD,
menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas, dan jadwal kegiatan.

Sedangkan peranan kader dalam penyelenggaraan posyandu, antara lain:

1. Memberitahukan hari dan jam buka posyandu kepada masyarakat


2. Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan posyandu sebelum pelaksanaan
Posyandu (buku catatan, KMS, alat peraga)
3. Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, dan ibu usia subur yang hadir di
posyandu.
4. Melakukan penimbangan bayi dan balita.
5. Mencatat hasil penimbangan pada KMS.
6. Melakukan penyuluhan perorangan kapada ibu-ibu dimeja IV.
7. Melakukan kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan khususnya pada bumil, ibu
yang mempunyai bayi/balita, pasangan usia subur,

b. Sebelum Hari Buka Posyandu

1. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.

2. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui pertemuan warga


setempat atau surat edaran.
3. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran, penimbangan,
pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan, serta pelayanan yang dapat
dilakukan oleh kader.
4. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait dengan
jenis layanan yang akan diselenggarakan.
NOTE: Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu
sebelumnya atau rencana kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya.
5. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Bahan-bahan
penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para orangtua serta disesuaikan
dengan metode penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila ingin
melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau CD, KMS,
buku KIA, sarana stimulasi balita.
6. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu

c. Saat Hari Buka Posyandu

1. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui, dan sasaran lainnya.

2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada Posyandu,
dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala anak,
pemantauan aktifitas anak, pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap
tindakan orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang
permasalahan anak balita, dan lain sebagainya.
3. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil pengukuran dan
pemantauan kondisi anak balita.
4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini, kader bisa
memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok dan demonstrasi dengan
orangtua/keluarga anak balita.
5. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada anaknya,
dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
6. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke Posyandu dan
minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu berikutnya.
7. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila ada
permasalahan terkait dengan anak balitanya.
8. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka Posyandu.
d. Sesudah Hari Buka Posyandu

1. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka Posyandu,
anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk rawat jalan, dan lain- lain.
2. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan dalam rangka
meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat keluarga, membuat tempat bermain
anak yang aman dan nyaman. Selain itu, memberikan penyuluhan tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk
menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan dukungan agar Posyandu
terus berjalan dengan baik.
4. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk membahas kegiatan
Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan sebagai bahan menyusun rencana tindak
lanjut kegiatan berikutnya.
5. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah system pencatatan data atau
informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan di Posyandu. Manfaat SIP adalah
sebagai panduan bagi kader untuk memahami permasalahan yang ada, sehingga dapat
mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
6. Format SIP meliputi;
 catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu hamil,
melahirkan,nifas;
 catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu; jenis kegiatan yang
tepat dan sesuai
 catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian tablet tambah darah
bagi ibu hamil, tanggal dan status pemberian imunisasi;
 catatan wanita usia subur, pasangan usia subur, jumlah rumah tangga, jumlah ibu
hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu hamil, risiko kehamilan, rencana penolong
persalinan, tabulin, ambulan desa, calon donor darah yang ada di wilayah kerja
Posyandu.
BAB IV

METODE OBSERVASI

A. Lokasi Dan Waktu Observasi


1. Lokasi observasi
Dalam melakukan observasi ini kami kelompok 2b melakukan observasi di
posyandu Nagari Padang Laweh, Jorong Tampaik. Kec. Sungai Pua, Kab. Agam
2. Pelaksanaan observasi
Pelaksanaan observasi yang kelompok lakukan pada hari Kamis tanggal 20
Januari 2022 jam 09.00 WIB di posyandu Nagari Padang Laweh, Jorong
Tampaik. Kec. Sungai Pua, Kab. Agam

B. Subjek observasi
Pelaksanaan observasi yang kelompok lakukan pada hari Kamis tanggal 20
Januari 2022, Jam 09.00 WIB dengan nara sumber salah satu ibu kader yang bernama
ibu merry . Dipilihnya narasumber tersebut untuk mengetahui bagaimana proses
pelaksanaan posyandu serta bagaimana tingkat partisispasi masyarakat aktif dalam
posyandu tersebut.

C. Teknik pengumpulan data


Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara
observasi / mengamati dan wawancara langsung dengan kader dan bidan di posyandu.
Dalam observasi ini kami melakukan observasi di Nagari Padang Laweh, Jorong
Tampaik. Kec. Sungai Pua, Kab. Agam dengan mengobservasi kegiatan yang
dilaksanakan di posyandu. Teknik yang digunakan dalam observasi ini dilakukan
dengan cara lansung dan kemudian teknik wawancara yang dilakukan dengan
wawancara secara langsung kepada kader tentang bagaiamana proses pelaksanaan
posyandu dalam kondisi new normal ini di posyandu Nagari Padang Laweh, Jorong
Tampaik. Kec. Sungai Pua, Kab. Agam. Kemudian data dilampirkan dan dijelaskan
dalam bentuk narasi.
D. Hasil Observasi
Adapun data hasil kegiatan observasi di Nagari Padang Laweh, Jorong
Tampaik. Kec. Sungai Pua, Kab. Agam diantaranya sebagai berikut :
1. Data hasil observasi
Kelompok melakukan observasi di Nagari Padang Laweh, Jorong Tampaik. Kec.
Sungai Pua, Kab. Agam, kemudian kelompok mengamati kegiatan apa saja yang
ada di posyandu seperti proses penimbangan BB, TB, proses pemberian imunisasi
serta vitamin. Kegiatan posyandu dilaksanakan pada minggu ke tiga bulan Januari.
Di Posyandu Nagari Padang Laweh, Jorong Tampaik. Kec. Sungai Pua, Kab.
Agam ini melakukan kegiatan posyandu namun kegiatan berlangsung kurang
nikmat. Dikarenkan posyandu Nagari Padang Laweh, Jorong Tampaik. Kec.
Sungai Pua, Kab. Agam ini tidak memenuhi syarat 5 meja dan juga tempatnya
posyandu ini digabungkan dengan ruangan TK. Namun di area new normal ini
kurangnya penerapan protokol kesehatan di posyandu Nagari Padang Laweh,
Jorong Tampaik. Kec. Sungai Pua, Kab. Agam.
2. Data hasil wawancara
Dari data hasil wawancara dengan nara sumber kader posyandu dapat disimpulkan
bahwa kegiatan posyandu di Nagari Padang Laweh, Jorong Tampaik. Kec. Sungai
Pua, Kab. Agam ini berlangsung lama. Narasumber mengatakan bahwa posyandu
berjalan alam karena banyak ibu-ibu yang sibuk dengan urusan pribadi. Kegiatan
yang dilakukan posyandu ini berupa kegiatan penimbangan berat badan, tinggi
badan, pemberian imunisasi dan vitamin, mengadakan penyuluhan dalam kegiatan
lainnya dalam proses pemberdayaan masyarakat dan juga posyandu mengadakan
door to door / kerumah rumah warga untuk mengecek apakah aktif dalam kegiatan
posyandu.

Kemudian dari hasil wawancara kader mengatakan kalau disediakannya tepat cuci
tangan namun setelah diamati tidak adanya tempat cuci tangan dan pengecekan
suhu pada kondisi new normal ini. Kemudian masyarakat yang datang
keposyandu banyak yang tidak menggunakan masker.
Untuk pelaksanaan posyandu kader mengatakan tidak adanya tempat khusus
untuk posyandu, dan kami juga mengamati kondisi tempat yang digunakan untuk
posyandu kurang cocok di gunakan untuk posyandu.
Kader juga mengatakan dalam mencukupi kegiatan dalam posyandu mereka
berbagi tugas dengan kader kader lainnya. Tetapi merka tidak menggunakan
prinsip 5 meja karena meja disana cuma ada satu dan tempat yang digunakan
untuk posyandu kurang luas.

E. Solusi dari permasalahan


Solusi yang ditawarkan sebagai treatment terhadap faktor-faktor negatif
timbulnya masalah ditujukan kepada pengelola-pengurus Bina Keluarga Balita (BKB)
yaitu:
1) membuat perencanaan yang jelas dan tuntas,meliputi kapan, dimana tempat dan
berapa lama sosialisasi dilakukan (planning)
2) menyebarluaskan rencana kepada semua anggota BKB (actuating-promotion)
3) lebih mengutamakan dialog daripada ceramah
4) lebih mengedepankan kesepakatan dibanding instruksi/permintaan
5) gunakan variasi inovasi metode dan media sesuai dengan kondisi dan
kemampuan lingkungan
6) libatkan tokoh masyarakat atau warga yang potensial untuk memberikan support
7) pemberian reward bagi yang aktif dan berhasil berfungsi sebagai penguatan
(reinforcement)

F. Hambatan Pelaksanaan Posyandu Sebelum Masa Pandemi COVID -19


dan Saat Masa Pandemi COVID-19
a. Hambatan Pelaksanaan Posyandu Sebelum Masa Pandemi COVID -19
Posyandu merupakan pusat pemantauan tumbuh kembang balita berbasis
masyarakat, namun masih banyak ibu yang tidak membawa anak berkunjung
secara teratur ke posyandu. Berdasarkan beberapa hasil penelitian dapat
disimpulkan beberapa hambatan pelaksanaan posyandu sebelum masa pandemi,
antara lain :
1) Masyarakat belum mempunyai kesadaran untuk mengajak balita secara
rutin ke posyandu, karena sebagian masyarakat menganggap kegiatan
penimbangan balita kurang bermanfaat.
2) Mereka menilai bahwa untuk menimbang berat badan balita tidak perlu
datang ke posyandu, karena penimbangan berat badan balita dapat
dilakukan dimana saja.
3) Sebagian masyarakat memiliki persepsi salah terhadap kegiatan imunisasi
yang dilaksanakan di posyandu, karena menganggap demam/kejadian
ikutan pasca imunisasi (KIPI) dapat mengganggu kesehatan anak.
4) Pendidikan masyarakat yang masih rendah menyebabkan sebagian besar
masyarakat belum dapat menerima informasi kesehatan dan masih
berpegang pada nilai adat/budaya di kelompok masyarakat yang sering kali
tidak mendukung perilaku kesehatan.
5) Dukungan tokoh masyarakat yang relatif kurang sehingga penyelenggaraan
layanan kesehatan/posyandu secara mandiri menemui hambatan dalam hal
penggalangan dana kegiatan posyandu.
6) Rata-rata alasan ibu tidak membawa balitanya ke Posyandu karena rutinitas
pekerjaan rumah yang tidak dapat ditinggalkan dan menganggap bahwa
posyandu itu hanya menimbang saja, sehingga timbul rasa malas untuk
datang ke posyandu, dan ada yang menganggap imunisasi itu haram.
7) Hambatan para kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu adalah
sebagain besar tingkat pendidikannya masih kurang dan belum
mendapatkan pelatihan terhadap tugas-tugas sebagai kader posyandu secara
maksimal (Dikson dkk, 2017).
b. Hambatan Pelaksanaan Posyandu Saat Masa Pandemi COVID-19
Gugus Penanganan COVID-19 di Indonesia melaporkan bahwa kasus
pasien terkonfirmasi positif COVID-19 pada anak semakin meningkat. Tingginya
peningkatan kasus COVID-19 pada anak menyebakan riskiko terjadinya
kekurangan gizi terutama stunting, bahkan menyebabkan kematian.
Ketidakseimbangan asupan gizi dapat meningkatkan fatalitas dari infeksi
COVID-19.
Hambatan pelaksanaan posyandu yang dihadapi sebelum masa pandemi
COVID-19 diperberat dengan adanya pandemi COVID-19 cakupan diperkirakan
turun karena di masa pandemi kegiatan Posyandu sebagian besar dihentikan.
Adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga menjadi
penyebab terbatasnya bahkan tidak adanya pelayanan di Posyandu demi
menghindari terjadinya kerumunan orang karena berpotensi terhadap terjadinya
penularan. Absennya pelayanan di Posyandu berakibat pada tidak terpantaunya
kondisi ibu hamil dan balita yang merupakan kelompok rentan. Dampaknya,
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita pun tertunda.

G. Dokumentasi
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan observasi yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Posyandu merupakan bagian dari pembangunan untuk mencapai keluarga kecil
bahagia dan sejahtera. Posyandu di Nagari Padang Laweh, Jorong Tampaik. Kec.
Sungai Pua, Kab. Agam ini kurangnya peranan aktif dalam upaya pemberdayaan
masyarakat lewat program yang telah dibuat oleh posyandu.
2. Posyandu ini tidak menerapkan prinsip 5 meja yang dimana seharusnya ada 5
meja namun disana Cuma ada 1 meja untuk bidan saja. Jadi tugas dari meja 1
sampai meja 3 dilakukan oleh 2 orang saja.
3. Kemudian posyandu ini juga kurangnya penerapan protokol kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai