Anda di halaman 1dari 56

CASE PRESENTATION

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU HIDUP SEHAT TERHADAP


KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA TN. S DI PUSKESMAS
NGALIYAN SEMARANG

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode Kepaniteraan 22 juli 2019 – 22 September 2019

Pembimbing :

Dr. Azmi Syahril F

Oleh :

Nina Oktarina Yustiarini

30101407269

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2019

CASE PRESENTATION
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU HIDUP SEHAT TERHADAP
KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA TN. S DI PUSKESMAS
NGALIYAN SEMARANG

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode Kepaniteraan 22 juli 2019 – 22 September 2019

Pembimbing :

dr. Rahmi

Oleh :

Nina Oktarina Yustiarini

30101206780

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2019

ii
HALAMAN PENGESAHAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU HIDUP SEHAT TERHADAP KEJADIAN


DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA TN. S DI PUSKESMAS NGALIYAN SEMARANG

Oleh :
Nina Oktarina Yustiarini
30101407269

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim penilai Puskesmas
Ngaliyan Kota Semarang.
Telah Disahkan
Semarang, Juli 2019

Mengetahui,

Pembimbing Puskesmas Pembimbing Bagian IKM


Ngaliyan

dr. Azmi Syahril F Dr. Imam D, M. Kes

Kepala Puskesmas Ngaliyan Kepala Bagian IKM FK UNISSULA

Dr. Siti Thomas Zulaikha, SKM. M.kes


dr. Indah Widiastuti

iii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus mengenai “Identifikasi
Faktor Perilaku Hidup Sehat Terhadap Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Tn. S Di
Puskesmas Ngaliyan Semarang”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini memuat data hasil kunjungan pasien dengan
diabetes melitus pada 31 Juli 2019 di Puskesmas Ngaliyan kemudian di kediaman pasien, serta
tanggal 2 Agustus 2019 di kediaman beliau.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Siti Thomas Z, SKM, M.Kes selaku Kepala Bagian IKM FK UNISSULA.
2. Dr. Imam D K., M. Kes, selaku pembimbing case presentation penulis.
3. Devi SKM, M.Kes, selaku Kepala Puskesmas Ngaliyan Semarang.
4. dr. Azmi. selaku pembimbing di Puskesmas Ngaliyan Semarang.
5. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Ngaliyan atas bimbingan dan kerjasama yang telah
diberikan..

Kami menyadari sepenunhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami sangat berterima kasih atas kritik dan
saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus “Identifikasi Faktor Perilaku Hidup
Sehat Terhadap Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Tn. S Di Puskesmas Ngaliyan Semarang”
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Juli 2019

Penulis

Nina Oktarina Yustiarini

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. i

PRAKATA ............................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 3

1.3. Tujuan ................................................................................................... 3

1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................. 3

1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................................ 3

1.4. Manfaat ................................................................................................. 4

1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa ............................................................ 4

1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat ........................................................... 4

BAB II ANALISA SITUASI ................................................................................. 5

2.1 Cara dan Waktu Pengamatan ................................................................ 5

2.2 Laporan Hasil Pengamatan ................................................................... 5

2.3 Anamnesis Holistik............................................................................... 5

2.3.1. Aspek 1 Personal.................................................................. 5

2.3.2. Aspek 2 Anamnesis Medis Umum ...................................... 6

2.3.3. Aspek 3 Faktor Risiko Internal ............................................. 7

2.3.4. Aspek 4 Faktor Risiko Eksternal .......................................... 9


v
2.3.5. Aspek 5 Derajat Fungsional ................................................. 11

2.4 Diagnosis Holistik .............................................................................. 13

2.5 Usulan Penatalaksanaan Komprehensif .............................................. 14

2.5.1. Identifikasi Masalah.................................................................. 14

2.5.2. Intervensi .................................................................................. 14

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 18

3.1. Analisa Penyebab Masalah ................................................................. 18

3.2. Alternatif Pemecahan Masalah ........................................................... 23

3.3. Plan Of Action(POA).......................................................................... 25

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 28

4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 28

4.2 Saran ................................................................................................... 28

4.2.1 Untuk pasien dan keluarga ...................................................... 28

4.2.2 Untuk Puskesmas .................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 30

LAMPIRAN .......................................................................................................... 32

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Data Keluarga ......................................................................................... 7

Tabel 3.1. Alternatif Pemecahan Masalah ............................................................. 23

Tabel 3.2. Plan Of Action (POA) .......................................................................... 25

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Data Genetik ....................................................................................... 8

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes melitus merupakan penyebab hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan oleh

berbagai hal, namun hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus. Pada

diabetes melitus gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk ke dalam sel.

Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang atau cacat fungsi.

Hormon insulin merupakan hormon yang membantu masuknya gula darah (WHO,

2016). Keluhan klasik pada penderita DM adalah poliuria, polidipsia, polifagia dan

penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya (Irianto, 2014). Pada

diabetes melitus (tipe 1) hormon insulin tidak diprosuksi sehingga disebut insulin

dependent diabetes melitus (IDDM). Sedangkan diabetes melitus (tipe 2) disebabkan

oleh resistensi hormon insulin, karena jumlah reseptor insulin pada permukaan sel

berkurang, meskipun jumlah insulin tidak berkurang. Saat ini penelitian epidemiologi

menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM

tipe 2 di berbagai penjuru dunia. Peningkatan prevalensi DM tipe 2 dikaitkan dengan

perubahan perilaku, aktivitas fisik dan obesitas (Irianto, 2014).

Badan kesehatan dunia mempredikasi adanya peningkatan jumlah penderita DM

yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global, peningkatan tersebut diperkirakan

mencapai 21,3 juta penderita pada tahun 2030. Indonesia merupakan negara yang

menempati urutan ke 7 dengan penderita DM sejumlah 8,5 juta penderita. Sedangkan

International Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah

penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada

1
2

tahun 2035. Data Depkes RI (2017) menunjukkan kasus penderita DM di Jawa Tengah

sebanyak 306.358 kasus. DM merupakan kasus penyakit tidak menular terbanyak

kedua di Profinsi Jawa Tengah sebanyak 19,22% (Profil Kesehatan Jawa Tengah,

2017). Kasus DM meningkat pada tahun 2018 yaitu 20,57% atau 496.181 kasus.

Jumlah penderita DM terbanyak terdapat di Kota Semarang sebanyak 60.425 jiwa

(Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2018). Angka kejadian diabetes melitus di Puskesmas

Ngaliyan kota Semarang cenderung naik turun selama beberapa bulan terakhir ini.

Jumlah kasus diabetes melitus tidak tergantung insulin pada bulan Januari sampai Juni

2019 secara berurutan adalah 110 kasus, 68 kasus, 87 kasus, 96 kasus, 80 kasus, dan

103 kasus. Diabetes melitus menjadi salah satu penyakit tidak menular yang paling

banyak ditemui di Puskesmas Ngaliyan Semarang.

Penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan degeneratif sebagai penyebab

kematian mulai menggeser kedudukan dari penyakit-penyakit infeksi. Penyakit tidak

menular mulai meningkat bersama dengan pola hidup pada masyarakat. Salah satu

penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama kematian adalah diabetes

melitus (Darmawan, 2016). Beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan

terjadinya DM adalah obesitas, usia dan adanya riwayat keluarga yang menderita DM.

Seseorang dengan indeks massa tubuh > 25 memiliki risiko terjadinya DM lebih

tinggi. Orang dengan obesitas akan didapatkan hiperinsulinemia yang merupakan

mekanisme kompensasi dari resistensi insulin. Usia > 45 tahun juga memiliki resiko

menderita DM lebih besar. Adanya riwayat keluarga yang menderita DM juga akan

meningkatkan resiko seseorang mengalami DM, yaitu 2 sampai 6 kali lipat daripada

orang yang tidak memiliki riwayat DM dalam keluarga (Frankilawati, 2013).


3

Tingginya angka kejadian DM menjadikan penulis tertarik untuk mendalami lebih

jauh tentang faktor perilaku hidup sehat dengan kejadian DM pada warga di wilayah

Puskesmas Ngaliyan Semarang dengan pendekatan HL Blum.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian kejadian

diabetes melitus tipe 2 pada Tn. S di puskesmas Ngaliyan kota Semarang ?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran diabetes melitus tipe 2 pada Tn. S berdasarkan

pendekatan HL Bloom.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk memperoleh informasi mengenai perilaku yang berperan dalam

kasus diabetes melitus tipe 2 pada Tn. S.

1.3.2.2 Untuk memperoleh informasi mengenai agent yang berperan dalam

kasus diabetes melitus tipe 2 pada Tn. S.

1.3.2.3 Untuk memperoleh informasi mengenai lingkungan yang berpengaruh

pada kasus diabetes melitus tipe 2 pada Tn. S.

1.3.2.4 Untuk memperoleh informasi mengenai host yang berpengaruh pada

kasus diabetes melitus tipe 2 pada Tn. S.

1.3.2.5 Untuk memberikan intervensi yang berkaitan dengan penyakit diabetes

melitus tipe 2 pada Tn. S.


4

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa

1.4.1.1. Mengetahui faktor perilaku hidup sehat yang berpengaruh terhadap

kejadian DM.

1.4.1.2. Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang ada di

lapangan.

1.4.1.3. Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai penemuan

masalah
1.4.1.4. sampai pembuatan plan of action.

1.4.1.5. Sebagai media yang menambah wawasan pengetahuan tentang ilmu

kesehatan masyarakat.

1.4.1.6. Sebagai modal dasar untuk melakukan penelitian bidang ilmu kesehatan

masyarakat pada tataran yang lebih lanjut.

1.4.1.7. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus, khususnya

yang tipe 2.

1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat

1.4.2.1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai faktor perilaku hidup

sehat yang mempengaruhi kejadian DM khususnya tipe 2 sehingga dapat

dilakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative

1.4.2.2. Memberikan masukan bagi tenaga kesehatan untuk lebih memberdayakan

masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan preventif tehadap kejadian

diabetes melitus.

4
BAB II

ANALISA SITUASI

2.1 Cara dan Waktu Pengamatan

Pengamatan kasus diabetes melitus dilakukan berdasarkan data kunjungan pasien

terdiagnosis diabetes melitus di Puskesmas Ngaliyan pada 31 Juli 2019. Analisa HL Bloom

terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2 diperoleh dari kunjungan rumah pasien di Ngaliyan

RT 05 RW 07, pada tanggal 2 Agustus 2019. Anamnesa dan kunjungan rumah untuk

mengamati kondisi lingkungan, perilaku pasien, dan keluarga pasien. Intervensi pada tanggal 2

Agustus 2019.

2.2 Laporan Hasil Pengamatan

Identitas Pasien

Nama : Tn. S

Tempat, tanggal lahir : Bringin, 25 Desember 1953

Umur : 65 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SLTP

Pekerjaan : Otomotif Sound Sistem, TV dll, OB Madrasah

Alamat : Ngaliyan, Perum Permata Puri block C RT/RW 10/08

Kewarganegaraan : WNI

Cara pembayaran : Gratis

2.3 Anamnesis Holistik

2.3.1. Aspek 1: Personal

Keluhan Utama Badan terasa lemas dan BAK malam hari >3x.

Harapan Penyakit pasien dapat terkontrol sehingga tidak

menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

Kekhawatiran Sakit yang dialami bertambah parah dan timbul komplikasi

lain.

5
6

2.3.2. Aspek 2: Anamnesis Medis Umum

Riwayat Penyakit Sekarang

Pada hari Jumat tanggal 31 Juli 2019, pasien datang ke Puskesmas Pembantu

Ngaliyan . Pasien mengeluh badan lemas dan BAK yang lebih dari 3 kali saat malam

hari. Keluhan tersebut disetai dengan rasa haus yang berlebihan sehingga pasien

menjadi lebih sering minum. Pasien merasa sangat terganggu dengan keluhan nya ini.

Tidak disertai adanya mual dan muntah.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat keluhan yang sama (+) 2 tahun yang lalu, BAK >10x malam hari.

- Riwayat alergi disangkal.

- Riwayat hipertensi (-).

- Riwayat kolesterol disangkal.

- Riwayat alkohol disangkal.

- Riwayat merokok (+).

- Riwayat penyakit jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Dari hasil anamnesis terhadap pasien riwayat diabetes melitus pada keluarga tidak

diketahui.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal bersama istri di rumahnya, dan sebagian anak pasien yang sudah

berumah tangga tinggal berdekatan dengan rumah pasien. Saat ini pasien bekerja

sebagai OB Madrasah dan hanya sesekali jika ada yang minta bantuan membetulkan

elektronik pasien siap untuk mengerjakannya. Pasien menggunakan gratis untuk

pembiayaan ketika berobat.


7

Data Rumah

Pasien tinggal di rumah sederhana di daerah Ngaliyan bersama anak, menantu dan

cucu. Luas bangunan ± 120 m2. Rumah tersebut terdiri atas ruang tamu, 2 kamar tidur, 1

kamar mandi dan dapur.

- Atap asbes.

- Dinding dari terbuat tembok semi permanen (pasangan batu-bata yang

tidak diplester).

- Lantai teras keramik dan selebihnya plester.

- Ventilasi : Setiap ruangan terdapat ventilasi 10% dari luas lantai.

- Pencahayaan : baik, terdapat jendela pada ruangan.

- Sumber air minum, mandi dan cuci menggunakan air artesis.

- Untuk memasak keluarga pasien menggunakan gas LPG.

Di belakang rumah digunakan untuk menjemur pakaian, dan di bagian depan ruamah

pasien terdapat banyak tanaman serta tempat pasien membetulkan elektronik. Keadaan

lingkungan rumah saling berdampingan dengan rumah tetangga lainnya.

2.3.3. Aspek 3: Faktor Risiko Internal

A. Data Individu

Pasien berusia 65 tahun, pasien tamat sekolah sampai SLTP. Berat badan pasien

61 kg, dan tinggi badan 162 cm dimana BMI = 23,2 kg/m2. Berdasarkan analisa

tersebut pasien mempunyai BMI normal.

B. Data Keluarga

No Nama Usia Pendidikan Status


1. Ny. J 55 SD Istri
2. Tn. M 38 SMA Anak Kandung
3. Ny. T 37 SMA Anak Kandung
4. Ny. S 35 SMA Anak Kandung
5. Ny. M 32 SMA Anak Kandung
6. Ny. A 30 SMA Anak Kandung
Tabel 2.1. Data Keluarga
8

C. Data Genetik

Gambar 2.1. Data Genetik

Keterangan:

: Laki-laki meninggal (bukan karena DM)

: Wanita meninggal (bukan karena DM)

: Pasien

: Wanita hidup

: Laki-laki hidup

: Tinggal satu rumah

D. Data Perilaku

Data Perilaku Makan

Sebelum mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes melitus, pasien makan

nasi sebagai makanan utama lebih dari 3 kali sehari. Pasien makan dengan lauk seperti

tahu, tempe, ayam dan sayur. Porsi makan pasien tidak terlalu banyak, namun frekuensi

makan pasien lebih dari tiga kali sehari. Di sela-sela makan utama, saat merasa ingin

makan pasien juga suka ngemil jajanan seperti gorengan. Pasien juga terbiasa

mengkonsumsi teh manis sehari dua gelas, karena pasien beranggapan jika tidak minum

teh manis badan nya akan terasa lemas. Frekuensi dan pola makan pasien mengikuti
9

keinginan pasien sendiri. Pasien melakukan aktifitas seperti biasa bila dirumah seperti

bekerja membersihkan madrasah, sesekali membetulkan elektronik, pergi ke masjid

untuk sholat, pergi mengaji dan bermain dengan cucunya. Pasien tidak pernah

melakukan olahraga di rumah. Pasien terdiagnosis menderita diabetes melitus saat

periksa di Klinik Praktik Dokter Umum pada bulan Mei 2017. Pola makan dan aktivitas

pasien sempat berubah saat mengetahui dirinya menderita DM, karena pasien merasa

takut dengan kadar gula darah pasien yang sangat tinggi. Namun saat ini pola diet dan

aktivitas pasien tidak teratur sesuai dengan aturan untuk penderita DM. Pasien rutin

kontrol setiap bulan ke Puskesmas Ngaliyan . Pasien tidak rutin minum obat, dalam

artian tidak sesuai dosis yang di anjurkan dokter. Pasien juga jarang berolahraga.

Pengetahuan pasien mengenai penyakit diabetes melitus, pencegahan, diet, komplikasi

dan diabetes melitus kurang, sehingga pengertian pola hidup sehat untuk penderita

diabetes melitus kurang.

2.3.4. Aspek 4: Faktor Risiko Eksternal

Data Lingkungan

a. Ekonomi

Saat ini pasien bekerja membersihkan Madrasah. Namun sesekali menerima

servis elektronik di rumahnya. Semua anaknya telah berumah tangga. Namun

semua anak pasien tinggal berdekatan dengan rumah pasien. Untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari, pasien mendapatkan uang dari anak pasien. Pasien tinggal di

rumah sederhana daerah Ngaliyan. Pasien mengaku pemberian anak-anaknya hanya

cukup untuk biaya hidup untuk makan dan kebutuhan sehari-hari. Pasien berobat

menggunakan Gratis.
10

b. Sosial Masyarakat

Pasien dan keluarga pasien berhubungan baik dengan tetangga sekitar rumah.

Rata-rata lingkungan masyarakat pasien adalah golongan menengah ke bawah,

sedikit yang merupakan golongan yang menengah ke atas.

Tabel Checklist survei PHBS

No Indikator Perilaku Ya tidak


1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan V
2 Asi Ekslusif V
3 Penimbangan balita V
4 Gizi keluarga / sarapan V
5 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali V
KLP Kesling
6 Air bersih V
7 Anggota rumah tangga menggunakan jamban V
8 Anggota rumah tangga membuang sampah pada V
tempatnya
9 Lantai rumah kedap air V
KLP GAYA HIDUP
10 Aktivitas fisik/olahraga V
11 Ada anggota keluarga yg tidak merokok V
12 Mencuci tangan V
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari V
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan V
Miras/Narkoba
KLP UKM
15 Anggota rumah tangga menjadi peserta V
JPK/Dana Sehat
16 Anggota rumah tangga melakukan PSN V
seminggu sekali
11

Dari hasil di atas didaptkan skor 13 sehingga dapat di kasifikasikan sebagai keluarga yang

memiliki PHBS Strata Sehat Utama.

c. Data Fasilitas Pelayanan yang Terdekat

 Sarana Pelayanan Kesehatan

Pasien memerikasakan dirinya di Puskesmas Pembantu Ngaliyan .

 Akses Pelayanan Kesehatan

Pasien menuju ke Puskesmas Pembantu Ngaliyan dengan sepeda motor.

Jarak dari rumah hingga Puskesmas Ngaliyan dapat ditempuh dalam waktu

sekitar 15 menit.

 Program Pada Pelayanan Kesehatan

 Penyuluhan. Menurut pasien, pernah melihat penyuluhan di

puskemas namun belum pernah mengenai diabetes mellitus. Namun,

pasien mengaku pernah mendapatkan penjelasan mengenai makanan

yang harus dihindari pada pasien diabetes mellitus.

 Prolanis. Puskesmas Ngaliyan telah melakukan upaya ini dengan

baik. Pasien rutin untuk kontrol ke puskesmas.

2.3.5. Aspek 5:

Derajat Fungsional

Derajat 2: Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan di luar


rumah.

2.4. Data Khusus

2.4.1. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran dan Keadaan Umum : Composmentis dan baik.

Tanda Vital :

a. Tekanan Darah : 140/70 mmHg


12

b. Nadi

 Frekuensi : 80 x/menit

 Irama : Reguler

 Isi & Tegangan : Cukup

 Ekualitas : Ekual

c. Laju Pernapasan : 20 x/menit

d. Suhu : 36oC

e. Antropometri : BB = 78 kg, TB = 170 cm, BMI = 27 kg/m2. Status gizi:

Normal

Status Present

a. Kepala : Mesocephale

b. Rambut : Putih, tidak mudah dicabut

c. Kulit : Tidak sianosis, Ikterus (-), Petechie (-), kelembaban cukup, turgor cukup.

d. Mata : Oedema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks

cahaya (+/+), pupil isokor (3 mm/3mm) bulat-di tengah, tidak ada alat bantu

penglihatan.

e. Hidung : Epistaksis (-/-).

f. Telinga : Aurikula dalam batas normal, discharge (-/-)

g. Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (-), Bibir sianosis (-)

h. Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)

i. Tenggorok : Uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1 tenang.

j. Anggota Gerak : Atas Bawah

Capillary refill : < 2” < 2”

Akral dingin : -/- -/-

R. Fisiologis : +/+ +/+

R. Patologis : -/- -/-


13

k. Ekstreminatas bawah : Tidak terdapat luka.

Pemeriksaan Tambahan

Waktu Gula darah sewaktu Tn. S

07/5/2019 495 mg/dl

14/5/2019 575 mg/dl

29/5/2019 418 mg/dl

26/6/2019 368 mg/dl

22/07/2019 540 mg/dl

No Nama Usia Pendidikan Status GDS Ket


1. Ny. J 55 SD Istri 96 mg/dl
2. Tn. M 38 SMA Anak Kandung 1 - Tidak bersedia diperiksa
3. Ny. SN 37 SMA Anak Kandung 2 105 mg/dl
4. Ny. S 35 SMA Anak Kandung 3 - Saat itu tidak dirumah
5. Ny. SNA 32 SMA Anak Kandung 4 121 mg/dl F32.0
6. Ny. UK 30 SMA Anak Kandung 5 153 mg/dl Hamil

2.4 Diagnosis Holistik

Aspek 1

Keluhan utama : Badan lemas dan BAK di malam hari >3x

Harapan : Penyakit pasien dapat terkontrol sehingga dapat mencegah komplikasi

lebih lanjut.

Kekhawatiran : Sakit yang dialami bertambah parah dan adanya komplikasi.

Aspek 2

Diagnosis klinis : Diabetes mellitus tipe 2.

Diagnosis banding : -

Aspek 3

Faktor risiko internal :

a. Pasien berusia 65 tahun


14

b. Kurangnya pengetahuan tentang diabetes mellitus, pencegahan, cara mengontrol penyakit

pasien dan komplikasinya.

c. Kurangnya perhatian terhadap pola makan yang baik untuk penderita DM.

d. Pasien tidak teratur minum obat dengan dosis sesuai anjuran dokter.

e. Kurang beraktivitas, seperti jarang olah raga.

Aspek 4

Faktor risiko eksternal :

Tidak adanya dukungan dari keluarga untuk mengubah gaya hidup pasien.

Aspek 5

Derajat fungsional : 2  Dapat melakukan aktivitas ringan di dalam maupun di luar rumah

secara mandiri.

2.5 Usulan Penatalaksanaan Komprehensif

2.5.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kasus tersebut, seorang perempuan bernaman Tn. S berusia 65 tahun

mengeluh buang air kecil (BAK) pada malam hari sebanyak > 3x sehingga menganggu

aktivitas sehari-hari dan istirahat di malam hari.

Berdasarkan identifikasi dari faktor risiko internal ditemukan bahwa pasien berusia

65 tahun. Pasien juga kurang memperhatikan pola makan yang baik, yaitu

mengkonsumsi makanan dalam porsi yang tidak terlalu banyak namun frekuensi

makannya yang terlalu sering serta mengkonsumsi minuman manis seperti teh manis 2

gelas sehari. Pasien juga kurang beraktivitas dan pengetahuan tentang penyakit diabetes

mellitus dinilai kurang.

2.5.2. Intervensi

1. Promotif

a. Patient Centered
15

- Memberikan edukasi kepada pasien tentang pengertian, tanda, gejala, faktor

resiko, cara mengontrol penyakit dan komplikasi diabetes mellitus.

- Memberikan edukasi kepada pasien tentang pola makan yang aman dan sehat

untuk penderita diabetes mellitus, dengan memberikan leaflet mengenai diet

bagi penderita diabetes mellitus.

- Memberikan edukasi dan memotivasi pasien untuk menambah aktivitas dan

berolahraga.

b. Family Focused

- Memberikan edukasi kepada keluarga tentang diabetes mellitus, penyebab,

faktor resiko, gejala, cara pencegahan, pengobatan dan pola makan yang benar

untuk penderita DM.

- Memberikan edukasi pentingnya dukungan keluarga untuk pasien, sehingga

bisa berperan sebagai pengawas meminum obat dan membantu dalam proses

menyiapkan menu diet penderita.

- Community Oriented

Puskesmas atau pihak terkait dapat melakukan kunjungan rumah pasien atau

mengadakan penyuluhan untuk memberikan edukasi mengenai penyebab dan

pola makan pasien DM

2. Preventive

a. Patient Centered

- Mengatur pola makan dan minum sehingga kadar gula dalam darah dapat

terkontrol.

- Pencegahan terhadap komplikasi dengan melakukan aktivitas fisik seperti olah

raga ringan jalan santai dan senam kaki bagi penderita DM.

b. Family Focused
16

- Edukasi anggota keluarga yang mempunyai faktor resiko menderita DM untuk

menjaga pola makan dan minum, olahraga teratur.

- Deteksi dini penyakit diabetes mellitus pada anak-anak pasien dengan

melakukan secreening pengecekan kadar gula darah secara rutin.

3. Kuratif

a. Patient Centered

- Metformin tablet 500 mg 3x1

- Glimepirid tab 4 mg 1x1

b. Family Focused

- Keluarga diharapkan dapat mengingatkan dan mengawasi pasien untuk

meminum obat tersebut.

4. Rehabilitatif

a. Patient Centered

- Setiap pagi pasien berolahraga rutin jalan santai dengan alas kaki selama 30

menit perhari, 5 kali dalam seminggu.

- Pasien melakukan senam kaki diabetes mellitus secara sederhana, dilakukan 3

kali dalam seminggu.

b. Family Focused

- Dukungan secara emosional ke penderita untuk teratur dalam berobat.

- Anggota keluarga dapat mengajak pasien untuk berolahraga bersama.


17

Tabel Checklist survei PHBS

No Indikator Perilaku Ya tidak


1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan V
2 Asi Ekslusif V
3 Penimbangan balita V
4 Gizi keluarga / sarapan V
5 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali V
KLP Kesling
6 Air bersih V
7 Anggota rumah tangga menggunakan jamban V
8 Anggota rumah tangga membuang sampah pada V
tempatnya
9 Lantai rumah kedap air V
KLP GAYA HIDUP
10 Aktivitas fisik/olahraga V
11 Ada anggota keluarga yg tidak merokok V
12 Mencuci tangan V
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari V
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan V
Miras/Narkoba
KLP UKM
15 Anggota rumah tangga menjadi peserta V
JPK/Dana Sehat
16 Anggota rumah tangga melakukan PSN V
seminggu sekali

- Dari hasil di atas didaptkan skor 13 sehingga dapat di kasifikasikan sebagai keluarga

yang memiliki PHBS Strata Sehat Utama.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Analisa Penyebab Masalah

3.1.1. Perilaku

Penyakit DM yang diderita pasien dikaitkan dengan masukan nutrient, dimana jika

terjadi ketidakseimbangan nutrisi mampu menimbulkan proses penyakit. (Gibney,2009).

Secara alamiah Tn. S telah mengalami proses menua (Budioro, 2001). Tn. S saat ini

sudah berumur 65 tahun, sedangkan umur lebih dari 45 tahun beresiko tinggi untuk

mengalami diabetes mellitus. Sedangkan menurut (Jelantik, 2014) umur lebih dari 60

tahun berkaitan dengan terjadinya diabetes mellitus karena pada usia tua, fungsi tubuh

secara fisiologis menurun karena terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin

sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi

kurang optimal.

Penderita diabetes melitus seharusnya mengetahui dan faham mengenai penyakit

DM yang di deritanya. Hal ini dimaksudkan agar penderita mampu mengenali gejala-

gejala yang timbul serta mengetahui komplikasi akibat dari DM itu sendiri. Dalam kasus

ini pasien tidak mengetahui detail mengenai diabetes mellitus, seperti pencegahan, gejala,

cara mengontrol kadar gula darah dan komplikasi yang dapat timbul. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Perdana dkk (2011) menunjukan bahwa semakin baik tingkat

pengetahuan pasien DM tentang DM, semakin terkendali kadar glukosa darahnya.

Selama melakukan pengobatan medikamentosa, pasien tidak rutin minum obat yang

diberikan oleh dokter. Saat pasien merasa tidak ada keluhan yang mengganggu, pasien

hanya meminum obat sesuai kemauan hati pasien. Jadi pasien tidak mengkonsumsi obat

sesuai dengan dosis anjuran dokter. Padahal obat yang diberikan oleh dokter kepada

pasien apabila di minum seusuai anjuran dan dosis yang ditentukan mampu membantu

mengontrol gula darah pasien. Salah satu penentu keberhasilan terapi DM adalah adanya

kepatuhan penggunaan obat (Hap , 2014).


18
19

Pasien berusia 65 tahun dan saat ini bekerja membersihkan Madrasah. Pasien tidak

rutin berolahraga setiap hari. Padahal penderita DM harus rajin berolahraga ringan seperti

jalan kaki jogging setidaknya 30 menit setiap harinya sebagai upaya mengendalikan gula

darah (Khasanah, 2014).

Selain itu, pasien tidak taat melakukan diet bagi penderita DM. Saat awal

terdiagnosa DM, pasien patuh melakukan diet DM karena merasa ketakutan, namun

sekarang pola makan pasien tidak lagi memenuhi aturan sebagai penderita DM. Menurut

pasien, “mumpung iseh urip, mangan sak sak e, moso yo kabeh ora intuk mba?”. Pasien

juga mempunyai kebiasaan makan 4x sehari dengan nasi, masih sering makan permen, es

krim, dan nasi tidak pernah dikurangi, bahkan sering lebih dari porsi biasanya. Pasien

juga masih suka minum sirup manis.

Diet merupakan kunci penting untuk mengembalikan fungsi metabolisme yang

kacau dalam memproses gula menjadi kembali normal. Diet sehat untuk penderita DM

yaitu 3J meliputi jenis, jumlah dan jadwal makan. Perilaku diet seperti ini terlihat mudah,

akan tetapi banyak penderita DM yang gagal dalam melaksanankan diet. Mengingat hal

ini maka diperlukan dukungan dan pengawasan dari keluarga mengenai diet bagi

penderita DM (Lingga, 2012).

3.1.2. Agent

Agent adalah penyebab penyakit yang kadang bersifat kompleks (multiple

causation), baik jelas nyata maupun tidak jelas, dimana dalam jumlah yang berlebihan

atau sebaliknya dapat menimbulkan proses penyakit. Penyebab penyakit (agent) yang

dapat menimbulkan proses peyakit tidak hanya biologis, namun juga terdapat agent lain,

seperti penyebab kimiawi yang dibentuk dalam tubuh manusia itu sendiri misalnya pada

penyakit diabetes (Budioro, 2001).

Faktor keturunan atau genetik memberikan andil sangat besar pada prevalensi

penyakit diabetes melitus tipe II. Diketahui bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga
20

menderita DM lebih berisiko daripada orang yang tidak memiliki riwayat DM. Hal ini

selaras dengan penelitian yang menunjukkan terjadinya diabetes melitus tipe II akan

meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami

penyakit ini (Frankilawati, 2013). Pada kasus DM yang diderita Tn. S, tidak diketahui ada

nya riwayat orang tua atau saudara kandung yang mengalami penyakit yang sama, hal ini

dikarenakan tidak pernah memeriksakan diri.

3.1.3. Lingkungan

Faktor lingkungan sangat berperan terhadap kepatuhan pasien menjalani

pengobatan DM. Faktor lingkungan sosial yang berperan dalam kasus ini meliputi

kebiasaan tidak mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter secara teratur. Hal ini

dikarenakan tidak ada dukungan keluarga untuk pasien senantiasa mengubah pola

hidupnya. Ketidakpatuhan pasien DM dalam menjalani terapi merupakan salah satu

faktor penyebab ketidakberhasilan dalam penanganan diabetes (Haris 2007). Hasil

penelitian Anggina et al (2010) juga menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan erat

dengan kepatuhan terapi adalah dukungan keluarga karena dukungan keluarga merupakan

salah satu dari faktor yang memiliki kontribusi yang cukup berarti dan sebagai faktor

penguat yang mempengaruhi kepatuhan pasien diabetes mellitus.

3.1.4. Pelayanan kesehatan

Kurangnya penyuluhan atau pemberian informasi mengenai DM dan PHBS yang

dilakukan oleh pelayanan kesehatan juga dapat menjadi faktor penyebab. Pasien

mengaku bahwa informasi mengenai hal tersebut belum pernah didengar, karena ketika

di puskesmas ada penyuluhan, pasien tidak ada jadwal kontrol.


21

3.1.4. HL Bloom

Pelayanan Kesehatan

Penyuluhan tentang DM dan PHBS pada warga daerah


sekitar pasien

Prolanis untuk pasien DM

Lingkungan

- Tidak ada Genetika


DM
dukungan Tidak terdapat
keluarga untuk Informasi tentang
pasien keturunan
meminum obat
secara teratur
dan perilaku
Perilaku
hidup sehat
- Riwayat GDP terganggu.

- Tidak rutin berolahraga seperti jalan


sehat dan senam DM.

- Tidak patuh menjalani diet sesuai


aturan pada penyakit DM.

- Usia pasien sudah 65 tahun, artinya


sudah diatas usia 45 tahun
- Tidak rutin meminum obat DM yang
diberikan oleh Dokter.
22

ANALISA MASALAH PHBS DI LINGKUNGAN SEKITAR PASIEN

PHBS

Persalinan ditolong Nakes


ASI Eksklusif
Timbang Balita
Gizi seimbang
60% 100% Pemeriksaan Kehamilan
60%
100% 100% Air bersih
Jamban sehat
90%
100% Sampah
20% 100% Lantai kedap air
30%
40% Aktivitas fisik
100% Tidak merokok
100%
30% Cuci tangan dengan sabun
100% 100%
Gosok gigi
Tidak Miras/Narkoba
Peserta JPK
Anggota RT melakukan PSN

ANALISA MASALAH PENGETAHUAN TENTANG DM DI LINGKUNGAN


SEKITAR PASIEN

PENGETAHUAN DM

40% TAHU
KURANG TAHU
60%
23

ANALISA MASALAH PENGETAHUAN PHBS DI LINGKUNGAN


SEKITAR PASIEN

PENGETAHUAN PHBS

TAHU
KURANG TAHU

3.2. Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 3.1. Alternatif Pemecahan Masalah

Masalah Alternatif Pemecahan Masalah


Pengetahuan pasien tentang
pengertian, tanda, gejala, faktor Edukasi tentang pengertian, tanda,
resiko, cara mengontrol penyakit gejala, faktor resiko, cara mengontrol
pasien dan komplikasi DM masih penyakit pasien dan komplikasi DM
kurang.
Aktivitas fisik pasien kurang. Edukasi dan memotivasi pasien untuk
menambah aktifitas dan berolahraga.
Mengajarkan senam kaki DM secara
sederhana (lampiran)

Pasien kurang memperhatikan Edukasi tentang pola makan penderita


pola makannya. diabetes melitus
Leaflet diet diabetes mellitus

Pasien tidak patuh meminum obat Edukasi pentingnya meminum obat


sesuai anjuran dokter teratur dan kesadaran DM adalah
penyakit jangka panjang.
24

Wadah meletakkan obat.


Keluarga tidak memberikan
dukungan dalam proses Edukasi kepada keluarga tentang
pengobatan pasien. penyakit DM, sehingga keluarga dapat
mambantu mengawasi diet dan
keteraturan meminum obat pasien.

Melakukan screening penyakit DM


Adanya faktor risiko menderita
pada anak-anak pasien dengan
DM pada anak pasien.
melakukan pemeriksaan gula darah.
25

3.3. Plan Of Action(POA)

Tabel. 3.2. Plan Of Action (POA)

No Masalah Intervensi Tujuan Metode Indikator Sas Waktu Pelaks Biaya


keberhasilan ara ana
n

1. Pengetahuan pasien Edukasi kepada Pasien -Edukasi Pengetahuan Pas 31 juli Dokter Rp
tentang pengertian, pasien tentang mengetahui -Diskusi pasien tentang ien 2019 Muda 2.000,-
tanda, gejala, faktor pengertian, gejala, tentang tanya tanda, gejala dan FK
resiko, cara faktor resiko, cara pengertian, jawab komplikasi UNISS
mengontrol mengontrol dan tanda, gejala, diabetes mellitus ULA
penyakit pasien dan komplikasi faktor resiko, menjadi baik.
komplikasi DM diabetes melitus cara mengontrol
masih kurang serta pemberian dan komplikasi
leaflet. DM.

2. Pasien tidak patuh -Edukasi kepada -Pasien patuh Edukasi Pasien patuh Pas 31 Juli Dokter Rp
meminum obat pasien pentingnya minum obat personal meminum obat ien 2019 Muda 10.000,
sesuai dengan dosis meminum obat sesuai anjuran secara teratur. FK -
anjuran dokter secara teratur dokter. UNISS
dengan dosis sesuai ULA
anjuran dokter. -Pasien memiliki
wadah obat agar
-Edukasi bahwa lebih tertata rapi.
DM memerlukan
pengobatan jangka
panjang dan
kontrol teratur.
-Pemberian wadah
obat kepada pasien.
26

3. Pasien kurang -Edukasi pola -Meningkatkan - Edukasi - Pasien Pas 2 Dokter Rp


memperhatikan makan yang baik pengetahuan -Diskusi mengetahui ien Agustus Muda 15.000,
pola makan yang dan benar pasien dan tanya jenis makanan 2019 FK -
sehat dan seimbang menurut aturan 3J keluarga jawab yang bisa UNISS
bagi penderita DM. bagi penderita dikonsumsi ULA
DM. -Sebagai upaya dan yang harus
agar pasien dihindari
-Penghitungan memperhatikan
kebutuhan kalori pola dan jenis - Pasien makan
pasien. makanannya makanan
sesuai menu
- Pemberian contoh
-Membantu diet untuk
makanan yang
menurunkan pasien DM
baik untuk pasien
beban tubuh
DM. pasien dengan
gizi makanan
- Membuat contoh yang cukup dan
menu diet untuk sehat
pasien dalam
sehari
4 Aktivitas fisik Edukasi kepada Pasien menjadi Edukasi Pasien Pas 2 Dokter Rp
pasien kurang pasien pentingnya rajin untuk personal berolahraga ien Agustus Muda 1.000,-
berolahraga secara berolahraga dan dan secara teratur 2019 FK
teratur . menambah praktik setiap harinya. UNISS
aktivitasnya langsung ULA
-mencontohkan
kegiatan olahraga
seperti senam kaki
DM.
27

5 Keluarga tidak Edukasi kepada


Agar keluarga Edukasi Setiap hari Kel 2 Dokter
memberikan keluarga tentang
membantu kelompok keluarga uar Agustus Muda
dukungan dalam penyakit 5.
DM,
mengawasi membantu ga 2019 FK
proses pengobatan sehingga keluargaketeraturan mempersiapkan pas UNISS
pasien. dapat mambantumeminum obat pola makan ien ULA
mengawasi diet dan
pasien dan pasien dan
keteraturan pengawasan mengingatkan
meminum obat
pola makan untuk meminum
pasien. pasien, sehingga obat.
meningkatkan
kepatuhan obat
dan diet pasien.
6 Adanya faktor Melakukan Deteksi dini Pemeriksa Dilakukan An 2 Dokter Rp
risiko menderita screening penyakit terhadap an pemeriksaan ak Agustus Muda 20.000,
DM pada anak DM pada anak- penyakit DM. penunjang. gula darah kan 2019 FK
pasien. anak pasien dengan sewaktu pada du UNISS
melakukan anak pasien. ng ULA
pemeriksaan gula pas
darah ien
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari analisa dengan HL Bloom dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

 Berdasarkan kasus ini Tn. S tidak patuh meminum obat sesuai anjuran dan dosis yang

diberikan dokter, jarang melakukan olahraga dan tidak patuh menjaga pola makan, dinilai

mempengaruhi penyakit diabetes mellitus dan kadar gula darah pasien.

 Berdasarkan kasus ini penderita telah berusia lebih dari 60 tahun dinilai merupakan faktor

yang mempengaruhi terjadinya penyakit diabetes melitus pada Tn. S.

 Berdasarkan kasus ini faktor lingkungan berupa tidak adanya dukungan dari keluarga

kepada pasien untuk meminum obat dan olahraga teratur merupakan faktor yang

mempengaruhi terjadinya penyakit diabetes melitus pada Tn. S.

 Dilakukan intervensi kepada Tn. S mengenai penyakit DM berupa metode edukasi dan

praktik langsung.

4.2 Saran

4.2.1 Untuk pasien dan keluarga

 Meminum obat secara teratur dengan dosis sesuai.

 Rajin berolahraga minimal 30 menit setiap harinya.

 Mengurangi makanan yang tidak aman bagi penderita DM, dalam kasus ini Tn. S

harus mengurangi konsumsi teh manis setiap harinya.

 Keluarga selalu memberikan dukungan kepada pasien dengan ikut memantau

keteraturan minum obat dan keteraturan diet.

 Melakukan screening kesehatan bagi keluarga pasien yang memiliki faktor risiko

menderita DM.

4.2.2 Untuk Puskesmas

 Meningkatkan edukasi kepada pasien yang telah terdiagnosis menderita DM untuk

mengubah pola hidupnya.


28
29

 Meningkatkan kegiatan kunjungan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat

agar meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai diabetes

melitus.

.
DAFTAR PUSTAKA

WHO. Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus and its complication. World
Health Organization Department of Noncommunicable Disease Surveil:lance. Geneva 1999.

Irianto K. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Balai Penerbit Alfabeta, Bandung 2014 : hal 189-195.

American Diabetes Assosiation (ADA) ,2012, Nutrition http://www.diabetes.org/food-nutrition-


lifestyle/nutrition.jsp

American Diabetes Association. Diabetes care. The Journal of Clinical and Applied Research and
Education. 2015:Volume 38, Supplement 1.

International Diabetes Federation, 2015. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and
Intermediate Hyperglycemia. Atlas Diabetes.
http://www.who.int/diabetes/publications/Definition%20and
diagnosis%20of%20 diabetes new.pdf.

Dinkes, Jateng.Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. 2013,


Semarang: Dinkes Jateng

Departemen Kesehatan Republik Indonesia , 2012 Diabetes Melitus Masalah Kesehatan Serius,
Jakarta.
http://www.depkes.go.id//index.php?.option=news&task=viearticle&id=2310&Itemid=2

Darmawan, A. 2016. Epidemiologi Penyait Menular dan Penyakit Tidak Menular. Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi.

Frankilawati, D. A.M. 2013. Hubungan Antara Pola Makan, Genetik dan Kebiasaan Olahraga
Terhadap Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan,
Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Perdana, A. Burhannudi, I, Devi, R. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit DM dengan


Pengendalian Kadar Glukosa Darah paada Pasien DM Tipe II di RSU PKU Muhammadiyah
Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Hap , N. 2014. Hubungan Antara Kepatuhan Penggunaan Obat dan Keberhasilan Terapi pada
Pasien Diabetes Melitus Instalasi Rawat Jalandi RS X Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

30
31

Jelantik. (2014). Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin, Kegemukan Dan Hipertensi
Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram. Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Budioro. 2001. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang

Gibney. M. J., Margetts, B. M., Kearney. J.M., Arab, L. (2009). Gizi kesehatan masyarakat. EGC:
Jakarta.

Anggina, L, Hamzah, H. 2010. Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan
Pasien Diabetes Mellitus dalam Melaksanakan Progam Diet di Poli Penyakit Dalam RSUD
eibabat cimahi, Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. November 2010. ISSN : 2086-
3098.
32

LAMPIRAN

Lampiran I

Perhitungan Jumlah Kalori

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Sowondo

Umur : 65 Tahun

BB : 78 kg

TB : 170 cm

Pekerjaan : bekerja sebagai OB di Madrasah.

BB IDEAL MENURUT RUMUS BROCCA YANG DIMODIFIKASI

BB ideal = ( TB – 100 ) x 90%

= ( 162 – 100 ) x 90%

= 62 x 90%

= 55,8 kg

BB IDEAL MENURUT RUMUS INDEKS MASSA TUBUH

IMT = BB (kg) / TB (m2)

= 61 kg / (162 m)2

= 61 kg / 2,6244 m2

= 23,2 (normal)

A. Kebutuhan kalori pada saat di rumah :


Kebutuhan kalori diperhitungkan dengan memperhitungkan faktor-faktor berikut :

1. Jenis kelamin (Pria) = BB ideal (Brocca) X 30 kalori/kgBB


33

= 55,8 kg X 30 kalori

= 1.674 kalori (kalori basal)

2. Umur
Umur pasien > 40 tahun = -5% x 1.674 kalori

= - 83,7 kalori

3. Aktifitas fisik atau pekerjaan


Keadaan : istirahat (kebutuhan kalori ditambah 10 %) maka perhitungannya :

= + 20% x 1.674 kalori

= + 334,8 kalori

Dari beberapa faktor di atas, dapat dibuat perhitungan sebagai berikut:

= Kalori basal + umur + aktifitas

= 1.674 + (-83,7) + 334,8

= 1925,1 kalori dibulatkan 1.925 kalori/hari

Jadi Tn. Heri Sugito membutuhkan 1.925 kalori/hari

Distribusi makanan :

1. Karbohidrat 60% = 60% x1000 = 600 kalori dari karbohidrat yang setara dengan 150 gram

karbohidrat (600 kalori : 4 kalori/gram karbohidrat).

2. Protein 20 % = 20% x 1000 = 200 kalori dari protein yang setara dengan 50 gram protein (200

kalori : 4 kalori/gram protein).

3. Lemak 20% = 20% x 1000 = 200 kalori dari lemak yang setara dengan 22,2 gram lemak (200

kalori : 9 kalori/gram lemak).


34

Distribusi Makanan Tn. S

Karbohidrat 1255 Kalori/hari (60%)

Protein 289 Kalori/hari (15%)

Lemak 481 Kalori/hari (25%)

Pagi Siang Malam

Karbohidrat: 418 kalori Karbohidrat: 418 kalori Karbohidrat: 418 kalori

Protein: 94 kalori Protein: 94 kalori Protein: 94 kalori

Lemak: 160 Lemak: 160 Lemak: 160


35

Lampiran II

CONTOH MENU SEHARI YANG DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN KALORI

KEBUTUHAN KALORI 1.925 KKAL / HARI

Pagi Siang Malam

Menu Kalori Menu Kalori Menu Kalori

3 Lembar Roti Gandum 150 kkal Nasi Putih 100 gram 175 kkal Nasi Putih 100 gram 175 kkal

Selai Kacang 50 kkal ( 8 – 10 sendok makan ) ( 8 – 10 sendok makan )

1 telur ayam besar 95 kkal Semur daging 90 kkal Pepes ikan 65 kkal

Sayur lalapan/tomat 100 kkal 2 potong tempe goreng 80 kkal Cah tahu 85 kkal

Bening Bayam 75 kkal Tumis kangkung 100 kkal

2 buah jeruk 50 kkal Apel 92 kkal

Selingan jam 10.00 Selingan jam 16.00 Selingan jam 21.00

2 buah Apel 184 kkal Jus Sirsak 40 kkal 4 bauh meri gandum tawar 140 kkal
36

Lampiran III

DOKUMENTASI KUNJUNGAN RUMAH PASIEN

Gambar 1. Saat Wawancara dengan Pasien (19/7/2019)


37

Lampiran IV

DIET PENDERITA DM

(Menyesuaikan perhitungan kalori pasien)

1. Jadwal Makan

2. Jenis Makan
38

Daftar bahan makanan yang dapat digunakan sebagai pengganti nasi (100 gram nasi mengandung

175 kalori)

Daftar bahan makanan yang dapat digunakan sebagai pengganti daging

(50 gram daging mengandung 95 kalori)


39

Daftar bahan makanan yang dapat digunakan sebagai pengganti buah (40 gram buah mengandunng

50 kalori)

3. Jumlah Makan
40
41

Lampiran V

KUISIONER

PERILAKU PENDERITA DIABETES MELLITUS

4. Pola makan yang bagaimanakah yang Anda terapkan sehingga dikatakan pola makan yang baik?

a. Memakan makanan menu diet diabetes mellitus

b. Mengurangi konsumsi gula


42

c. Tidak mengkonsumsi nasi yang banyak mengandung karbohidrat

5. Kapan Anda menerapkan pengaturan pola makan yang baik?

a. Saat kadar gula darah tidak normal

b. Saat kadar gula darah normal maupun tidak normal (3)

c.Tergantung kondisi tubuh

6. Sebagai penderita diabetes mellitus berapakah rata-rata jumlah lemak yang Anda konsumsi?

a.20-25% lemak

b.15% lemak

c.Menerka sendiri ukurannya

7. Sebagai penderita diabetes mellitus berapakah jumlah gula yang Anda konsumsi?

a. < 12 sendok teh per hari

b. > 12 sendok teh perhari

c. Seperlunya, sebut kan .........

8. Berapa porsi dalam sepiring Anda mengkonsumsi nasi untuk tiap kali makan besar?

a. Setengah porsi piring untuk tiap kali makan besar

b. Seperempat porsi piring untuk tiap kali makan besar

c. 1 porsi piring penuh nasi

9. Berapa porsi dalam se piring Anda mengkonsumsi sayur untuk tiap kali makan besar?

a. Setengah porsi piring untuk tiap kali makan besar

b. Seperempat porsi piring untuk tiap kali makan besar

c. 1 porsi piring penuh sayur

10. Selain nasi, makanan apa yang Anda konsumsi untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tubuh Anda?

a. Roti, mie, kentang, dan lain-

b. Cukup ubi saja

c. Memakan sayuran tanpa nasi


43

11.Makanan berlemak tinggi yang harus Anda hindari dalam pengaturan pola makan yang baik

sebagai penderita diabetes mellitus adalah?

a. Daging berlemak, jeroan, kuning telur

b. Es krim, sosis, cake, coklat, dendeng, makanan gorengan

c. Roti, mie, kentang, dan lain-lain

12. Berapa selang waktu yang Anda berikan dari makan besar ke makan kecil?

a. 2 jam

b. 3 jam

c. 4 jam

13.Upaya yang Anda lakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi diabetes mellitus adalah :

a. Tidak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat

b. Menstabilkan berat badan yang kegemukan

c. Merencanakan pola makan dan aktivitas yang sehat


44

Lampiran VI
45
46
47

Lampiran VII

Anda mungkin juga menyukai