PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 tahun
2009 tentang kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,
diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar
masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan, karena kesehatan bukanlah
tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat, termasuk swasta.1,2
Posyandu atau Pos Pelayanan terpadu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan
program terpadu di balai dusun, balai kelurahan. Pelayanan posyandu adalah kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana, pemberantasan penyakit menular dengan imunisasi, penanggulangan
diare dan gizi yang di lakukan penimbangan balita. Sasaran penduduk posyandu adalah ibu
hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita.1
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.2,3
Beberapa masalah selama pelaksanaan Posyandu masih ditemui sehingga manfaat yang
dirasakan belum begitu optimal seperti masalah dalam pelayanan Posyandu dan memerlukan
alternatif penyelesaian masalahnya. Oleh karena itu penulis tetarik untuk menyusun makalah
tentang Permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kenali Besar Kota Jambi tahun 2016.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar
b. Untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kenali Besar
c. Untuk menentukan pemecahan masalah dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Kenali Besar
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penulis dapat memahami kegiatan pelaksanaan pelayanan Posyandu dan masalah-masalah yang
ditemui dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pelayanan Posyandu
di puskesmas, sehingga Posyandu dapat berjalan dan berkembang secara optimal dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, serta mampu berpartisipasi secara
aktif bersama dengan Puskesmas dan lintas sektor yang terkait dalam meningkatkan mutu
pelayanan Posyandu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 POSYANDU
Posyandu yaitu Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi.2,3
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan
bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga
terkait lainnya.1,2
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek
pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan
integrative serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan
di Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan
aspek pemberdayaan masyarakat.3,4
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat noninstruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah
yang di hadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahan nya dengan
memanfaatkan potensi setempat.1
a. Tujuan umum 1
Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.
Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan
dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
Sebagai wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan keluarga dan
Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan terutama terkait
kesehatan ibu dan anak.
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan sosial dasar
sektor lain terkait.
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan
AKI, AKB dan AKABA.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah
kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan pusat
pelayanan kesehatan masyarakat primer.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi
setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah bayi baru lahir,
balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS (pasangan usia subur).1,7
Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah
pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua,
seorang sekretaris dan seorang bendahara.
1. Pendekatan Internal
Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan para petugas/aparat, sehingga bersedia
dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu. Dalam upaya untuk
meningkatkan layanan secara profesional, Pimpinan Puskesmas harus memberikan motivasi dan
keterampilan para petugas Puskesmas sehingga mampu bekerja bersama untuk kepentingan
masyarakat. Untuk ini, perlu dilakukan berbagai orientasi dan pelatihan dengan melibatkan
seluruh petugas Puskesmas.
2. Pendekatan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh
masyarakat, sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu. Untuk ini perlu
dilakukan berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
setempat. Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Peduli Kesehatan Kecamatan,
pendekatan eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau mengikutsertakan Forum Peduli
Kesehatan Kecamatan.
Dukungan yang diharapkan dapat berupa moril, finansial dan material, seperti
kesepakatan dan persetujuan masyarakat, bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta peralatan
Posyandu.
a. Ibu hamil
1. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan kader kesehatan. Jika ada
petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi
Tetanus Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi
fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelompok Ibu Hamil
pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan
Kelompok Ibu Hamil antara lain sebagai berikut :
a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB, dan
gizi
1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina)
3. Perawatan payudara
5. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan pemeriksaan kesehatan
umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tingggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu
kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran
pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digending melainkan dilepas bermain sesame balita
dengan pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader.
Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun
jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi
dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas.
Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita
maupun terhadap ibu hamil.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu
hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian
sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta
kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemic. Apabila setelah 2 kali
penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan,
pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit
yang disediakan.
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan
baru, di samping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya:
perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program
pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama
Posyandu Plus.
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah dilaksanakan
dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung.
Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat.
Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan perkarangan melalui tanaman
obat keluarga (TOGA)
Desa siaga
Kegiatan ekonomi produktif seperti Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha
simpan pinjam
3) Pemberian oralit
4) Pelayanan imunisasi
5) Periksa hamil
7) Pengobatan pasien,
a. Meja I
Mendaftar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas
yang diselipkan pada KMS, mendaftar ibu hamil yaitu menuliskan nama ibu hamil pada formulir
atau register ibu hamil dan wanita usia subur
b. Meja II
Penimbangan bayi atau balita, mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan
dipindahkan pada KMS, penimbangan ibu hamil.
c. Meja III
Pengisian KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas
ke dalam KMS anak tersebut.
d. Meja IV
1) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang
digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan anak yang bersangkutan
2) Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari
hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
3) Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita, ibu hamil dan menyusui
dengan langkah yaitu dimana balita yang apabila berat badannya dibawah garis merah (BGM)
pada KMS 2 kali berturut-turut berat badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu, kurus, busung
lapar), ibu hamil atau menyusui apabila keadaan kurus, pucat, bengkak kaki, pusing, perdarahan,
sesak nafas, gondokan, dan orang sakit
4) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu misalnya dalam
pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit.
e. Meja V
Merupakan kegiatan pelayanan sector yang biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan,
Pusat Layanan Keluarga Berencana (PLKB), Pusat Program Layanan (PPL). Pelayanan yang
diberikan yaitu pelayanan imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pelayanan keluarga berencana
(KB) berupa IUD dan suntikan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, pemberian tablet zat
besi (Fe), vitamin A.
MEJA I
MEJA II
MEJA III
Petugas kesehatan
Kader keluarga, masyarakat
MEJA IV
MEJA V
Penyuluhan KIA termasuk tumbuh kembang anak menggunakan buku KIA
Penyuluhan gizi termasuk pemberian kapsul vitamin A, tablet tambah darah dan PMT
(pemberian Makanan Tambahan)
Merujuk balita ke meja V
Pelayanan dan konseling kesehatan dan gizi oleh petugas kesehatan
Imunisasi
KIA-KB termasuk stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang balita
Gizi termasuk penanggulangan gizi kurang dan buruk serta penyakit pada balita
Pengisian KMS atau buku KIA oleh kader
Penimbangan dan pemantauan tumbuh kembang oleh kader Posyandu
Pendaftaran oleh kader Posyandu
Gambar 2.3 Pola Pelayanan Posyandu
a. Kader
Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:
a) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat
b) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu
c) Mempersiapkan sarana Posyandu
d) Melakukan pembagian tugas antar kader
e) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
f) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan
b. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu kali dalam
sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada setiap hari
buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam sebulan). Peran petugas
Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai berikut:
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah 5 (lima). Sesuai
dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas
Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka
Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh
kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya.
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung
Posyandu dan masyarakat luas
4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas serta menyusun
rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu.
5. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak balita serta
melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.
2. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja Posyandu desa/kelurahan
a. Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan Posyandu
b. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka Posyandu
c. Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat untuk
berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
d. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),
Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lainnya
e. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.
3, Instansi/Lembaga Terkait
1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan, penggerakan peran serta
masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan metode pendampingan
masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.
2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana dan prasarana
kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi Buku KIA atau KMS, obat-obatan dan vitamin)
serta dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan.
3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan, penggerakan peran
serta masyarakat melalui BKB dan BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan program dan anggaran
serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan UKM,
Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan dalam mendukung teknis operasional Posyandu
sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Selain dinas/institusi/lembaga tersebut
diatas, kemungkinan masih terdapat beberapa unsur dinas/instansi/lembaga yang dapat
melakukan peran dan fungsinya dalam Posyandu namun untuk daerah-daerah tertentu mungkin
tidak terdapat unsur dinas/instansi/lembaga sebagaimana tersebut diatas, karena struktur
organisasi pada jajaran Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota saat ini cukup bervariasi.
4. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
a. Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Posyandu.
b. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber pendanaan
untuk mendukung kegiatan pembinaan Posyandu.
c. Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan alternatif pemecahan masalah
sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa/kelurahan.
d. Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan
kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara berkesinambungan.
e. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya masyarakat dalam
mengembangkan Posyandu.
f. Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.
g. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala Desa/Lurah dan Ketua
Pokjanal Posyandu Kecamatan.
7. Organisasi Kemasyarakatan/LSM
a. Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan Posyandu, antara lain: pelayanan
kesehatan masyarakat, penyuluhan, penggerakan kader sesuai dengan minat dan misi organisasi
b. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu
8. Swasta/Dunia Usaha
a. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu
b. Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu
2.2.5 Pembiayaan
a. Sumber Biaya1,2
Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain:1
A. Masyarakat
a. Iuran pengguna/pengunjung Posyandu
b. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
c. Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat
d. Sumber dana sosial lainnya, misal dana sosial keagamaan, zakat, infaq, sodaqoh (ZIS), kolekte,
punia paramitha, dan sebagainya.
Apabila Forum Peduli Kesehatan Kecamatan telah terbentuk, upaya pengumpulan dana dari
masyarakat ini seyogyanya dikoordinir oleh Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.
B. Swasta/Dunia Usaha
Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang pembiayaan Posyandu.
Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat perusahaan. Bantuan yang
diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai sukarelawan
Posyandu.
C. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya disumbangkan untuk biaya
pengelolaan Posyandu. Contoh kegiatan usaha yang dilakukan antara lain:
a. Kelompok Usaha Bersama (KUB)
b. Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat Keluarga (TOGA)
D. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal pembentukan, yakni berupa dana
stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana Posyandu yang bersumber dari
dana APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah dan
tidak mengikat.
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan
bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang
dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di samping
karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi
yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah
jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan
kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50 %. Intervensi yang dapat
dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan
tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari
8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50 %, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni kurang dari 50 % KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50 % mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
lebih dari 50 KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu.
BAB III
PERMASALAHAN DALAM PELAYANAN POSYANDU
Puskesmas Kenali Besar terletak di Wilayah Kelurahan Kenali besar Kecamatan Kota Baru
tepatnya berada di ujung perbatasan Kota Jambi dengan Kabupaten Muaro Jambi. Wilayah kerja
Puskesmas Kenali Besar meliputi 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Kenali Besar dan Kelurahan
Bagan Pete.
Luas wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar adalah km2 dengan perincian :
1. Kelurahan Kenali Besar : km2
2. Kelurahan Bagan Pete : km2
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar adalah :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Penyengat Rendah
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sungai Bertam
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mandalo Darat
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Rawasari.8,9,10
Terdapat 43 Posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi,
yang dapat dilihat pada tabel berikiut : 8,9,10
Data demografis meliputi data yang menggambarkan keadaan penduduk sebagaimana pada
tabel berikut :
Tabel 3.2 Posyandu pada Wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi
Kegiatan Posyandu yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar meliputi
: 8,9,10
a. Ibu hamil
1. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan kader kesehatan.
2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil diberikan penyuluhan: tanda bahaya pada ibu
hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB, dan gizi
1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina)
3. Perawatan payudara
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi
dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
2. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu
hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian
sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta
kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali
penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan,
pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit
yang disediakan.
Pada umumnya kegiatan yang dilakukan di Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kenali
Besar yaitu :
.kegiatan rutin yang dilakukan di Posyandu meliputi penimbangan berat badan bayi
dan balita, pemantauan tumbuh kembang anak juga kesehatan ibu dan anak, terkadang kalau
stok makanan banyak kami berikan makanan, dan kalau lagi musim diare, oralit kami berikan
Tabel 3.3 Jumlah Pengunjung Penimbangan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar
Kota Jambi tahun 2016
Jumlah Balita
Balita
Jumlah balita yang
yang D/S N/D N/S K/S
No Bulan Semua yang Berat
memiliki (100%) (10%) (100%) (100%)
Balita (S) Datang Badan
KMS (K)
(D) Naik (N)
1 Januari 585 585 417 394 71,28 85,75 59,658 100
2 Februari 1327 1327 1006 787 75,81 79,495 59,31 100
3 Maret 1353 1353 1353 1238 100 94 91,5 100
4 April 1122 1122 853 759 77,005 90 67,65 100
5 Mei 1174 1174 779 657 66,354 87 55,96 100
6 Juni
7 Juli 1045 1045 539 398 51,579 80 38,09 100
Tabel 3.4 Jumlah Pengunjung Penimbangan Balita di Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Kenali Besar Kota Jambi pada Bulan Juli tahun 2016
1. Kegiatan Posyandu
Posyandu di wilayah kerja Kenali Besar pada umumnya tidak melakukan semua kegiatan
utama Posyandu yang telah ditetapkan seperti kegiatan imunisasi, KIA, KB, dan pencegahan
diare. Informasi ini diperoleh dari hasil pengamatan langsung ke beberapa puskesmas dan dari
petugas Puskesmas, .kegiatan biasa yang dilakukan di puskesmas ya cuman penimbangan
bayi dan balita, serta melihat tumbuh kembangnya, kegiatan lain semuanya dilakukan di
Posyandu, karena kendala pada pengangkutan vaksin serta jika yang mau vaksin hanya 1 balita,
vaksin akan mubazir. Jadi untuk balita yang mau imunisasi bisa datang ke puskesmas tiap hari
senin, rabu dan jumat.
Kegiatan Posyandu terfokus pada penimbangan bayi dan balita yaitu pada pengisian
KMS, sedangkan kegiatan-kegiatan lain tidak terlalu diperhatikan.
2. Pola Pelayanan
Banyak Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi tidak
menerapkan sistem 5 meja dengan baik meski jumlah kader ada 5 orang hal ini dikarenakan tidak
ada pembagian tugas antar kader dan terkadang kader yang datang dalam kegiatan posyandu
sedikit. Informasi ini diperoleh dari wawancara dengan kader Posyandu.
..bayi/balita yang datang, dilayani oleh 1 atau 2 orang kader saja, jadi sistemnya
saling membantu tidak ada tugas tersendiri.
Begitu juga dengan petugas kesehatan, dari hasil pengamatan, petugas kesehatan ikut
serta dalam penimbangan dan pengisian KMS. Tidak adanya pembagian tugas ini menyebabkan
ada kader yang tidak datang sewaktu kegiatan Posyandu dan pelayanan Posyandu menjadi
kurang optimal.
3. Jumlah Balita
Pembagian Posyandu yang masih belum proporsional dengan jumlah balita, ada
Posyandu yang dengan wilayah kerja memiliki balita sedikit dan ada dengan jumlah balita yang
banyak. Misalnnya saja seperti balita diwilayah kerja Posyandu Melati ada sebanyak 75 orang,
sedangkan balita yang ada di wilayah kerja Asoka I hanya 8 orang. Jumlah balita yang sedikit
menimbulkan kebosanan kader dan petugas untuk menunggu balita yang datang.
Ibu tidak membawa balita ke Posyandu secara rutin. Banyak alasan ibu tidak membawa
balita kembali ke Posyandu, misalnya karena kesibukan Ibu bagi Ibu-ibu balita yang bekerja dan
juga hal ini berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan di posyandu hanya berupa
penimbangan balita, sedangkan kegiatan imunisasi lainnya di lakukan di puskesmas. seperti hal
nya juga ibu telah melakukan penimbangan di tempat lain seperti praktek dokter atau rumah
sakit dank arena ibu lupa dengan jadwal posyandu. Informasi diperoleh dari kader dan petugas
posyandu.
Jumlah balita yang sedikit ini menyebabkan petugas kesehatan dan kader malas datang ke
Posyandu. Hal ini berakibat pada pelayanan Posyandu yang kurang optimal.
4. Tempat Pelayanan
Pelayanan Posyandu biasanya di rumah ketua RT, rumah kader, rumah warga, kantor
lurah, PAUD, dan sebagainya. Tempat posyandu masih dirasa belum maksimal dari segi
kapasitas dan kenyamanannya dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Posyandu karena
bayi/balita merasa tidak nyaman dan mengajak segera pulang dan ibu-ibu menjadi terburu-buru
untuk pulang serta ibu dari golongan menengah ke atas lebih cenderung membawa bayi/balita ke
tempat praktek dokter ataupun RS swasta lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan langsung ke
beberapa posyandu, beberapa posyandu memiliki fasilitas tempat duduk, meja yang lengkap,
tempat yang nyaman, dan ada beberapa posyandu yang fasilitasnya minim, sehingga kegiatan
posyandu tidak berjalan merata di wilayah kerja Kenali Besar.
Hal ini di dapat langsung dari wawancara kepada ibu balita yang membawa anaknya ke
posyandu. Kegiatan yang dilakukan posyandu hanya pemeriksaan tumbuh kembang bayi dengan
penimbangan, sehingga ibu bayi dan balita merasa bosan, kalau bagusnya ada kegiatan seperti
lomba bayi tau balita sehat dan mendapatkan hadiah maka motivasi ibu-ibu untuk datang ke
posyandu akan meningkat
Sarana dan prasarana sebagian Posyandu yang minim hanya ada timbangan bayi dan
dewasa.
3.4 Pemecahan Masalah
1. Kegiatan utama Posyandu lebih ditingkatkan dengan cara
keaktifan kader dan petugas Puskesmas
ada pengawasan dari dinas terkait
adanya kerja sama antara masyarakat dan Puskesmas
mendidik masyarakat masyarakat untuk berperan aktif dalam mendukung kemajuan posyandu
sehingga masyarakat mau untuk berpartisipasi secara swadaya membuat tempat penyelenggaraan
posyandu yang nyaman dan baik agar proses pelaksanaan posyandu berjalan dengan baik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegiatan Pelayanan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar masih kurang
lengkap dan kurang merata di beberapa wilayah kerja. Kegiatan pelayananan hanya terfokus
pada penimbangan dan pengisian KMS bayi dan balita. kehadiran petugas dan kader yang masih
perlu diperhatikan lagi. Sistem 5 meja pelayanan Posyandu tidak diterapkan dengan optimal
yang merupakan hal penting demi terwujudnya kegiatan Posyandu yang optimal.
4.2 Saran