Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat. Melalui program dan kegiatannya, Puskesmas berperan
serta mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia,
khususnya di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Salah satu program dan kegiatan yang penting di Puskesmas adalah
pelayanan kesehatan bagi pasien Lanjut Usia (Lansia). Hal ini didasarkan
alasan bahwa kelompok lanjut usia merupakan golongan orang yang
memerlukan perhatian khusus dari keluarga dan lingkungan. Kebanyakan dari
mereka secara tidak sadar, tidak mampu memenuhi sendiri kebutuhan akan
kesehatannya. Oleh karenanya, para Lansia harus tetap mendapatkan
pelayanan khusus untuk meningkatkan kesejahteraannya, baik fisik maupun
psikologis.
Pelayanan kesehatan Lansia dilakukan melalui beberapa jenjang,
yaitu: 1) Pertama, pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat, yakni
Posyandu Lansia; 2) Pelayanan kesehatan di tingkat pertama, yakni
Puskesmas; dan 3) Pelayanan tingkat lanjutan, yakni Rumah Sakit.
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat
lanjut usia di suatu wilayah tertentu, yang sudah disepakati dan digerakkan
oleh masyarakat di mana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Posyandu Lansia juga merupakan kebijakan pemerintah untuk
pengembangan pelayanan kesehatan bagi lanjut usia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran
serta lanjut usia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial
(Kementerian Kesehatan, 2010). Peserta Posyandu Lansia termasuk
kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun ke
atas), dan kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas).
Selain jumlahnya yang cukup banyak, menurut Undang Undang No. 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan disebutkan bahwa masyarakat lanjut usia
juga dihadapkan pada perubahan-perubahan yang meliputi perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Tak jarang perubahan-perubahan tersebut
dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang lebih serius. Pada dasarnya
penyakit yang diderita lanjut usia jarang dengan diagnosis tunggal, melainkan
hampir selalu multidiagnosis (sumber: Riset Kesehatan Dasar 2013).
Mengingat para Lansia dihadapkan pada masalah penyakit degeneratif
yang cukup serius, maka mereka perlu mendapatkan perhatian dari keluarga,
masyarakat, pemerintah, maupun dinas terkait. Salah satu upaya yang
ditempuh pemerintah untuk memberdayakan Lansia adalah melalui
Puskesmas. Sebagai penyedia layanan kesehatan, salah satu upaya
Puskesmas untuk memberikan pelayanan prima kepada Lansia adalah
melalui perwujudan Puskesmas Santun Lansia. Puskesmas Santun Lansia
adalah Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
penduduk Lansia yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
(sumber : Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2017).
Makin bertambah usia, makin besar kemungkinan seseorang
mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah satu
permasalahan yang sangat mendasar pada lanjut usia adalah masalah
kesehatan akibat proses degeneratif, hal ini ditunjukkan oleh data pola
penyakit pada lanjut usia. Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas)
tahun 2013, penyakit terbanyak pada lanjut usia terutama adalah penyakit
tidak menular antara lain hipertensi, osteo artritis, masalah gigi-mulut,
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM).
Di Puskesmas Mattiro Bulu, untuk memberikan layanan kesehatan
yang lebih baik, maka Pelayanan Kesehatan bagi Lansia diselenggaran
dengan mengintegrasikannya bersama Program-program kesehatan lainnya,
diantaranya adalah Program Penyakit Tidak Menular (PTM), Program
Kesehatan Kerja dan Olah Raga serta Program Kesehatan Gigi dan Mulut.
Dimana Layanan Terintegrasi ini telah diujicobakan sejak tahun 2021.
Dampak dari adanya Layanan terintegrasi ini adalah meningkatnya
kunjungan Lansia ke Puskesmas. Hal ini dapat dilihat dari data kunjungan
Rawat Jalan khusus Puskesmas, dimana pada tahun 2021 mencapai angka
1.261 kunjungan dan meningkat menjadi 2003 kunjungan di tahun 2022. Hal
ini menujukkan bahwa, dengan adanya layanan kesehatan lansia yang
terintegrasi, telah memberi efek positif, sehingga semakin banyak Lansia
yang lebih memperhatikan kesehatannya dengan berkunjung ke Puskesmas,
baik itu untuk mendapatakan layanan promotif, preventif maunpun kuratif
Namun selama diujicobakan, terkadang masih ada kendala dan
keluhan yang kami terima, seperti lambatnya pelayanan karena harus melalui
antrian dan masih kurangnya jenis layanan kesehatan yang diterima oleh
Lansia. Dan dari hasil temuan tersebut, Puskesmas Mattiro Bulu berinisiatif
untuk meningkatkan Layanan Kesehtan Lansia Terintegrasi ini agar
partisipasi dan pelayanan kesehatan Lansia dapat meningkat pula.
Hingga pada awal tahun 2023, secara resmi, diluncurkanlah “Inovasi
Lansia Sehat Melalui Layanan Terintegrasi (Lansat Manis) di Puskesmas
Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang”, dengan beberapa kebijakan dan
Layanan baru bagi pasien Lansia.
Puskesmas Mattiro Bulu mengeluarkan kebijakan baru bagi pasien
Lanjut Usia (Lansia) usia 60 tahun keatas diantaranya adalah tidak
diperkenankan mengantri seperti pasien lainnya. Mereka bebas antri dan
Pihak Puskesmas mendahulukan pasien Lansia untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan khusus di Ruang Inovasi Poli Lansat Manis.
Di Ruang Inovasi Poli Lansat Manis ini, pasien Lansia akan
mendapatkan layanan kesehatan seperti Pemeriksaan Tanda tanda Vital,
Layanan Pengobatan, serta layanan kesehatan tambahan, seperti Terapi
Pemijatan, pengecekan Gula dan Kolesterol Darah serta arahan untuk
mendapat layanan Kesehatan Gigi dan Mulut bagi yang memerlukan.
Rujukan ke Pelayanan kesehatan tingkat lanjut ( Rumah Sakit ) dapat
pula langsung diberikan di Poli Lansat Manis, sehingga pasien Lansia dapat
lebih cepat dan dimudahkan untuk dirujuk jika diperlukan pengobatan lebih
lanjut.
Inovasi Lansat Manis ini pula mencakup pelayanan kesehatan Lansia
di masyarakat atau Luar Gedung Puskesmas, dengan memaksimalkan
Pelayanan kesehatan di tingkat Desa/Kelurahan melalui pemberdayaan
Posyandu Lansia yang di kelola oleh Masyarakat bekerja sama dengan
Program Kesehatan Lansia Pukesmas Martiro Bulu.
Hal ini sesuai dengan visi, Misi Inovasi Lansat Manis Puskesmas
Mattiro Bulu, yakni:
1. Visi
Terwujudnya masyarakat lanjut usia yang sehat dan produktif tahun
2025
2. Misi
1) Mewujudkan upaya pelayanan kesehatan bagi Lansia dengan
pendekatan siklus hidup, holistik, komprehensif dan terpadu, mulai dari
keluarga, masyarakat, fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas
kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
2) Meningkatkan pemberdayaan petugas kesehatan, keluarga, dan
masyarakat untuk menghadirkan Lansia yang sehat, mandiri, aktif dan
produktif selama mungkin.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum adalah meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia untuk
mencapai lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan
berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat melalui Inovasi Lansat
Manis
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan kesehatan lansia di
Puskesmas Mattiro Bulu
b. Meningkatnya ketersediaan data dan informasi di bidang kesehatan
lanjut usia
c. Meningkatnya peran serta lanjut usia dalam upaya peningkatan
kesehatan keluarga dan masyarakat.
d. Meningkatnya peran serta dan pemberdayaan keluarga, masyarakat
dan lanjut usia dalam upaya peningkatan kesehatan lanjut usia
e. Meningkatnya koordinasi dengan lintas program, lintas sektor,
profesi/organisasi profesi, organisasi masyarakat, dunia usaha, media
massa dan pihak terkait lainnya.

C. Sasaran
Sasaran langsung adalah pasien lanjut usia (60-69 tahun), dan lanjut usia
risiko tinggi (lanjut usia >70 tahun atau usia >= 60 tahun dengan masalah
kesehatan). Sedangkan sasaran tidak langsung adalah keluarga,
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan,
kelompok khusus, dan swasta, lintas program, dan lintas sektor.
D. Masalah
Penduduk lanjut usia merupakan salah satu kelompok masyarakat yang
paling membutuhkan pelayanan kesehatan. Secara biologis lanjut usia
akan mengalami proses penuaan secara terus menerus , ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan terhadap serangan penyakit
degeneratif maupun penyakit infeksi. Pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas) merupakan salah satu alternatif pilihan bagi lanjut usia untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan. Pasien lanjut usia merupakan
pengguna jasa pelayanan kesehatan yang tentunya mengharapkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Olehnya itu masalah dalam Inovasi
ini adalah bagaimana kualitas pelayanan pasien lanjut usia di Puskesmas
Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
II. ANALISIS SITUASI

A. Situasi Kondisi Saat Ini


Indonesia termasuk negara berpenduduk struktur tua, karena
persentase penduduk lanjut usia yang telah mencapai di atas 7% dari total
penduduk. Keadaan ini berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas
kesehatan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Struktur penduduk yang
menua tersebut, selain merupakan salah satu indikator keberhasilan
pencapaian pembangunan manusia secara nasional, sekaligus juga
merupakan tantangan dalam pembangunan.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai pusat pelayanan
kesehatan strata pertama di wilayah kerjanya merupakan sarana pelayanan
kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan
secara bermutu, terjangkau, adil dan merata. Pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan adalah pelayanan kesehatan dasar yang sangat dibutuhkan
oleh sebagian besar masyarakat dan sangat strategis dalam upaya
meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan di Puskesmas merupakan suatu sistem yang
terdiri dari berbagai kompenen yang saling terkait , saling tergantung, dan
saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Mutu pelayanan kesehatan
sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat
dan alat kesehatan, serta proses pemberian pelayanan. Lingkungan
pelayanan bersih dan nyaman, memiliki ruang tunggu yang memadai, dapat
dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial,
ekonomi dan bahasa. Petugas harus memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang baik tentang pelayanan kesehatan. Agar berhasil, petugas memberikan
pelayanan dalam waktu dan cara yang tepat, menggunakan peralatan dan
obat yang tepat, mengikuti standar layanan kesehatan yang telah disepakati,
sehingga menyembuhkan atau mencegahberkembanganya penyakit.
Pemberian layanan dilakukan dengan bersikap ramah, , sopan santun,
memberi perhatian dan menghargai pasien sehingga terjadi hubungan baik
yang akan menimbulkan kepercayaan.
Puskesmas melayani berbagai populasi masyarakat yang di antaranya
mempunyai keterbatasan, antara lain: lanjut usia, orang dengan disabilitas,
bicara dengan berbagai bahasa dan dialek, budaya yang berbeda atau ada
penghalang lainnya yang membuat proses pelayanan terhambat. Kesulitan
atau hambatan tersebut perlu diantisipasi untuk kemudian dilakukan upaya
untuk mengurangi dan menghilangkan kesulitan atau hambatan tersebut pada
saat pendaftaran. Pasien membutuhkan informasi yang jelas di tempat
pendaftaran yang dapat dengan mudah diakses dan dipahami pasien.
Penyediaan informasi kepada pasien memperhatikan latar belakang budaya
dan bahasa yang dimiliki oleh pasien.
Pelaksanaan layanan harus dipandu dengan standar pelayanan yang
berlaku di Puskesmas sesuai dengan kemampuan Puskesmas,
memperhatikan keluhan pasien, menghargai kebutuhan dan hak pasien.
Proses penyelenggaraan pelayanan memberi kemudahan bagi pelanggan
untuk memperoleh pelayanan dan tersedia pelayanan sesuai jadwal yang
ditentukan. Ada akses komunikasi dengan pengelola dan pelaksana untuk
membantu pengguna pelayanan dalam memperoleh pelayanan sesuai
kebutuhan spesifik pengguna pelayanan.
Pada tahun 2000 Kementerian Kesehatan mulai mengembangkan
konsep pelayanan kesehatan santun lanjut usia yang diawali dengan rencana
pengembangan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun lanjut usia di seluruh
Indonesia.
Konsep ini mengutamakan upaya pembinaan kesehatan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan di masyarakat untuk
mewujudkan lanjut usia sehat, aktif, mandiri dan produktif, melalui upaya
pembinaan yang intensif dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan di
Puskesmas dirancang berdasarkan kondisi lanjut usia dan pola pelayanan
yang dibutuhkan.
Secara alami proses menjadi tua mengakibatkan seseorang
mengalami perubahan fisik dan mental. Masalah kesehatan yang dialami oleh
lanjut usia adalah munculnya penyakit degeneratif akibat proses penuaan,
gangguan gizi (malnutrisi), penyakit infeksi serta masalah kesehatan gigi dan
mulut. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal
138 dinyatakan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus
ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial
maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan. Untuk mewujudkan
hal tersebut pemerintah berkewajiban untuk menjamin ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan.
Konsep pelayanan kesehatan santun lanjut usia telah dikembangkan di
beberapa Puskesmas yang ada di Kabupaten Pinrang. Puskesmas Mattiro
Bulu merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Pinrang yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan lanjut usia. Jumlah kunjungan
pasien lanjut usia di Puskesmas Mattiro Bulu dari tahun 2019 sampai dengan
tahun 2022 terlihat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1
Cakupan Pelayanan Pasien Lanjut Usia di Puskesmas Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang Tahun 2019-2022

Jumlah Pasien
No. Tahun Sasaran Lanjut Usia yang Cakupan (%)
dilayani
1. 2019 1208 1009 83,52
2. 2020 3385 2971 87,77
3. 2021 3385 3140 92,76
4. 2022 5515 5215 94,56
Sumber Data: Pusdatin Kab. Pinrang Tahun 2019, 2020, 2021 dan 2022

Menurut Permenkes Nomor 67 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan


Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat,
pelayanan kepada lanjut usia yang datang di Puskesmas sebaiknya
diberikan di ruangan khusus supaya lanjut usia tidak harus mengantri
bersama dengan pasien umum lainnya. Tapi apabila kondisi Puskesmas tidak
memungkinkan dapat dilakukan di ruangan pemeriksaan umum dengan
syarat pasien lanjut usia harus didahulukan. Pendaftaran lanjut usia yang
digabung dengan pasien umum, diberikan label dan tempat khusus bagi
pasien lanjut usia. Ruang tunggu untuk pasien lanjut usia berada di dekat
ruangan pemeriksaan, dengan tempat duduk khusus yang aman dan nyaman
bagi lanjut usia. Semua ruangan yang ada di Puskesmas memberikan
kemudahan, keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi pasien lanjut
usia untuk mendapatkan pelayanan. Ruangan mudah dijangkau , nyaman
dan aman , pintu masuk cukup lebar untuk kursi roda, dan pencahayaan
cukup. Lantai Puskesmas rata, mudah dibersihkan dan tidak licin. Jika
terdapat perbedaan tinggi lantai, disediakan ramp dengan pegangan di
dinding.
Sebuah survei pendahuluan yang pernah dilakukan melalui
pengamatan dan wawancara langsung dengan pasien lanjut usia di
Puskesmas Mattiro Bulu. Dari hasil wawancara ditemukan adanya keluhan
pasien lanjut usia tentang waktu tunggu yang cukup lama untuk mendapatkan
pelayanan. Ruang pemeriksaan cepat terbuka tetapi dokter datang terlambat
sehingga pasien menumpuk di ruang tunggu. Ketika banyak pasien yang
berkunjung ke Puskesmas, beberapa pasien harus berdiri karena tidak
mendapatkan tempat duduk saat menunggu giliran pemeriksaan dan
menunggu mengambil obat. Banyaknya pasien yang mengantri
mengakibatkan suasana ruang tunggu menjadi panas sehingga pasien
menjadi tidak nyaman.
Puskesmas Mattiro Bulu belum memiliki ruangan khusus untuk
pelayanan lanjut usia. Pelayanan pasien lanjut usia di loket pendaftaran
masih disatukan dengan pendaftaran pasien umum. Demikian juga untuk
pelayanan pemeriksaan, pasien lanjut usia diperiksa dalam satu ruangan
dengan pasien lainnya karena belum ada ruangan khusus untuk pelayanan
lanjut usia. Petugas kesehatan yang bertugas di ruang pemeriksaan terdiri
dari tiga dokter umum, dua perawat, dan dua bidan. Setiap hari rata-rata
pasien yang berkunjung di Puskesmas Mattiro Bulu lebih dari seratus pasien.
Banyaknya pasien yang harus dilayani mengakibatkan pasien lanjut usia
harus mengantri pula sebelum dilayani. Padahal lanjut usia mempunyai fisik
yang lemah dibanding orang dewasa lainnya, indera penglihatan yang mulai
kabur, indera pendengaran yang mulai berkurang serta daya tahan tubuh
yang menurun.
Dengan adanya keluhan masyarakat, maka pelayanan yang diberikan
oleh Puskesmas saat ini tidaklah mudah, sebab pasien sebagai pengguna
jasa Puskesmas kini semakin kritis dan menyadari hak-haknya. Pasien
sebagai pemakai jasa pelayanan Puskesmas akan mengukur kinerja layanan
kesehatan yang diperolehnya. Pasien akan memilih sarana pelayanan
kesehatan dalam mencari pengobatan yang mereka anggap berkualitas.
Kualitas pelayanan Puskesmas merupakan gambaran kinerja sebuah
organisasi Puskesmas, dimana sumber daya manusia sebagai unsur utama
pengendali layanan. Adapun yang menjadi ukuran kualitas sumber daya
manusia yang dimaksud meliputi tingkat pengetahuan, keahlian atau
keterampilan dokter, perawat, bidan, dan petugas lainnya. Selain aspek
sumber daya manusia , ukuran kualitas pelayanan di Puskesmas dapat pula
dilihat dari penyediaan fasilitas, prosedur pelayanan yang diberikan dan
kondisi lingkungan baik lingkungan fisik maupun keamanan dan kenyamanan
yang dirasakan pasien.
Berdasarkan uraian diatas, maka sangat penting bagi Puskesmas
untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bagi pasien lanjut usia sehingga peneliti menganggap
perlu diadakan penelitian terhadap kualitas pelayanan pasien lanjut usia yang
diperoleh dari lima dimensi pelayanan, yaitu dimensi ketepatan waktu,
dimensi informasi, dimensi kompetensi teknis, dimensi hubungan antar
manusia dan dimensi lingkungan. Dan hal inilah yang mendorong Puskesmas
Mattiro Bulu membuat Inovasi Lansat Manis atau Lansia Sehat Melalui
Layanan Terintegrasi” di Puskesmas Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang.”

1. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu dalam hal ini adalah pelaksanaan pelayanan
pasien lanjut usia sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan dengan cara
yang tepat. Pengukuran ketepatan waktu pelayanan pada Puskesmas Mattiro
Bulu dilihat dari indikator akses bahasa, waktu pendaftaran dan waktu
pemeriksaan.
a. Akses Bahasa
Bahasa adalah merupakan alat komunikasi atau sebagai sarana
penghubung antara satu dengan yang lain. Akses bahasa artinya
pasien dilayani oleh petugas dengan menggunakan bahasa yang
dipahami oleh pasien lanjut usia sehingga proses pelayanan
berjalan lancar.
b. Waktu Pendaftaran
Waktu pendaftaran dalam hal ini adalah waktu pelayanan pasien
lanjut usia di loket pendaftaran dimulai jam 08.00 Wita sesuai
dengan jadwal pelayanan tanpa antrian mendapatkan pelayanan.
c. Waktu Pemeriksaan
Waktu pemeriksaan adalah waktu pelayanan pasien lanjut usia di
ruangan pemeriksaan diaksanakan sesuai jadwal pelayanan dengan
cepat diperiksa setelah mendaftar. Pasien lanjut usia setelah
melakukan pendaftaran diarahkan petugas Puskesmas ke ruang
pemeriksaan poli Lansat Manis. Pelayanan yang cepat akan
memberikan kepuasan bagi pasien.

2. Informasi
Informasi dalam layanan kesehatan sangat diperlukan guna
memudahkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Layanan kesehatan yang
berkualitas harus memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan,
dimana dan bagaimana layanan kesehatan itu akan dilaksanakan. Informasi
dalam Inovasi ini merupakan pesan dalam bentuk lisan atau tulisan yang
diberikan oleh pihak Puskesmas Mattiro Bulu kepada pasien. Indikator
dimensi informasi terdiri dari papan nama ruangan yang terlihat jelas,
informasi penyakit dan informasi obat.
a. Papan Nama Ruangan
Papan nama ruangan adalah tulisan yang menyatakan nama ruangan
yang dapat terlihat dengan jelas dan terpasang di setiap ruangan
Puskesmas. Adanya papan nama ruangan akan memudahkan pasien
untuk segera menemukan jenis layanan yang dibutuhkan.
b. Informasi Penyakit
Informasi penyakit adalah penjelasan tentang penyakit pasien lanjut
usia berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Dokter Puskesmas secara
jelas dan mudah dipahami. Penjelasan hasil pemeriksaan oleh dokter
sangat penting untuk diketahui oleh pasien sehingga bisa mencegah
berkembangnya penyakit dan memperbaiki status kesehatannya.
c. Informasi Obat
Informasi obat adalah penjelasan petugas tentang cara penggunaan
obat yang benar secara jelas dan mudah dimengerti pada saat
menyerahkan obat ke pasien lanjut usia. Penjelasan tentang obat
sangat penting bagi pasien agar tidak terjadi kesalahan pada saat
menggunakan obat. Cara penggunaan obat yang benar akan
menentukan keberhasilan pengobatan.

3. Kompetensi Teknis
Salah satu ujung tombak keberhasilan pelayanan kesehatan adalah
tersedianya sumber daya manusia yang memenuhi standar baik dari segi
kualitas maupun kuantitas sesuai dengan klasifikasi pendidikannya.
Dimensi kompetensi teknis dalam penelitian ini adalah menyangkut
pengetahuan dan keterampilan petugas dalam memberikan pelayanan
terhadap pasien lanjut usia. Aspek kompetensi teknis ini berhubungan
dengan bagaimana pemberi layanan kesehatan mengikuti standar layanan
kesehatan yang disepakati. Secara rinci pengukuran kompetensi teknis
dilihat dari indikator kemampuan petugas menangani keluhan pasien dan
keterampilan petugas melakukan pemeriksaan pasien.
a. Kemampuan Menangani Keluhan
Kemampuan menangani keluhan pasien dalam inovasi ini adalah
kemampuan petugas kesehatan dengan menggunakan pengetahuan
kedokteran atau keperawatan yang dimilikinya dapat memberikan obat
atau tindakan sehingga pasien merasa lebih baik.
b. Keterampilan Petugas
Keterampilan petugas adalah kemampuan petugas melakukan
pemeriksaan dengan menggunakan peralatan medis maupun secara
langsung tanpa menggunakan peralatan medis terhadap pasien lanjut
usia.

4. Hubungan Antar Manusia


Hubungan antar manusia merupakan interaksi antara seseorang
dengan orang lain dalam segala situasi di semua bidang kehidupan.
Hubungan antar manusialah yang mendasari terjadinya interaksi dan
komunikasi antara tenaga kesehatan sebagai petugas pelayanan
kesehatan dengan pasien sebagai pengguna fasilitas pelayanan
kesehatan. Proses interaksi melibatkan perasaan, kata yang diucapkan
yang mencerminkan perasaan dan sikap.
Hubungan antar manusia dalam inovasi ini adalah sikap petugas
Puskesmas Mattiro Bulu dalam berinteraksi dengan pasien lanjut usia.
Hubungan antar manusia dapat terlaksana dengan baik apabila terjadi
komunikasi secara etis, ramah, sopan , menghargai dan menghormati
orang lain. Indikator dimensi hubungan antar manusia terdiri dari
keramahan petugas, kepedulian petugas dan pasien lanjut usia
didahulukan dilayani.
a. Keramahan Petugas
Keramahan petugas adalah perilaku petugas Puskesmas dalam
memberikan pelayanan dengan tersenyum dan menyapa pasien lanjut
usia. Keramahan petugas akan mempengaruhi keberhasilan pelayanan
pasien lanjut usia. Pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya
kurang stabil sehingga pelayanan hendaklah dilakukan dengan cara
yang baik dan sopan diawali dengan senyum, salam dan sapa.
b. Kepedulian Petugas
Kepedulian petugas adalah perhatian petugas terhadap pasien lanjut
usia, mendengarkan keluhan dan bersedia membantu pasien lanjut
usia pada saat pelayanan. Pasien lanjut usia memiliki kondisi fisik yang
semakin lemah sehingga semakin banyak masalah kesehatan yang
dialaminya. Untuk itu diperlukan kepedulian petugas untuk
mendengarkan keluhan dari pasien lanjut usia. Disamping itu karena
keterbatasan kemampuan fisik sehingga pasien lanjut usia memerlukan
bantuan petugas pada saat berkunjung ke Puskesmas.
c. Pasien Lanjut Usia Didahulukan Dilayani
Pasien lanjut usia didahulukan dilayani adalah pasien lanjut usia
mendapatkan pelayanan dari petugas tanpa harus mengantri dari
pasien lainnya yang bukan lanjut usia. Pelayanan kepada pasien lanjut
usia mulai dari pendaftaran sampai mendapatkan obat tidak
seharusnya mengantri.
5. Lingkungan
Lingkungan layanan kesehatan harus memberikan keamanan dan
kenyamanan. Layanan kesehatan itu harus aman dari risiko cedera, infeksi,
efek samping, atau bahaya lain baik bagi pasien, bagi pemberi layanan,
maupun masyarakat sekitarnya yang ditimbulkan oleh layanan kesehatan
itu sendiri. Kenyamanan terkait dengan penampilan fisik layanan
kesehatan, pemberi pelayanan, peralatan medis dan nonmedis.
Dimensi lingkungan dalam inovasi ini adalah kondisi fasilitas fisik
Puskesmas yang mendukung pelaksanaan pelayanan seperti gedung,
halaman, loket pendaftaran, ruang pemeriksaan, loket obat dan sarana
lainnya yang memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pasien lanjut
usia. Indikator dimensi lingkungan terdiri dari kebersihan Puskesmas,
kenyamanan ruang tunggu dan keamanan Puskesmas.
a. Kebersihan Puskesmas
Kebersihan Puskesmas adalah kondisi lingkungan Puskesmas yang
terbebas dari kotoran seperti debu, sampah dan bau tidak sedap di
dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas.
b. Kenyamanan Ruang Tunggu
Kenyamanan ruang tunggu adalah kondisi ruang tunggu Puskesmas
yang memberikan rasa nyaman bagi pasien lanjut usia dengan
ketersediaan tempat duduk prioritas, suhu ruangan yang sejuk,
pencahayaan dan ventilasi yang cukup.
c. Keamanan Puskesmas
Keamanan Puskesmas adalah kondisi bangunan Puskesmas yang
bebas dari bahaya atau cedera bagi pasien lanjut usia seperti lantai
Puskesmas yang tidak licin dan rata, pegangan pada dinding dan
tangga Puskesmas sehingga pasien lanjut usia bebas dari resiko jatuh.
III. CARA MELAKUKAN KEGIATAN

a. Pelaksanaan Inovasi

Kegiatan Lintas Program Lintas Sektor


No. Kegiatan
Pokok Terkait Terkait
1. Pelayanan o Menyusun rencana o Pengelola o Camat
Inovasi kegiatan Lansia o Lurah/Kades
Lansat Manis o Menyiapkan sarana Puskesmas o Kader
dan prasarana o Pengelola PTM o BKM
o Pelaksanaan Inovasi o Pengelola o TOMA
Lansat Manis Pronalis BPJS o TOGA
o Koordinasi dengan o UKGMD o PKK
Lintas Program
o Membuat laporan
kegiatan

b. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Tahun 2023
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
No. Kegiatan
Lansat
1. X X X X X X X X X X X X
Manis

C. KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN (Menekankan


kerjasama/kolaborasi, keterlibatan, koordinasi, kemitraan dan inklusif)
Banyak sekali pihak yang ikut berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini,
terutama lintas sektor yang ada yaitu:
1. Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai pemangku kebijakan dalam
pelaksanaan kegiatan inovasi.
2. Forum Pimpinan Kecamatan (FORPIMKA) sebagai pembina dan pelindung di
harapkan bisa memberikan dukungan penuh sehingga program inovasi
LANSAT MANIS bisa berjalan dengan baik.
3. Pemerintah Desa dan Kelurahan selalu memberikan informasi kepada Lanjut
usia untuk tetap produktif dengan mendapatkan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Mattiro Bulu di Poli LANSAT MANIS.

D. PELAJARAN YANG DIPETIK


Dengan pelaksanaan LANSAT MANIS, maka kita bisa melihat bagaimana
Kualitas pelayanan pasien lanjut usia di Puskesmas Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
ditinjau dari dimensi ketepatan waktu Petugas Puskesmas Mattiro Bulu melayani
dengan menggunakan bahasa yang dipahami pasien lanjut usia, loket pendaftaran
umumnya mulai melayani jam 08.00 Wita sesuai dengan jadwal pelayanan dan
pemeriksaan pasien lanjut usia segera dilakukan setelah pasien lanjut usia selesai
mendaftar. Dimensi informasiSetiap ruangan memiliki papan nama yang cukup jelas
terlihat oleh pasien lanjut usia. Pemberian informasi oleh petugas setelah melakukan
pemeriksaan belum sesuai dengan harapan pasien lanjut usia. Begitu pula
pemberian informasi obat pada saat diserahkan ke pasien lanjut usia sering tidak
dilakukan. Dimensi kompetensi teknis Petugas Puskesmas Mattiro Bulu dinilai
terampil dalam melakukan pemeriksaan terhadap pasien lanjut usia dan mampu
menangani keluhan pasien lanjut usia sehingga pasien merasa lebih baik setelah
berobat. Namun pasien lanjut usia penderita penyakit kronis tidak bisa sembuh
sehingga harus kontrol kesehatan secara rutin di Puskesmas. Dimensi hubungan
antar manusia, Petugas Puskesmas Mattiro Bulu melayani pasien lanjut usia dengan
ramah, sopan, perhatian dan peduli sehingga pasien merasa nyaman berada di
Puskesmas Mattiro Bulu. Dimensi lingkungan, Lingkungan Puskesmas Mattiro Bulu
bersih dengan ruang tunggu yang cukup nyaman bagi pasien lanjut usia selama
menunggu pelayanan. Lantai Puskesmas Mattiro Bulu tidak licin dan rata serta
terdapat pegangan pada tangga masuk sehingga aman bagi pasien lanjut terhadap
resiko jatuh.

Pimpinan BLUD Puskesmas Mattiro Bulu


Kab. Pinrang

drg. Tulada, M.Kes


NIP. 19780720 200903 2 004

Anda mungkin juga menyukai