Anda di halaman 1dari 32

1

LAPORAN PHRS 4
POSYANDU DAN MASALAH_MASLAHNYA
PUSKESMAS IV KONI KOTA JAMBI

Disusun oleh:
Krisna Adhitya Wilantara Yusuf (G1A111066)
Ayu Indira ()

Dosen Pembimbing :
dr. Syahril Badar, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.1,2
Depdagri dan Otda, et al (2001) dalam Nusi (2006) membuktikan bahwa bila
penyelenggaraan posyandu baik, maka upaya untuk pemenuhan dasar
pengembangan anak akan baik pula, seperti tercapainya cakupam imunisasi yang
cukup tinggi dan adanya peningkatan umur harapan hidup. Sebaliknya bila kinerja
posyandu tidak baik, seperti dalam pemantauan pertumbuhan anak, maka
perkembangan status gizi anak dapat terganggu.
Program posyandu merupakan strategi jangka panjang untuk menurunkan
angka kematian bayi (infant mortality rate), angka kelahiran bayi (birth rate), dan
angka kematian ibu (maternal mortality rate). Turunnya Infant mortality rate,
birth rate, maternal mortality rate di suatu daerah merupakan standar
keberhasilan pelaksanaan program terpadu di suatu wilayah tersebut. Untuk
mempercepat angka penurunan tersebut diperlukan keaktifan peran serta
masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan Posyandu karena Posyandu
adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan ditujukan untuk
kepentingan masyarakat.3
Beberapa masalah selama pelaksanaan Posyandu masih ditemui sehingga
manfaat yang dirasakan belum begitu optimal seperti kelengkapan sarana dan
keterampilan kader yang belum memadai, kesadaran dan minat ibu balita untuk
membawa balitanya ke posyandu, masalah dalam pelayanan posyandu, sehingga
memerlukan alternatif penyelesaian masalahnya.

1.2 Rumusan Masalah


3

Apa masalah yang terjadi dalam pelaksanaan Posyandu di wilayah kerja


Puskesmas Koni Kota Jambi Tahun 2015

1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan
Posyandu di wilayah kerja Puskemas Koni Kota Jambi tahun 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kegiatan posyandu wilayah
kerja Puskesmas Koni Kota Jambi tahun 2015.
b. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kegiatan
pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Koni Kota Jambi tahun
2015.
c. Untuk menentukan alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan
kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Koni Kota Jambi tahun
2015.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis
Penulis dapat memahami pelaksanaan kegiatan dan masalah-masalah
yang ditemui dalam pelayanan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Koni
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan
mutu pelayanan Posyandu di puskesmas, sehingga Posyandu dapat
berjalan dan berkembang secara optimal dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, serta
mampu berpartisipasi secara aktif bersama dengan Puskesmas dan lintas
sektor yang terkait dalam meningkatkan mutu pelayanan Posyandu untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Posyandu


Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.1,2
Posyandu atau Pos Pelayanan terpadu adalah suatu bentuk keterpaduan
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas. Tempat
pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan.
Pelayanan posyandu adalah kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
pemberantasan penyakit menular dengan imunisasi, penanggulangan diare dan
5

gizi yang di lakukan penimbangan balita. Sasaran penduduk posyandu adalah ibu
hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita.4
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga
dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya
dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan
dan program untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan
situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek
pemberdayaan masyarakat.2,3

2.2. Tujuan Posyandu


a. Tujuan umum 1
Menunjang percepatan penurunan AKI, AKB, AKABA di Indonesia
melalui upaya pemberdayaan masyarakat.1
b. Tujuan khusus 1
Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB
dan AKABA.
Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
Sebagai wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera1

2.3. Fungsi Posyandu


a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA).
6

b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama


berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.1

2.4. Manfaat Posyandu


1.
Bagi Masyarakat1
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan
AKI, AKB dan AKABA.
b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah
kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu
dan pelayanan sosial dasar sektor lain terkait.

2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat1


a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan
yang terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu
masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.

3. Bagi Puskesmas1
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan
pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.

4. Bagi Sektor Lain1


a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait
dengan upaya penurunan AKI, AKB dan AKABA sesuai kondisi
setempat.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara
terpadu sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-
masing sektor.
7

2.5. Sasaran dan Lokasi Posyandu


Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah
bayi baru lahir, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS (pasangan usia
subur).1,5
Posyandu berlokasi disetiap desa/kelurahan. Bila diperlukan dan memiliki
kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun atau sebutan lainnya
yang sesuai.Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada
lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.1,5

2.6. Tingkat Perkembangan Posyandu


Menurut Kementrian kesehatan RI, perkembangan pada masing masing
posyandu berbeda beda, sehingga pembinaan yang dilakukan pada masing
masing posyandu juga berbeda beda. Secara umum, tingkat perkembangan
posyandu dibedakan atas 4 tingkat, diantaranya :4
1. Posyandu Pratama4
Adalah posyandu belum mantap, ditandai dengan kegiatan yang dilakukan
belum rutin, dan terbatasnya kader yang aktif yakni 5 orang. Selain
terbatasnya kader, kurang siapnya masyarakat kemungkinan yang
menyebabkan kegiatan dilakukan di posyandu belum rutin. Intervensi yang
dilakukan pada jenjang ini adalah memotivasi masyarakat dan menambahkan
jumlah kader.
2. Posyandu Madya4
Adalah posyandu sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali setiap
tahun, dengan rata - rata jumlah kader 5 orang atau lebih, tatapi cakupan
program kegiatan Posyandu seperti KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan
Penanggulangan Diare di bawah 50 %. Intervensi yang dilakukan pada jenjang
ini adalah meningkatkan cakupam dengan menyertakan tokoh masyarakat
sebagai motivator dan penggiat kader. Sebagai contoh intervensi yang dapat
dilakukan antara lain : pelatihan tokoh masyarakat dengan metode simulasi,
dan menerapkan SMD dan MMD di Posyandu.
8

3. Posyandu Purnama4
Adalah posyandu yang telah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per
tahun, dengan rata rata jumlah kader 5 orang atau leih, cakupan kegiatan
utama lebih dari 50%, sudah ada program tambahan seperti sanitasi dasar,
kesehatan lingkungan, pengobatan dasar. Meskipun ada kegiatan dana sehat,
tetapi belum optimal, sehingga intevensi yang dilakukan adalah pelatihan dana
sehat untuk kader gizi
4. Posyandu Mandiri4
Adalah posyandu yang sudah mantap karena dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata rata jumlah kader 5 orang atau lebih,
cakupam 5 program utama sudah diatas 50%, dengan dana sehat yang kuat.
Intervensi yang harus dilakukan adalah pembinaan dana sehat oleh petugas
kesehatan dan memperbanyak program tambahan sesuai dengan kemampuan
masing masing.

2.7. Pembentukan Posyandu1


Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Pendirian Posyandu
ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa/Lurah. Pembentukan Posyandu bersifat
fleksibel, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, permasalahan dan kemampuan
sumber daya. Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Pendekatan Internal
Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan para petugas/aparat,
sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu.
Dalam upaya untuk meningkatkan layanan secara profesional, Pimpinan
Puskesmas harus memberikan motivasi dan keterampilan para petugas Puskesmas
sehingga mampu bekerja bersama untuk kepentingan masyarakat. Untuk ini, perlu
dilakukan berbagai orientasi dan pelatihan dengan melibatkan seluruh petugas
Puskesmas.
9

2. Pendekatan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat,
khususnya tokoh masyarakat, sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan
Posyandu. Untuk ini perlu dilakukan berbagai pendekatan dengan tokoh
masyarakat yang bertempat tinggal di daerah setempat. Jika di daerah tersebut
telah terbentuk Forum Peduli Kesehatan Kecamatan, pendekatan eksternal ini juga
dilakukan bersama dan atau mengikutsertakan Forum Peduli Kesehatan
Kecamatan. Dukungan yang diharapkan dapat berupa moril, finansial dan
material, seperti kesepakatan dan persetujuan masyarakat, bantuan dana, tempat
penyelenggaraan serta peralatan Posyandu.

3. Survei Mawas Diri (SMD)


Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of
belonging) melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang
dimiliki. SMD dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan petugas
Puskesmas, aparat pemerintahan desa/kelurahan, dan Forum Peduli Kesehatan
Kecamatan (jika sudah terbentuk). Untuk itu sebelumnya perlu dilakukan
pemilihan dan pelatihan anggota masyarakat yang dinilai mampu melakukan
SMD seperti guru, anggota Pramuka, kelompok dasawisma, PKK, anggota karang
taruna, murid sekolah atau kalangan berpendidikan lainnya yang ada di
desa/kelurahan. Pelatihan yang diselenggarakan mencakup penetapan responden,
metode wawancara sederhana, penyusunan dan pengisian daftar pertanyaan serta
pengolahan hasil pengumpulan data. Pengumpulan data dengan cara wawancara
dilakukan terhadap sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) kepala keluarga yang
terpilih secara acak dan bertempat tinggal di lokasi yang akan dibentuk Posyandu.
Hasil dari SMD adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi masyarakat
yang ada di desa/kelurahan.

4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang
mendukung pembentukan Posyandu atau Forum Peduli Kesehatan Kecamatan
10

(jika telah terbentuk). Peserta MMD adalah anggota masyarakat setempat. Materi
pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan lainnya yang mendukung.
Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya daftar urutan masalah dan
upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan dengan konsep Posyandu
yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Jika masyarakat
menetapkan masalah dan upaya kesehatan lain di luar konsep Posyandu, masalah
dan upaya kesehatan tersebut tetap dimasukkan dalam daftar urutan.

5. Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu


Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan
kegiatan sebagai berikut:
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu Pemilihan pengurus dan kader
Posyandu dilakukan melalui pertemuan khusus dengan mengundang para
tokoh dan anggota masyarakat terpilih. Undangan dipersiapkan oleh
Puskesmas dan ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah. Pemilihan
dilakukan secara musyawarah mufakat sesuai dengan tata cara dan kriteria
yang berlaku.
b. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu Sebelum melaksanakan
tugasnya, kepada pengurus dan kader terpilih perlu diberikan orientasi dan
pelatihan. Orientasi ditujukan kepada pengurus Posyandu dan pelatihan
ditujukan kepada kader Posyandu yang keduanya dilaksanakan oleh
Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi dan pelatihan yang berlaku.
Pada waktu menyelenggarakan orientasi pengurus, sekaligus disusun
rencana kerja (Plan of Action) Posyandu yang akan dibentuk, lengkap
dengan waktu dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian
tugas serta sarana dan prasarana yang diperlukan.
c. Pembentukan dan Peresmian Posyandu Pengurus dan kader yang telah
mengikuti orientasi dan pelatihan, selanjutnya mengorganisasikan diri ke
dalam wadah Posyandu. Kegiatan utama Posyandu ada 5 (lima) yakni
KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Jika kegiatan
tersebut ditambah sesuai dengan kesepakatan masyarakat misalnya
kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular, Bina Keluarga Balita
11

(BKB) dan Pembinaan Anak Usia Dini (PAUD), Posyandu tersebut disebut
dengan nama Posyandu Terintegrasi. Peresmian Posyandu dilaksanakan
dalam suatu acara khusus yang dihadiri oleh pimpinan daerah, tokoh serta
anggota masyarakat setempat.
d. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu Setelah Posyandu
resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu secara
rutin, berpedoman pada panduan yang berlaku. Secara berkala kegiatan
Posyandu dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai
masukan untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu selanjutnya
secara lintas sektoral.

2.8. Sumber Daya yang Diperlukan Posyandu.4


2.8.1. Tersedianya kader posyandu
Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat
yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
Posyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara
sukarela.1
Kriteria kader Posyandu antara lain berasal dari anggota masyarakat
setempat, dapat membaca dan menulis huruf latin, berminat dan bersedia menjadi
kader, bersedia bekerja secara sukarela, dan ,emiliki kemampuan dan waktu
luang.1
Kader posyandu memiliki 3 tugas utama diantaranya : persiapan sebelum
hari buka posyandu (H-1), pada saat hari buka posyandu (hari H), dan setelah hari
buka posyandu (H+1).
a. Sebelum hari buka posyandu (H-1)5
1. Menyebarluaskan hari buka posyandu melalui pertemuan warga
setempat
2. Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu
3. Mempersiapkan sarana posyandu
4. Melakukan pembagian tugas antar kader
5. Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.
6. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan
b. Pada hari buka posyandu (hari H)5
Pada proses ini menggunakan sistem 5 meja. Tugas dari kader yaitu :
1. Melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu
12

2. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung di


posyandu
3. Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi
buku registrasi posyandu
4. Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS
5. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi
sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT
6. Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan
KB sesuai kewenangannya.
7. Setelah pelayanan selesai, kader bersama petugas kesehatan
melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak
lanjut.
c. Setelah hari buka posyandu (H+1) 5
1. Mengadakan pemuktakhiran data sasaran posyandu : ibu hamil, ibu
nifas, dan ibu menyusui, serta ayi dan balita
2. Membuat diagram batang SKDN
3. Melakukan tindak lanjut terhadap : sasaran yang tidak datang, dan
sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan
Salah satu indikator dalam tingkat perkembangan posyandu menurut
Kemenkes (2012), yaitu rerata kader yang bertugas adalah 5 orang atau lebih.

2.8.2. Ketersediaan Sarana Posyandu4


Sarana kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Adanya sarana kesehatan diharapkan
dapat menunjang erbagai upaya pelayanan kesehatan baik ditingkat individu
maupun masyarakat.
Sarana yang terdapat di posyandu diantaranya meliputi : alat timbang berat
adan, alat ukur Lingkar Lengan Atas (LILA), tablet besi, lapsul vitamin A, Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau Kartu Menuju Sehat (KMS), formulir
pendataan, pencatatan dan pelaporan, serta poster langko SKDN.

2.8.3. Struktur Organisasi


Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada
saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel,
sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan
dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua,
13

sekretaris, dan bendahara serta kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota.
Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (desa/kelurahan
atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu Unit/Kelompok
Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat
setempat. Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang
dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas
dan tanggung jawab masing-masing unsur Pengelola Posyandu, disepakati dalam
Unit/Kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat. Contoh
alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di desa/kelurahan atau
sebutan lainnya sebagai berikut:1

Gambar 2.1Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi


Posyandu di desa/kelurahan
2.9. Tahapan Proses Kegiatan Posyandu
2.9.1. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan tahapan sebelum hari buka posyandu (H-1), dimana
kader bertugas mempersiapkan kebutuhan yang dibutuhkan seperti tempat
pelaksanaan kegiatan posyandu, sarana posyandu, bahan PMT, sekaligus
pembagian tugas antar kader agar kegiatan penimbangan berjalan dengan baik.

2.9.2. Tahap Pelaksanaan


Pada tahap ini menggunakan sistem 5 meja, yaitu :4
a. Meja I
Mendaftar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada
KMS dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS, mendaftar ibu hamil
14

yaitu menuliskan nama ibu hamil pada formulir atau register ibu hamil dan
wanita usia subur
b. Meja II
Penimbangan bayi atau balita, mencatat hasil penimbangan pada
secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS, penimbangan ibu hamil.
c. Meja III
Pengisian KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan
balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.
d. Meja IV
Terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :
1) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan
berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan
anak yang bersangkutan
2) Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada
data KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah
yang dialami sasaran
3) Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita,
ibu hamil dan menyusui dengan langkah yaitu dimana balita yang
apabila berat badannya dibawah garis merah (BGM) pada KMS 2
kali berturut-turut berat badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu,
kurus, busung lapar), ibu hamil atau menyusui apabila keadaan kurus,
pucat, bengkak kaki, pusing, perdarahan, sesak nafas, gondokan, dan
orang sakit
4) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu
misalnya dalam pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A,
oralit.
e. Meja V
Merupakan kegiatan pelayanan sector yang biasanya dilakukan
oleh petugas kesehatan, Pusat Layanan Keluarga Berencana (PLKB),
Pusat Program Layanan (PPL). Pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan
imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pelayanan keluarga berencana (KB)
berupa IUD dan suntikan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,
pemberian tablet zat besi (Fe), vitamin A.6,7
15

Gambar 2.2. Cara Melaksanakan Kegiatan di Posyandu

2.9.3. Tahap Pembuatan Laporan dan Rencana Tindak Lanjut


Tahap pembuatan laporan dan tindak lanjut memiliki hubungan yang
signifikan dengan jumlah balita dengan status gizi kurang, dengan kata lain
semakin rendah pelaksanaan pelaporan dan tindak lanjut maka semakin tinggi
jumlah anak dengan status gizi kurang. Oleh karena itu, pembuatan laporan dan
tindak lanjut memiliki peran penting pada kinerja posyandu.4,5

2.10 Pelaporan Posyandu


Hasil dari kegiatan posyandu diantaranya berupa pencapaian pelaporan
posyandu, cakupan penimbangan (SKDN), cakupan ASI ekslusif, cakupan
pemberian kapsul vitamin A, dan cakupan pemberian tablet FE dengan
menggunakan tolak ukur Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/kota
bidang kesehatan dan Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat. Cakupan
penimbangan (SKDN) dapat diuraikan sebagai berikut :1,4,6,7
1. Data S
Adalah data jumlah semua balita di wilayah kerja puskesmas
2. Data K
16

Adalah data jumlah balita yang terdaftar dan mendapat Kartu Menuju Sehat
(KMS).
3. Data D
Adalah data jumlah balita yang datang dan menimbang berat badannya di
bulan tersebut.
4. Data N
Adalah data jumlah balita yang ditimbang dan naik berat badannya
5. Data BGM
Adalah data jumlah balita yang ditimang dan berada pada Bawah Garis Merah
(BGM).

Hasil pengolahan dan analisis data cakupan penimangan dihitung dalam


entuk proporsi, diantaranya :1,4,6,7

1. Proporsi D/S
Yaitu jumlah balita yang ditimbang berat badannya pada periode waktu tertentu
diandingkan dengan jumlah seluruh balita tertentu. Hal tersebut menunjukkan
tinggi rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap posyandu.
2. Proporsi K/S
Yaitu balita yang tercatat dan memiliki KMS dibandingkan dengan jumlah
seluruh alita tertentu. Hal tersebut menunjukkan cakupan penimbangan yang
dilakukan di wilayah tersebut.
3. Proporsi N/D
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dan naik berat badannya dibandingkan
dengan jumlah balita yang datang dan menimbang berat badannya pada periode
waktu tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa berhasil tidaknya program
posyandu.
4. Proporsi BGM/D
Yaitu jumlah balita yang ditimbang dan berat badannya di Bawah Garis Merah
dibandingkan dengan jumlah balita yang datang dan menimbang erat badannya
pada periode waktu tertentu.
5. Cakupan N/S
17

Yaitu jumlah balita yang ditimbang dan naik berat badannya dibandingkan
dengan jumlah seluruh balita tertentu. Hal ini menunjukkan hasil program
puskesmas.

2.11 Pelayanan Posyandu


2.11.1. Kegiatan Utama
Kegiatan utama Posyandu sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima)
kegiatan, yakni :1,3
1. Kesehatan ibu dan anak
a. Ibu hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan
kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan
pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid.
Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi
fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan
Kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari
lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelompok Ibu Hamil antara
lain sebagai berikut :
a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan
persalinan, persiapan menyusui, KB, dan gizi
b) Perawatan payudara dan pemberian ASi
c) Peragaan pola makan ibu hamil
d) Peragaan perawatan bayi baru lahir
e) Senam ibu hamil

b. Ibu nifas dan menyusui


Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup :
1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan
kebersihan jalan lahir (vagina)
2. Pemberian vitamin A dan tablet besi
3. Perawatan payudara
4. Senam ibu nifas
18

5. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan


pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan
tingggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas.

c. Bayi dan anak balita


Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang
pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita
sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita
dengan pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader.
Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan
umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu
untuk balita mencakup:
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2. Keluarga Berencana (KB)


Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oelh kader
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga
kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, Dan konseling KB. Apabila
tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan pemasangan
IUD.

3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan
program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.

4. Gizi
19

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah


bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan
gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus
untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta
kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemic.
Apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera
dirujuk ke Puskesmas.

5. Pencegahan dan penanggulangan diare


Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan
penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di
Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam
yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang
disediakan.

2.11.2. Kegiatan Pengembangan/ Tambahan


Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu
dengan kegiatan baru, di samping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan.
Kegiatan baru tersebut misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan
penyakit menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu Plus. 1,3
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama
telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia
sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat
dukungan dari seluruh masyarakat.1,3
Beberapa kegiatan tambahan Posyandu yangtelah diselenggarakan antara
lain:1,3
Bina Keluarga Balita (BKB)
Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar
Biasa (KLB), misalnya ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio,
campak, dan tetanus neonatorum
Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)
20

Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)


Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman
(PAB PLP)
Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
perkarangan melalui tanaman obat keluarga (TOGA)
Desa siaga
Pos Malaria Desa (Posmaldes)
Kegiatan ekonomi produktif seperti Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam
Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas)
2.12
. Kelengkapan Pelayanan
Kelengkapan pelayanan Posyandu terdiri dari 9 kegiatan yaitu: 1,3
1) Penimbangan bayi dan anak
2) Pemberian makanan tambahan
3) Pemberian oralit
4) Pelayanan imunisasi
5) Pemeriksaan kehamilan
6) Pemberian pil zat besi
7) Pengobatan pasien,
8) Tumbuh kembang anak
9) Kesehatan ibu dan anak.
Kelengkapan pelayanan posyandu ini dikatakan lengkap apabila posyandu
melakukan kegiatan > 5 dan dinyatakan tidak lengkap jika kegiatan < 5.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan di posyandu didukung oleh manajemen
pelaksanaan yang terorganisasi dengan baik.

2.13. Pembiayaan
Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain:1,2
1. Masyarakat
a. Iuran pengguna/pengunjung Posyandu
b. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
c. Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat
d. Sumber dana sosial lainnya, misal dana sosial keagamaan, zakat,
infaq, sodaqoh (ZIS), kolekte, punia paramitha, dan sebagainya.
21

Apabila Forum Peduli Kesehatan Kecamatan telah terbentuk, upaya


pengumpulan dana dari masyarakat ini seyogyanya dikoordinir oleh Forum
Peduli Kesehatan Kecamatan.

2. Swasta/ Dunia Usaha


Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang
pembiayaan Posyandu. Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak
angkat perusahaan. Bantuan yang diberikan dapat berupa dana, sarana,
prasarana, atau tenaga, yakni sebagai sukarelawan Posyandu.

3. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya
disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu. Contoh kegiatan usaha
yang dilakukan antara lain:
a. Kelompok Usaha Bersama (KUB)
b. Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat
Keluarga (TOGA)

4. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal
pembentukan, yakni berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam
bentuk sarana dan prasarana Posyandu yang bersumber dari dana APBN,
APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah
dan tidak mengikat.

BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

3.1. Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Koni pada tanggal 28 November
2015.

3.2. Data yang Dikumpulkan


22

1. Data Primer
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara.
Wawancara dilakukakan pada penanggung jawab bagian posyandu
mengenai pelaksanaan posyandu dan permasalahannya.

2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan bulanan pelaksanaan posyandu
dari bulan Januari Oktoberber 2015.

3.3. Cara Pengambilan Data


3.3.1. Pengumpulan Data
Data primer diperoleh melalui wawancara pada penanggung jawab bagian
posyandu . Sedangkan data sekunder didapatkan dari laporan posyandu yang
diperoleh dari penanggung jawab bagian posyandu Puskesmas Koni.

3.3.2. Pengolahan Data


Pengolahan data dimulai dari identifikasi masalah, setelah terkumpul
beberapa permasalahan yang ada selanjutnya permasalahan tersebut
dikonfirmasikan dengan data primer dan sekunder. Permasalahan yang didukung
oleh data primer dan data sekunder akan dibuat dalam pernyataan masalah.

BAB IV
ANALISIS MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

4.1. Profil Puskesmas IV Koni


Puskesmas Koni Kota Jambi berdiri tahun 1978, dengan nama puskesmas
wilayah IV Koni berada dalam kecamatan Pasar Jambi. Keberadaannya strategis
dengan wilayah kerja yang luas dan jumlah penduduk yang banyak. Puskesmas
Wilayah IV Koni diklasifikasikan puskesmas rawat jalan, dengan membawahi
satu buah puskesmas pembantu.
Puskesmas IV Koni Kota Jambi sebagai salah satu unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Kota Jambi dituntut menjadi ujung tombak pembangunan
kesehatan khususnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
23

bersifat promotif, kuratif, tanpa mengabaikan pelayanan yang bersifat preventif


dan rehabilitatif untuk mempertinggi derajat kesehatan dengan memberikan
prioritas pada upaya peningkatan kesehatan masyarakat pada umumnya dan pada
keluarga serta penyebaran dan pemeliharaan Kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas IV Koni, pelayanan kesehatan ini tertuang dalam 6 program pokok
dan program pengembangan Puskesmas yaitu :
1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan lingkungan
3. Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
4. Perbaikan gizi masyarakat
5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Puskesmas IV Koni Kota Jambi secara administrasi terletak di wilayah


kecamatan Pasar Jambi yang merupakan bagian wilayah kerja puskesmas IV Koni
meliputi 4 kelurahan, yaitu :
1. Sungai Asam
2. Beringin
3. OKH
4. Pasar
Letak dan batas wilayah puskesmas IV Koni terletak di kecamatan pasar
dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sungai Asam
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Telanai Pura
- Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Batang Hari
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jelutung
Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas IV Koni berdasarkan data akhir
tahun 2014 adalah 11.677 jiwa,
Puskesmas wilayah IV Koni dengan fasilitas puskesmas rawat jalan yang
cukup lengkap seperti alat dan ruang UGD, poli umum, poli gigi, poli KIA, KB,
poli Usila, poli anak sakit dan sehat (MTBS), imunisasi, laboratorium sederhana,
dan konsultasi gizi, konsultasi kesehatan reproduksi, kesehatan lingkungan, P2M
(TB paru), apotik dan gudang obat yang cukup.
Untuk data ketenagaan di Puskesmas IV KONI Kota Jambi dapat dijabarkan
dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Daftar jumlah ketenagaan di Puskesmas IV KONI Kota Jambi Kota
Jambi
No. Ten a g a K e s e h a t a n Jumlah
24

1 . D o k t e r u m u m 2
2. Dokter Gigi 1
3. Bidan 9
4. Perawat 5
5. Perawat Gigi 2
6. Apoteker 0
7. Tenaga Teknis Kefarmasian 3
8. Kesehatan Masyarakat 1
9. Kesehatan Lingkungan 3
10. Nutrisionis 1
11. Analis Kesehatan 2
12. Tenaga Kesehatan Lainnya 35

T o t a l 64
4.2. Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Koni
Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa jumlah posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Koni Kota Jambi tahun 2015 berjumlah 16 unit posyandu yaitu 1
posyandu di Kelurahan Pasar, 1 posyandu di Kelurahan OKH, 7 posyandu di
Kelurahan Beringin, dan 7 posyandu di Kelurahan Sungai Asam, dengan jumlah
petugas kesehatan 35 orang dan jumlah kader 80 orang dari seluruh posyandu. Hal
ini sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah.

Tabel 4.2 : Jumlah Posyandu, Petugas Kesehatan Posyandu, dan Kader Posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Koni Kota Jambi Tahun 2015

No Kelurahan Nama Posyandu Wilayah Kerja (RT)


1 Pasar Putri Giok RT 01 s/d 06
2 OKH Cemara RT 01 s/d 11
3 Beringin Cenderwasih RT 01,02,03
Gelatik RT 04,05,06
Merpati RT 07,08,09
Nuri RT 10, 11
Camar RT 12,13
Kaswari RT 14,18
Kutilang RT 15,16,17
4 Sungai Asam Rambutan RT 01,,02,03
Durian RT 04,11,12,13,22
Pisang RT 05, 14,15
Nangka RT 08,16,18
Mangga RT 07,08,17
25

Sirsak RT 09,10,19,23
Jeruk Rt 20,21

Tabel 4.3. Kunjungan posyandu sampai bulan September 2015


No Bulan Kegiatan Posyandu Cakupan
S D
1 Januari 48 25 52,08%
2 Februari 48 27 56,25%
3 Maret 48 24 50,00%
4 April 48 16 33,33%
5 Mei 48 15 31,25%
6 Juni 48 15 31,25%
7 Juli 48 - 0,0%
8 Agustus 48 15 31,25%
9 September 48 13 27,08%

4.3. Masalah dalam Pelayanan Posyandu di Puskesmas Koni


Dari hasil pengamatan secara langsung dan wawancara dengan ibu Sri
hartati selaku koordinator promosi kesehatan Puskesmas Koni serta kader di
posyandu.
Masalah yang ditemukan dari hasil pengamatan:
1 Untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu telah dibuat jadwal, tetapi dalam
pelaksanaannya tidak selalu mengikuti jadwal yang telah ditentukan.
Informasi ini diperoleh dari hasil pengamatan langsung dimana waktu
kita janjian untuk keposyandu besoknya di batalkan karena Petugas
kesehatan memiliki tugas dan tanggung jawab di Puskesmas yang
kadang tidak dapat ditinggalkan.
26

2 Kesadaran kader untuk aktif berkurang


a Pada saat pelaksanaan kegiatan posyandu tidak semua kader
datang
b Sebelum sehari kegiatan posyandu kader lupa mengumumkan ke
mayarakat.
c Pada saat melakukan posyandu ada beberapa kader yang tidak
melakukan tugasnya sebagai kader, sehingga yang seharusnya
dilakukan oleh kader dilakukan oleh petugas kesehatan.

3 Penimbangan balita tiap bulan tidak rutin


Dikarenakan ibu tidak membawa balita keposyandu dengan berbagai
alasan yaitu :
1 Ibu lupa dikarenakan kesibukan aktifitas
2 Waktu diadakan posyandu sang balita lagi tidur
3 Ibu telah melakukan penimbangan di tempat lain seperti praktek
dokter atau rumah sakit.
4 Sebagian ibu ada yang beranggapan anaknya datang hanya
ditimbang saja tidak dilakukan imunisasi karena imunisasi
dilakukan di puskesmas.

4 Pola Pelayanan
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Koni Kota Jambi tidak
menerapkan sistem 5 meja dengan baik dikarenakan pada waktu kegitan
tidak semua kader datang walupun datang semua kegiatan sistem 5
meja tidak berjalan dengan baik dikarenakan tidak ada pembagian tugas
antar kader. Informasi ini diperoleh dari pengamatan dan wawancara
dengan ibu kader Posyandu Nuri yaitu jika ada bayi/balita yang datang,
dilayani oleh 1 atau 2 orang kader saja, jadi sistemnya saling membantu
tidak ada tugas tersendiri. Begitu juga dengan petugas kesehatan, dari
hasil pengamatan, pengisian KMS dilakukan oleh petugas kesehatan..

5 Kegiatan Posyandu
Posyandu di wilayah kerja Koni pada umumnya tidak melakukan
semua kegiatan utama Posyandu yang telah ditetapkan seperti kegiatan
imunisasi dan pemberian tablet besi tapi 2 tahun sekali dilakukan
27

pemberian vitamin A. Informasi ini diperoleh dari hasil pengamatan


langsung ke beberapa Posyandu dan wawancara dari petugas
Puskesmas, memang untuk kegiatan imunisasi tidak dilakukan di
Posyandu, karena kendala pada pengangkutan vaksin serta jika yang
mau vaksin hanya 1 balita, vaksin akan mubazir.

6 Tempat Pelayanan Posyandu pada umumnya di rumah ketua RT, rumah


kader, rumah warga, kantor lurah, dan sebagainya. Tempat posyandu
masih dirasa belum maksimal dari segi kapasitas dan kenyamanannya
dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Posyandu karena bayi/anak
merasa tidak nyaman dan mengajak segera pulang dan ibu-ibu menjadi
terburu-buru untuk pulang serta ibu dari golongan menengah ke atas
lebih cenderung membawa bayi/balita ke tempat praktek dokter ataupun
RS swasta lainnya.

7 Sarana dan prasarana sebagian Posyandu yang minim hanya ada


timbangan bayi dan dewasa.

3 Pemecahan Masalah
1. Petugas kesehatan dan kader hadir pada saat kegiatan Posyandu, dengan
cara
Jadwal Posyandu sebaiknya siang-sore hari sehingga tidak
menggangu tugas petugas kesehatan di Puskesmas
Adanya pengawasan berupa absen hadir kader dan petugas
kesehatan
Petugas kesehatan tidak diberikan tugas rangkap pada saat hari
pelayanan posyandu
Jika petugas posyandu tidak bisa melakukan posyandu pada hari
yang ditentukan, diharapkan untuk memberitahukan kepada kader
dan masyaratkat untuk diganti pada hari lainnya.
28

2. Kader diharapkan untuk berperan aktif dalam pelaksanaan Posyandu:


Kerja sama Posyandu dengan Lintas Sektor yaitu Lintas Sektor
Kelurahan dan Rukun Tetangga (RT) lebih ditingkatkan
Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya peran seorang kader
dan kerjasama antar kader untuk menunjang kegiatan posyandu di
puskesmas dengan mengundang semua kader serta diberikan
pelatihan khusus untuk kader posyandu, sehingga dapat secara
mandiri melaksanakan kegiatan posyandu.
Ada pengawasan dari dinas terkait (dalam hal ini puskesmas dan
tokoh masyarakat) bila perlu memberikan peringatan kepada kader
yang tidak datang dalam 3 bulan berturut-turut dan memberikan
penghargaan kepada kader yang aktif.

3. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang


memiliki bayi dan balita mengenai peran dan manfaat posyandu, dan
kegiatan apa saja yang ada di dalamnya serta penyuluhan kepada ibu
tentang manfaat pentingnya pemantauan status gizi dan tumbuh kembang
bayi dan balita secara rutin.

4. Melakukan tugas kader berdasarkan sistem pelayanan 5 meja dengan cara


Memberikan penyuluhan kepada kader tentang pentingnya peran
serta kader dalam keberhasilan program Posyandu.
Melakukan pelatihan kader
Pembagian tugas yang jelas antarkader, tugas kader di meja 1,
meja 2, meja 3, meja 4, dan hal apa saja yang harus dilakukan
oleh kader.

5. Melakukan kegiatan posyandu minimal kegiatan utama Posyandu :


1. Memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak :
Ibu hamil : penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi,
pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus
Toksoid.
ibu nifas dan menyusu : penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi,
ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina), pemberian
vitamin A dan tablet besi, perawatan payudara, senam ibu nifas.
29

balita : penimbangan berat badan, penentuan status pertumbuhan,


penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini
tumbuh kembang.

2. Keluarga Berencana (KB)


Pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Suntikan KB, Dan
konseling KB.

3. Imunisasi
Imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik
terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.

4. Gizi
Penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan
pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah
dengan pemberian tablet besi serta kapsul yodium untuk yang
bertempat tinggal di daerah gondok endemic.

5. Pencegahan dan penanggulangan diare


Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), pemberian larutan gula
garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit
yang disediakan.

6. prinsip 5 meja :
Penimbangan bayi atau balita, penimbangan ibu hamil.
Pengisian KMS
Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data
kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada
ibu dan anak yang bersangkutan
Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada
data KMS anaknya.
30

Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk


balita, ibu hamil dan menyusui. Balita dengan berat badan dibawah
garis merah (BGM) pada KMS 2 kali berturut-turut berat badannya
tidak naik, kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar), ibu hamil
atau menyusui apabila keadaan kurus, pucat, bengkak kaki, pusing,
perdarahan, sesak nafas, gondokan, dan orang sakit
Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar.
Pusat Layanan Keluarga Berencana (PLKB), Pusat Program
Layanan (PPL). Memberikan pelayanan imunisasi, pemeriksaan
kehamilan, pelayanan keluarga berencana (KB) berupa IUD dan
suntikan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, pemberian tablet
zat besi (Fe), vitamin A.

7. Tempat Pelayanan dibuat senyaman mungkin dengan cara


Lokasi dilakukannya posyandu mudah dujangkau oleh
masyarakat.
Memilih tempat yang nyaman dan aman bagi bayi/balita dan ibu
Menjaga kebersihan tempat pelayanan
Menyediakan fasilitas seperti meja dan tempat duduk bagi ibu dan
balitanya

8. Sarana dan prasarana posyandu dilengkapi dengan baik. seperti


menyediakan timbangan digital dan dacin untuk menimbang bayi dan
balita, alat pengukur tinggi badan dan panjang badan, meja dan kursi
untuk keperluan pemeriksaan dan tempat duduk ibu dan bayi.
31

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Jumlah Posyandu yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Koni sebanyak


16 Posyandu.
2. Terdapatnya masalah di Puskesmas Koni dalam pelaksanaan Posyandu yakni
kunjungan balita yang kurang, kurangnya kesadaran orang tua untuk
memantau pertumbuhan balita, serta lokasi pelaksanaan, sarana dan prasarana
yang kurang mendukung.
32

5.2 Saran
1. Agar kader lebih aktif untuk mengajak ibu dan balita ke Posyandu.
2. Melakukan kegiatan tambahan agar menarik Ibu dan balita untuk datang ke
Posyandu, seperti pemberian penghargaan kepada balita sehat yang rutin
datang dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu, pemberian imunisasi kepada
bayi/balita
3. Kerja sama dengan Ketua RT dan Lurah agar bisa melakukan penyuluhan
kepada masyarakat untuk datang setiap pelaksanaan posyandu
4. Kader perlu dilatih agar bisa melakukan penyuluhan kepada Ibu balita untuk
status gizi balita yang kurang, ataupun sebaliknya memberikan pujian
kepada bayi/balita yang status gizinya baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI dan Pokjanal Posyandu Pusat. Kurikulum dan


Modul Pelatihan Kader Posyandu. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI; 2012.
2. Briawan, Dodik. Optimalisasi Posyandu dan Posbindu dalam Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat. Bogor; KKP Ilmu Gizi; 2012.
3. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kota Jambi. Pedoman Pengelolaan
Posyandu. Jambi: Depkes; 2009.
4. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2012.
5. Khotimah. Evaluasi pelayanan program gizi dan posyandu tahun 2007 pada 4
Puskesmas di Palembang. Yogyakarta: Universitas Gadja mada; 2010.
6. Kementrian Kesehatan RI. Panduan Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas dalam
Pembinaan Kader Posyandu. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2012.
7. Kementrian Kesehatan RI. Buku Panduan Kader Posyandu. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2011

Anda mungkin juga menyukai