Anda di halaman 1dari 44

PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN POSYANDU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL MERAH 1 KOTA JAMBI


PUBLIC HEALTH REPORT SESSION

Dosen Pembimbing: dr. Nuriyah, M.BioMed

Disusun oleh:
Adinda Nadia Hermas
G1A219068

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


STASE ILMU KESEHATAN MASYARAKAT / KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Permasalahan
Dalam Pelaksanaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi ”, disusun sebagai salah satu tugas Koas
Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada dr. Repelita Witri selaku
Kepala Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi dan Koordinator posyandu, yang
telah memberikan informasi dan data dalam penyusunan tugas ini. Penulis juga
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh petugas
Puskesmas Paal Merah I, kader-kader posyandu, dan ibu-ibu yang telah
berpartisipasi menjadi narasumber dalam penyusunan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak
sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

Jambi, Febuari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Tujuan ............................................................................................................. 2
1.2.1 Tujuan Umum............................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus .............................................................................................. 2
1.3.Manfaat............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Posyandu .................................................................................. 4
2.1.1. Definisi Posyandu......................................................................................... 4
2.1.2. Fungsi Posyandu........................................................................................... 5
2.1.3. Tujuan dan Manfaat Posyandu ..................................................................... 5
2.1.4. Sasaran, Waktu, dan Lokasi Posyandu......................................................... 7
2.1.5. Pengorganisasian Posyandu......................................................................... 7
2.2. Pelayanan Posyandu .................................................................................... 12
2.2.1. Kegiatan Pelayanan Posyandu.................................................................... 12
2.2.2. Kelengkapan Pelayanan ............................................................................. 16
2.2.3. Pola Pelayanan Posyandu ........................................................................... 16
2.2.4. Tugas dan Tanggung Jawab Para Pelaksana .............................................. 20
2.2.5. Pembiayaan Posyandu ............................................................................... 28
2.2.6. Tingkat Perkembangan Posyandu .............................................................. 29
BAB III Masalah-Masalah dalam Pelaksanaan Posyandu
3.1. Profil dan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I .................. 31
3.1.1. Profil Umum............................................................................................... 31
3.1.2. Lokasi geografis Puskesmas Paal Merah I ................................................. 31
3.1.3. Demografi Puskesmas Paal Merah I........................................................... 32
3.1.4. Tenaga Kesehatan ...................................................................................... 33
3.1.5. Sarana Kesehatan........................................................................................ 34
3.1.6. Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I................................ 34
3.2. Kegiatan posyandu ........................................................................................ 35
3.3. Pola pelayanan Posuandu Paal Merah I ........................................................ 37
3.4. Masalah Dalam Pelaksanaan Posyandu Puskesmas Paal Merah I ................ 37
3.5. Pemecahan Masalah ..................................................................................... 40
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. .....43
4.2. Saran ....................................................................................................... .... 43
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Posyandu atau Pos Pelayanan terpadu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas. Tempat
pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan.
Pelayanan posyandu adalah kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
pemberantasan penyakit menular dengan imunisasi, penanggulangan diare dan
gizi yang di lakukan penimbangan balita. Sasaran penduduk posyandu adalah ibu
hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita.1
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.2,3
Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan
potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistem
pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan
secara efektif dan efisien dan dapat menjangkauan semua sasaran yang
membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu
nifas.3
Program posyandu merupakan strategi jangka panjang untuk menurunkan angka
kematian bayi (AKB), angka kelahiran bayi, dan angka kematian ibu (AKI)
turunnya AKI, AKB dan angka kelahiran di suatu daerah merupakan standart
keberhasilan pelaksanaan program terpadu di suatu wilayah tersebut. Untuk
mempercepat penurunan angka tersebut diperlukan
peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan posyandu karena
posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan ditujukan
untuk kepentingan masyarakat.4
Beberapa masalah selama pelaksanaan Posyandu masih ditemui sehingga manfaat
yang dirasakan belum begitu optimal seperti masalah dalam pelayanan Posyandu
dan memerlukan alternatif penyelesaian masalahnya. Oleh karena itu penulis
tetarik untuk menyusun makalah tentang “Permasalahan Dalam Pelaksanaan Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) Di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I Kota
Jambi”.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan posyandu di wilayah
kerja puskesmas Paal Merah I kota Jambi.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan posyandu di wilayah kerja
puskesmas Paal Merah I
b. Untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I
c. Untuk menentukan pemecahan masalah dalam pelaksanaan pelayanan
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
a. Bagi penulis
Penulis dapat memahami kegiatan pelaksanaan pelayanan posyandu, alur
pelayanan di posyandu, dan permasalahan yang ditemukan saat pelaksanaan
pelayanan posyandu di wilayah kerja puskesma Paal Merah I.
b. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menigkatkan mutu
pelayanan posyandu di puskesmas sehingga posyandu dapat berjalan dan
berkembang secara optimal dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
c. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal serta mampu
berpartisipasi secara aktif bersama dengan puskesmas dan lintas sektor yang
terkait dalam meningkatkan mutu pelayanan posyandu untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Posyandu


2.1.1.Definisi Posyandu
Posyandu yaitu Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasaruntuk
mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. 2,3
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas
Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.1,2
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam
aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan
secara koordinatif dan integrative serta saling memperkuat antar kegiatan dan
program untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan
situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek
pemberdayaan masyarakat.3,4
Dalam posyandu terdapat pelayanan kesehatan dasar yang merupakan pelayanan
kesehatan bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi,
yang sekurang-kurangnya mencakup 5 kegiatan yaitu, KIA, KB, Imunisasi, Gizi
dan penanggulangan Diare.5
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat
noninstruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar
mampu mengidentifikasi masalah yang di hadapi, potensi yang dimiliki,
merencanakan dan melakukan pemecahan nya dengan memanfaatkan potensi
setempat.1,4

2.1.2. Fungsi Posyandu


 Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesame
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anaka Balita
(AKABA).
 Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.1
2.1.3.Tujuan dan Manfaat Posyandu
2.1.3.1. Tujuan Posyandu
a. Tujuan umum1
Menunjang percepatan penurunan AKI, AKB, AKABA di Indonesia
melalui upaya pemberdayaan masyarakat.1
b. Tujuan khusus1
 Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,
AKB dan AKABA.
 Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
 Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
 Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya
yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
 Sebagai wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera5
2.1.3.2. Manfaat Posyandu
A. Bagi Masyarakat
 Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA.
 Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah
kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
 Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan
pelayanan sosial dasar sektor lain terkait.
B. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
 Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang
terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
 Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB
dan AKABA.
C. Bagi Puskesmas
 Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan perorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat
primer.
 Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan sesuai kondisi setempat.
 Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
D. Bagi Sektor Lain
 Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya
penurunan AKI, AKB dan AKABA sesuai kondisi setempat.6
 Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai
dengan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.1
2.1.4. Sasaran, Waktu dan Lokasi Posyandu
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah
bayi baru lahir, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS (pasangan usia
subur).1,7
Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan.
Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.
Hari dan waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat.1,7
Posyandu berlokasi disetiap desa/kelurahan. Bila diperlukan dan memiliki
kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun atau sebutan lainnya
yang sesuai.Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada
lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.1,7
2.1.5.Pengorganisasisan Posyandu
2.1.5.1. Struktur Organisasi Posyandu1
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat
pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan
kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua,
sekretaris, dan bendahara serta kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota.
Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (desa/kelurahan
atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu Unit/Kelompok
Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat
setempat. Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang
dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas
dan tanggung jawab masing-masing unsur Pengelola Posyandu, disepakati dalam
Unit/Kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat. Contoh
alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di desa/kelurahan atau
sebutan lainnya sebagai berikut:1

Gambar 2.1 Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di


desa/kelurahan
2.1.5.2. Pengelola Posyandu1
Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat
musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya
terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara. Kriteria
pengelola Posyandu antara lain :
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat
b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyarakat
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat
2.1.5.3. Kader Posyandu1
Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat
yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
Posyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara
sukarela.
Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut :
a. Berasal dari anggota masyarakat setempat
b. Dapat membaca dan menulis huruf latin
c. Berminat dan bersedia menjadi kader
d. Bersedia bekerja secara sukarela
e. Memiliki kemampuan dan waktu luang
2.1.5.4. Langkah-langkah Pembentukan Posyandu1,2
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Pendirian Posyandu
ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa/Lurah. Pembentukan Posyandu
bersifat fleksibel, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, permasalahan dan
kemampuan sumber daya.1
Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:1,2
1. Pendekatan Internal
Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan para
petugas/aparat, sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta
membina Posyandu. Dalam upaya untuk meningkatkan layanan secara
profesional, Pimpinan Puskesmas harus memberikan motivasi dan
keterampilan para petugas Puskesmas sehingga mampu bekerja bersama untuk
kepentingan masyarakat. Untuk ini, perlu dilakukan berbagai orientasi dan
pelatihan dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas.
2. Pendekatan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat,
khususnya tokoh masyarakat, sehingga bersedia mendukung
penyelenggaraan Posyandu. Untuk ini perlu dilakukan berbagai
pendekatan dengan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
setempat.9 Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Peduli Kesehatan
Kecamatan, pendekatan eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau
mengikutsertakan Forum Peduli Kesehatan Kecamatan. Dukungan yang
diharapkan dapat berupa moril, finansial dan material, seperti kesepakatan
dan persetujuan masyarakat, bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta
peralatan Posyandu.
3. Survei Mawas Diri (SMD)
Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of
belonging) melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi
yang dimiliki. SMD dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan
petugas Puskesmas, aparat pemerintahan desa/kelurahan, dan Forum Peduli
Kesehatan Kecamatan (jika sudah terbentuk). Untuk itu sebelumnya perlu
dilakukan pemilihan dan pelatihan anggota masyarakat yang dinilai mampu
melakukan SMD seperti guru, anggota Pramuka, kelompok dasawisma, PKK,
anggota karang taruna, murid sekolah atau kalangan berpendidikan lainnya
yang ada di desa/kelurahan. Pelatihan yang diselenggarakan mencakup
penetapan responden, metode wawancara sederhana, penyusunan dan
pengisian daftar pertanyaan serta pengolahan hasil pengumpulan data.
Pengumpulan data dengan cara wawancara dilakukan terhadap sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) kepala keluarga yang terpilih secara acak dan
bertempat tinggal di lokasi yang akan dibentuk Posyandu. Hasil dari SMD
adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi masyarakat yang ada di
desa/kelurahan.
4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang
mendukung pembentukan Posyandu atau Forum Peduli Kesehatan Kecamatan
(jika telah terbentuk). Peserta MMD adalah anggota masyarakat setempat.
Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan lainnya yang
mendukung. Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya daftar
urutan masalah dan upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan
dengan konsep Posyandu yakni KIA,10 KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare. Jika masyarakat menetapkan masalah dan upaya
kesehatan lain di luar konsep Posyandu, masalah dan upaya kesehatan tersebut
tetap dimasukkan dalam daftar urutan.
5. Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu
Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan
sebagai berikut:
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu Pemilihan pengurus dan kader
Posyandu dilakukan melalui pertemuan khusus dengan mengundang para
tokoh dan anggota masyarakat terpilih. Undangan dipersiapkan oleh
Puskesmas dan ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah. Pemilihan
dilakukan secara musyawarah mufakat sesuai dengan tata cara dan kriteria
yang berlaku.
b. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu Sebelum melaksanakan
tugasnya, kepada pengurus dan kader terpilih perlu diberikan orientasi dan
pelatihan. Orientasi ditujukan kepada pengurus Posyandu dan pelatihan
ditujukan kepada kader Posyandu yang keduanya dilaksanakan oleh
Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi dan pelatihan yang berlaku.
Pada waktu menyelenggarakan orientasi pengurus, sekaligus disusun
rencana kerja (Plan of Action) Posyandu yang akan dibentuk, lengkap
dengan waktu dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian
tugas serta sarana dan prasarana yang diperlukan.
c. Pembentukan dan Peresmian Posyandu Pengurus dan kader yang telah
mengikuti orientasi dan pelatihan, selanjutnya mengorganisasikan diri ke
dalam wadah Posyandu. Kegiatan utama Posyandu ada 5 (lima) yakni
KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Jika kegiatan
tersebut ditambah sesuai dengan kesepakatan masyarakat misalnya
kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular, Bina Keluarga Balita
(BKB) dan Pembinaan Anak Usia Dini (PAUD), Posyandu tersebut
disebut dengan nama ”Posyandu Terintegrasi”.11 Peresmian Posyandu
dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dihadiri oleh pimpinan
daerah, tokoh serta anggota masyarakat setempat.
d. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu
Setelah Posyandu resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan
kegiatan Posyandu secara rutin, berpedoman pada panduan yang berlaku.
Secara berkala kegiatan Posyandu dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya
dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu
selanjutnya secara lintas sektoral.
2.2. Pelayanan Posyandu
2.2.1. Kegiatan Pelayanan Posyandu
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut:1,3
2.2.1.1. Kegiatan Utama
Kegiatan utama Posyandu sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima)
kegiatan, yakni :
1. Kesehatan ibu dan anak
a. Ibu hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan
kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan
pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid.
Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi
fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan
Kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari
lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelompok Ibu Hamil antara
lain sebagai berikut :12
 Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan
persalinan, persiapan menyusui, KB, dan gizi
 Perawatan payudara dan pemberian ASI
 Peragaan pola makan ibu hamil
 Peragaan perawatan bayi baru lahir
 Senam ibu hamil
b. Ibu nifas dan menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup :
1) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan
kebersihan jalan lahir (vagina)
2) Pemberian vitamin A dan tablet besi
3) Perawatan payudara
4) Senam ibu nifas
5) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan,
dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara,
pemeriksaan tingggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan anak balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang
pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita
sebaiknya tidak digending melainkan dilepas bermain sesame balita
dengan pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu
disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun
jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
 Penimbangan berat badan
 Penentuan status pertumbuhan
 Penyuluhan
 Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.13
2. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga
kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, Dan konseling KB. Apabila
tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD.
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan
program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah
bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan
gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus
untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta
kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik.
Apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera
dirujuk ke Puskesmas.
5. Pencegahan dan penanggulangan diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan
penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di
Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam
yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang
disediakan.14
2.2.1.2. Kegiatan Pengembangan/ Tambahan,3
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan
kegiatan baru, di samping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru
tersebut misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit
menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu
yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu Plus.
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah
dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia
sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat
dukungan dari seluruh masyarakat.
Beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain:
 Bina Keluarga Balita (BKB)
 Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa
(KLB), misalnya ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio, campak, dan
tetanus neonatorum
 Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)
 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
 Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB –
PLP)
 Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
perkarangan melalui tanaman obat keluarga (TOGA)
 Desa siaga
 Pos Malaria Desa (Posmaldes)
 Kegiatan ekonomi produktif seperti Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam
 Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas)15
2.2.2. Kelengkapan Pelayanan
Kelengkapan pelayanan Posyandu terdiri dari Sembilan kegiatan yaitu:1,3
1) Penimbangan bayi dan anak
2) Pemberian makanan tambahan
3) Pemberian oralit
4) Pelayanan imunisasi
5) Periksa hamil
6) Pemberian pil zat besi
7) Pengobatan pasien,
8) Tumbuh kembang anak
9) Kesehatan ibu dan anak.
Kelengkapan pelayanan posyandu ini dikatakan lengkap apabila posyandu
melakukan kegiatan lebih > 5 dan dinyatakan tidak lengkap jika kegiatan < 5.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan di posyandu didukung oleh manajemen
pelaksanaan yang terorganisasi dengan baik.
2.2.3. Pola Pelayanan Posyandu1
a) Meja I
Mendaftar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada KMS
dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS, mendaftar ibu hamil yaitu
menuliskan nama ibu hamil pada formulir atau register ibu hamil dan wanita
usia subur.
b) Meja II
Penimbangan bayi atau balita, mencatat hasil penimbangan pada
secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS, penimbangan ibu hamil.
c) Meja III
Pengisian KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita
dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.
d) Meja IV
Terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :16
 Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan
berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan anak
yang bersangkutan
 Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data
KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang
dialami sasaran
 Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita,
ibu hamil dan menyusui dengan langkah yaitu dimana balita yang
apabila berat badannya dibawah garis merah (BGM) pada KMS 2 kali
berturut-turut berat badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu, kurus,
busung lapar), ibu hamil atau menyusui apabila keadaan kurus, pucat,
bengkak kaki, pusing, perdarahan, sesak nafas, gondokan, dan orang
sakit
 Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu
misalnya dalam pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A,
oralit.
e) Meja V
Merupaka[n kegiatan pelayanan sector yang biasanya dilakukan oleh petugas
kesehatan, Pusat Layanan Keluarga Berencana (PLKB), Pusat Program Layanan
(PPL). Pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan imunisasi, pemeriksaan
kehamilan, pelayanan keluarga berencana (KB) berupa IUD dan suntikan,
pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, pemberian tablet zat besi (Fe), vitamin A.
Gambar 2.2 Cara Melaksanakan Kegiatan di Posyandu
Skema Pola Pelayanan Posyandu

MEJA I
Pendaftaran Oleh Kader
Posyandu
MEJA II
Penimbangan dan Pemantauan
Tumbuh Kembang oleh Kader
Posyandu
MEJA III

Pengisian KMS atau Buku KIA


oleh Kader Posyandu

MEJA IV MEJA V

Pelayanan dan konseling Penyuluhan KIA termasuk


kesehatan dan gizi oleh tumbuh kembang anak
petugas kesehatan menggunakan buku KIA
 Imunisasi Penyuluhan gizi termasuk
 KIA-KB termasuk stimulasi, pemberian kapsul vitamin
deteksi dan intervensi dini A, tablet tambah darah dan
tumbuh kembang balita PMT (pemberian Makanan
 Gizi termasuk Tambahan)
penanggulangan gizi kurang Merujuk balita ke meja V
dan buruk serta penyakit
pada balita

Petugas Kesehatan Kader


Keluarga,Masyarakat

Gambar 2.3 Pola Pelayanan Posyandu


2.2.4. Tugas dan Tanggung Jawab Para Pelaksana
Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak. Adapun tugas
dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam menyelenggarakan Posyandu
adalah sebagai berikut:1,2,3
A. Kader
Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:
 Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga
setempat.
 Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu.
 Mempersiapkan sarana Posyandu.
 Melakukan pembagian tugas antar kader.
 Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.
 Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan.
Pada hari buka Posyandu, antara lain:
 Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.
 Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
Posyandu.
 Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku
register Posyandu.
 Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.
 Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi
sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT.
 Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan
KB sesuai kewenangannya.
 Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan
melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak
lanjut.
Di luar hari buka Posyandu, antara lain:
 Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas
dan ibu menyusui serta bayi dan anak balita.
 Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang
mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita
yang Datang pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang
timbangan berat badannya Naik.
 Melakukan tindak lanjut terhadap:
1) Sasaran yang tidak datang.
2) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan.
 Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke
Posyandu saat hari buka.
 Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan
menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi
keagamaan.
Gambar 2.4 Tugas-tugas Kader Posyandu

Kader posyandu merupakan pelaksana usaha perbaikan gizi keluarga yang


merupakan anggota masyarakat dan mau bekerja secara sukarela dan ikhlas,
sanggup melaksanakan kegiatan UPGK dan sanggup menngerakkan masyarakat
menggerakkan kegiatan UPGK. Kegiatan pokok dari UPGK adalah (1) Pelayanan
Gizi di Posyandu (2) Penyuluhan Masyarakat dan (3) Pemanfaatan pekarangan
untuk meningkatkan gizi keluarga
Tugas kader UPGK adalah:1,2
a. Melakukan kegiatan bulanan UPGK di dalam posyandu
1. Mempersiapkan pelaksanaan UPGK
a) Memberi tahu semua ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita
mengenai akan adanya kegiatan di posyandu dan mencatat
sasaran UPGK
b) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Bila ada alat
yang belum tersedia, dapat meminjam, minta pada petugas atau
membuat sendiri
c) Pembagian tugas diantara para kader, dibantu ibu-ibu yang lain
2. Melaksanakan kegiatan bulanan UPGK di posyandu
a) Meja 1 : Mendaftar balita, ibu hamil, dan ibu menyusui
b) Meja 2 : Menimbang balita
c) Meja 3 : Mencatat hasil penimbangan
d) Meja 4 : Menyuluh ibu berdasarkan hasil penimbangan
anaknya, Memberikan pelayanan giji kepada ibu balita dan ibu
hamil
e) Meja 5 : Pelayanan kesehatan dan KB
3. Kegiatan lain setelah kegiatan di dalam posyandu
a) Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam register balita
b) Membahas bersama-sama kegiatan lain atas saran petugas
c) Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilakssanakan misalnya
penyuluhan KB; imunisasi; menyusun menu sehat atau
peragaan keterampilan, dsb.
b. Melaksanakan kegiatan UPGK di luar posyandu
1. Melaksanakan kunjungan rumah
a) Jika ada ibu yang anak balitanya selama 2 bulan berturut-turut
tidak hadir
b) Jika ada ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul
vitamin A
c) Jika ada ibu yang anak balitanya pada bulan lalu dikirim ke
puskesmas karena 2bulan berturut-turut berat badannya tidak
naik,berat badannya dibawah garis merah KMS, sakit
d) Ibu hamil yang 2 bulan berturut-turut tidak menghadiri
posyandu
e) Ibu hamil yang bulan lalu dikirim ke puskesmas
f) Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya
g) Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul
yodium
h) Balita yang terlalu gemuk
2. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam
kegiatan UPGK
3. Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga
4. Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan
keterampilan
B. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di
Posyandu satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga
kesehatan Puskesmas tidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk
Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam sebulan). Peran petugas
Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai berikut:
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di
langkah 5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas,
pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya
diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain jika hari
buka Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut
diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan
kewenangannya.
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi
kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas
4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada
Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya
perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu.
5. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi
dan anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila
dibutuhkan.
C. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)
1. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional
(Pokjanal) Posyandu kecamatan:
a) Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan
Posyandu
b) Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja
Posyandu
c) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu
secara teratur.
2. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja
Posyandu desa/kelurahan
a) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk
penyelenggaraan Posyandu
b) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir
pada hari buka Posyandu
c) Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu
dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan
Posyandu
d) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau
sebutan lainnya
e) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu
secara teratur.
3. Instansi/Lembaga Terkait
a) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa (BPMPD) berperan dalam fungsi koordinasi
penyelenggaraan pembinaan, penggerakan peran serta masyarakat,
pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan metode
pendampingan masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan
dan sebagainya.
b) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan
sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan,
distribusi Buku KIA atau KMS, obat-obatan dan vitamin) serta
dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan.
c) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam
penyuluhan, penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan
BKL.
d) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum,
dukungan program dan anggaran serta evaluasi.
e) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian,
Dinas Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan dan
sebagainya, berperan dalam mendukung teknis operasional
Posyandu sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
Selain dinas/institusi/lembaga tersebut diatas, kemungkinan masih
terdapat
beberapa unsur dinas/instansi/lembaga yang dapat melakukan peran dan
fungsinya dalam Posyandu namun untuk daerah-daerah tertentu mungkin tidak
terdapat unsur dinas/instansi/lembaga sebagaimana tersebut diatas, karena struktur
organisasi pada jajaran Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota saat ini
cukup bervariasi.
4. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
a) Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan
kegiatan Posyandu.
b) Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya
sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan
Posyandu.
c) Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan
alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan
desa/kelurahan.
d) Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pemantauan dan
evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu
secara berkesinambungan.
e) Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong,
dan swadaya masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.
f) Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.
g) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala
Desa/Lurah dan Ketua Pokjanal Posyandu Kecamatan.
5. Tim Penggerak PKK
a) Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
b) Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu
c) Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu
d) Melengkapi data sesuai dengan Sistim Informasi Posyandu (SIP)
atau Sistim Informasi Manajemen (SIM)
6. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (apabila telah
terbentuk)
a) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan
Posyandu
b) Menaungi dan membina kegiatan Posyandu
c) Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif
dalam kegiatan Posyandu
7. Organisasi Kemasyarakatan/LSM
a) Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan
Posyandu, antara lain: pelayanan kesehatan masyarakat,
penyuluhan, penggerakan kader sesuai dengan minat dan misi
organisasi
b) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan
kegiatan Posyandu
8. Swasta/Dunia Usaha
a) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan
kegiatan Posyandu
b) Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan
Posyandu
2.2.5. Pembiayaan Posyandu1,2
Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain:1
a. Masyarakat
 Iuran pengguna/pengunjung Posyandu
 Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
 Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat
 Sumber dana sosial lainnya, misal dana sosial keagamaan, zakat,
infaq, sodaqoh (ZIS), kolekte, punia paramitha, dan sebagainya.
Apabila Forum Peduli Kesehatan Kecamatan telah terbentuk,
upaya pengumpulan dana dari masyarakat ini seyogyanya
dikoordinir oleh Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.
b. Swasta/Dunia Usaha
Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang
pembiayaan Posyandu. Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai
anak angkat perusahaan. Bantuan yang diberikan dapat berupa dana,
sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai sukarelawan Posyandu.
c. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang
hasilnya disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu. Contoh
kegiatan usaha yang dilakukan antara lain:
 Kelompok Usaha Bersama (KUB)
 Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat
Keluarga (TOGA)
d. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal
pembentukan, yakni berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam
bentuk sarana dan prasarana Posyandu yang bersumber dari dana APBN,
APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang
sah dan tidak mengikat.
2.2.6. Tingkat Perkembangan Posyandu
Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian,
pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk
mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan
alat telaahan perkembangan Posyandu yang dikenal dengan nama Telaah
kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat
perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai
berikut :3
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang
ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin
serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang.
Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di
samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum
siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya
masih rendah, yaitu kurang dari 50 %. Intervensi yang dapat dilakukan
untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikut
sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan
kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah
kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya
lebih dari 50 %, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50 % KK di
wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah
kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya
lebih dari 50 % mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang pesertanya lebih dari 50 KK yang bertempat tinggal di
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu.
BAB III
MASALAH-MASALAH DALAM PELAKSANAAN POSYANDU

3.1 Profil dan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I


3.1.1 Profil Umum
Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi adalah Puskesmas non perawatan puskesmas
induk berdiri pada tahun 1994 dan direhap total tahun 2011 dan bangunan baru
lantai II dengan luas bangunan ± 582 m 2 dengan jumlah ruangan lantai I
berjumlah 8 ruangan dan lantai II berjumlah 8 ruangan. Pada tahun 2017,
Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi diperluas lagi dengan 7 ruangan, lantai I
berjumlah 3 ruangan, dan lantai 2 berjumlah 4 ruangan. Adapun ruangan tersebut
sebagai berikut: 8

 Lantai 1 : Ruang Karcis/Loket, Ruang Poli Umum, Ruang Poli Usila,


MTBS dan Usila, Ruang Laboratorium, Ruang Poli Gigi, Ruang Tata
Usaha, Ruang Apotik dan Ruang Tunggu.8
 Lantai 2 : Ruang BLUD dan Bendaharawan, Ruang Kepala Puskesmas,
Ruang Kesling, Tumbang, Ruang KIA, Ruang Aula, Ruang KB,
Imunisasi, Ruang Promkes dan Ruang Tunggu.8
3.1.2 Lokasi Geografis Puskesmas Paal Merah I
Luas wilayah kerja Puskesmas Paal Merah 1 tahun 2020 adalah ± 510 Km2 terdisi
dari dataran rendah yang dilalui sungai-sungai kecil dengan ketinggian ± 10 M
diatas permukaan laut. Puskesmas Paal Merah I terletak di kecamatan Paal Merah
dengan batas wilayah sebagai berikut:8
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Paal, Wilayah Kerja
Puskesmas Paal Merah II.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jambi Selatan Wilayah
kerja Puskesmas Kebun Kopi.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jambi Selatan Wilayah
Kerja Puskesmas Pakuan Baru.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jambi Selatan, Wilayah
Kerja Puskesmas Kebun Kopi (Pustu Pasir Putih).
Gambar 4. Peta Wilayah Kerja Pal Merah 1
3.1.3 Demografi Puskesmas Paal Merah I
Data demografis meliputi data yang menggambarkan jumlah penduduk di
Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I tahun 2020. sebagaimana pada tabel
berikut:8
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I Tahun
2020

3.1.4 Tenaga Kesehatan


Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi memiliki sumber daya tenaga sebanyak 41
orang. Dimana sebanyak 29 orang sebagai tenaga kerja tetap, 5 orang tenaga kerja
kontrak, 6 orang tenaga kerja sukarela dan 1 orang tenaga kerja harian lepas.8
Tabel 3.2 Keadaan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Tingkatan Pendidikan
Terakhir

3.1.5 Sarana Kesehatan


Sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I adalah sebanyak
sarana kesehatan, dengan rincian sebagai berikut:8
Tabel 3.3 sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I Tahun
2020
3.1.6 Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I
Terdapat 8 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Posyandu pada wilayah kerja Puskesmas Paal Merah 1 Kota Jambi

Selama masa pandemi covid 19, posyandu ditiadakan. Pemberian imunisasi


dilaksanakan di Puskesmas Paal Merah 1.

3.2 Kegiatan Posyandu Paal Merah I


a. Kesehatan Ibu dan Anak
Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilaksanakan di posyandu pada
wilayah kerja Puskesms Paal Merah I berupa :
 Penimbangan berat badan anak
 Penentuan status pertumbuhan anak
 Penyuluhan pada ibu
 Bila ditemukan adanya gangguan tumbuh kembang, maka petugas
puskesmas akan melakukan rujukan ke puskesmas.
b. Keluarga Berencana
Pada program keluarga berencana, posyandu di wilayah kerja
puskesmas Paal Merah I dapat dikatakan tidak berjalan sebagaimana
seharusnya. Pelayanan KB yang diberikan di posyandu hanya berupa
penyuluhan, dikarenakan pada umumnya ibu yang ingin mendapatkan
pelayanan KB akan langsung menuju ke puskesmas.
c. Imunisasi
Pelayanan imunisasi yang diberikan pada posyandu wilayah kerja
Puskesmas Paal Merah I berupa imunisasi Polio dan Dpt-Hb-HiB
d. Gizi
Pelyanan gizi yang diberikan di posyandu wilayah kerja Puskesmas
Paal Merah I berupa :
 Pemantauan gizi bayi dan balita
 Pemberian vitamin A dan obat cacing pada bulan februari dan agustus
 Apabila ditemukan bayi atau balita yang mengalami gizi kurang atau
gizi buruk maka akan diberikan makanan tambahan dan di lakukan
pemantauan oleh petugas puskesmas.
e. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan diare di posyandu
yang dilakukan berupa penyuluhan-penyuluhan yang tidak rutin dilakukan.

Secara keseluruhan, pelayanan yang diberikan pada posyandu di Wilayah Kerja


Puskesmas Paal Merah I adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I Kota
Jambi
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paal
Merah I masih belum lengkap, informasi ini diperoleh dari pengamatan langsung
dan wawancara dengan kader posyandu dan petugas kesehatan.

3.3 Pola Pelayanan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I


Pelayanan Posyandu di Puskesmas Paal Merah I dilakukan oleh 5 orang
kader. kegiatan yang dilakukan kader Posyandu dibantu oleh petugas kesehatan
yaitu:
1. Mendaftar bayi atau balita
2. Penimbangan bayi atau balita
3. Mencatat hasil penimbangan pada KMS
4. Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan
berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan anak
yang bersangkutan
5. Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data
KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami
sasaran
6. Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita dengan
langkah yaitu dimana balita yang apabila berat badannya dibawah garis
merah (BGM) pada KMS 2 kali berturut-turut berat badannya tidak naik,
kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar).
7. Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu
misalnya dalam vitamin A.
8. Pemberian makanan tambahan (PMT)

3.4 Masalah Dalam Pelayanan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Paal


Merah I
1. Petugas
Petugas sering datang terlambat Dari informasi dan pengamatan
langsung di puskesmas, didapati petugas sering kali datang terlambat.
Didapati sudah ada beberapa ibu-ibu yang berkumpul di tempat imunisasi
namun petugas belum juga datang. Sehingga ibu- ibu harus menunggu untuk
mulai kegiatan imunisasi dan kegiatan imunisasi pun dimulai tidak sesuai
dengan waktu yang telah disepakati.
2. Kegiatan Posyandu
Dari hasil pengamatan dan wawancara, didapati bahwa kegitan utama
imunisasi di puskesmas tidak seluruhnya berjalan. Hal ini dibuktikan dengan
tidak adanya program kesehatan Ibu, program pencegahan dan
penanggulangan diare, dan program keluarga berencana. Setiap kegiatan
hanya terfokus pada penimbangan bayi dan balita, pengisian KMS dan
imunisasi saja.
3. Kunjungan
a) kunjungan imunisasi sangat kecil dibandingkan target sasaran
dikarenakan masa pandemi covid-19
Dari data kunjungan yang didapatkan dari puskesmas, didapati pada
bulan Juni dan Juli rata-rata kunjungan dibawah 100% di puskesmas
Paal Merah 1.
b) Minat dan motivasi ibu yang kurang untuk membawa balita karena
imunisasi dilaksanakan di puskesmas
Para ibu mempunyai banyak alasan untuk tidak datang ke puskesmas
seperti alasan lupa, tidak tau, anaknya sedang tidur, sudah di periksa
dan dibawa kedokter, dan mengkhawatirkan karena masa pandemic
covid-19. Sehingga ibu tidak rutin datang membawa anaknya ke
posyandu dan pemantauan KMS anak menjadi tidak optimal.
c) Kepemilikan KMS
Dari data yang tersedia nampak pada saat imunisasi memiliki
pengunjung yang tidak memiliki kartu menuju sehat (KMS), hal ini
mengakibatkan pencatatan tidak berlangsung dengan baik dan akan
sulit mendeteksi grafik peningkatan berat badan pada anak sehingga
akan tidak nampak apakah berat badan balita turun, naik ataupun tetap.
4. Sarana dan prasarana
a) Posyandu dilakukan di puskesmas selama masa pandemi covid-19.
Lokasi posyandu yang dilaksanakan di Puskesmas mengakibatkan
terbatasnya sarana dan prasarana yang memadai untuk menjalankan
kegiatan posyandu secara menyeluruh. Penyelenggaraan posyandu di
Puskesmas mengakibatkan tidak adanya wilayah dan sarana prasarana
untuk pemeriksaan ibu hamil dikarenakan tidak adanya ruangan
terbuka untuk pemeriksaan. Hal ini pula yang menunjang malasnya
atau tidak berminatnya ibu hamil untuk datang ke posyandu.
b) Alat dan bahan yang masih tidak lengkap di posyandu
Alat-alat yang digunakan di posyandu sering kali tidak lengkap,seperti
tidak adanya tempat pemeriksaan ibu hamil, tidak disediakannya oralit,
dan tablet Fe.
5. Keterlibatan lintas sektor
Selama pengamatan dan wawancara petugas posyandu, di dapatkan bahwa
keterlibatan lintas sektor sangat jarang terjadi. Satu-satunya lintas sektor
yang pernah terlibat adalah lurah dan itupun sudah sangat lama. Sementara
dari PKK, kepala desa dan lain sebagainya tidak pernah terlibat dalam
posyandu sehingga posyandu tidak memiliki dana tambahan ataupun
fasilitas tambahan yang seharusnya bisa di dapat dengan keterlibatan lintas
sektoral.
3.5 Pemecahan Masalah
1. Petugas
Petugas sering datang terlambat
Hendaknya petugas dijadwalkan datang 45 menit sebelum posyandu
berjalan dan dapat membuat kesepakatan antar kader dalam satu posyandu
mengenai ketepatan untuk kehadiran kegiatan, sehingga para ibu yang sudah
datang lebih dulu tidak perlu menunggu lama untuk memulai memeriksakan
anaknya.
2. Kegiatan Posyandu
Kegiatan-kegiatan posyandu yang tidak berjalan dengan baik dapat disebabkan
beberapa hal, misalnya dari segi sarana dan prasarana yang tidak tersedia sehingga
Ibu hamil tidak datang ke posyandu dikarekan tidak adanya sarana dan prasarana
untuk pemeriksaan kehamilan. Selain itu dapat juga dikarenakan kurangnya
pengetahuan para ibu mengenai pelayanan apa saja yang sebenarnya dapat
dilakukan di posyandu, karenanya ada baiknya kader dan petugas kesehatan
memberitahu para ibu bahwasanya kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak,
pemeriksaan kehamilan dan KB serta adanya pemberian imunisasi dapat
dilakukan di posyandu.
3. Kunjungan
a) Rendahnya jumlah kunjungan ke posyandu dan motivasi ibu yang
kurang
untuk membawa anaknya ke posyandu berjalan beriringan.
Hendaknya kader dan petugas kesehatan posyandu sering melakukan
penyuluhan kepada ibu mengenai pentingnya datang ke posyandu.
Kader dapat pula mengingatkan para ibu melalui jaringan komunikasi
dari beberapa hari sebelum posyandu di selenggarakan. Selain itu,
dapat pula meningkat motivasi para ibu untuk datang ke posyandu
dengan mengadakan kegiatankegiatan menarik seperti lomba balita
sehat, pembagian kelambu gratis, ataupun hadiah-hadiah lainnya.
b) Kepemilikan KMS
Para ibu yang tidak memiliki KMS memiliki beberapa alasan yaitu
lupa ataupun hilang. Hendaknya setiap posyandu petugas membawa KMS
cadangan untuk para ibu yang tidak memiliki KMS sehingga pencatatan
dapat segera dilakukan.
4. Sarana dan prasaraa
a) Posyandu dilakukan di puskesmas selama masa pandemi covid-19
Lokasi posyandu yang di lakukan di puskesmas permasalahan yang
cukup menghambat kegiatan-kegiatan yang seharusnya dapat di
selenggarakan. Sebaiknya posyandu yang baik memiliki bangunan sendiri
yang dikelola warga masyarakat, dana pembangunan posyandu dapat
diambil dari iuran masyarakat atau melibatkan lintas sektoral.
b) Alat dan bahan yang masih tidak lengkap di posyandu
Dari hasil wawancara bersama petugas puskesmas, didapati bahwa
alat dan bahan posyandu dapat dilengkapi dengan keterlibatan lintas sektor
ataupun dengan mengganggarkan dari puskesmas. Apabila terdapat
laporan yang masuk ke puskesmas mengenai permintaan alat dan bahan
posyandu, maka puskesmas dapat mengajukan anggaran dana untuk
melengkapinya.
5. Keterlibatan lintas sektor
Keterlibatan lintas sektor pada posyandu memegang peranan yang
cukup penting, sebab dengan adanya keterlibatan lintas sektor posyandu
dapat berjalan dengan lebih baik lagi dan sesuai dengan fungsinya. Lintas
sektor seperti kepala desa, lurah, camat dan sebagainya dapat membantu
pembangunan puskesmas yang lebih baik dari segi sarana dan prasarana.
Keterlibatan PKK dan lainnya dapat mengembangkan program seperti
taman obat keluarga yang dikelola posyandu. Sebaiknya kader posyandu
memberikan undangan dan permintaan rutin pada pihak lintas sektor untuk
turut hadir dan terlibat dalam posyandu.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
o Kegiatan pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I
masih kurang lengkap dan belum berjalan dengan baik. Kegiatan utama
posyandu tidak semuanya terlaksana yang dimana dikarenakan oleh
keterbatasan sarana dan prasarana yang ada.
o Kehadiran petugas puskesmas yang sering datang terlambat dan Kegiatan
imunisasi, pemeriksaan ibu hamil, ibu nifas, dan pelayanan KB yang tidak
terlaksana
o Jumlah kunjungan imunisasi sangat kecil dibandingkan target sasaran
dikarenakan masa pandemi covid-19
o Posyandu dilakukan di puskesmas selama masa pandemi covid-19 dan
tidak menerapkan sisem 5 meja
4.2. Saran
Agar dapat mewujudkan kegiatan pelayanan posyandu yang optimal di
wilayah kerja puskesmas Paal Merah I diharapkan :
1. Petugas melibatkan lintas sektor untuk membantu menjalankan
program TOGA ataupun dalam hal sarana dan prasarana yang dapat
menunjang terlaksananya kegiatan posyandu yang belum terlaksana.
2. Petugas diharapkan dapat hadir tepat waktu dan menerapkan sistem
pelayanan 5 meja dengan baik.
3. Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai program dan kegiatan apa
saja yang dapat dilakukan di puskesmas (KIA, KB).
4. Memberi penyuluhan dan motivasi kepada ibu dan ibu hamil mengenai
pentingnya imunisasi.
5. Menyediakan tempat yang nyaman dan fasilitas yang memadai untuk
melakukan kegiatan pelayanan posyandu dan efektif untuk diadakan
penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2012.
2. Kementrian Kesehatan RI dan Pokjanal Posyandu Pusat. Kurikulum dan modul
pelatihan kader posyandu. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI; 2012.
3. Briawan, Dodik. Optimalisasi posyandu dan posbindu dalam upaya perbaikan
gizi masyarakat. Bogor; KKP Ilmu Gizi; 2012.
4. Bidang pemberdayaan masyarakat Kota Jambi. Pedoman pengelolaan
Posyandu. Jambi: Depkes; 2009.
5. Kementerian kesehatan RI. Buku panduan kader Posyandu mneuju keluarga
sadar gizi. Jakarta: 2011.
6. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Saya bangga dengan
kader Posyandu. Jakarta: Depkes; 2009.
7. Khotimah. Evaluasi pelayanan program gizi dan posyandu tahun 2007 pada 4
Puskesmas di Palembang. Yogyakarta: Universitas Gadja mada; 2010.
8. Puskesmas Paal Merah I. Laporan Tahunan EKP dan PKP. 2019

Anda mungkin juga menyukai