Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelayanan Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan
kesehatan Nasional maupun Daerah menuju Indonesia sehat melalui
peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, yang
mencakup upaya promotif dan preventif yang merupakan determinan penting
dari perilaku hidup sehat masyarakat.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, menurut data
SDKI tahun 2002-2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup demikian
pula angka kematian bayi juga masih cukup tinggi yaitu 35 per 1000 kelahiran
hidup. Penduduk lndonesiapun menurut data SDKI tahun 2002-2003 masih
mempunyai umur harapan hidup rata-rata adalah 66 tahun baik laki-laki
maupun perempuan. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa masalah-
masalah kesehatan yang ada di masyarakat terutama yang berhubungan
dengan kesehatan ibu dan anak ternyata masih cukup tinggi.
Sehubungan dengan hal tersebut maka pelayanan kesehatan di masyarakat
perlu terus ditingkatkan baik yang bersifat kuratif maupun promotif dan
preventif serta rehabilitatif. Hal ini sejalan dengan misi Departemen
Kesehatan, yaitu membuat rakyat sehat dan strategi utamanya antara lain 1)
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dan 2)
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,2007).
Puskesmas sebagai penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan
terdepan, kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai
pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat
komunikasi masyarakat. Di samping itu, keberadaan Puskesmas di suatu
wilayah dimanfaatkan sebagai upaya-upaya pembaharuan (inovasi) baik di
bidang kesehatan masyarakat maupun upaya pembangunan lainnya bagi
kehidupan masyarakat sekitarnya sesuai dengan kondisi sosial budaya

1
2

masyarakat setempat, oleh karena itu keberadaan Puskesmas dapat


diumpamakan sebagai "agen perubahan" di masyarakat sehingga masyarakat
lebih berdaya dan timbul gerakan-gerakan upaya kesehatan yang bersumber
pada masyarakat.
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat yang menjelaskan bahwa
Puskesmas mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai 1) Pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan; 2) Pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat; 3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Namun, dalam pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi berbagai
masalah antara lain: 1) kegiatan yang dilaksanakan puskesmas kurang
berorientasi pada masalah dan kebutuhan masyarakat setempat tetapi lebih
berorientasi pada pelayanan kuratif bagi pasien yang datang ke puskesmas; 2)
keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tingkat pertama belum dikembangkan secara optimal. Sampai saat
ini puskesmas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif masyarakat dalam
pemecahan masalah dan rasa memiliki puskesmas serta belum mampu
mendorong kontribusi sumberdaya dan masyarakat dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan.
Disadari bahwa untuk mengatasi masalah tersebut sesuai dengan salah
satu azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu pemberdayaan masyarakat,
artinya Puskesmas wajib menggerakkan dan memberdayakan masyarakat agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan, terutama dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, upaya promosi kesehatan
puskesmas membantu masyarakat agar mampu melaksanakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
Kota Lubuklinggau sebagai daerah pemerintahan di Provinsi Sumatera
Selatan memiliki visi “Terwujudnya Lubuklinggau sebagai Kota Metropolis
yang Madani”. Visi tersebut telah diupayakan melalui peningkatan upaya
kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan pendekatan akses pelayanan
kesehatan menjadi salah satu strategi dalam mewujudkan visi tersebut. Untuk
itu, Pemerintah Kota Lubuklinggau telah menyediakan 10 Puskesmas yang
menjangkau seluruh Kelurahan di Kota Lubuklinggau dan telah memfasilitasi
3

dengan menyediakan sarana prasarana dalam menunjang pelayanan baik rawat


jalan maupun rawat inap. Semangat Pemerintah Kota Lubuklinggau tersebut
tentunya tidak cukup hanya dengan bangunan fisik, akan tetapi perlu
diwujudkan dalam mutu atau kualitas pelayanan dari jasa yang diberikan.
Dimensi kepuasan pelanggan menjadi salah satu indikator untuk mengevaluasi
kualitas tersebut telah memenuhi harapan atau tidak. Selain itu, evaluasi
tersebut dapat menentukan unsur pembentuk pelayanan yang harus diperbaiki
atau ditingkatkan kembali.
UPT Puskesmas Megang merupakan Puskesmas impress tahun 1980/1981
yang merupakan satu-satunya Puskesmas yang ada di Kecamatan
Lubuklinggau Utara II. UPT Puskesmas Megang berapa di Jalan Nangka
Lintas RT.01 Kelurahan Ponorogo yang berjarak ± 700 m dari Jalan Raya
Lintas Sumatera. Dalam melaksanakan program layanan kesehatan UPT
Puskesmas Megang membawahi 10 wilayah kerja atau desa yang ada di
Kecamatan Lubuklinggau Utara II. Layanan yang ada di Puskesmas Magang
telah memiliki standar layanan dasar Puskesmas dan layanan tambahan yang
ada di Puskesmas dengan tenaga kesehatan PNS 53 orang dan Non PNS 22
orang (Profil Kesehatan UPT Puskesmas Megang, 2021).
Berdasarkan data kunjungan pasien di UPT Puskesmas Megang
Kecamatan Lubuklinggau Utara II didapatkan data 10 penyakit terbanyak di
Puskesmas adalah sebagai berikut: 1) Penyakit Darah Tinggi Primer sebanyak
1.807 kasus; 2) Common Cold sebanyak 1.315 kasus; 3) Infeksi Akut Salurah
Pernafasan Atas (ISPA) sebanyak 1.293 kasus; 4) Badan Capek dan Pegal-
Pegal sebanyak 692 kasus; 5) Gangguan Faal Lain pada Alat Pencernaan
sebanyak 661 kasus; 6) Diabetes Melitus sebanyak 650 kasus; 7) Schisofronik
sebanya 364 kasus; 8) Diare dan Gastroentritis sebanyak 253 kasus; 9) Nyeri
Kepala sebanyak 241 kasus; dan 10) Penyakit Kulit Alergi sebanyak 237
kasus (Data Kesehatan UPT Puskesmas Megang, 2021).
Laporan pelaksanaan kegiatan praktek belajar lapangan di UPT
Puskesmas Megang sebagai bentuk laporan kegiatan harian yang dilakukan
dalam bentuk pemenuhan activity daily living capaian kompetensi sesuai
dengan buku panduan dan panduan pelaksanaan praktek belajar lapangan.
4

Dalam penyusunan kegiatan praktek belajar lapangan ini bertujuan untuk


mendokumentasikan kegiatan selama praktek dan pencapaian kompetensi
sehingga apa yang menjadi target tercapai.

B. Dasar Teoritis dan Operasional Layanan Promosi Kesehatan


Setiap masalah kesehatan, pada umumnya disebabkan tiga faktor yang
timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit atau pengganggu
lainnya, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit
penyakit, dan (3) adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap
bibit penyakit dan lingkungannya. Oleh sebab itu, sehat dan sakitnya
seseorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup manusia sendiri. Karena
masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi kesehatan maka
peran promosi kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan perilaku
masyarakat agar terbebas dari masalah-masalah kesehatan.
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dan, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi, misi Departemen
Kesehatan dan fungsi puskesmas khususnya dalam penggerakan dan
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dapat dirumuskan bahwa promosi
kesehatan puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan
kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat.
Secara operasional, upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan
agar masyarakat mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya, baik masalahmasalah kesehatan yang diderita maupun yang
berpotensi mengancam, secara mandiri. Di samping itu, petugas kesehatan
5

puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan


masyarakat untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

C. Tujuan Penyusunan Laporan


1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penyusunan laporan Pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) Peminatan Promosi Kesehatan adalah sebagai pemenuhan
tugas Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Peminatan Promosi
Kesehatan yang dilakukan di UPT Puskesmas Megang Kecamatan
Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau selama 2 minggu dalam bentuk
dokumentasi laporan kerja lapangan kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Peminatan Promosi Kesehatan, ini antara lain:
a. Terlaksananya penyusunan perumusan masalah kesehatan yang
muncul pada layanan kesehatan masyarakat yang ditemukan
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Peminatan Promosi
Kesehatan di UPT Puskesmas Megang Kecamatan Lubuklinggau Utara
II Kota Lubuklinggau Tahun 2023.
b. Terlaksananya dokumentasi penyusunan perencanaan kegiatan sesuai
dengan program prioritas yang ada di Puskesmas pada kegiatan
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Peminatan Promosi
Kesehatan di UPT Puskesmas Megang Kecamatan Lubuklinggau Utara
II Kota Lubuklinggau Tahun 2023.
c. Terlaksananya dokumentasi pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
program prioritas yang ada di Puskesmas pada kegiatan Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) Peminatan Promosi Kesehatan di UPT
Puskesmas Megang Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota
Lubuklinggau Tahun 2023.
d. Terlaksananya dokumentasi evaluasi kegiatan sesuai dengan program
prioritas yang ada di Puskesmas pada kegiatan Pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) Peminatan Promosi Kesehatan di UPT
6

Puskesmas Megang Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota


Lubuklinggau Tahun 2023.

D. Manfaat Pelaksanaan PKL Promosi Kesehatan


1. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman kerja yang mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan serta keterampilan mahasiswa tentang
penerapan studi kesehatan masyarakat.
b. Mampu mengembangkan sikap profesionalisme di lingkungan kerja.
c. Memperoleh keterampilan dan pemahaman mengenai iklim kerja
dalam sebuah perusahaan.
d. Mendapatkan pembelajaran dan pengetahuan yang sesuai dengan
tujuan khusus praktikum kesehatan masyarakat.
2. Bagi Akademis
a. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk melatih dan
mendidik mahasiswa agar dapat menjadi pribadi yang tangguh dan
dapat bersaing di dunia kerja.
b. Kegiatan ini dijadikan sebagai sarana untuk melihat kesiapan
mahasiswa sebagai anak didik yang akan memasuki dunia kerja.
c. Untuk meningkatkan kerjasama dengan perusahaan, dalam hal ini UPT
Puskesmas Megang Kota Lubuklinggau.
d. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana
program atau kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.

E. Metode Kerja
Metode kerja dalam pelaksanaan PKL yaitu dengan cara bimbingan Pre
Conference, Conference, dan Post Conference, yang dilaksanakan dalam 8
jam/hari selama 12 hari efektif.
7

F. Alokasi & Waktu Praktek Belajar Lapangan


Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Peminatan Promosi
Kesehatan dilaksanakan di UPT Puskesmas Megang Kecamatan Lubuklinggau
Utara II Kota Lubuklinggau selama 14 hari terhitungg tanggal 13 Februari
2023 sampai dengan tanggal 25 Februari 2023.

Anda mungkin juga menyukai