Oleh :
dr Ayuningtyas Utami
1914010150
2019
SEL NATURAL KILLER DAN MAKROFAG SEBAGAI APC
Sistem imun atau sistem kekebalan adalah sel-sel dan banyak struktur
biologis lainnya yang bertanggung jawab atas imunitas, yaitu pertahanan pada
organisme untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar dengan mengenali
dan membunuh patogen. Sementara itu, respons kolektif dan terkoordinasi dari
sistem imun tubuh terhadap pengenalan zat asing disebut respons imun. Ada
beberapa mekanisme pertahanan tubuh dalam mengatasi agen berbahaya di
sekitar lingkungannya, yaitu:
Sistem imun bawaan disebut juga sistem imun non spesifik. Contoh nya
adalah pertahanan imun oleh barier fisik (epitel dan mukosa), sel-sel fagosit, sel
NK, sel dendritik, sel mast, dan komponen molekul dalam cairan tubuh. Sistem
imun bawaan merupakan pertahanan lini yang memiliki sifat imun bawaan cepat
muncul dengan spesifitas terbatas.
Sel natural killer (NK) adalah suatu limfosit yang berespons terhadap
mikroba intraselular dengan cara membunuh sel yang terinfeksi dan memproduksi
sitokin untuk mengaktivasi makrofag yaitu IFN-γ. Sel NK berjumlah 10% dari total
limfosit di darah dan organ limfoid perifer. Sel NK mengandung banyak granula
sitoplasma dan mempunyai penanda permukaan (surface marker) yang khas. Sel
ini tidak mengekspresikan imunoglobulin atau reseptor sel T. Sel NK dapat
mengenali sel pejamu yang sudah berubah akibat terinfeksi mikroba. Reseptor
pengaktivasi sel NK yang lain bertugas untuk mengenali molekul permukaan sel
pejamu yang normal (tidak terinfeksi).
Sel NK mempunyai berbagai reseptor untuk molekul sel pejamu (host cell),
sebagian reseptor akan mengaktivasi sel NK dan sebagian yang lain
menghambatnya. Reseptor pengaktivasi bertugas untuk mengenali molekul di
permukaan sel pejamu yang terinfeksi virus, serta mengenali fagosit yang
mengandung virus dan bakteri.
Reseptor aktivator:
Secara teoritis keadaan ini menunjukkan bahwa sel NK membunuh sel normal,
akan tetapi hal ini jarang terjadi karena sel NK juga mempunyai reseptor inhibisi
yang akan mengenali sel normal kemudian menghambat aktivasi sel NK. Reseptor
inhibisi ini spesifik terhadap berbagai alel dari molekul major histocompatibility
complex (MHC) kelas I.
Reseptor Inhibitor :
Ketika reseptor inhibitor berikatan dengan MHC I, respon yang terjadi adalah
menghambat aktivasi NK. Hal ini berguna karena sel normal mengekspresikan
MHC II, sedangkan sel teinfeksi tidak mengekspresikan MHC I. Sebaliknya, pada
sel yang terinfeksi ligan terikat dengan reseptor aktivator dan hasilnya sel NK aktif
untuk membunuh set tersebut. Sitokin membantu meningkatkan aktivitas sitotoksik
sel NK. Sitokin tersebut adalah IL-2, IL-5, IL-8, dan interferon tipe 1 (Mandal dan
Viswanathan, 2015).
Gambar 3. Skema untuk aktivasi dan penghambatan sel NK. Ketika sel NK
(kanan) berinteraksi dengan sel target (kiri), sel NK dapat menerima sinyal dari
reseptor aktivator dan reseptor inhibitor. Pada proses inhibisi, ligan inhibitor
berikatan dengan reseptor inhibitor dengan mendominasi dibandingkan ikatan
ligan aktivator dengan reseptornya, menyebabkan enzim lisosom dan exosom
tertahan di sitoplasma sel NK sehingga tidak terjadi proses sitotoksik. Sebaiknya,
pada proses aktivasi, ligan aktivator lebih mendominasi berikatan dengan reseptor
aktivator dibandingkan dengan ikatan ligan ihibitor dengan reseptornya sehingga
memacu pengeluaran enzim lisosom (berisi perforin dan granzim) dan exosome
inflamasi (berisi sitokin) (Orange dan Ballas, 2005).
Fungsi Sel NK
Sel NK adalah komplemen sistem imun bawaan yang mengendalikan
pertumbuhan tumor dan infeksi antigen dengan membatasi penyebaran dan
kerusakan jaringan lebih lanjut. Fungsi sel NK dapat dikategorikan menjadi tiga
kelas (Orange dan Ballas, 2005) :
1. Sitotoksik
2. Penghasil sitokin dan kemokin
3. Contact-dependent cell co-stimulation
Sel NK juga bisa membuat lubang-lubang kecil (perforasi) pada membran
sel sasaran karena mengandung perforin atau sitolisin, sejenis komplemen C9.
Membran sel NK mengandung prolaktin yang mengikat perforin, mencegah insersi
dan polimerasi dalam membran sehingga sel NK sendiri terhindar dari efek
perforin.
SIMPULAN
sel limfosit Pembunuh alami (NK) (turunan dari sel darah putih) yang
mengenali sel yang terinfeksi atau tumorogenic dan membunuh mereka.
Berbeda dengan sel T yang terkait, sel NK tidak mengenali fragmen partikel
yang menginfeksi, melainkan tampilan salah dari molekul major
histocompatibility complex (MHC) I.
Sel-sel NK selalu aktif, tetapi tidak akan melakukan fungsi membunuh
mereka pada sel-sel dengan molekul MHC I utuh.
Ketika sel-sel NK mendeteksi sel yang terinfeksi atau tumor, mereka
mengeluarkan butiran yang mengandung perforin, menciptakan pori-pori di
sel target; granzyme kemudian melewati pori-pori ini, mendegradasi protein
seluler, menyebabkan sel-sel untuk menjalani apoptosis.
2. Ceritakan fungsi Makrofag sebagai APC dan Fagosit
Jika sel makrofag dalam respon imun alami dianggap sebagai sel efektor,
maka dalam respon imun adaptif sel makrofag bertindak sebagai sel penyaji
(antigen presenting cell atau APC). Makrofag melaksanakan sebagian besar
fungsi efektornya hanya setelah sel itu diaktivasi oleh bakteri, sitokin, dan
stimulus lain yang disebut sebagai macrophage activating factors (MAF).
Sebagai sel yang penting dalam reaksi imunitas seluler maupun humoral
merangsang kemotaksis seperti limfokin dan fragmen komplemen C5a
yang penting dalam reaksi imflamasi kronis.
mengeluarkan sitokin yang dapat mengaktifkan makrofag itu sendiri,
sehingga makrofag lain datang berkontak dengan endotoksin yang
masuk ke sistem pertanan.
memproduksi beberapa enzim, prostaglandin, dan sitokin seperti IL-1
yaitu monokin yang diperlukan untuk aktivasi limfosit T helper.
Mem-fagositosis makro dan mikromolekul, juga terhadap jaringan yang
rusak atau mati
Memproduksi sitokin yang dapat mengaktifkan neutrofil dan limfosit dan
memperbaiki terjadinya luka (penyembuhan luka)
1. Kemotaksis
adalah gerakan fagosit ketempat infeksi sebagai respon terhadap
aktivasi komplemen akibat ada nya faktor seperti produk bakteri dan faktor
biokimia.
3.Ingesti ( penelanan )
4. Degranulasi