PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat. Melalui program dan kegiatannya, Puskesmas berperan
serta mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia,
khususnya di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Salah satu program dan kegiatan yang penting di Puskesmas adalah
pelayanan kesehatan bagi pasien Lanjut Usia (Lansia). Hal ini didasarkan
alasan bahwa kelompok lanjut usia merupakan golongan orang yang
memerlukan perhatian khusus dari keluarga dan lingkungan. Kebanyakan dari
mereka secara tidak sadar, tidak mampu memenuhi sendiri kebutuhan akan
kesehatannya. Oleh karenanya, para Lansia harus tetap mendapatkan
pelayanan khusus untuk meningkatkan kesejahteraannya, baik fisik maupun
psikologis.
Pelayanan kesehatan Lansia dilakukan melalui beberapa jenjang,
yaitu: 1) Pertama, pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat, yakni
Posyandu Lansia; 2) Pelayanan kesehatan di tingkat pertama, yakni
Puskesmas; dan 3) Pelayanan tingkat lanjutan, yakni Rumah Sakit.
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat
lanjut usia di suatu wilayah tertentu, yang sudah disepakati dan digerakkan
oleh masyarakat di mana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Posyandu Lansia juga merupakan kebijakan pemerintah untuk
pengembangan pelayanan kesehatan bagi lanjut usia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran
serta lanjut usia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial
(Kementerian Kesehatan, 2010). Peserta Posyandu Lansia termasuk
kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun ke
atas), dan kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas).
Selain jumlahnya yang cukup banyak, menurut Undang Undang No. 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan disebutkan bahwa masyarakat lanjut usia
juga dihadapkan pada perubahan-perubahan yang meliputi perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Tak jarang perubahan-perubahan tersebut
dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang lebih serius. Pada dasarnya
penyakit yang diderita lanjut usia jarang dengan diagnosis tunggal, melainkan
hampir selalu multidiagnosis (sumber: Riset Kesehatan Dasar 2013).
Mengingat para Lansia dihadapkan pada masalah penyakit degeneratif
yang cukup serius, maka mereka perlu mendapatkan perhatian dari keluarga,
masyarakat, pemerintah, maupun dinas terkait. Salah satu upaya yang
ditempuh pemerintah untuk memberdayakan Lansia adalah melalui
Puskesmas. Sebagai penyedia layanan kesehatan, salah satu upaya
Puskesmas untuk memberikan pelayanan prima kepada Lansia adalah
melalui perwujudan Puskesmas Santun Lansia. Puskesmas Santun Lansia
adalah Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
penduduk Lansia yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
(sumber : Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2017).
Makin bertambah usia, makin besar kemungkinan seseorang
mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah satu
permasalahan yang sangat mendasar pada lanjut usia adalah masalah
kesehatan akibat proses degeneratif, hal ini ditunjukkan oleh data pola
penyakit pada lanjut usia. Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas)
tahun 2013, penyakit terbanyak pada lanjut usia terutama adalah penyakit
tidak menular antara lain hipertensi, osteo artritis, masalah gigi-mulut,
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM).
Di Puskesmas Mattiro Bulu, untuk memberikan layanan kesehatan
yang lebih baik, maka Pelayanan Kesehatan bagi Lansia diselenggaran
dengan mengintegrasikannya bersama Program-program kesehatan lainnya,
diantaranya adalah Program Penyakit Tidak Menular (PTM), Program
Kesehatan Kerja dan Olah Raga serta Program Kesehatan Gigi dan Mulut.
Dimana Layanan Terintegrasi ini telah diujicobakan sejak tahun 2021.
Dampak dari adanya Layanan terintegrasi ini adalah meningkatnya
kunjungan Lansia ke Puskesmas. Hal ini dapat dilihat dari data kunjungan
Rawat Jalan khusus Puskesmas, dimana pada tahun 2021 mencapai angka
1.261 kunjungan dan meningkat menjadi 2003 kunjungan di tahun 2022. Hal
ini menujukkan bahwa, dengan adanya layanan kesehatan lansia yang
terintegrasi, telah memberi efek positif, sehingga semakin banyak Lansia
yang lebih memperhatikan kesehatannya dengan berkunjung ke Puskesmas,
baik itu untuk mendapatakan layanan promotif, preventif maunpun kuratif
Namun selama diujicobakan, terkadang masih ada kendala dan
keluhan yang kami terima, seperti lambatnya pelayanan karena harus melalui
antrian dan masih kurangnya jenis layanan kesehatan yang diterima oleh
Lansia. Dan dari hasil temuan tersebut, Puskesmas Mattiro Bulu berinisiatif
untuk meningkatkan Layanan Kesehtan Lansia Terintegrasi ini agar
partisipasi dan pelayanan kesehatan Lansia dapat meningkat pula.
Hingga pada awal tahun 2023, secara resmi, diluncurkanlah “Inovasi
Lansia Sehat Melalui Layanan Terintegrasi (Lansat Manis) di Puskesmas
Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang”, dengan beberapa kebijakan dan
Layanan baru bagi pasien Lansia.
Puskesmas Mattiro Bulu mengeluarkan kebijakan baru bagi pasien
Lanjut Usia (Lansia) usia 60 tahun keatas diantaranya adalah tidak
diperkenankan mengantri seperti pasien lainnya. Mereka bebas antri dan
Pihak Puskesmas mendahulukan pasien Lansia untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan khusus di Ruang Inovasi Poli Lansat Manis.
Di Ruang Inovasi Poli Lansat Manis ini, pasien Lansia akan
mendapatkan layanan kesehatan seperti Pemeriksaan Tanda tanda Vital,
Layanan Pengobatan, serta layanan kesehatan tambahan, seperti Terapi
Pemijatan, pengecekan Gula dan Kolesterol Darah serta arahan untuk
mendapat layanan Kesehatan Gigi dan Mulut bagi yang memerlukan.
Rujukan ke Pelayanan kesehatan tingkat lanjut ( Rumah Sakit ) dapat
pula langsung diberikan di Poli Lansat Manis, sehingga pasien Lansia dapat
lebih cepat dan dimudahkan untuk dirujuk jika diperlukan pengobatan lebih
lanjut.
Inovasi Lansat Manis ini pula mencakup pelayanan kesehatan Lansia
di masyarakat atau Luar Gedung Puskesmas, dengan memaksimalkan
Pelayanan kesehatan di tingkat Desa/Kelurahan melalui pemberdayaan
Posyandu Lansia yang di kelola oleh Masyarakat bekerja sama dengan
Program Kesehatan Lansia Pukesmas Martiro Bulu.
Hal ini sesuai dengan visi, Misi Inovasi Lansat Manis Puskesmas
Mattiro Bulu, yakni:
1. Visi
Terwujudnya masyarakat lanjut usia yang sehat dan produktif tahun
2025
2. Misi
1) Mewujudkan upaya pelayanan kesehatan bagi Lansia dengan
pendekatan siklus hidup, holistik, komprehensif dan terpadu, mulai dari
keluarga, masyarakat, fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas
kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
2) Meningkatkan pemberdayaan petugas kesehatan, keluarga, dan
masyarakat untuk menghadirkan Lansia yang sehat, mandiri, aktif dan
produktif selama mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum adalah meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia untuk
mencapai lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan
berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat melalui Inovasi Lansat
Manis
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan kesehatan lansia di
Puskesmas Mattiro Bulu
b. Meningkatnya ketersediaan data dan informasi di bidang kesehatan
lanjut usia
c. Meningkatnya peran serta lanjut usia dalam upaya peningkatan
kesehatan keluarga dan masyarakat.
d. Meningkatnya peran serta dan pemberdayaan keluarga, masyarakat
dan lanjut usia dalam upaya peningkatan kesehatan lanjut usia
e. Meningkatnya koordinasi dengan lintas program, lintas sektor,
profesi/organisasi profesi, organisasi masyarakat, dunia usaha, media
massa dan pihak terkait lainnya.
C. Sasaran
Sasaran langsung adalah pasien lanjut usia (60-69 tahun), dan lanjut usia
risiko tinggi (lanjut usia >70 tahun atau usia >= 60 tahun dengan masalah
kesehatan). Sedangkan sasaran tidak langsung adalah keluarga,
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan,
kelompok khusus, dan swasta, lintas program, dan lintas sektor.
D. Masalah
Penduduk lanjut usia merupakan salah satu kelompok masyarakat yang
paling membutuhkan pelayanan kesehatan. Secara biologis lanjut usia
akan mengalami proses penuaan secara terus menerus , ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan terhadap serangan penyakit
degeneratif maupun penyakit infeksi. Pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas) merupakan salah satu alternatif pilihan bagi lanjut usia untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan. Pasien lanjut usia merupakan
pengguna jasa pelayanan kesehatan yang tentunya mengharapkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Olehnya itu masalah dalam Inovasi
ini adalah bagaimana kualitas pelayanan pasien lanjut usia di Puskesmas
Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang
II. ANALISIS SITUASI
Tabel 1
Cakupan Pelayanan Pasien Lanjut Usia di Puskesmas Mattiro Bulu
Kabupaten Pinrang Tahun 2019-2022
Jumlah Pasien
No. Tahun Sasaran Lanjut Usia yang Cakupan (%)
dilayani
1. 2019 1208 1009 83,52
2. 2020 3385 2971 87,77
3. 2021 3385 3140 92,76
4. 2022 5515 5215 94,56
Sumber Data: Pusdatin Kab. Pinrang Tahun 2019, 2020, 2021 dan 2022
1. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu dalam hal ini adalah pelaksanaan pelayanan
pasien lanjut usia sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan dengan cara
yang tepat. Pengukuran ketepatan waktu pelayanan pada Puskesmas Mattiro
Bulu dilihat dari indikator akses bahasa, waktu pendaftaran dan waktu
pemeriksaan.
a. Akses Bahasa
Bahasa adalah merupakan alat komunikasi atau sebagai sarana
penghubung antara satu dengan yang lain. Akses bahasa artinya
pasien dilayani oleh petugas dengan menggunakan bahasa yang
dipahami oleh pasien lanjut usia sehingga proses pelayanan
berjalan lancar.
b. Waktu Pendaftaran
Waktu pendaftaran dalam hal ini adalah waktu pelayanan pasien
lanjut usia di loket pendaftaran dimulai jam 08.00 Wita sesuai
dengan jadwal pelayanan tanpa antrian mendapatkan pelayanan.
c. Waktu Pemeriksaan
Waktu pemeriksaan adalah waktu pelayanan pasien lanjut usia di
ruangan pemeriksaan diaksanakan sesuai jadwal pelayanan dengan
cepat diperiksa setelah mendaftar. Pasien lanjut usia setelah
melakukan pendaftaran diarahkan petugas Puskesmas ke ruang
pemeriksaan poli Lansat Manis. Pelayanan yang cepat akan
memberikan kepuasan bagi pasien.
2. Informasi
Informasi dalam layanan kesehatan sangat diperlukan guna
memudahkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Layanan kesehatan yang
berkualitas harus memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan,
dimana dan bagaimana layanan kesehatan itu akan dilaksanakan. Informasi
dalam Inovasi ini merupakan pesan dalam bentuk lisan atau tulisan yang
diberikan oleh pihak Puskesmas Mattiro Bulu kepada pasien. Indikator
dimensi informasi terdiri dari papan nama ruangan yang terlihat jelas,
informasi penyakit dan informasi obat.
a. Papan Nama Ruangan
Papan nama ruangan adalah tulisan yang menyatakan nama ruangan
yang dapat terlihat dengan jelas dan terpasang di setiap ruangan
Puskesmas. Adanya papan nama ruangan akan memudahkan pasien
untuk segera menemukan jenis layanan yang dibutuhkan.
b. Informasi Penyakit
Informasi penyakit adalah penjelasan tentang penyakit pasien lanjut
usia berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Dokter Puskesmas secara
jelas dan mudah dipahami. Penjelasan hasil pemeriksaan oleh dokter
sangat penting untuk diketahui oleh pasien sehingga bisa mencegah
berkembangnya penyakit dan memperbaiki status kesehatannya.
c. Informasi Obat
Informasi obat adalah penjelasan petugas tentang cara penggunaan
obat yang benar secara jelas dan mudah dimengerti pada saat
menyerahkan obat ke pasien lanjut usia. Penjelasan tentang obat
sangat penting bagi pasien agar tidak terjadi kesalahan pada saat
menggunakan obat. Cara penggunaan obat yang benar akan
menentukan keberhasilan pengobatan.
3. Kompetensi Teknis
Salah satu ujung tombak keberhasilan pelayanan kesehatan adalah
tersedianya sumber daya manusia yang memenuhi standar baik dari segi
kualitas maupun kuantitas sesuai dengan klasifikasi pendidikannya.
Dimensi kompetensi teknis dalam penelitian ini adalah menyangkut
pengetahuan dan keterampilan petugas dalam memberikan pelayanan
terhadap pasien lanjut usia. Aspek kompetensi teknis ini berhubungan
dengan bagaimana pemberi layanan kesehatan mengikuti standar layanan
kesehatan yang disepakati. Secara rinci pengukuran kompetensi teknis
dilihat dari indikator kemampuan petugas menangani keluhan pasien dan
keterampilan petugas melakukan pemeriksaan pasien.
a. Kemampuan Menangani Keluhan
Kemampuan menangani keluhan pasien dalam inovasi ini adalah
kemampuan petugas kesehatan dengan menggunakan pengetahuan
kedokteran atau keperawatan yang dimilikinya dapat memberikan obat
atau tindakan sehingga pasien merasa lebih baik.
b. Keterampilan Petugas
Keterampilan petugas adalah kemampuan petugas melakukan
pemeriksaan dengan menggunakan peralatan medis maupun secara
langsung tanpa menggunakan peralatan medis terhadap pasien lanjut
usia.
a. Pelaksanaan Inovasi