Anda di halaman 1dari 8

POSYANDU LANSIA

TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
POSYANDU LANSIA

Oleh:
ARIAN HANDOKO

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAKLI


SEMARANG
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Pusat Statistik, jumlah Lansia di Indonesia sampai pada tahun 2010
diperkirakan sekitar 23,9 juta jiwa atau sekitar 9,77% dari jumlah penduduk total,
dan jumlah ini meningkat terus menerus secara signifikan (Hanim dkk, 2010).
Data lain yaitu menurut laporan data demografi penduduk internasional yang
dikeluarkan oleh Bureau of the Census United States of America (1993),
dilaporkan bahwa Indonesia pada tahun 1990-2025 akan mengalami kenaikan
jumlah Lansia sebesar 414%, yang merupakan angka yang paling tinggi di seluruh
dunia. Hal ini merupakan konsekuensi logis berhasilnya pembangunan, yaitu
bertambahnya usia harapan hidup dan bertambah banyaknya jumlah Lansia di
Indonesia (Darmojo, 2007).
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah
merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa
tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai
dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada
kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia
melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah
Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan menjadi sarana
pelayanan kesehatan dasar yang penting untuk meningkatkan kesehatan para
Lansia (Setiti, 2006). Kegiatan ini merupakan pengembangan dari kebijakan
pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya
melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga,
tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Cita-cita pembangunan untuk lansia supaya tetap sehat, aktif, dan produktif
dapat terwujud di setiap wilayah baik desa maupun kota. Oleh karena itu kegiatan
Field Lab yang dilaksanakan di Puskesmas Kalijambe, Sragen, ini dilakukan
dalam upaya menyusun strategi pemberdayaan kaum lansia khusunya pada tingkat
pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat.

B. Tujuan Posyandu Lansia


Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain:
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga
terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara
masyarakat usia lanjut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Posyandu Lansia


Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia
merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk
pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk oleh
masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada
penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia
60tahun keatas.

B. Tujuan Posyandu Lansia


Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain:

1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,


sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
lansia

2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan


swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi
antara masyarakat usia lanjut.

C. Manfaat Posyandu Lansia


Manfaat dari posyandu lansia adalahpengetahuan lansia menjadi meningkat,
yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi
mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya
diri dihari tuanya.

D. Sasaran Posyandu Lansia

1. Sasaran langsung
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

2. Sasaran tidak langsung


Keluarga dimana usia lanjut berada
Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
Masyarakat luas

E. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia


Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang
diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan
kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota
penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja
seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja,
dengan kegiatan sebagai berikut :

Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan


atau tinggi badan

Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa


tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan
rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini.

Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa
dilakukan pelayanan pojok gizi.

F. Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia


Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara
lain :
1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,
lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan
segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan
pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia

2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu
tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya
tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu
ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.
Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya
motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.

3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia


untuk datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan
lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi
motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi
atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal
posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama
lansia.

4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.


Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas
kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap
yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan
yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang
adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan
merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu
apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu
respons

G. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia


Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan
fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau
ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu
Lansia seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah:
Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua) menit.
Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus)
Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. Dan
Penyuluhan Kesehatan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat
seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek
kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia,
gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan,
sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau
tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan
dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan
laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia
H. Kader Posyandu
Kader posyandu, menurut Departemen Kesehatan RI (2006) adalah seseorang
atau tim sebagai pelaksana posyandu yang berasal dari dan dipilih oleh
masyarakat setempat yang memenuhi ketentuan dan diberikan tugas serta
tanggung jawab untuk pelaksanakan, pemantauan, dan memfasilitasi kegiatan
lainnya (Henniwati, 2008).

I. Penilaian Keberhasilan Upaya Pembinaan Lansia melalui


Posyandu Lansia
Menurut Henniwati (2008), penilaian keberhasilan pembinaan lansia melalui
kegiatan pelayanan kesehatan di posyandu, dilakukan dengan menggunakan data
pencatatan, pelaporan, pengamatan khusus dan penelitian. Keberhasilan tersebut
dapat dilihat dari :
Meningkatnya sosialisasi masyarakat lansia dengan berkembangnya jumlah orang
masyarakat lansia dengan berbagai aktivitas pengembangannya
Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah atau swasta yang memberikan
pelayanan kesehatan bagi lansia
Berkembangnya jenis pelayanan konseling pada lembaga
Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia
Penurunan daya kesakitan dan kematian akibat penyakit pada lansia

BAB IV
KESIMPULAN
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa tuanya
karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya mempunyai fisik
yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling mengawasi sehingga
tidak merasa kesepian dan terabaikan.
Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya
dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia
tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri
dalam perubahan fase kehidupannya sehingga menjadi pribadi yang mandiri
sesuai dengan keberadaannya.
Banyak kendala yang ditemui dalam menggerakkan posyandu lansia tetapi
kendala tersebut akan dapat diatasi dengan kerja sama semua pihak, yaitu
pemerintah pusat, daerah, pihak swasta dan seluruh elemen masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2008. Kesehatan Lansia di Indonesia. http://
subhankadir.files.wordpress.com.
2. Defkominfo. 2010. Berita Pemerintahan. www.defkominfo.com
3. Erfandi. 2008. Pengelolaan Posyandu Lansia. http:// puskesmas-
oke.blogspot.com.
4. Hardin, Eugene and Hudson, Alia Khan. 2005. Elder Abuse-Societys Dilemma.
Journal of The National Medical Association. Vol 97, No 1 Jan 2005. p : 91-94
5. Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan
Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [tesis].
Medan: Universitas Sumatera Utara. USU e-Repository @2009.
6. Latifah, Nurul. 2010. Urgensi Posyandu Lansia. http://bataviase.co.id.
7. Siburian, Pirma. 2007. Empat Belas Masalah Kesehatan Utama pada Lansia.
http://waspada.com.
8. UU RI Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
9. UU RI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
10. Wahyuna, Adam Wisudiyanto. 2008. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang
Posyandu Lansia terhadap Pengetahuan dan Sikap Kader dalam Pemberian
Pelayanan di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Kauman Ngawi
[skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
11. Wijayanti. 2007. Hubungan kualitas fisik dan Lingkungan dengan Pola Kehidupan
Lansia di Kelurahan Pudak Payung Kecamatan Banyumanik, Semarang. Jurnal
Ilmiah Perancangan Kota dan Pemukiman. Enclosure. Vol 6 No 1 Maret 2007
12. Wijayanti. 2008. Hubungan Kondisi Fisik RTT Lansia Terhadap Kondisi Sosial
Lansia di RW 03 RT 05 Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Candi Sari. Jurnal
Ilmiah Perancangan Kota dan Pemukiman. Enclosure. Vol 7 Maret 2008.
13. http://bidanpurnama.wordpress.com/2010/12/23/posyandu-lansia/

Anda mungkin juga menyukai