Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk
mencapai tujuan tersebut diselenggarakan pembangunan nasional secara berkelanjutan,
terarah dan menyeluruh. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan dapat terwujud.

Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah kebijakan


pembangunan Jangka Menengah ( RPJM ) 2015-2019 bidang kesehatan. Kondisi
pembangunan kesehatan diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang
ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan

Pelaksanaan MDGs untuk tahun 2015 sudah berakhir namun masih menjadi salah satu
prioritas utama bangsa Indonesia dengan dilanjutkan menjadi SDGs. Pencapaian tujuan dan
target tersebut bukanlah semata-mata tugas pemerintah tetapi merupakan tugas seluruh
komponen bangsa. Namun berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas
2007) ,menunjukan penyebab kematian telah terjadi pergeseran dari penyakit menular ke
penyakit tidak menular.Berdasarkan riset tersebut penyebab kematian terbesar untuk umur >
5 tahun adalah

stroke baik diperkotaan maupun pedesaan.Penyakit menular menyumbang 28,1 % kematian


sedangkan penyakit tidak menular sebagai penyumbang kematian terbesar 59,5 %.

Faktor resiko PTM antara lain kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak
seimbang, merokok, konsumsi alcohol, obesitas, hyperglikemi, hipertensi, hiperkolesterol
dan perilaku yang berkaitan dengan kecelakaan dan cidera. Upaya dan pencegahan
penangulangan PTM akan menjadi lebih efektif dan efisien jika faktor resiko tersebut dapat
dikendaliakan. Dampak dari PTM dan resikonya selain berpengaruh pada ketahanan hidup
manusia dan penurunan produktifitas kerja, juga menambah beban biaya pelayanan
kesehatan. Upaya pengendalian penyakit ini tidak mungkin dilakukan oleh sektor kesehatan
saja akan tetapi harus melibatkan sector lain dan keterlibatan masyarakat secara aktif. Di
dalam UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah meningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

1
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal membutuhkan persiapan sedini mungkin. Salah
satu bentuk kepedulian pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan menyeluruh, berjenjang dan terpadu, dalam hal ini
adalah membentuk suatu unit pelayanan yang terdepan di Kecamatan yang dikenal dengan
Puskesmas.

Dengan keluarnya UU NO 23 THN 2014 tentang pemerintahan daerah konsep Puskesmas


lebih diarahkan kepada asas kemitraan dengan lintas program dan lintas sektor sehingga
mampu mengembangkan kegiatan dan program kesehatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan kemampuan yang tersedia.

Dalam arah kebijakan umum bahwa perlu dilaksanakannya peningkatan pelayanan Publik
secara efektif dan efesien, transparan dan bertanggung jawab yang mengarah kepada
tercapainya standar pelayanan minimal serta peningkatan kinerja pelayanan kesehatan
masyarakat melalui institusi dan tenaga medis yang memadai. Sejalan dengan SK Menkes
No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas .Namun sejak
dikeluarkannya Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas maka pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
yang memiliki perilaku hidup sehat yang meliputi kesadaran , kemauan dan kemampuan
hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu , hidup dalam lingkungan
sehat dan memiliki derajat kesehatan yang optimal , baik individu , keluarga , kelompok dan
masyarakat..
Puskesmas Mungo sebagai salah satu Puskesmas yang terdapat di Kabupaten Lima
Puluh Kota yang terletak di Kecamatan Luak, selain melaksanakan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat juga membina kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dengan arah
Pembangunan Nasional menuju Indonesia Sehat 2015. Dalam pelaksanaannya
membutuhkan manajemen yang tepat sehingga semua kegiatan baik promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif dapat berjalan lancar sesuai dengan Visi dan Misi puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang disingkat dan lebih dikenal dengan nama
Puskesmas, adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerjanya.
Berdasarkan Permenkes No.75 Tahun 2014 bahwa Puskesmas adalah sebagai fasilitas
pelayanan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya di wilayah kerjanya. secara terpadu
dan terkoordinasi.

2
Puskesmas telah menjadi tonggak periode perjalanan sejarah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota di Indonesia. Konsep Puskesmas sendiri diterapkan di Indonesia pada tahun
1969. Sebelum konsep Puskesmas diterapkan, dalam rangka memberikan pelayanan
terhadap masyarakat, maka dibangunlah Balai Pengobatan (BP) dan Balai Kesejahteraan
Ibu dan Anak (BKIA), yang tersebar di kecamatan-kecamatan.
Puskesmas Mungo merupakan satu-satunya Puskesmas yang ada di kecamatan
Luhak yang berdiri pada tahun 1977. Dan sekarang sudah berusia 38 tahun dan sudah
memiliki izin operasional.
Puskesmas Mungo merupakan puskesmas pemerintah yang bersifat non profit,
memberikan jasa pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan,
pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan penunjang medis, dan administrasi keuangan.
Aktifitas pelayanan medis meliputi pelayanan umum, gigi dan mulut, KIA dan KB, Unit
Gawat Darurat, sanitasi, gizi, imunisasi, pelayanan ambulance, administrasi dan keuangan,
serta penyuluhan kesehatan masyarakat. Aktifitas penunjang medis meliputi pelayanan
laboratorium, pelayanan rekam medik, pelayanan konsultasi gizi, pelayanan farmasi, dan
pemeliharaan sarana prasarana puskesmas.
Puskesmas Mungo adalah puskesmas perkotaan non rawatan yang berada di
kecamatan Luak di jalan raya Payakumbuh – Lintau km 8 yang memiliki 4 nagari dan 34
jorong.

2.2. Tugas, Fungsi, Wewenang Puskesmas Mungo


Tugas pokok Puskesmas Mungo sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 75 Tahun 2014 yaitu melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Fungsi Puskesmas Mungo adalah :
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud di atas Puskesmas dapat
berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan yang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.2.1 Wewenang Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014 dalam
menyelenggarakan tugas dan fungsinya Puskesmas mempunyai wewenang sebagai
berikut:
a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

3
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat;
f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
i. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
Dalam menyelenggarakan fungsi advokasi dan sosialisasi Puskesmas berwenang
untuk :
a. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama
inter dan antar profesi;
f. melaksanakan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
j. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.

4
II. DASAR HUKUM
1. Undang – undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang – undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.

C. TUJUAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA TAHUNAN


Maksud penyusunan Rencana Kerja Tahunan Puskemas Mungo:

a. Sebagai salah satu dokumen yang digunakan untuk penyusunan rencana kerja
Puskesmas Mungo.
b. Sebagai salah satu Kerangka Acuan dalam perencanaan program dan pelaksanaan
kegiatan;
c. Untuk lebih terarah dan terukurnya kinerja program di Puskesmas Mungo sesuai
target-target yang ingin dicapai selama kurun waktu satu tahun kedepan yang
disinkronkan dengan visi dan misi Puskesmas Mungo.

5
BAB II
KENDALA DAN MASALAH

A. IDENTIFIKASI DAN MASALAH


1. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MUNGO
1.1. Geografis

Puskesmas Mungo merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten Lima Puluh Kota yang terletak di wilayah Kecamatan Luak tepatnya di

Kenagarian Mungo berjarak lebih kurang 20 KM dari Ibu Kota Kabupaten Lima Puluh

Kota Sarilamak dan 15 KM ke kota Payakumbuh dengan luas wilayah kerja Puskesmas

Mungo adalah 61,68 KM2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Payakumbuh Timur

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Lareh sago Halaban

 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Situjuh Limo Nagari

 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Harau

Wilayah Kerja Puskesmas Mungo terdiri atas Empat Nagari, dapat dilihat pada

tabel 2.1 dibawah ini :

Tabel 2.1.

Data Nagari dan Jorong di Wilayah Kerja Puskesmas Mungo

Luas Jarak Tempuh Waktu Tempuh


Jumlah
No Nagari Wilayah Ke Puskemas Ke Puskemas
Jorong
( KM2 ) ( KM ) ( Menit )

1 Mungo 11 17,96 0 0

2 Andaleh 8 13.68 2 5

3 Sungai Kamuyang 9 14,62 3 10

6
Sikabu – kabu
4 5 15,42 8 15
Tj.Haro

Jumlah 34 61,68

Gambar 2.1

PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUNGO KECAMATAN LUAK

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

7
2. Demografis

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mungo pada tahun 2016 sebanyak

26.937 jiwa, dengan rincian 13.178 laki-laki dan 13.759 perempuan.. Data keadaan

demografi dapat dilihat pada tabel 2.1. berikut ini :

Tabel 2.2.

Data Demografi di Wilayah Kerja Puskesmas Mungo

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


No Nagari
Penduduk KK Balita Bayi Bumil PUS

1 Mungo 9549 2387 978 198 218 1629

2 Andaleh 5002 1250 512 104 114 872

3 Sungai kamuyang 7199 1800 737 150 165 1237

4 Sikabu Tj.Haro 5187 1297 532 108 119 903

Jumlah 26.937 6734 2759 560 616 4641

Sumber : BPS Kecamatan Luak

3. Sosial Ekonomi dan Budaya

Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani,pedagang, PNS,

dan wiraswasta.

4. Fasilitas Pendidikan, Sosial /Keagaaman

Jumlah sarana pendidikan, Sosial dan Keagamaan yang ada diwilayah kerja

Puskesmas Mungo dapat di lihat pada tabel 2.3 dan tabel 2.4 berikut ini

8
Tabel 2.3.

Data Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Mungo

No Uraian Jumlah

1 Taman Kanak – Kanak 16

2 Sekolah Dasar 23

3 SMP / MTS 3

4 SMA/SMK 2

Jumlah 44

Sumber : BPS Kecamatan Luak/program promkes

Tabel 2.4.

Data Sarana Sosial di Wilayah Kerja Puskesmas Mungo

No Uraian Jumlah

1 Masjid 28

2 Mushola 67

3 Pasar 1

Jumlah

Sumber : BPS Kecamatan Luak/program kesling

5. Data Sarana/Prasarana Kesehatan

Di Kecamatan Luak Wilayah Kerja Puskesmas Mungo memiliki fasilitas dan

sarana kesehatan, dapat dilihat pada tabel 2.5. berikut ini

9
Tabel 2.5.

Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Mungo

No Uraian Jumlah Keterangan

1 Puskesmas 1

2 Pustu 5

3 Polindes/Poskesri 11 3 poskesri bidan kosong

4 Posyandu 37

5 Ambulance 1

6 Sepeda Motor 8

Praktek dokter,dokter
7 3
gigi, dokter Hewan

Sumber : Laporan Puskesmas Mungo

6. Data Ketenagaan

Tabel.2.6 Jumlah Tenaga Puskesmas Mungo Kecamatan Luak


Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2016

Status Kepegawaian

Uraian / Jenis
No TKS/ Jlh Ket
Ketenagaan PNS PTT
THL

1 Dokter Umum 1 - - 1

2 Dokter Gigi 2 - - 2 1 orang Kapus

KaSub Tata
3 Nurse 1 - 0 1
Usaha

10
4 Perawat Gigi 2 - - 2

5 Perawat 6 - - 6

6 Bidan Puskesmas 7 - 7

7 Bidan Desa 7 7 14

8 Sanitarian 1 - - 1

9 Gizi 1 - - 1

10 Ass. Apoteker ( AA ) 2 - - 2

12 Analis Labor 2 - - 2

13 Perkarya 1 - - 1

14 Analis Fisiotrapi 1 - 1

15 Supir 1 1

16 Administrasi 1 1

17 Petugas kebersihan 1 1

Jumlah 35 7 2 44

Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Mungo

Tabel.2.7 Data ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2016


Tingkat Pendidikan

Uraian / Jenis SMP/SMA D D IV/


No S2 Jml Ket
Ketenagaan D1 III S1

1 Dokter Umum - - 1 - 1

2 Dokter Gigi - - 2 2

11
3 Nurse - - 1 - 1

4 Perawat Gigi - 1 1

5 Perawat 1 5 - 6

6 Bidan Puskesmas - 3 4 - 7

7 Bidan Desa 15 - - 15

8 Sanitarian 1 - - - 1

9 Gizi 1 - - 1

10 Farmasi 1 1 - 2

11 Analis Labor - 2 - - -

12 Perkarya 1 - - - -

13 Rekam Medis 1 - - 1

14 Analis Fisiotrapi 1 1

14 Supir 1 1

15 Pet.Kebersihan 1 1

Jumlah 7 29 8 - 44

Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Mungo

7. Jenis produk pelayanan yang diberikan

Jenis pelayanan yang diberikan di Puskesmas Mungo dapat berupa pelayanan dalam dan luar gedung

berikut di bawah ini jenis produk pelayanan yang diberikan beserta penanggung jawabnya sebagai

berikut:

12
Tabel 2.8 Jenis Produk Pelayanan puskesmas mungo

N Jenis Pelayanan Penanggung Jawab Lulusan


o

1 Upaya Kesehatan
Perorangan
-Poli Umum Dr.Jeni Wardani S1 Kedokteran
-Poli Gigi Drg.Leni Marlina S1Kedok .Gigi
-Poli Kesehatan Ibu Fitri Yanti,S.ST D IV Kebidanan
-KB Surya Nori Asra, AMd.Keb D III Kebidanan

-Pelayanan Kes,Anak Dian Kurniati,S,ST D IV Kebidanan


-Gawat Darurat Marianis,AMK D III Perawat
-Apotek Sri Dewi,AMdFar D III Farmasi
-Imunisasi Gusni Y, AMd.Keb D III Kebidanan
-Konsultasi Gizi Marlia,AMG D III Gizi
-Konsultasi sanitasi Fitria SPPH
-Pelayanan TBC dan HIV Novlita,AMK D III Perawat
-Pelayanan Fisioterapi Dina Sundari,AMFis D III Fisioterapi

2 Upaya Kesehatan
Masyarakat
-KIA Fitri Yanti, S.ST D IV Kebidanan
-Promkes Reni Yuslina,S.ST D III Kebidanan
-Kesling Fitria SPPH
-Gizi Marlia,AMG D III Gizi
-P2M Novlita,AMK D III Keperawatan
-Perkesmas Mien Elvia Ningsih, D III Keperawatan
AMd.Kep
3 Pelayanan Khusus dan
penunjang
-Laboratorium Rizona Hartati, AMdAK D III Analis Kes.

-Kesehatan Indra Mien Elvia Ningsih, D III Perawat


AMd.Kep
-Obat-obatan Linda SMF
-Ambulance Usmar SMP
4 Pelayanan Kesehatan

13
Masyarakat
-Pustu Andaleh Marini, Amd.Keb D III Kebidanan
-Pustu Batang Tabik Aan Nelfi, Amd.Keb D III Kebidanan
-Pustu Padang Panjang BetrisImelda, Amd.Keb D III Kebidanan
-Pustu Rageh Refrita A,Amd.Keb D III Kebidanan
-Pustu Sikabu - Kabu Welmi, Amd.Keb D III Kebidanan
-Poskesri Indobaleh Timur Yuanita A, Amd.Keb D III Kebidanan
-Poskesri Batu labi Imelda,Amd.Keb D III Kebidanan
-Poskesri Tanjung Tangah Sunarti, Amd.Keb D III Kebidanan
-Poskesri Baliak Bukit kosong
-Poskesri Tanjung kaling Mitin Paulina, Amd.Keb D III Kebidanan
-Poskesri Subaladung DeliaMuliyani,Amd.Keb D III Kebidanan
-Poskesri XII Kampung Aldia W.Dola,Amd.Keb D III Kebidanan
-Poskesri Madang Kadok Yulia Fitri,Amd.Keb D III Kebidanan
-Poskesri Padang lawas Apria Deni,AmdKeb D III kebidanan
-Poskesri Tj.haro Selatan Eva Sosmiwati.S,ST D IV Kebidanan
-Poskesri Koto Bakurung Kosong
-Poskesri KPL Kosong

Untuk menjamin agar mutu pelayanan yang diberikan dengan baik, maka Puskesmas
Mungo telah menyusun beberapa Standar Pelayanan Operasional maupun protap, termasuk
Standar Pelayanan Administratif dengan berpedoman kepada Standar Profesi dan Standar
lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah. Standar Pelayanan ini disusun oleh Kepala
Puskesmas Mungo beserta tim yang sudah dibentuk untuk menyesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta situasi dan kondisi puskesmas.

14
B. CAPAIAN POGRAM

1. KIA / KB
Gambaran Cakupan program KIA/ KB di Puskesmas Mungo. Kecamatan Luak Tahun
2015, sebagai berikut :
a. Kesehatan Ibu
No Uraian Target % Pencapaian %
1 K1 100 95,3
2 K4 90 78,1
3 Persalinan Nakes 90 70,5
4 Pelayanan Nifas (KN Lengkap) 91 64,7
5 Deteksi Resti Nakes 20 12,9
6 Cakupan Peserta KB Aktif 75 83,5
7 Kematian Ibu 0
K1 hampir mencapai target hanya K4 masih jauh dari target, hal ini disebabkan
karena penemuan K1 pada beberapa jorong masih rendah, k1 baru ditemukan pada 3
bulan terakhir sehingga K4 juga menjadi rendah , disamping itu targer untuk k4 juga
terlalu tinggi kehamilan yang tidak diinginkan juga banyak ditemukan sehingga K4
sulit tercapai. Persalinan masih rendah karena adanya kasus abortus pada sebagian
jorong, persalinan juga diperkirakan akan banyak pada tahun 2016

b. Kesehatan Anak
No Uraian Target % Pencapaian %
1 KN1 90 78,1
2 KN Lengkap 90 75,5
3 Komplikasi Neonatus yg ditangani 80 81,8
4 Kematian Bayi / Balita 5 orang
5 Kunjungan Bayi 90 91,6
6 Pelayanan Anak Balita 85 60,9
7 Kunjungan Anak Prasekolah 85 73
8 BBLR 19 orang
KN lengkap belum menacapai target begitu juga KN1 hal ini disebabkan masih
kurang optimalnya kunjungan rumah oleh bidan. Pelayanan anak balita juga masih
jauh dari target, karena banyaknya anak balita yang tidak datang ke posyandu untuk
dilakukan DDTK. Kunjungan anak prasekolah juga belum optimal karena masih
kurangnya kerjasama dengan guru di sekolah.

15
2. Gizi
Gambaran Cakupan program Gizi di Puskesmas Mungo. Kecamatan Luak Tahun 2015,
sebagai berikut :
No Uraian Target % Pencapaian %
1 D/S 85 65,9
2 N/D’ 90 77,0
3 Cakupan Fe 1 97 95,3
4 Cakupan Fe 3 95 78,1
5 Cakupan Fe Bufas 97 73,5
6 Balita Gizi Buruk ( BB/TB) 7 0
7 Gizi Buruk yg mendapat Perawatan 100 0
8 Vitamin A pada Bufas 97 73,5
9 Vitamin A Bayi ( 6-11 bln ) 85 100
10 Vitamin A Bayi ( 6-59 bln ) 85 98,6
11 Penimbangan Massal 100 95
12 BGM/D 1,5 0,4
13 ASI Ekslusif 80 71,9
14 RT beryodium 90 90
Pencapaian D/S belum mencapai target hal ini disebabkan karena masih adanya balita
yang tidak datang ke posyandu untuk dipantau pertumbuhan dan perkembangannya
karena imunisasinya sudah selesai. Sehingga sebagian balita tidak dapat diketahui berapa
orang yang naik timbangan BB nya dan yang tidak naik (N/D’ nya menjadi rendah juga ).
Pencapaian D/S di atas adalah berdasarkan sasaran sebenarnya.

3. Pengendalian Penyakit
a. Penyakit Menular
Gambaran Cakupan program Pengendalian Penyakit Menular di Puskesmas Mungo
Kecamatan LuakTahun 2015, sebagai berikut :

No Uraian Target % Pencapaian %


1. P2 TB
a. CDR 75 67,4
b. Penemuan Suspek TB 80 (430) 88,4 (380)
c. TB BTA + 10 (43) 67,4 (29 kasus)
d. BTA (+)yang di obati 100 100 ( 29 kasus )
e. Penjaringan Suspek TB- 1 kasus
MDR
f. Angka Konversi
2. P2 HIV

16
a. Penemuan Kasus / Suspek 3 kasus
HIV-AIDS'
b. Cakupan Pengobatan
Penderita HIV
3. P2 Malaria
a. Penemuan Kasus Malaria 0
(API)
b. Penanganan Kasus Malaria
4. P2 DBD
a. Penderita yang ditemui dan 16 kasus
ditangani
b. Pelaksanaan PE 160 rumah
c. Angka Bebas Jentik
5. P2 Rabies
a. Penemuan Kasus Gigitan 29 kasus
HPR
b. Penanganan Kasus Gigitan 18 kasus
HPR
6. P2 Ispa
a. Penemuan Kasus Pneumonia 269 6
b. Penanganan Kasus
Pneumonia
7. P2 Diare
a. Penemuan Penderita Diare 457 kasus
b. Penanganan Penderita Diare 100 (100 )
8. P2 Kusta
a. Penemuan Kasus/suspek 0
Kusta
b. Cakupan Pengobatan
Penderita Kusta
9. P2 Filariasis
a. Penemuan dan Penanganan 4 kasus
Kasus Baru Filariasis
Penemuan suspek TB sudah cukup baik, Karena adanya kerjasama tim di puskesmas
baik dari kader, bidan desa, petugas TB, petugas labor, dan petugas lainya sehingga
penemuan suspek tinggi. BTA positif yang ditemukan cukup tinggi juga 67,4 % ( 29
kasus ), ini didukung oleh dana BOK dalam menunjang pencapaian target. Di
samping itu, puskesmas Mungo sebagai puskesmas LKB juga sudah melakukan
konsultasi HIV/AIDs yang sudah ditemukan/dicurigai 3 kasus. Untuk DBD
ditemukan 16 kasus dan semua kasus ditangani. Penemuan kasus pneumonia masih
cukup rendah. Sedangkan kasus diare dengan 457 kasus sudah dilangsung ditangani,

17
di puskesmas Mungo sudah memberikan pelayanan LROA (Larutan Rehidrasi Oral
aktif ), dimana pasien dengan kasus diare langsung pendapat pelayanan di pojok
LROA tersebut. Untuk kasus Filariasis ditemukan 4 kasus positif pada anak sekolah
dasar setelah dilakukan pelaksanaan TAS filariasis. Dan selanjutkan akan dilakukan
pemberian obat cacing bagi anak sekolah Dasar dan Taman Kanak – kanak pada
bulan Januari tahun 2016 ini.

b. Penyakit Tidak Menular


1) Posbindu PTM
No Uraian Target Pencapaian %
%
1. PPTM
a. Jumlah Posbindu 7 kelompok

b. Jumlah Kader 5 orang


Posbindu

2) Jumlah 10 Penyakit Tidak Menular Terbanyak di Puskesmas.

No Jenis Penyakit Jumlah


1. Hipertensi 113
2. Diabetes Mellitus 68
3. Asma Bronchiale 53
4. Displemia 42
5. Stroke 9
6. DC 4
7. Tiroid 2
8. Kanker servik 2
9. PPOK 1
10. Kanker Mamae 1
Jumlah

4. Kesehatan Lingkungan
No Uraian Target % Pencapaian %
1. Cakupan Air Bersih 75 62,6
2. Cakupan Jamban Sehat 75 70,0
3. Cakupan Stop BABS 100 70,0
4. Cakupan Rumah Sehat 75 67,8
5 Cakupan Pemeriksaan TTU memenuhi 87 77,0
Syarat

18
6 Cakupan Pemeriksaan TPM 85 77,8
memenuhi Syarat
7 Cakupan Air Minum memenuhi syarat 100 82
Semua dari pencapaian program kesling belum mencapai target, karena merubah
prilaku seserang cukup sangatlah sulit. Tetapi pencapaiannya tidak terlalu jauh dari
target yang telah ditetapkan.

5. Promosi Kesehatan
No Uraian Target % Pencapaian %
1 Cakupan Penjaringan Siswa SD 90 93,3
2 Cakupan Penjaringan Siswa SMP 90 90
3 Cakupan Penjarigan Siswa SMA 90 93,3
4 Desa Siaga Aktif 25 25
5 Jorong yang mempunyai Posyandu 100 34
Pencapaian cakupan penjaringan sudah baik dan memenuhi target yang sudah ditetapkan
dari dinas kesehatan.

6. Surveilans Imunisasi Wabah dan Bencana


No Uraian Target % Pencapaian %
1 Cakupan Polio 1 95 58,7
2 Cakupan Polio 2 90 94,8
3 Cakupan Polio 3 90 90,5
4 Cakupan Polio 4 90 87
5 Cakupan DPTHb 1 95 93,8
6 Cakupan DPTHb 2 90 92,2
7 Cakupan DPTHb 3 90 86,5
8 Cakupan campak 90 80,9
9 Cakupan BCG 95 57,8
10 Cakupan Desa UCI 80 94,1
11 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap 80 83,2
12 BIAS Campak 100 89,7
13 BIAS DT 100 85,5
14 BIAS Td 100 96,2
15 AFP rate < 15 tahun 0
Pencapaian imunisasi sudah cukup baik hanya cakupan imunisasi Polio 1 dan BCG yang
masih jauh dari target. Imunisasi dasar lengkap sudah mencapai targetnya yaitu 83,2 %.
Bias Campak, DT dan Td masih belum memenuhi target karena pada saat bias anak
tersebut tidak hadir, sakit dan menolak untuk diimunisasi.

19
7. Upaya Kesehatan lainnya
No Uraian Target % Pencapaian
%
1 Cakupan UKS 100 100
2 Cakupan UKGS 80 100
3 Cakupan UKGMD 60 62,1
4 Cakupan Perkesmas 80(67KK) 89,6
5 Cakupan Kasus Gangguan Jiwa 74
6 Kasus Gangguan Jiwa yang tangani 74 org 42 org ( 56,8 )
Cakupan UKS sudah mencapai target, bahkan untuk cakupan UKGS sudah melebihi dari
target yang sudah ditetapkan begitu juga dengan UKGM. Untuk kasus Perkesmas target
yang ditetapkan adalah 67 KK dan terlaksana 60 KK.

20
BAB III

INDIKATOR DAN STANDAR KINERJA PUSKESMAS

A. INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 -2020

No Jenis STANDAR PELAYANAN MINIMAL


Pelayanan INDIKATOR standar

A. UKP 1. Pasien terlayani 100


2. Indeks Kepuasan Masyarakat 80

B. UKM 1. Penanganan Diagnosa TB melalui pemeriksaan 95


1. Program mikroskopis
P2M 2 Cakupan Penanganan penderita penyakit TBC BTA+ 100
PTM 3 Cakupan keberhasilan penanganan TB Paru (Success 90
Rate) Kesembuhan
4 Cakupan desa/Kelurahan UCI 95
5 Persentase anak usia 0-12 bulan yang mendapat 95
imunisasi dasar lengkap
6 Cakupan Penanganan penderita penyakit DBD 100
7 Cakupan Penanganan penderita Pneumonia Balita 100
8 Cakupan Penanganan penderita Diare 100
9 Cakupan Penanganan penderita AFP 100
10 Cakupan Penanganan penderita HIV-AIDS 100
11 Cakupan Penanganan penyakit Hipertensi 100
12 Cakupan Penanganan penyakit Diabetes. 100
13 Cakupan Nagari/Jorong mengalami KLB dilakukan 95
penyelidikan epidemiologi <24 jam
14 Cakupan nagari yang dilaksanakan pelayanan dan 50
pengendalian penyakit tidak menular terpadu
15 Persentase pengiriman laporan mingguan W2 tepat 100
waktu

II. KIA/ KB 16 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 95


17 Cakupan Linakes dengan Kompetensi Kebidanan 95
18 Kunjungan Bumil lengkap (K4) 95
19 Cakupan Pelayanan Nifas lengkap (KF3) 95
20 Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 85
21 Cakupan Kunjungan Bayi (KN3) 95
22 Cakupan Pelayanan Anak Balita 80
23 Cakupan KB Aktif 80
24 Cakupan Penjaringan Kesehatan siswa 100
SD,SMP,SMA /Sederajat

III. 25 Cakupan penduduk yang dibina dan memiliki Air Bersih 85


KESLING Berkualitas
26 Cakupan penduduk yang dibina dan menggunakan 85
Jamban Sehat
27 Cakupan TTU yang dibina dengan Memenuhi Syarat 85
kesehatan
28 Cakupan TPM yang dibina dengan Memenuhi Syarat 85
kesehatan
29 Cakupan Rumah Sehat 85
30 Jumlah nagari yang mengikuti program nagari sehat 70

21
IV. 31 Cakupan Rumah Tangga yang dibina untuk Ber PHBS 80
PROMKES
32 Cakupan Posyandu yang dibina 100
33 Cakupan Nagari Siaga Aktif yang dibina 80
34 Cakupan Penyuluhan Dalam Gedung (minimal 1 kali 100
perbulan
35 Cakupan Penyuluhan luar Gedung (minimal 1 kali 100
perbulan

V. GIZI 36 Persentase Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan 100


37 Cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan 100
BGM keluarga miskin
38 Cakupan Balita di timbang Berat Badan (D/S) 85
39 Cakupan Ibu Hamil KEK yang mendapat makanan 90
tambahan
40 Cakupan Balita dapat Vitamin A 85
41 Cakupan Bayi 0 – 6 Bulan Asi Eksklusif 80
42 Persentase Bumil dapat Fe 90 Tab 85
43 Cakupan RT yang mengkonsumsi garam Beryodium 90
44 Cakupan bayi baru lahir yang mendapat IMD 50

VI. 45 Cakupan Pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat 100


PENGOBA miskin.
TAN
46 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 100
Masyarakat miskin sesuai indikasi medis
47
C. UUK/UKP Pelayanan Farmasi
48 a. Persentase penggunaan obat rasional 70
49 b. Perentase ketersediaan obat dan vaksin 100
Pemeriksaan Laboratorium Dasar Terlayani 100
Pelayanan gangguan indera terlayani 85
Pelayanan gangguan Jiwa Terlayani 100

22
23
BAB IV
ANALISIS KINERJA

A. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KINERJA

4.1. Tantangan dan Hambatan Pencapaian kinerja Puskesmas Mungo


Tantangan/ancaman kedepan yang mungkim dihadapi untuk pencapaian kinerja di
Puskesmas Mungo.
a. Peningkatan kasus penyakit degenerative (non communicable disease) yang disertai
masih tingginya angka penyakit menular (communicable disease), serta munculnya
penyakit-penyakit baru (new emerging disease) ditengah masyarakat merupakan
salah satu tantangan yang harus dihadapi. Beberapa penyakit menular yang masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat, antara lain, Demam Berdarah Dengue
(DBD), diare, malaria, tuberculosis (TB), human immunodeficiency virus (HIV) dan
acquired immune deficiency syndrome (AIDS). filariasis (kaki gajah),
schistosomiasis (demam keong). Penyakit tidak menular (PTM) cenderung terus
meningkat terutama hipertensi, jantung koroner, diabetes mellitus, kanker, gangguan
mental emosional, dan trauma.

Masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak
menular disebabkan oleh masih buruknya kondisi kesehatan lingkungan, perilaku
masyarakat yang belum mengikuti pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan
belum optimalnya upaya-upaya penanggulangan penyakit. Faktor risiko utama pada
penyakit tidak menular, antara lain, pola makan yang tidak sehat, kegiatan fisik yang
kurang/tidak aktif, dan kebiasaan merokok . Rendahnya kondisi kesehatan
lingkungan ditandai dengan rumah tangga yang memiliki akses kepada air bersih
nonperpipaan baru mencapai 62,6 persen, sedangkan rumah tangga sehat baru 67,8
persen. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh perubahan iklim global yang memicu
meningkatnya beberapa faktor risiko penyakit menular. Tantangan ke depan adalah
meningkatkan cakupan dan kualitas pencegahan penyakit, pengendalian faktor
risiko, peningkatan survailans epidemiologi, peningkatan kegiatan komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) baik dalam bentuk penyuluhan maupun sosialisasi,
peningkatan tatalaksana kasus, peningkatan kesehatan lingkungan, penguatan
kerjasama lintas sektor, Status kesehatan ibu dan anak masih rendah. Kesehatan ibu
dan anak merupakan indicator utama dalam penentuan derajat kesehatan masyarakat,
selain menunjukkan kinerja pelayanan kesehatan nasional juga menjadi komitmen
internasional dalam pencapaian target MDGs dan SDGs .

24
Kematian bayi dan neonatal disebabkan oleh masih rendahnya status gizi ibu hamil;
masih rendahnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif; masih tingginya angka
kesakitan terutama diare, asfiksia, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat
buruknya kondisi kesehatan lingkungan, seperti rendahnya cakupan air bersih dan
sanitasi, dan kondisi perumahan yang tidak sehat; serta belum optimalnya
pemanfaatan posyandu di samping determinan sosialbudaya lainnya. Tantangan ke
depan adalah meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
melalui perbaikan gizi, peningkatan pengetahuan ibu, pemenuhan ketersediaan
tenaga kesehatan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, dan peningkatan
cakupan dan kualitas imunisasi, serta meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan
b. Rendahnya kesadaran masyakat akan pentingnya menjaga kesehatan. Ini terlihat dari
rendahnya cakupan sanitasi dasar di masyarakat, serta masih tingginya angka
kesakitan yang berbasis sanitasi dasar seperti diare, TB Paru, Demam Berdarah, dan
ISPA. Tantangan kedepan adalah peningkatan kualitas kesehatan lingkungan
dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih, jamban keluarga yang
memenuhi syarat kesehatan, dan rumah sehat.
c. Status gizi masyarakat masih rendah. Kekurangan gizi pada anak balita telah
menurun, namun masih tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup
penting. Karena Cakupan D/S puskesmas Mungo tahun 2015 hanya 67,8 %. Hal ini
bisa saja balita yang tidak datang ke posyandu merupakan balita dengan status gizi
yang tidak baik.

Permasalahan gizi yang lain adalah kurang vitamin A (KVA), kurang yodium
(gangguan akibat kurang yodium/ GAKY), anemia gizi besi dan kekurangan zat gizi
mikro lainnya. Kekurangan gizi pada waktu yang lama menyebabkan tingginya
prevalensi anak balita yang pendek. Di samping itu, status gizi ibu hamil yang masih
rendah juga menjadi salah satu penyebab masih tingginya bayi lahir dengan berat
badan rendah (BBLR). Sementara itu, keadaan gizi-lebih menunjukkan
kecenderungan yang meningkat.

Tantangan ke depan adalah meningkatkan status gizi masyarakat dengan focus pada
ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun, meningkatkan pola hidup sehat, menjamin
kecukupan zat gizi dengan memperkuat kerjasama lintas sektor, meningkatkan
pemberdayaan masyarakat, dan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan.
d. Prilaku masyarakat, antara lain gaya hidup (life style) yang mempengaruhi
peningkatan kasus penyakit degenerative. Ditambah kebiasaan masyarakat kita yang
belum melaksanakan pola hidup sehat. Tantangan kedepan adalah meningkatkan
kualitas hidup masyarakat melalui penerapan gaya hidup sehat.

25
2.4.1. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum optimal. Pemberdayaan
masyarakat dibidang kesehatan diwujudkan dalam bentuk promosi kesehatan dan UKBM
seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK),
PosBindu dan Nagari Siaga. Belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat
disebabkan antara lain, belum dipadukannya kegiatan yang berdampak pada peningkatan
pendapatan masyarakat. Tantangan ke depan adalah peningkatan promosi kesehatan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat melalui kerjasama lintas sector .
2.4.2. Peluang Pengembangan Pelayanan Puskesmas Mungo
a. Adanya dana perbantuan dari pemerintah pusat seperti adanya dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) dan Kapitasi yang langsung diberikan pada
puskesmas sebagai pusat pelayanan masyarakat tingkat pertama, merupakan peluang
untuk pembiayaan tambahan pelaksanaan program kesehatan dasar di tingkat
puskesmas
b. Adanya keinginan masyarakat untuk secara swadaya ikut serta dalam asuransi
kesehatan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional merupakan peluang dalam
pengembangan asuransi kesehatan bagi seluruh masyarakat yang dapat menigkatkan
jumlah kapitasi di Puskesmas Mungo.
c. Adanyan program – program inovasi yang akan dikembangkan dalam pelaksanaan
program dan upaya pelayanan..
d. Adanya kelompok – kelompok potensial yang dapat dikembangkan dan diberdayakan
dalam meningkatkan derajat kesehatan.
2.4.3. Kelemahan organisasi
a. Ketersediaan tenaga kesehatan masih kurang. Jumlah, jenis, dan kualitas tenaga
kesehatan terus meningkat, tetapi distribusinya belum merata. Kebutuhan tenaga
Dokter yang masih kurang dibanding dengan jumlah peserta kapitasi yang begitu
banyak kemungkinan tidak akan memberikan pelayanan yang optimal ,tenaga
sarjana Kesehatan Masyarakat yang belum ada. Kualitas tenaga kesehatan juga
masih rendah. Tantangan ke depan adalah meningkatkan pelatihan dan
keterampilan petugas dan permohonan penambahan kebutuhan tenaga yang masih
kurang..
b. Manajemen kepegawaian dan keuangan dan sistim Informasi kesehatan. Masih
kurangnya pendidikan dan pelatihan bagi petugas.Dan tidak maksimalnya hasil kerja
karena petugas melaksanakan tugas rangkap.Tantangan ke depan adalah bagaimana
meningkatkan efektivitas dan kualitas manajemen puskesmas melalui penguatan
system informasi dan survailans kesehatan
c. Sarana dan Prasarana yang masih belum memadai.Tantangannya melakukan
perencanaan untuk melengkapi kebutuhan alat dan sarana puskesmas.

26
2.4.4. Kekuatan Organisasi
a. Tersedianya infrastruktur sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, yang
tersebar sampai ditingkat jorong
b. Tersedia sumber daya manusia kesehatan dalam jumlah yang cukup
c. Adanya jaringan komunikasi yang tersedia di Puskesmas
d. Struktur organisasi serta uraian tugas yang jelas pada masing – masing petugas
puskesmas.
e. Adanya kebijakan-kebijakan Kepala Dinas dan kepala Puskesmas dalam
pelaksanaan kegitan dan pelayanan di Puskesmas.

2.4.5. Strategi Puskesmas Mungo terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang dihadapi
Pada matrik analisa SWOT (Strengths, weaknesses, opportunities dan threats) dijabarkan
strategi yang akan dilakukan dalam menghadapi ancamanan dalam bidang kesehatan
dengan memperthatikan kekuatan dan kelemahan organisasi serta mempertimbakan
peluang-peluang yang ada

27
Peluang
MATRIK Ancaman STRATEGI
ANALISA SWOT DALAM PENENTUAN ALTERNATIF
a. Adanya dana operasional Puskesmas yang a. Peningkatan kasus penyakit degenerative (non
cukup besar di Puskesmas yang dapat communicable disease) yang disertai masih

menunjang operasional Puskesmas tingginya angka penyakit menular

b. Adanya Kepesertaan Mandiri Jaminan b. Masih tingginya angka kesakitan dan kematian
Kesehatan Nasional ( BPJS mandiri) yang akan akibat penyakit tidak menular dan menular
EKSTERNAL diakibatkan kesadrana masyarakat yang masih
menambah jumlah kapitasi Puskesmas
rendah terhadap PHBS
c. Adanya kelompok – kelompok Potensial yang
dapat diberdayakan c. Status kesehatan ibu dan anak masih rendah.
Kematian bayi dan neonatal disebabkan oleh
masih rendahnya status gizi ibu hamil; masih
rendahnya pemberian air susu ibu (ASI)
eksklusif; masih tingginya angka kesakitan
terutama diare, asfiksia, dan infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) akibat buruknya
kondisi kesehatan lingkungan
d. Prilaku masyarakat, antara lain gaya hidup
(life style) yang mempengaruhi peningkatan
kasus penyakit degenerative. Ditambah
kebiasaan masyarakat kita yang belum
melaksanakan pola hidup sehat
e. Pemberdayaan masyarakat yang belum

INTERNAL optimal

Ancaman
f. Pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan belum optimal.

Kekuatan Strategi (Kekuatan – Peluang) Strategi (Kekuatan – Ancaman)


a. Tersedianya infrastruktur sarana dan a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, a. Meningkatkan pelayanan kesehatan
prasarana kesehatan yang memadai, yang pada kelompok – kelompok Potensial yang merata, terjangkau, bermutu dan
tersebar sampai ditingkat jorong dalam pembangunan kesehatan melalui berkeadilan serta berbasis bukti,
b. Tersedia sumber daya manusia kesehatan kemitraan dengan penguatan pada upaya promotif
dalam jumlah yang cukup b. Melakukan penataan dan pengembangan – preventif.
c. Adanya jaringan komunikasi di Puskesmas system informasi kesehatan untuk b. Meningkatkan upaya promosi
d. Struktur organisasi serta uraian tugas yang menjamin ketersedian data dan informasi kesehatan kepada masyarakat dalam
jelas untuk masing-masing petugas di kesehatan melalui pengaturan system prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Puskesmas informasi yang komprehensif dan terutama pada pemberian ASI ekslusif,
e. Adanya kebijakan-kebijakan dari Kepala pengembangan jejaring perilaku tidak merokok, dan sanitasi
Dinas dan Kepala Puskesmas dalam c. Peningkatan promosi kesehatan dan upaya c. Meningkatkan kualitas kesehatan
penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas kesehatan berbasis masyarakat melalui lingkungan dengan meningkatkan
f. Adanya program – program inovasi kerjasama lintas sector yang didukung oleh akses masyarakat terhadap air bersih,
puskesmas dalam pelaksanaan program dan kebijakan dan peraturan perundang- jamban keluarga yang memenuhi
pelayanan undangan. syarat kesehatan, dan rumah sehat
d. Meningkatkan promosi kepada masyarakat a.
untuk dapat ikut BPJS Mandiri
e. Mengembangkan kerjasama dengan sector
terkait
a.

28
Kelemahan Strategi (Kelemahan – Peluang) Strategi (Kelemahan –
a. Tambahan tenaga Dokter dan beberap a. Mengoptimalkan tenaga kesehatan yang Ancaman)
tenaga kesehatan lainnya sesuai permerkes ada, meningkatkan pengetahuan dan
a. Meningkatkan pemgetahuan dan
No 75 Tahun 2014 ketarmpilan petugas kesehatan dan
keterampilan petugas yang ada
b. Manajemen kepegawaian,keuangan dan mengusulkan kedinas kesehatan kebutuhan
b. Meningkatkan pengembangan dan
simtem Informasi belum dikelola dengan tenaga
pemberdayaan SDM Kesehatan yang
baik b. Meningkatkan keterampilan petugas dan
merata dan bermutu
c. Sarana dan prasarana yang masih kurang menetapkan uraian tugas yang jelas
c. Memperbaiki kualitas perencanaan,
c. Meningkatkan sarana dan prasarana dalam
produksi dan pendayagunaan yang
menunjang pelayanan kesehatan
menjamin terpenuhinya jumlah, mutu,
dan persebaran SDM kesehatan terutama
di daerah terpencil yang didukung dengan
penguatan regulasi termasuk akreditasi
dan sertifikasi
d. Mengembangkan system peringatan dini
untuk penyebaran informasi terjadinya
bencana, wabah/KLB dan cara
menghindari kepanikan serta jatuhnya
korban lebih banyak
e. Mengembangkan system hotline dan
respon cepat

29
BAB V

RENCANA PENCAPAIAN KINERJA LIMA TAHUN

A. PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN

30

Anda mungkin juga menyukai