Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KOTA AMBON

DINAS KESEHATAN KOTA AMBON


PUSKESMAS CH.M. TIAHAHU
Jln. Imam Bonjol No 14 Ambon Kode Pos 97127
E-mail : pkmchtiahahu@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


POSYANDU LANSIA

I. PENDAHULUAN

Keadaan masyarakat Indonesia yang beragam sangat dipengaruhi oleh


perkembangan masyarakat dari usia dini. Pemerintah telah memperhatikan
kelangsungan perkembangan usia dini ini dengan mengoptimalkan berbagai
bentuk pengembangan di usia muda, seperti peningkatan mutu pendidikan,
pengembangan pola-pola intelektual, pola pendidikan moral dan banyak aspek
lainnya. Hal ini tentu saja menggembirakan, meskipun tidak bisa menjadi jaminan
bahwa upaya tersebut dapat meningkatkan kualitas generasi selanjutnya.
Lansia sering dianggap sebagai golongan yang lemah, tetapi sesungguhnya
lansia memiliki peran yang berarti bagi masyarakat. Lansia memiliki penalaran
moral yang bagus untuk generasi dibawahnya. Lansia memiliki semacam gairah
yang tinggi karena secara alami, manusia akan cenderung memanfaatkan masa-
masa akhirnya secara optimal untuk melakukan pewarisan nilai dan norma. Hal
ini justru mempermudah kita untuk membina moral anak-anak.
Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan kesatuan,
integritas, dan refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan menimbulkan
ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis, semacam penyakit
kejiwaan (Latifah, 2010). Jika ini terjadi maka keadaan masyarakat juga
terganggu, dimana lansia sebagai penguat transformator nilai dan norma
berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas. Banyak contoh yang terjadi
dimasyarakat kita, dimana lansia berlaku yang kurang sopan atau bahkan kurang
beradab sehingga secara tidak langsung akan mengganggu ketentraman kehidupan
bermasyarakat. Lansia di Indonesia, menurut Depkomindo 2010, pada tahun 2008
berjumlah 23 juta orang, sedangkan lansia yang terlantar mencapai 1,7 juta sampai
2 juta orang.
Wujud dari usaha pemerintah ini adalah dicanangkannya pelayanan bagi
lansia melalui beberapa jenjang yaitu pelayanan kesehatan ditingkat masyarakat
adalah Posyandu Lansia. Pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah
Puskesmas, dan pelayanan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Dengan
demikian, posyandu lansia sangat kita perlukan, dimana posyandu lansia ini dapat
membantu lansia sesuai dengan kebutuhannya dan pada lingkungan yang tepat,
sehingga para lansia tidak merasa lagi terabaikan didalam masyarakat.
Di kecamatan sumberwringin terdapat 26 Posyandu lansia yang terdapat di
enam desa dimana kader yang aktif berjumlah 78 kader lansia yang arana
prasarananya ada yang bergabung dengan posyandu balita ada juga yang sudah
memiliki waktu dan tempat yang berbeda dengan posyandu balita.Cakupan
pelayanan lansia sudah cukup baik terbukti cakupan lansia pada tahun 2015
mencapai 66,87 % sudah mencapai target yang perlu dicapai adalah 60%
meskipun didalamnya masih kurangnya kunjungan pralansia yang sangat rendah
yaitu 54,4 % sehingga memerlukan peningkatan pelayanan kesehatan lansia
II. Nama Kegiatan
Pembinaan Posyandu Lansia
III Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan angka harapan hidup usia lanjut
2. Tujuan Khusus
Setelah Posyandu lansia terbentuk diharapkan dapat :
a. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut.
b. Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan usia lanjut
c. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan lansia.
IV Sasaran Posyandu Lansia
Sasaran posyandu lansia adalah perawat desa yaitu 6 desa yang mana
terdiri dari 26 pos posyandu Lansia yaitu Kelurahan Sumberwringin ( 3 pos )
kelurahan Sumber Gading (8 Pos ), Sukosari kidul ( 3 Pos ), Rejo agung ( 3 Pos )
Tegal jati ( 3 Pos ), Sukorejo ( 6 Pos ). Secara geografis terdiri atas lahan
pemukiman 80%, sisanya merupakan lahan pertanian masyarakat.
VII Peralatan
Peralatan adalah sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung
agar dapat berjalan lancar, sehingga pelaksanaan pelayanan posyandu lansia
berjalan sesuai dengan harapan.
Peralatan meliputi :
1. Tensi meter

2. Pengukur TB

3. Timbangan injak

4. Obat obatan

5. Alat GDA

6. Alat cek Hb

IX Ketenagaan
Tenaga kesehatan yang bertugas adalah perawat di wilayah kerja Puskesmas Ch.
M. Tiahahu
PEMERINTAH KOTA AMBON
DINAS KESEHATAN KOTA AMBON
PUSKESMAS CH.M. TIAHAHU
Jln. Imam Bonjol No 14 Ambon Kode Pos 97127
E-mail : pkmchtiahahu@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


POSBINDU PTM
I. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan
terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan
diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Puskesmas merupakan garda depan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun
2014 tentang “Pusat Kesehatan Masyarakat”, merupakan landasan
hukum dalam penyelenggaraan puskesmas.
Dalam menjalankan fungsinya, puskesmas harus
meningkatakan kualitas dan kinerja pelayanan, proses pelayanan
maupun sumberdaya yang digunakan. Mutu dan kinerja pelayanan
mengacu pada kebijakan mutu Puskesmas Kecamatan Tamansari
yaitu mengutamakan kepuasan pelanggan dan perbaikan yang
berkesinambungan dengan peraturan yang berlaku. Kegiatan
Program PTM menjalankan misi menyelenggarakan pelayanan
kesehatan masyarakat yang bermutu, serta meningkatkan
kemandirian masyarakat dan kerjasama lintas sector dalam bidang
kesehatan. Puskesmas Kecamatan Tamansari juga menjunjung
tinggi tata nilai yang selalu berpegang teguh pada Komitmen,
kekeluargaan, kerjasama, dan inovatif.
II. LATAR BELAKANG
Penyakit tidak menular yang selanjutnya disingkat PTM
adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang ke orang,
yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu
yang panjang (kronis). PTM pada umumnya merupakan dampak
dari perilaku atau gaya hidup tidak sehat terkait pola diet, aktivitas
fisik, merokok, dan konsumsi alcohol. Penyakit tidak menular
mencakup penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes,
penyakit pernapasan kronik, dan osteoporosis.
Pengendalian dan penanggulangan PTM adalah upaya
kesehatan yang mengutamakan aspek promotive dan preventif
tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitative serta paliatif
yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan
kematian yang dilaksanakan secara komprehensif, efektif, efisien,
dan berkesinambungan.

Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM),


merupakan wujud peran serta masyarakat yang bersifat promotive dan
preventif dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini
factor risikoPTM secara mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan ini
dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap PTM, mengingat
hampir semua factor risiko PTM tidak memberikan gejala pada yang
mengalaminya.
Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan
masyarakat (UKM) yang selanjutnya berkembang menjadi upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) dalam
pengendalian factor risiko PTM di bawah pembinaan Puskesmas.

A. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015
tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular.

B. Gambaran Umum
Dewasa ini, pelayanan kesehatan di negara-negara
berkembang sangat terbebani oleh peningkatan kebutuhan
terhadap penanganan penyakit jantung, stroke, kanker,
diabetes dan penyakit paru kronik. Upaya penambahan
fasilitas di rumah sakit tersier yang disertai pengadaan alat-
alat canggih memakan sebagian besar anggaran kesehatan,
padahal fasilitas semacam itu hanya dapat dinikmati oleh
sebagian kecil saja dari masyarakat. Akibat nya upaya
promosi, prevensi dan deteksi dini terhadap mereka yang
mempunyai faktor risiko PTM, tidak terlaksana.
Langkah-langkah yang dijalankan dalam
Pengendalian PTM mencakup tujuan dan penetapan target
nasional, penilaian hasil penanganan PTM, memperluas
jaringan kemitraan dan melakukan pendekatan ‘kesehatan
dalam berbagai kebijakan’, memperkuat system kesehatan
dan pelayanan kesehatan di tingkat primer seperti
pelayanan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),
serta membentuk kapasitas nasional maupun institusional
yang mampu melaksanakan program penanganan PTM.
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan
perlu direvitalisasi,
agar mampu memberikan kontribusi besar dalam upaya
pengendalian PTM. Dibutuhkan komitmen yang tinggi dari
semua pihak untuk meningkatkan kualitas pelayanan
puskesmas. Jejaring yang efektif dan efisien perlu
diciptakan, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
hendak nya ditingkatkan, tersedia nya standard pelayanan
minimum (SPM) yang komprehensif (holistic) dan sarana /
prasarana diagnostik, serta pengobatan sesuai SPM juga
didukung oleh system informasi yang memadai.
Kombinasi antara teknologi mengelola PTM yang
sudah tersedia dengan personil yang terlatih dan system
rujukan yang terorganisir, memungkinkan kebanyakan
kasus PTM dapat ditangani dan dikelola di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mengendalikan dan menanggulangi penyakit tidak menular dan
factor risikonya dari aspek kesehatan perorangan dan masyarakat.

B. Tujuan Khusus
1. Mengendalikan factor risiko PTM dengan kegiatan
berdasarkan pemberdayaan masyarakat dan deteksi dini

2. Mewujudkan Perilaku Hidup Bersih Sehat dengan


menyebarluaskan perilaku CERDIK masyarakat, yaitu
Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok,
Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup dan
Kelola stress.

3. Meningkatkan kerjasama lintas sector dan lintas


program dalam upaya promotive dan preventif penyakit
tidak menular.

4. Terselenggaranya rujukan dari Posbindu untuk kasus


yang terdeteksi merupakan penyakit tidak menular.

5. Terselenggaranya pelayanan kuratif bagi masyarakat


yang menderita penyakit tidak menular
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

RINCIAN
NO KEGIATAN KEGIATAN SASARAN
. POKOK KEGIATAN
1. Posbindu PTM Pelayanan deteksi dini dan Warga usia lebih dari
tindak lanjut sederhana 15 tahun di wilayah
terhadap factor risiko kerja Puskesmas
PTM, termasuk rujukan ke Christina Martha
Puskesmas Tiahahu
(Kelompok
masyarakat sehat,
berisiko dan
penyandang PTM)

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN:

NO KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN


. POKOK
1. Posbindu PTM a. Pemberitahuan ke kader RW
setempat dan
membagikan jadwal Posbindu.
b. Kader melakukan pemberitahuan kepada
masyarakat terkait pelaksanaan posbindu
c. Kader melakukan pendaftaran dan
pencatatan hasil pemeriksaan di langkah 1
d. Kader melakukan wawancara terkait
riwayat kesehatan di langkah 2
e. Kader melakukan pengukuran TB, BB,
IMT dan lingkar perut di langkah 3
f. petugas melakukan pengukuran tekanan
darah dan pemeriksaan gula darah di
langkah 4
g. Petugas melakukan konseling, edukasi, dan
tindak lanjut di langkah 5
VI. JADWAL PELAKSANAAN

No Kegiatan I I II I V V VII VII I X X XII Keterangan


I I V I I X I
1 Posbindu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sesuai jadwal Posyandu
PTM

VII. MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan
Kegiatan Posbindu akan dievaluasi setiap selesai kegiatan
dan dilakukan oleh Puskesmas kelurahan setempat
b. Pelaporan
Laporan kegiatan posbindu dibuat oleh kader RW setempat
yang kemudian dilaporkan kepada Puskesmas kelurahan
setempat. Laporan tersebut kemudian direkap oleh
puskesmas kelurahan dan diteruskan ke Penanggung jawab
Program PTM.
VIII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
a. Pencatatan
Hasil kegiatan posbindu dicatat dan direkap dalam laporan
b. Pelaporan
Kader melaporkan hasil kegiatan posbindu kepada puskesmas
kelurahan setempat
c. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan selesai. Apabila
ada hal-hal yang perlu diubah atau diperbaiki maka
puskesmas kelurahan akan melakukan koordinasi kepada
kader.
IX. PELAKSANA KEGIATAN
a. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan yaitu kader Posbindu PTM kelurahan setempat
dan puskesmas.
b. Penanggungjawab Kegiatan
Penanggungjawab kegiatan yaitu Kepala Puskesmas Ch. M.
Tiahahu

Anda mungkin juga menyukai