Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 tahun
2009 tentang kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,
diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar
masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan, karena kesehatan bukanlah
tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat, termasuk swasta.1,2

Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan,telah ditetapkan arah kebijakan


membangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) 2010-2014 Bidang Kesehatan. Kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah
mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai
indikator pembangunan Sumber Daya Manusia, seperti: meningkatnya derajat kesejahteraan dari
status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang
optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk, serta menurunnya kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat dan antar
daerah dengan tetap lebih mengutamakan pada upaya pereventif, promotif serta pemberdayaan
keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan Posyandu.

Posyandu atau Pos Pelayanan terpadu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan
program terpadu di balai dusun, balai kelurahan. Pelayanan posyandu adalah kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana, pemberantasan penyakit menular dengan imunisasi, penanggulangan
diare dan gizi yang di lakukan penimbangan balita. Sasaran penduduk posyandu adalah ibu
hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita.1
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.2,3

Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi


tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistem pelayanan kesehatan
yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat
menjangkauan semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu
menyusui, dan ibu nifas.3

Program posyandu merupakan strategi jangka panjang untuk menurunkan angka


kematian bayi infant mortality rate, angka kelahiran bayi (birth rate), dan angka kematian ibu
(maternal mortality rate) turunnya Infant mortality rate, birth rate, maternal mortality rate di
suatu daerah merupakan standart keberhasilan pelaksanaan program terpadu di suatu wilayah
tersebut. Untuk mempercepat penurunan angka tersebut diperlukan peran serta masyarakat dalam
mengelola dan memanfaatkan posyandu karena posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan
oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan masyarakat.4

Beberapa masalah selama pelaksanaan Posyandu masih ditemui sehingga manfaat yang
dirasakan belum begitu optimal seperti masalah dalam pelayanan Posyandu dan memerlukan
alternatif penyelesaian masalahnya. Oleh karena itu penulis tetarik untuk menyusun makalah
tentang Permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kenali Besar Kota Jambi tahun 2016.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja


Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi tahun 2016.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar
b. Untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kenali Besar
c. Untuk menentukan pemecahan masalah dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Kenali Besar

1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penulis dapat memahami kegiatan pelaksanaan pelayanan Posyandu dan masalah-masalah yang
ditemui dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pelayanan Posyandu
di puskesmas, sehingga Posyandu dapat berjalan dan berkembang secara optimal dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, serta mampu berpartisipasi secara
aktif bersama dengan Puskesmas dan lintas sektor yang terkait dalam meningkatkan mutu
pelayanan Posyandu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 POSYANDU

2.1.1 Definisi Posyandu

Posyandu yaitu Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi.2,3

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan
bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga
terkait lainnya.1,2

Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek
pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan
integrative serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan
di Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan
aspek pemberdayaan masyarakat.3,4

Dalam posyandu terdapat pelayanan kesehatan dasar yang merupakan pelayanan


kesehatan bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang sekurang-
kurangnya mencakup 5 kegiatan yaitu, KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan Diare.5

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat noninstruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah
yang di hadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahan nya dengan
memanfaatkan potensi setempat.1

2.1.2 Fungsi Posyandu


Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas
kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA).
Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.1

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Posyandu

2.1.3.1 Tujuan Posyandu

a. Tujuan umum 1

Menunjang percepatan penurunan AKI, AKB, AKABA di Indonesia melalui upaya


pemberdayaan masyarakat.1
b. Tujuan khusus 1

Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.
Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan
dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
Sebagai wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan keluarga dan
Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera

2.1.3.2 Manfaat Posyandu

1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan terutama terkait
kesehatan ibu dan anak.
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan sosial dasar
sektor lain terkait.
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan
AKI, AKB dan AKABA.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah
kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan pusat
pelayanan kesehatan masyarakat primer.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi
setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.

4. Bagi Sektor Lain


a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan dan sosial
dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya penurunan AKI, AKB dan AKABA sesuai
kondisi setempat.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan tugas, pokok
dan fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.1

2.1.3.3 Lokasi Pelaksanaan Posyandu


Posyandu berada di setiap desa/kelurahan atau sebutan lainnya yang sesuai. Bila
diperlukan dan memiliki kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun, atau sebutan
lainnya yang sesuai.

2.1.4 Sasaran dan Lokasi Posyandu 1,7

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah bayi baru lahir,
balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS (pasangan usia subur).1,7

Posyandu berlokasi disetiap desa/kelurahan. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan,


dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun atau sebutan lainnya yang sesuai. Tempat
penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh
masyarakat.1,7
2.1.5 Pengorganisasian Posyandu
2.1.5.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat
pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya.
Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta kader Posyandu
yang merangkap sebagai anggota. Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah
(desa/kelurahan atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu Unit/Kelompok
Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit
Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari para anggotanya.
Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur
Pengelola Posyandu, disepakati dalam Unit/Kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat
setempat. Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di desa/kelurahan
atau sebutan lainnya sebagai berikut:1
Gambar 2.1 Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di desa/kelurahan

2.1.5.2 Pengelola Posyandu 1

Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah
pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua,
seorang sekretaris dan seorang bendahara.

Kriteria pengelola Posyandu antara lain :

a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat

b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat

c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat

2.1.5.3 Kader Posyandu 1


Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat yang bersedia,
mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Kader Posyandu
menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela. Kriteria kader Posyandu antara lain
sebagai berikut :

Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut :

a. Berasal dari anggota masyarakat setempat

b. Dapat membaca dan menulis huruf latin

c. Berminat dan bersedia menjadi kader

d. Bersedia bekerja secara sukarela

e. Memiliki kemampuan dan waktu luang

2.1.5.4 Langkah-langkah pembentukan Posyandu 1,2

Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan


pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada
masyarakat setempat. Pendirian Posyandu ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa/Lurah.
Pembentukan Posyandu bersifat fleksibel, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan,
permasalahan dan kemampuan sumber daya.1
Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:1,2

1. Pendekatan Internal
Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan para petugas/aparat, sehingga bersedia
dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu. Dalam upaya untuk
meningkatkan layanan secara profesional, Pimpinan Puskesmas harus memberikan motivasi dan
keterampilan para petugas Puskesmas sehingga mampu bekerja bersama untuk kepentingan
masyarakat. Untuk ini, perlu dilakukan berbagai orientasi dan pelatihan dengan melibatkan
seluruh petugas Puskesmas.

2. Pendekatan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh
masyarakat, sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu. Untuk ini perlu
dilakukan berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
setempat. Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Peduli Kesehatan Kecamatan,
pendekatan eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau mengikutsertakan Forum Peduli
Kesehatan Kecamatan.
Dukungan yang diharapkan dapat berupa moril, finansial dan material, seperti
kesepakatan dan persetujuan masyarakat, bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta peralatan
Posyandu.

3. Survei Mawas Diri (SMD)


Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of belonging) melalui
penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki. SMD dilakukan oleh
masyarakat sendiri dengan bimbingan petugas Puskesmas, aparat pemerintahan desa/kelurahan,
dan Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (jika sudah terbentuk). Untuk itu sebelumnya perlu
dilakukan pemilihan dan pelatihan anggota masyarakat yang dinilai mampu melakukan SMD
seperti guru, anggota Pramuka, kelompok dasawisma, PKK, anggota karang taruna, murid
sekolah atau kalangan berpendidikan lainnya yang ada di desa/kelurahan.
Pelatihan yang diselenggarakan mencakup penetapan responden, metode wawancara
sederhana, penyusunan dan pengisian daftar pertanyaan serta pengolahan hasil pengumpulan
data. Pengumpulan data dengan cara wawancara dilakukan terhadap sekurang-kurangnya 30
(tiga puluh) kepala keluarga yang terpilih secara acak dan bertempat tinggal di lokasi yang akan
dibentuk Posyandu. Hasil dari SMD adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi
masyarakat yang ada di desa/kelurahan.

4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang mendukung
pembentukan Posyandu atau Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (jika telah terbentuk). Peserta
MMD adalah anggota masyarakat setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data
kesehatan lainnya yang mendukung. Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya
daftar urutan masalah dan upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan dengan
konsep Posyandu yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.
Jika masyarakat menetapkan masalah dan upaya kesehatan lain di luar konsep Posyandu,
masalah dan upaya kesehatan tersebut tetap dimasukkan dalam daftar urutan.

5. Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu


Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai
berikut:
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu Pemilihan pengurus dan kader Posyandu dilakukan
melalui pertemuan khusus dengan mengundang para tokoh dan anggota masyarakat terpilih.
Undangan dipersiapkan oleh Puskesmas dan ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah. Pemilihan
dilakukan secara musyawarah mufakat sesuai dengan tata cara dan kriteria yang berlaku.
b. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada
pengurus dan kader terpilih perlu diberikan orientasi dan pelatihan. Orientasi ditujukan kepada
pengurus Posyandu dan pelatihan ditujukan kepada kader Posyandu yang keduanya dilaksanakan
oleh Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi dan pelatihan yang berlaku. Pada waktu
menyelenggarakan orientasi pengurus, sekaligus disusun rencana kerja (Plan of Action)
Posyandu yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat penyelenggaraan, para
pelaksana dan pembagian tugas serta sarana dan prasarana yang diperlukan.
c. Pembentukan dan Peresmian Posyandu Pengurus dan kader yang telah mengikuti orientasi dan
pelatihan, selanjutnya mengorganisasikan diri ke dalam wadah Posyandu. Kegiatan utama
Posyandu ada 5 (lima) yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Jika kegiatan
tersebut ditambah sesuai dengan kesepakatan masyarakat misalnya kesehatan lingkungan,
pencegahan penyakit menular, Bina Keluarga Balita (BKB) dan Pembinaan Anak Usia Dini
(PAUD), Posyandu tersebut disebut dengan nama Posyandu Terintegrasi. Peresmian Posyandu
dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dihadiri oleh pimpinan daerah, tokoh serta anggota
masyarakat setempat.
d. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu
Setelah Posyandu resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu secara
rutin, berpedoman pada panduan yang berlaku. Secara berkala kegiatan Posyandu dipantau oleh
Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan
Posyandu selanjutnya secara lintas sektoral.

2.2 Pelayanan Posyandu

2.2.1 Kegiatan Pelayanan Posyandu

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan.


Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut :1,3

2.2.1.1 Kegiatan Utama

Kegiatan utama Posyandu sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima) kegiatan, yakni :

1. Kesehatan ibu dan anak

a. Ibu hamil

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:

1. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan kader kesehatan. Jika ada
petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi
Tetanus Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi
fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelompok Ibu Hamil
pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan
Kelompok Ibu Hamil antara lain sebagai berikut :

a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB, dan
gizi

b) Perawatan payudara dan pemberian ASi

c) Peragaan pola makan ibu hamil

d) Peragaan perawatan bayi baru lahir

e) Senam ibu hamil


b. Ibu nifas dan menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup :

1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina)

2. Pemberian vitamin A dan tablet besi

3. Perawatan payudara

4. Senam ibu nifas

5. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan pemeriksaan kesehatan
umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tingggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

c. Bayi dan anak balita

Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu
kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran
pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digending melainkan dilepas bermain sesame balita
dengan pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader.

Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun
jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:

1) Penimbangan berat badan

2) Penentuan status pertumbuhan

3) Penyuluhan

4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi
dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2. Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oelh kader adalah pemberian


kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan
KB, Dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan
pemasangan IUD.

3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas.
Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita
maupun terhadap ibu hamil.

4. Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu
hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian
sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta
kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemic. Apabila setelah 2 kali
penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.

5. Pencegahan dan penanggulangan diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan,
pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit
yang disediakan.

2.2.1.2 Kegiatan pengembangan/tambahan 1,3

Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan
baru, di samping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya:
perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program
pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama
Posyandu Plus.

Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah dilaksanakan
dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung.
Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat.

Beberapa kegiatan tambahan Posyandu yangtelah diselenggarakan antara lin:

Bina Keluarga Balita (BKB)


Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya ISPA,
demam berdarah, gizi buruk, polio, campak, dan tetanus neonatorum

Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)

Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB PLP)

Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan perkarangan melalui tanaman
obat keluarga (TOGA)

Desa siaga

Pos Malaria Desa (Posmaldes)

Kegiatan ekonomi produktif seperti Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha
simpan pinjam

Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas)

2.2.2 Kelengkapan pelayanan

Kelengkapan pelayanan Posyandu terdiri dari Sembilan kegiatan yaitu: 1,3

1) Penimbangan bayi dan anak

2) Pemberian makanan tambahan

3) Pemberian oralit

4) Pelayanan imunisasi

5) Periksa hamil

6) Pemberian pil zat besi

7) Pengobatan pasien,

8) Tumbuh kembang anak

9) Kesehatan ibu dan anak.


Kelengkapan pelayanan posyandu ini dikatakan lengkap apabila posyandu melakukan
kegiatan lebih > 5 dan dinyatakan tidak lengkap jika kegiatan < 5. Keberhasilan pelaksanaan
kegiatan di posyandu didukung oleh manajemen pelaksanaan yang terorganisasi dengan baik.

2.2.3 Pola Pelayanan Posyandu1

a. Meja I

Mendaftar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas
yang diselipkan pada KMS, mendaftar ibu hamil yaitu menuliskan nama ibu hamil pada formulir
atau register ibu hamil dan wanita usia subur

b. Meja II

Penimbangan bayi atau balita, mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan
dipindahkan pada KMS, penimbangan ibu hamil.

c. Meja III

Pengisian KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas
ke dalam KMS anak tersebut.

d. Meja IV

Terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

1) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang
digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan anak yang bersangkutan

2) Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari
hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran

3) Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita, ibu hamil dan menyusui
dengan langkah yaitu dimana balita yang apabila berat badannya dibawah garis merah (BGM)
pada KMS 2 kali berturut-turut berat badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu, kurus, busung
lapar), ibu hamil atau menyusui apabila keadaan kurus, pucat, bengkak kaki, pusing, perdarahan,
sesak nafas, gondokan, dan orang sakit
4) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu misalnya dalam
pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit.

e. Meja V

Merupakan kegiatan pelayanan sector yang biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan,
Pusat Layanan Keluarga Berencana (PLKB), Pusat Program Layanan (PPL). Pelayanan yang
diberikan yaitu pelayanan imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pelayanan keluarga berencana
(KB) berupa IUD dan suntikan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, pemberian tablet zat
besi (Fe), vitamin A.

Gambar 2.2. Cara Melaksanakan Kegiatan di Posyandu

Skema Pola Pelayanan Posyandu

MEJA I
MEJA II
MEJA III
Petugas kesehatan
Kader keluarga, masyarakat
MEJA IV
MEJA V
Penyuluhan KIA termasuk tumbuh kembang anak menggunakan buku KIA
Penyuluhan gizi termasuk pemberian kapsul vitamin A, tablet tambah darah dan PMT
(pemberian Makanan Tambahan)
Merujuk balita ke meja V
Pelayanan dan konseling kesehatan dan gizi oleh petugas kesehatan
Imunisasi
KIA-KB termasuk stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang balita
Gizi termasuk penanggulangan gizi kurang dan buruk serta penyakit pada balita
Pengisian KMS atau buku KIA oleh kader
Penimbangan dan pemantauan tumbuh kembang oleh kader Posyandu
Pendaftaran oleh kader Posyandu
Gambar 2.3 Pola Pelayanan Posyandu

2.2.4 Tugas dan Tanggungjawab Para Pelaksana


Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak. Adapun tugas dan
tanggungjawab masing-masing pihak dalam menyelenggarakan Posyandu adalah sebagai
berikut:1,2,3

a. Kader
Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:
a) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat
b) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu
c) Mempersiapkan sarana Posyandu
d) Melakukan pembagian tugas antar kader
e) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
f) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan

Pada hari buka Posyandu, antara lain:


a) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu
b) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke Posyandu
c) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku register Posyandu
d) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS
e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil
penimbangan serta memberikan PMT
f) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai kewenangannya
g) Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan
dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.

Di luar hari buka Posyandu, antara lain:


a) Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui serta
bayi dan anak balita
b) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku
KIA, jumlah balita yang Datang pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan
berat badannya Naik
c) Melakukan tindak lanjut terhadap:
1) Sasaran yang tidak datang
2) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan
d) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka
e) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin
kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.
Gambar 2.4 Tugas-tugas Kader Posyandu
Kader posyandu merupakan pelaksana usaha perbaikan gizi keluarga yang merupakan
anggota masyarakat dan mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, sanggup melaksanakan kegiatan
UPGK dan sanggup menngerakkan masyarakat menggerakkan kegiatan UPGK.
Kegiatan pokok dari UPGK adalah (1) Pelayanan Gizi di Posyandu (2) Penyuluhan Masyarakat
dan (3) Pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga
Tugas kader UPGK adalah:1,2
A. Melakukan kegiatan bulanan UPGK di dalam posyandu
1. Mempersiapkan pelaksanaan UPGK
a. Memberi tahu semua ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita mengenai akan adanya kegiatan di
posyandu dan mencatat sasaran UPGK
b. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Bila ada alat yang belum tersedia, dapat
meminjam, minta pada petugas atau membuat sendiri
c. Pembagian tugas diantara para kader, dibantu ibu-ibu yang lain
2. Melaksanakan kegiatan bulanan UPGK di posyandu
a. Meja 1 : Mendaftar balita, ibu hamil, dan ibu menyusui
b. Meja 2 : Menimbang balita
c. Meja 3 : Mencatat hasil penimbangan
d. Meja 4 : Menyuluh ibu berdasarkan hasilpenimbangan anaknya, Memberikan pelayanan giji
kepada ibu balita dan ibu hamil
e. Meja 5 : Pelayanan kesehatan dan KB
3. Kegiatan lain setelah kegiatan di dalam posyandu
a. Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam register balita
b. Membahas bersama-sama kegiatan lain atas saran petugas
c. Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilakssanakan misalnya penyuluhan KB; imunisasi;
menyusun menu sehat atau peragaan keterampilan, dsb.
B. Melaksanakan kegiatan UPGK di luar posyandu
1. Melaksanakan kunjungan rumah
a. Jika ada ibu yang anak balitanya selama 2 bulan berturut-turut tidak hadir
b. Jika ada ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin A
c. Jika ada ibu yang anak balitanya pada bulan lalu dikirim ke puskesmas karena 2bulan berturut-
turut berat badannya tidak naik,berat badannya dibawah garis merah KMS, sakit
d. Ibu hamil yang 2 bulan berturut-turut tidak menghadiri posyandu
e. Ibu hamil yang bulan lalu dikirim ke puskesmas
f. Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya
g. Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul yodium
h. Balita yang terlalu gemuk
2. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan UPGK
3. Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga
4. Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan keterampilan

b. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu kali dalam
sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada setiap hari
buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam sebulan). Peran petugas
Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai berikut:
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah 5 (lima). Sesuai
dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas
Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka
Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh
kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya.
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung
Posyandu dan masyarakat luas
4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas serta menyusun
rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu.
5. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak balita serta
melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.

c. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)


1. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu kecamatan:
a. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu
b. Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu
c. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.

2. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja Posyandu desa/kelurahan
a. Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan Posyandu
b. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka Posyandu
c. Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat untuk
berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
d. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),
Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lainnya
e. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.

3, Instansi/Lembaga Terkait
1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan, penggerakan peran serta
masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan metode pendampingan
masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.
2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana dan prasarana
kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi Buku KIA atau KMS, obat-obatan dan vitamin)
serta dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan.
3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan, penggerakan peran
serta masyarakat melalui BKB dan BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan program dan anggaran
serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan UKM,
Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan dalam mendukung teknis operasional Posyandu
sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Selain dinas/institusi/lembaga tersebut
diatas, kemungkinan masih terdapat beberapa unsur dinas/instansi/lembaga yang dapat
melakukan peran dan fungsinya dalam Posyandu namun untuk daerah-daerah tertentu mungkin
tidak terdapat unsur dinas/instansi/lembaga sebagaimana tersebut diatas, karena struktur
organisasi pada jajaran Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota saat ini cukup bervariasi.
4. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
a. Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Posyandu.
b. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber pendanaan
untuk mendukung kegiatan pembinaan Posyandu.
c. Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan alternatif pemecahan masalah
sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa/kelurahan.
d. Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan
kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara berkesinambungan.
e. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya masyarakat dalam
mengembangkan Posyandu.
f. Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.
g. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala Desa/Lurah dan Ketua
Pokjanal Posyandu Kecamatan.

5. Tim Penggerak PKK


a. Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
b. Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu
c. Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu
d. Melengkapi data sesuai dengan Sistim Informasi Posyandu (SIP) atau Sistim Informasi
Manajemen (SIM)

6. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (apabila telah terbentuk)


a. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu
b. Menaungi dan membina kegiatan Posyandu
c. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan Posyandu

7. Organisasi Kemasyarakatan/LSM
a. Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan Posyandu, antara lain: pelayanan
kesehatan masyarakat, penyuluhan, penggerakan kader sesuai dengan minat dan misi organisasi
b. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu

8. Swasta/Dunia Usaha
a. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu
b. Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu
2.2.5 Pembiayaan
a. Sumber Biaya1,2
Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain:1
A. Masyarakat
a. Iuran pengguna/pengunjung Posyandu
b. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
c. Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat
d. Sumber dana sosial lainnya, misal dana sosial keagamaan, zakat, infaq, sodaqoh (ZIS), kolekte,
punia paramitha, dan sebagainya.
Apabila Forum Peduli Kesehatan Kecamatan telah terbentuk, upaya pengumpulan dana dari
masyarakat ini seyogyanya dikoordinir oleh Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.
B. Swasta/Dunia Usaha
Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang pembiayaan Posyandu.
Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat perusahaan. Bantuan yang
diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai sukarelawan
Posyandu.
C. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya disumbangkan untuk biaya
pengelolaan Posyandu. Contoh kegiatan usaha yang dilakukan antara lain:
a. Kelompok Usaha Bersama (KUB)
b. Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat Keluarga (TOGA)
D. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal pembentukan, yakni berupa dana
stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana Posyandu yang bersumber dari
dana APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah dan
tidak mengikat.

2.2.6 Tingkat Perkembangan Posyandu

Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian, pembinaan yang


dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat
perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan
Posyandu yang dikenal dengan nama Telaah kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah
untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat
sebagai berikut :3

1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan
bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang
dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di samping
karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi
yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah
jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan
kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50 %. Intervensi yang dapat
dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan
tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari
8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50 %, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni kurang dari 50 % KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50 % mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
lebih dari 50 KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu.
BAB III
PERMASALAHAN DALAM PELAYANAN POSYANDU

3.1 Profil dan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar

3.1.1 Data Geografis

Puskesmas Kenali Besar terletak di Wilayah Kelurahan Kenali besar Kecamatan Kota Baru
tepatnya berada di ujung perbatasan Kota Jambi dengan Kabupaten Muaro Jambi. Wilayah kerja
Puskesmas Kenali Besar meliputi 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Kenali Besar dan Kelurahan
Bagan Pete.
Luas wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar adalah km2 dengan perincian :
1. Kelurahan Kenali Besar : km2
2. Kelurahan Bagan Pete : km2
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar adalah :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Penyengat Rendah
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sungai Bertam
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mandalo Darat
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Rawasari.8,9,10
Terdapat 43 Posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi,
yang dapat dilihat pada tabel berikiut : 8,9,10

3.1.2 Data Demografis

Data demografis meliputi data yang menggambarkan keadaan penduduk sebagaimana pada
tabel berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Jumlah KK dan RT di


Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar Tahun 2014
Kepala
Keluraha Jumlah Penduduk Keluarga RT
n Laki-laki Perempuan N

Kenali Besar 22.613 21.593 44.206 17048 61


9.133
Bagan Pete 8.465 17.598 13884 31
Jumlah 31.746 30.058 61.804 30932 92

Tabel 3.2 Posyandu pada Wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi

Jumlah Wilayah Kerja


No. Kelurahan Posyandu
Penduduk (RT)
01
Nusa Indah
19
Kota Baru Indah
14
Kenanga
18
Teratai
03
Raflesia
28
Melati
22
Bougenvile I
27
Bougenvile II
36
Citra Lestari
Kenali Besar 45
1. 44.206 jiwa Bunga Raya
(19 Posyandu) 55
Bunga Matahari
56
Bunga Ros
09
Mutiara Abadi
21
Mandiri
15
Lavenda
03
Dahlia
16
Mustika
08
Mawar Merah
57
Edelweis

2. Bagan Pete 17.598 jiwa Pinang Merah 09


(15 Posyandu) Garuda 3 11
Kemuning 23
Anggrek Bulan 17
Sedap Malam 21
Tulip 03
Bunga Lily 33
Asoka 1 14
Seruni 02
Kamboja 01
Cempaka 06
Bunga Popy 27
Asoka 2 25
Berkah Abadi 18
Budi Mulia 08

3.2 Kegiatan Posyandu Kenali Besar

Kegiatan Posyandu yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar meliputi
: 8,9,10

1. Kesehatan ibu dan anak

a. Ibu hamil

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:

1. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan kader kesehatan.

2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil diberikan penyuluhan: tanda bahaya pada ibu
hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB, dan gizi

b. Ibu nifas dan menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup :

1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina)

2. Pemberian vitamin A dan tablet besi

3. Perawatan payudara

c. Bayi dan anak balita

Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:

1) Penimbangan berat badan

2) Penentuan status pertumbuhan

3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi
dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2. Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu
hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian
sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta
kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali
penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.

3. Pencegahan dan penanggulangan diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan,
pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit
yang disediakan.

Pada umumnya kegiatan yang dilakukan di Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kenali
Besar yaitu :

1) Penimbangan bayi dan anak (ada)

2) Pemberian tablet vitamin A (ada)

3) Pemberian makanan tambahan (kadang-kadang)

4) Pemberian oralit (kadang-kadang)

5) Pelayanan imunisasi (tidak ada)

6) Periksa hamil (kadang-kadang)

7) Pelayanan KB (tidak ada)

8) Pemberian pil zat besi (tidak ada)

9) Pengobatan pasien (tidak ada)

10) Tumbuh kembang anak (ada)

11) Kesehatan ibu dan anak.(ada)


Hal ini menunjukan bahwa kegiatan Posyandu di Puskesmas Kenali Besar tidak lengkap,
Informasi ini diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara dengan kader Posyandu dan
Petugas kesehatan.

.kegiatan rutin yang dilakukan di Posyandu meliputi penimbangan berat badan bayi
dan balita, pemantauan tumbuh kembang anak juga kesehatan ibu dan anak, terkadang kalau
stok makanan banyak kami berikan makanan, dan kalau lagi musim diare, oralit kami berikan

Tabel 3.3 Jumlah Pengunjung Penimbangan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar
Kota Jambi tahun 2016

Jumlah Balita
Balita
Jumlah balita yang
yang D/S N/D N/S K/S
No Bulan Semua yang Berat
memiliki (100%) (10%) (100%) (100%)
Balita (S) Datang Badan
KMS (K)
(D) Naik (N)
1 Januari 585 585 417 394 71,28 85,75 59,658 100
2 Februari 1327 1327 1006 787 75,81 79,495 59,31 100
3 Maret 1353 1353 1353 1238 100 94 91,5 100
4 April 1122 1122 853 759 77,005 90 67,65 100
5 Mei 1174 1174 779 657 66,354 87 55,96 100
6 Juni
7 Juli 1045 1045 539 398 51,579 80 38,09 100

Total 6.606 6.606 4.947 4.233

Tabel 3.4 Jumlah Pengunjung Penimbangan Balita di Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Kenali Besar Kota Jambi pada Bulan Juli tahun 2016

Jumlah Balita yang Jumlah Balita yang


No Kelurahan Posyandu D/S N/D N/S K/S
Semua memiliki balita yang Berat Badan
(100%) (100%) (100%) (100%)
Balita (S) KMS (K) Datang (D) Naik (N)
KENALI Lavenda 256 256 89 65 34,76 73,03 25,39 100
BESAR
Nusa Indah 142 142 69 47 48,59 68,11 33,09 100

Kota Baru Indah 148 148 63 42 42,5 66,67 28,37 100

Dahlia 79 79 48 32 60,75 66,67 40,5 100

Kenanga 50 50 23 16 46 69,56 32 100

Teratai 68 68 33 18 48,5 54,54 26,47 100

Raflesia 163 163 68 58 41,71 85,29 35,58 100

Melati 55 55 31 20 56,36 64,51 36,36 100

Mustika 43 43 24 17 55,81 70,83 39,53 100

0 Bogenfil I 133 133 61 37 45,86 60,65 27,82 100

1 Bogenfil II 122 122 72 46 59,01 63,88 37,7 100

2 Mawar Merah 93 93 51 30 54,83 58,82 32,25 100

3 Citra Lestari 65 65 41 23 63,07 56,09 35,38 100

4 Bunga Raya 104 104 80 57 76,92 71,25 54,8 100

5 Edelweis 51 51 22 16 43,13 72,72 31,37 100

6 Bunga Matahari 65 65 48 28 73,84 58,33 43,07 100

7 Bunga Ros 140 140 88 82 62,85 93,18 58,57 100

8 Mandiri 141 141 83 70 58,86 84,33 49,64 100

9 Mutiara Abadi 126 126 76 48 60,31 63,15 38,09 100

0 Bagan Pete Pinang Merah 110 110 79 22 71,81 27,84 20 100


1 Garuda 3 46 46 31 14 67,39 45,16 30,43 100

2 Kemuning 53 53 29 13 54,71 44,82 24,52 100

3 Kamboja 85 85 52 21 61,17 40,38 24,70 100

4 Anggrek Bulan 69 69 44 17 63,76 38,63 24,63 100

5 Cempaka 76 76 53 24 69,73 45,28 31,57 100

6 Sedap Malam 93 93 59 23 63,44 38,98 24,73 100

7 Tulip 52 52 35 14 67,3 40 26,92 100

8 Bunga Lily 66 66 40 16 60,6 40 24,24 100

9 Bunga Popy 80 80 53 24 66,25 45,28 30 100

0 Asoka 36 36 21 13 58,3 61,9 36,1 100

1 Asoka 2 72 72 42 18 58,3 42,85 25 100

2 Seruni 53 53 32 12 60,37 37,5 22,64 100

3 Budi Mulia 50 50 27 11 54 40,74 22 100


4 Berkah Abadi 79 79 49 16 62,02 32,65 20,25 100

TOTAL 3065 3065 1680 1010

Berdasarkan tabel diatas didapatkan :


1. Cakupan Program (K/S)
Adalah jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) dibagi dengan jumlah
balita yang ada di wilayah Posyandu dan kemudian dikali 100%. Hal ini menggambarkan berapa
besar cakupan program pada wilayah tersebut. Dari tabel diatas cakupan program posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar adalah sebesar 100%. Target Indonesia Sehat 2010
jumlah K/S adalah 80% maka seluruh posyandu di Puskesmas Kenali Besar sudah mencapai
target.

2. Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)


Adalah jumlah balita yang ditimbang di posyandu dibagi dengan jumlah balita yang ada
diwilayah kerja Posyandu dan kemudia dikali 100%. Hal ini menggambarkan berapa besar
jumlah partisipasi masyarakat / kunjungan pada daerah tersebut. Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui Posyandu dengan cakupan pasrtisipasi masyarakat yang paling rendah ada di Posyandu
Lavenda Kelurahan Kenali Besar dengan nilai 34,76%. Target Indonesia Sehat 2010 D/S adalah
80%, maka Cakupan Pastisipasi Masyarakat di Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kenali
Besar belum mencapai target.

3. Cakupan Hasil Penimbangan (N/D)


Adalah jumlah balita yang ditimbang dan naik di Posyandu dibagi dengan jumlah balita
yang ditimbang kemudian dikali 100%. Hal ini menggambarkan berapa besar hasil penimbangan
didaerah tersebut telah tercapai. Dari tabel diketahui Cakupan Hasil penimbangan terendah ada
di Posyandu Pinang Merah dengan nilai 27,84% dan yang paling tinggi ada pada Posyandu
Bunga Ros dengan nilai 93,18%. Target Indonesia Sehat untuk N/D adalah 80%, dimana menurut
Kemenkes 2012 hal ini merupakan indikator keberhasilan program, maka cakupan hasil
penimbangan di Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar belum mencapai target.
Hanya 2 dari 34 posyandu yang telah mencapai target.

4. Cakupan Pencapaian Program (N/S)


Adalah jumlah balita yang ditimbang dan naik dibagi dengan jumlah seluruh balita dan
dikali 100%. Target Indonesia Sehat 2010 N/S adalah 40%, maka cakupan pencapaian program
di Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar adalah kurang berhasil karena hanya ada 5
dari 34 posyandu yang memiliki pencapaian program >40%.

3.3 Masalah dalam Pelayanan Posyandu di Puskesmas Kenali Besar

1. Kegiatan Posyandu

Posyandu di wilayah kerja Kenali Besar pada umumnya tidak melakukan semua kegiatan
utama Posyandu yang telah ditetapkan seperti kegiatan imunisasi, KIA, KB, dan pencegahan
diare. Informasi ini diperoleh dari hasil pengamatan langsung ke beberapa puskesmas dan dari
petugas Puskesmas, .kegiatan biasa yang dilakukan di puskesmas ya cuman penimbangan
bayi dan balita, serta melihat tumbuh kembangnya, kegiatan lain semuanya dilakukan di
Posyandu, karena kendala pada pengangkutan vaksin serta jika yang mau vaksin hanya 1 balita,
vaksin akan mubazir. Jadi untuk balita yang mau imunisasi bisa datang ke puskesmas tiap hari
senin, rabu dan jumat.

Kegiatan Posyandu terfokus pada penimbangan bayi dan balita yaitu pada pengisian
KMS, sedangkan kegiatan-kegiatan lain tidak terlalu diperhatikan.

2. Pola Pelayanan
Banyak Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi tidak
menerapkan sistem 5 meja dengan baik meski jumlah kader ada 5 orang hal ini dikarenakan tidak
ada pembagian tugas antar kader dan terkadang kader yang datang dalam kegiatan posyandu
sedikit. Informasi ini diperoleh dari wawancara dengan kader Posyandu.
..bayi/balita yang datang, dilayani oleh 1 atau 2 orang kader saja, jadi sistemnya
saling membantu tidak ada tugas tersendiri.
Begitu juga dengan petugas kesehatan, dari hasil pengamatan, petugas kesehatan ikut
serta dalam penimbangan dan pengisian KMS. Tidak adanya pembagian tugas ini menyebabkan
ada kader yang tidak datang sewaktu kegiatan Posyandu dan pelayanan Posyandu menjadi
kurang optimal.

3. Jumlah Balita
Pembagian Posyandu yang masih belum proporsional dengan jumlah balita, ada
Posyandu yang dengan wilayah kerja memiliki balita sedikit dan ada dengan jumlah balita yang
banyak. Misalnnya saja seperti balita diwilayah kerja Posyandu Melati ada sebanyak 75 orang,
sedangkan balita yang ada di wilayah kerja Asoka I hanya 8 orang. Jumlah balita yang sedikit
menimbulkan kebosanan kader dan petugas untuk menunggu balita yang datang.
Ibu tidak membawa balita ke Posyandu secara rutin. Banyak alasan ibu tidak membawa
balita kembali ke Posyandu, misalnya karena kesibukan Ibu bagi Ibu-ibu balita yang bekerja dan
juga hal ini berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan di posyandu hanya berupa
penimbangan balita, sedangkan kegiatan imunisasi lainnya di lakukan di puskesmas. seperti hal
nya juga ibu telah melakukan penimbangan di tempat lain seperti praktek dokter atau rumah
sakit dank arena ibu lupa dengan jadwal posyandu. Informasi diperoleh dari kader dan petugas
posyandu.
Jumlah balita yang sedikit ini menyebabkan petugas kesehatan dan kader malas datang ke
Posyandu. Hal ini berakibat pada pelayanan Posyandu yang kurang optimal.

4. Tempat Pelayanan
Pelayanan Posyandu biasanya di rumah ketua RT, rumah kader, rumah warga, kantor
lurah, PAUD, dan sebagainya. Tempat posyandu masih dirasa belum maksimal dari segi
kapasitas dan kenyamanannya dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Posyandu karena
bayi/balita merasa tidak nyaman dan mengajak segera pulang dan ibu-ibu menjadi terburu-buru
untuk pulang serta ibu dari golongan menengah ke atas lebih cenderung membawa bayi/balita ke
tempat praktek dokter ataupun RS swasta lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan langsung ke
beberapa posyandu, beberapa posyandu memiliki fasilitas tempat duduk, meja yang lengkap,
tempat yang nyaman, dan ada beberapa posyandu yang fasilitasnya minim, sehingga kegiatan
posyandu tidak berjalan merata di wilayah kerja Kenali Besar.

5. Kurangnya motivasi ibu balita (masyarakat)

Hal ini di dapat langsung dari wawancara kepada ibu balita yang membawa anaknya ke
posyandu. Kegiatan yang dilakukan posyandu hanya pemeriksaan tumbuh kembang bayi dengan
penimbangan, sehingga ibu bayi dan balita merasa bosan, kalau bagusnya ada kegiatan seperti
lomba bayi tau balita sehat dan mendapatkan hadiah maka motivasi ibu-ibu untuk datang ke
posyandu akan meningkat

6. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sebagian Posyandu yang minim hanya ada timbangan bayi dan
dewasa.
3.4 Pemecahan Masalah
1. Kegiatan utama Posyandu lebih ditingkatkan dengan cara
keaktifan kader dan petugas Puskesmas
ada pengawasan dari dinas terkait
adanya kerja sama antara masyarakat dan Puskesmas
mendidik masyarakat masyarakat untuk berperan aktif dalam mendukung kemajuan posyandu
sehingga masyarakat mau untuk berpartisipasi secara swadaya membuat tempat penyelenggaraan
posyandu yang nyaman dan baik agar proses pelaksanaan posyandu berjalan dengan baik.

2. Menambah kegiatan pada saat pelaksanaan posyandu dengan cara


Penimbangan dan pemberian tablet Fe pada ibu hamil
Pemberian imunisasi pada balita dan ibu
Pelayan KB
3. Melakukan sistem pelayanan 5 meja dengan cara
Pembagian tugas yang jelas pada tiap-tiap kader
Melakukan pelatihan pada kader
Tempat pelayanan Posyandu yang nyaman bagi ibu dan balita
Kursi dan meja cukup jumlahnya
4. Pembagian wilayah kerja (RT) kegiatan Posyandu yang seimbang jumlah bayi dan balitanya
sehingga jumlah bayi dan balita pada tiap-tiap Posyandu tidak terlalu mencolok
5. Tempat Pelayanan dibuat senyaman mungkin dengan cara
Memilih tempat yang nyaman dan aman bagi bayi/balita dan ibu
Menjaga kebersihan tempat pelayanan
Menyediakan fasilitas seperti meja dan tempat duduk bagi ibu dan balitanya
7. Adanya pemberian makanan tambahan (PMT)
8. Diberikan penyuluhan kepada ibu agar rutin membawa balita ke Posyandu.
9. Melakukan pendekatan dan motivasi pada keluarga yang tidak mau datang ke posyandu
terutama pada balita dengan status gizi kurang atau sangat kurang.
10. Penyuluhan rutin dilakukan setiap pelayanan posyandu agar ibu lebih antusias membawa balita
ke Posyandu
11. Sekali kali diadakan lomba dengan hadiah yang menarik agar ibu-ibu rajin datang ke posyandu
membawa bayi dan balitanya.

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Kegiatan Pelayanan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar masih kurang
lengkap dan kurang merata di beberapa wilayah kerja. Kegiatan pelayananan hanya terfokus
pada penimbangan dan pengisian KMS bayi dan balita. kehadiran petugas dan kader yang masih
perlu diperhatikan lagi. Sistem 5 meja pelayanan Posyandu tidak diterapkan dengan optimal
yang merupakan hal penting demi terwujudnya kegiatan Posyandu yang optimal.

Terdapat banyak permasalahan dalam kegiatan pelayanan Posyandu di Puskesmas Kenali


Besar, masalah yang dikeluhkan kader adalah petugas Puskesmas sering telat dan tidak hadir,
sedangkan masalah yang dikeluhkan petugas kesehatan adalah banyak ibu yang tidak membawa
balita ke Posyandu secara rutin. Selain itu juga didapatkan masalah pada tempat dan fasilitas
kegiatan posyandu.

4.2 Saran

Agar dapat mewujudkan kegiatan pelayanan Posyandu yang optimal diharapkan :

1. Kegiatan utama Posyandu lebih ditingkatkan


2. Pembagian wilayah kerja (RT) kegiatan Posyandu yang seimbang jumlah bayi dan balitanya
3. Melakukan sistem pelayanan 5 meja
4. Tempat Pelayanan dibuat senyaman mungkin dengan cara kader harus melakukan pendekatan
dengan berbagai sektor Diberikan penyuluhan kepada ibu agar rutin membawa balita ke
Posyandu.
5. Memberikan penyuluhan kepada ibu.
6. Melakukan pendekatan dan motivasi pada keluarga yang tidak mau datang ke posyandu.
7. Kader harus melakukan pendekatan dengan berbagai sector.
8. Melakukan evaluasi posyandu dan pelatihan kader secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI; 2012.
2. Kementrian Kesehatan RI dan Pokjanal Posyandu Pusat. Kurikulum dan modul pelatihan kader
posyandu. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI; 2012.
3. Briawan, Dodik. Optimalisasi posyandu dan posbindu dalam upaya perbaikan gizi masyarakat.
Bogor; KKP Ilmu Gizi; 2012.
4. Bidang pemberdayaan masyarakat Kota Jambi. Pedoman pengelolaan Posyandu. Jambi: Depkes;
2009.
5. Kementerian kesehatan RI. Buku panduan kader Posyandu mneuju keluarga sadar gizi. Jakarta:
2011.
6. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Saya bangga dengan kader Posyandu.
Jakarta: Depkes; 2009.
7. Khotimah. Evaluasi pelayanan program gizi dan posyandu tahun 2007 pada 4 Puskesmas di
Palembang. Yogyakarta: Universitas Gadja mada; 2010.
8. Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi. Buku profil Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi tahun
2015. Jambi: Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi; 2014.
9. Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi. Panduan jadwal, data petugas posyandu, dan kader
posyandu Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi tahun 2014. Jambi: Puskesmas Wilayah IV Koni
Kota Jambi; 2014.
10. Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi. Laporan Bulanan Tingkat Perkembangan Posyandu
Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi. Jambi: Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi; 2014.

Anda mungkin juga menyukai