Anda di halaman 1dari 4

UJIAN MID SEMESTER I

Dosen Pengampu : Dr. Hadi Sarosa, M. Kes

Oleh :

Renda ayu

MBK. 19140101

PROGRAM STUDI MAGISTER BIOMEDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2020
1. Bualah tinjauan pustaka (mak 200 kata) dan tunjukan variable bebas, variable terikat dan
variable antara.
Jawab:
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan. Perilaku konsumsi sayur seseorang penting untuk meningkatkan tingkat
kesehatan kususnya mencegah anemia. Salah satu kelompok remaja putri yang rawan
terkena anemia adalah santriwati di Pondok Pesantren. Remaja putri merupakan salah
satu kelompok yang berisiko menderita anemia. Pada remaja putri dan Wanita Usia
Subur (WUS) anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat bila prevalensinya >
20% (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) pada tahun 2012, prevalensi anemia di Indonesia pada remaja putri sebesar
57,1%, mengalami peningkatan dari tahun 2008 yang berkisar pada angka 26,5%.
Anemia merupakan penurunan jumlah total hemoglobin atau sel darah merah yang
berdampak terhadap pembangunan kesehatan, sumber daya manusia, sosial, dan
ekonomi. Pengetahuan mempengaruhi perilaku seseorang. Jika seseorang mempunyai
pengetahuan baik maka kemungkinan besar orang tersebut akan berperilaku baik, begitu
pula sebaliknya apabila seseorang mempunyai pengetahuan buruk maka kemungkinan
besar orang tersebut akan berperilaku buruk.

2. Bualah tinjauan pustaka (mak 200 kata) dan tunjukan variable bebas, variable terikat dan
variable terdahulu
Jawab :
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya
penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya
mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Prevalensi tren angka kejadian
anemia pada remaja putri di Jawa Tengah mencapai 43,2% pada tahun 2010, 57,1% pada
tahun 2013, dan pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 50%. Remaja putri
merupakan salah satu kelompok yang berisiko menderita anemia. Salah satu kelompok
remaja putri yang rawan terkena anemia adalah santriwati di Pondok Pesantren. Teori
Green (1980) dalam Notoadmodjo (2007) menyatakan bahwa perilaku kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor-faktor predisposisi,
faktorfaktor pemungkin atau enabling factor dan faktor-faktor penguat atau reinforcing
factor. Perilaku konsumsi sayur sangat berpngaruh untuk mencegah anemia. Tentunya
kebiaaan makan sayur di mulai sejak kecil sehingga tergantung pada orang tua santriwati
di Pondok Pesantren. Tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi perilaku individudan
anaknya. Makin tinggi pendidikan atau pengetahuan kesehatan seseorang, makin tinggi
kesadaran untuk berperan serta dan menjaga kesehatan begitu juga sebaliknya.

3. Bualah tinjauan pustaka (mak 200 kata) dan tunjukan variable bebas, variable terikat dan
variable pra kondisi
Anemia merupakan masalah gizi di dunia, terutama di negara berkembang
termasuk Indonesia. Kasus anemia di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh
kekurangan Fe sehingga disebut juga anemia defisiensi besi. Berdasarkan hasil
pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) yang dilaksanakan oleh Seksi Pembinaan Gizi
Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal terhadap remaja putri (usia SMP dan
SMA) menunjukkan 25,33% (tahun 2014), 20,33% (tahun 2015), dan 25,55% (tahun
2016) remaja putri menderita anemia. Salah satu factor yang mempengarui anemia adalah
perilaku mengonsumsi sayuran seperti bayam merah dan lainya. Tentunya dengan
juumlah kebutuhan bayam merah yang seimbang (tidak kurang maupun kelebihan)
dikonsumsi tiap individu disesuaikan.

4. Jelaskan factor yang mempengaruhi vaiditas peneitian


Jawab :
 Validitas pengukuran • Alat ukur • Metode ukur • Pengukur (peneliti) •
 Adekuatitas rancangan penelitian
 Analisa data

A. Validitas interna hubungan non kausal


a. Validitas seleksi  Validitas bersumber dari kriteria seleksi, cara
pengambilan subyek, alokasi subyek, drop out dan jenis analisis
b. Validitas informasi  Validitas yang bersumber dari pengukur, alat ukur
dan metode
c. Validitas pengontrolan perancu
d. Validitas analisis  Uji hipotesis yang digunakan
Contoh :
Apakah observasi dipengaruhi oleh faktor perancu? Apakah hasil dipengaruhi
oleh faktor peluang? Apakah hasil dipengaruhi oleh bias?
B. Validitas interna hubungan kausal
a. Temporality – Hubungan sebab-akibat terjadi bila penyebab mendahului
akibat
b. Degree of association : kekuatan hubungan – Hubungan sebab-akibat akan
semakin nyata bila semakin besar hubungannya
c. Dose response – Hubungan sebab-akibat akan semakin nyata bila semakin
besar dosis semakin besar efek yang terlihat
d. Consistency – Hubungan sebab-akibat akan semakin nyata bila hubungan
sebab-akibat bisa dibuktikan pada subgroupnya
e. Coherency – Hubungan sebab-akibat akan semakin nyata bila hasil
penelitian sejalan dengan fenomena seharihari.
f. Spesificity – Hubungan sebab-akibat akan semakin nyata bila hanya
disebabkan oleh satu sebab
C. Validitas eksterna Hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi terjangkau,
populasi target dan sampel terpilih.

5. Sebutkan hipotesis dan contohnya


Jawab :
H0 = Hipotesis nol / Hipotesis nihil / Null hypothesis
 Merupakan hipotesis yang akan diuji
Pernyataan H0 :
o Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku hidup bersih
dan sehat
o Tidak ada pengaruh pemberian ekstrak bayam terhadap peningkatan
hemoglobin darah
H1 atau Ha = Hipotesis alternatif
 Merupakan hipotesis tandingan dari H0 Biasanya merupakan hipotesis yang ingin
dibuktikan oleh peneliti, karena merupakan pernyataan yang dianggap benar
o Ada hubungan antara tingkat pendidikan terakhir dengan perilaku hidup
bersih dan sehat
o Ada pengaruh pemberian ekstrak bayam merah terhadap peningkatan
hemoglobin darah
Hipotesis tandingan  asumsi atau dugaan yang perumusanya mengandung pengertian
tidak sama atau memiiki perbadaan lebih besar atau lebih kecil, dilambangkan dengan Ht.
Ht dipilih atau ditentukan peneliti sesuai dengan persiallan yang dihadapi

Anda mungkin juga menyukai