Anda di halaman 1dari 87

GANGGUAN NAFAS PADA BAYI

DAN ASFIKSIA NEONATORUM

Dr.dr. Prambudi Rukmono, SpA(K)


FK UNILA
2014
BATASAN
Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit,
mungkin menunjukkan satu atau lebih
tanda tambahan gangguan napas.
Frekuensi napas bayi kurang 30 kali/menit.
Bayi dengan sianosis sentral (biru pada
lidah dan bibir).
Bayi apnea (napas berhenti lebih 20 detik)
PRINSIP DASAR
Gangguan Napas merupakan salah satu
Kegawatan Perinatal yang dapat memberi dampak
buruk bagi BBL, yaitu kematian atau bila dapat
bertahan hidup dengan gejala sisa atau sekuele
Apnea merupakan salah satu Tanda Bahaya atau
Danger Sign yang harus segera ditangani
dimanapun BBL tersebut berada
Gangguan napas dapat diakibatkan oleh banyak
faktor penyebab, penanganan awal kegawatan
merupakan hal yang sangat penting
GAWAT NAFAS (RD)

Kumpulan gejala klinis dimana terdapat


kesulitan bernafas, yg ditandai dengan
adanya:
Takipnea (frek nafas 60x/menit)
Sianosis sentral (lidah berwarna biru pd
suhu ruangan)
Retraksi & merintih
Gejala lain dpt berupa nafas cuping
hidung & periodik apnea
Etiologi :
I. Paru-paru:
1. HMD (hyaline membrane disease):
disebut juga RDS
Prematur
Ibu DM (tak terkontrol)
Timbul saat/segera stlh lahir
Progresif 48-72 jam
Letargi
Edema perifer
R dada : small lungs dgn gambaran
granular
Hyaline Membrane Disease
2. TTN (transient tachypnea of the newborn) :

Pasca SC
Hipoksia/asfiksia berat
Sedasi maternal
Polihidramnion
Aterm/prematur
Timbul segera/dlm 1 jam pertama setelah lahir
Perbaikan dalam 24 jam, hilang setelah 72 jam
R dada : hiperekspansi (large lungs), setelah usia 6
jam R dada hiperekspansi paru, pe parahiler
vascular marking dengan lapangan paru perifer lebih
bersih
TTN (transient tachypnea of the newborn)

Supine chest radiograph of a newborn


Supine chest radiograph in the same patient
demonstrating mild cardiomegaly and bilateral
taken one day later showing interval
reticulonodular densities that radiate from the
clearance of the reticulonodular densities
hila. There is atelectasis in the upper lobes.
3. Aspirasi mekonium (MAS):

Aterm/prematur/postmatur
Pertumbuhan janin terhambat
Mekonium staining pd kulit, kuku &
cairan amnion
Saat suction mulut & jalan nafas atas
terdapat mekonium
R dada : hiperinflasi + white areas
paru yg kolaps
Frontal chest shows large, ropey and strand-like densities in
a post-mature infant consistent with Meconium Aspiration Syndrome
4. Pneumonia (dihubungkan dengan sepsis
neonatorum) : faktor resiko sepsis (+),
gejala timbul dalam 12 jam - 1 hari
pertama, gejala klinis sepsis lain (+)
5. Perdarahan paru
6. BPD/chronic lung disease
7. Lain-lain: kista/tumor intratoraks,
efusi/kilotoraks, agenesia/hipoplasia paru,
emfisema lobaris kongenital
Neonatal pneumonia
II. Di luar paru :
1. Sumbatan jalan nafas atas
2. Pneumotoraks :
Pasca ventilasi-resusitasi/CPAP
Aspirasi mekonium
Pergerakan dada asimetris
Sianosis mendadak
Suara jantung melemah
Pe diameter anteroposterior
R dada : udara pd rongga pleura
Pneumotoraks
3. Hernia diafragmatika : skapoid
abdomen
4. Gagal jantung kongestif,
hipertensi pulmonal menetap
5. Kelainan metabolik : asidosis,
hipoglikemia, hipokalsemia
6. Depresi neonatal
7. Syok, polisitemia/hipertermia
8. Perdarahan SSP: trauma inpartu
Hernia Diafragmatika
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit
atau frekuensi napas bayi kurang 30
kali/menit.
Bayi dengan sianosis
Tarikan dinding dada/Retraksi
Merintih
Bayi apnea (napas berhenti lebih 20 detik)
Skor Downes
pemeriksaan 0 1 2

Frek napas <60 60-80 >80

Retraksi - ringan berat

Sianosis - Hilang dg O2 menetap

Suara napas baik menurun Tidak ada

merintih - Dg stetoskop Tanpa alat

Evaluasi
< 3 : gawat napas ringan (Oksigen nasal)
4-5 : gawat napas sedang (CPAP)
>6 : gawat napas berat (Ventilator)
Frekuensi
Gejala tambahan gangguan napas Klasifikasi
napas

> 60 DENGAN Sianosis sentral DAN tarikan dinding dada


kali/menit atau merintih saat ekspirasi.

ATAU > 90 DENGAN Sianosis sentral ATAU tarikan dinding dada Gangguan napas
kali/ menit ATAU merintih saat ekspirasi. berat

ATAU < 30 DENGAN Gejala lain dari gangguan napas.


kali/ menit atau TANPA

DENGAN Tarikan dinding dada ATAU merintih saat


ekspirasi
60-90
kali/menit tetapi Sianosis sentral Gangguan napas
TANPA sedang
ATAU > 90 TANPA Tarikan dinding dada atau merintih saat
kali/ menit ekspirasi atau sianosis sentral.

60-90 TANPA Tarikan dinding dada atau merintih saat Gangguan napas
kali/menit ekspirasi atau sianosis sentral. ringan
DENGAN Sianosis sentral
Kelainan
60-90
tetapi Tarikan dinding dada atau merintih. jantung
kali/menit
TANPA kongenital
Tatalaksana :
Puasa per oral, IVFD D10% : mulai 60
ml/kg/hari. Atau 2-3 tetes mikro per KgBB
per menit.
Bila merintih beri CPAP, bila Apnoe harus
Ventilator. Bila Down score lebih dari 4 :
Berikan PEEP 5-7mmHg dengan CPAP atau
Jackson Reese. Bila lebih dari 6 ventilator.
Hati2 pemberian O2 100% resiko ROP,
IVH dan NEC terutama BBLR
Bila hipoperfusi/Syok : beri NaCl 0,9% 10
ml/kg/dosis dalam 30 menit (dpt diulang
sampai 2x), pertimbangkan obat inotropik
bila pemberian cairan gagal
Beri antibiotika ampisilin dan gentamisin
periksa darah lengkap (septic work up).
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

Prambudi Rukmono
FK UNILA
2014
BAYI YANG MEMBUTUHKAN
RESUSITASI
Kebanyakan bayi lahir tidak bermasalah
10% perlu beberapa bantuan untuk
memulai pernapasan
1% perlu resusitasi lengkap untuk
kelangsungan hidup (intubasi, kompresi dada,
pemberian obat)

24
BATASAN

Definisi IDAI :
Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah
kegagalan napas secara spontan dan teratur
pada saat lahir atau beberapa saat setelah
lahir.
Definisi AAP :
Suatu keadaan yang disebabkan oleh kurangnya
O2 pd udara respirasi, yang ditandai dengan :
1. Asidosis (pH<7,0) pd darah arteri
umbilikalis
2. Nilai APGAR setelah menit ke 5 tetap 0-3
3. Manifestasi neurologis (kejang, hipotoni,
koma atau hipoksik iskemik ensefalopati)
4. Gangguan multiorgan sistem
Faktor resiko terjadinya asfiksia neonatorum :
1. Faktor antepartum :
- Ibu DM
- Hipertensi dalam kehamilan
- Infeksi maternal
- Kehamilan lewat waktu
- Kehamilan ganda
- Malformasi janin
- Usia ibu < 16 / > 35 tahun
- Perdarahan pada trimester II / III
2. Faktor intrapartum :
- Persalinan dengan tindakan (vakum,
forceps)
- Kelahiran kurang bulan
- Korioamnionitis
- KPD (> 18 jam sebelum persalinan)
- Partus lama (> 24 jam)
- Kala II lama (> 2 jam)
- Gawat janin
- Air ketuban hijau kental + mekonium
- Prolaps tali pusat
- Solusio plasenta / plasenta previa
PERSIAPAN RESUSITASI

Satu tenaga terampil terlatih untuk resusitasi,


yang dapat melakukan resusitasi lengkap
Tenaga tambahan
Peralatan resusitasi yang memadai
Tindakan pencegahan infeksi

29
Peralatan/Bahan yang disiapkan

Perlengkapan Pengisapan:
Bulb Syringe / balon pengisap
Alat pengisap lendir
Kateter pengisap, ukuran 5, 6, 8, 10, 12, 14 Fr
Pengisap mekanik, tabung, dan selangnya
Pengisap mekonium/ konektor

30
Perlengkapan Ventilasi Balon dan Sungkup:
Balon resusitasi neonatus dengan katup pelepas
tekanan
Reservoar oksigen untuk memberikan O2 90-
100%
Sungkup wajah dengan bantalan pinggir, ukuran
untuk neonatus cukup bulan dan prematur
Oksigen dengan pengukur aliran (flowmeter)
dan pipa oksigen

31
Peralatan intubasi:

Laringoskop dengan daun lurus, No. O


(prematur) dan No. 1 (neonatus cukup bulan)
Lampu dan baterai cadangan untuk laringoskop
Pipa ET 2,5, 3, 3,5, 4,0 mm
Stilet

32
Obat-obatan / Bahan
Epinefrin 1:10.000
Obat pengembang volume/plasma expander,
satu/lebih dari:
Salin normal
Larutan Ringer laktat
Darah utuh (whole blood) golongan darah O negatif
Natrium bikarbonat 4,2%
Dekstrosa 10%
Nalokson
Aqua steril
Kateter umbilikal / pengganti kateter umbilikal

33
Sarung tangan dan pelindung Oksimeter nadi dng probe,
lain blender oksigen, sumber
Infant warmer/alat pemancar udara tekan (kalau ada)
panas Three way stopcock
Kain hangat minimal 3 buah Semprit 1, 3, 5, 10, 20, 50 mL
Jam dng detik/stopwatch dengan jarumnya
Stetoskop untuk neonatus Gunting, plester, kapas alkohol
Plastik/kantung plastik Selang lambung (OGT) ukuran
Inkubator transport 5Fr, 8 Fr
Oropharyngeal airway (Guedel)
untuk neonatus

34
Faktor Risiko
Faktor antepartum:

Diabetes Maternal Hidrops fetalis


Hipertensi dlm kehamilan Kehamilan lewat waktu
Hipertensi kronik Kehamilan ganda
Anemia / isoimunisasi Berat janin tidak sesuai masa
Riw kematian janin / neonatus kehamilan
Perdarahan trimester 2 dan 3 Terapi obat spt mg-karbonat;
Infeksi maternal Bblocker
Ibu dng peny jantung, ginjal, paru, Ibu pengguna obat bius
tiroid, atau kel nerologi Malformasi janin & anomali
Polihidramnion Berkurangnya gerakan janin
Oligohidramnion Tanpa pem antenatal
Ketuban Pecah Dini Usia <16 atau >35 tahun 35
Faktor intrapartum:

SC darurat Bradikardia janin persisten


Kelahiran dng EV FJJ tdk beraturan
Letak sungsang / presentasi Penggunaan anestesi umum
abnormal Hiperstimulasi uterus
Kelahiran kurang bulan Penggunaan obat narkotik dlm 4
Persalinan presipitatus jam sebelum persalinan
Korioamnionitis Air ketuban hijau kental bercampur
Ketuban pecah lama (>18 jam) mekonium
Partus lama (>24 jam) Prolaps tali pusat
Kala 2 lama Solusio plasenta
Makrosomia Plasenta previa
Perdarahan intrapartum

36
Prinsip Resusitasi yang Berhasil

Menilai dengan benar


Mengambil keputusan
dengan tepat
Melakukan tindakan
dengan tepat dan cepat
Mengevaluasi/menilai
hasil tindakan

37
Selalu Nilai risiko bayi untuk kebutuhan resusitasi
diperlukan
Jaga tetap hangat
Posisi, buka/bersihkan jalan napas
Keringkan, rangsang napas
Beri O2 (bila perlu)
Berikan ventilasi tekanan positif
Lebih jarang
diperlukan
Intubasi trakea

Kompresi dada
Pemberian
Kadang-kadang
obat2an
diperlukan
38
PERMASALAH BAYI BARU LAHIR
APNU PRIMER
APNU SEKUNDER
RESUSITASI BAYI APNU SEKUNDER
RESPON PETUGAS RESUSITASI
Algoritma
Resusitasi
AAP 2010
Target SPO2 Pre-
ductalSetelahLahir
1 menit 60-65%
2 menit 65-70%
3 menit 70-75%
4 menit 75-80%
5 menit 80-85%
10 menit 85-95%

New algorithm for


NRP6thedition
INDIKASI VTP
JENIS JENIS VTP
SUNGKUP HARUS PAS
BILA DADA TIDAK MENGEMBANG KOREKSI SR
IBTA
ATAU MR SOPA
FREKWENSI VENTILASI
40-60 X PER MENIT
Untuk melakukan tindakan kompresi
dada diperlukan dua orang
INTUBASI ENDOTRAKEA

Tindakan intubasi endotrakea dapat dilakukan


sesuai keadaan dan kebutuhan. Pada diagram
alur ditandai dengan tanda *.
Laringoskop: daun lurus no.0 (prematur) atau
1 (aterm)
Pipa endotrakea: ukuran sesuai berat
badan/usia

58
Peran Asisten pada intubasi
Menyiapkan & memastikan peralatan dalam keadaan
siap pakai
Memposisikan bayi & stabilisasi kepala
Memberikan O2 aliran bebas
Melakukan pengisapan
Memegang kateter pengisap
Menekan krikoid bila diminta

59
Peran Asisten pada intubasi (lanjutan)

Membantu VTP selama intubasi


Menghubungkan pipa ET dgn peralatan resusitasi
Memantau FJ & gerakan dada
Mempertahankan letak pipa ET

60
Pipa Endotrakea

63
Memilih pipa ET

Ukuran pipa Berat (g) Umur kehamilan


(diameter dalam mm) (minggu)
2,5 < 1.000 < 28

3,0 1.000 2.000 28 - 34

3,5 2.000 3.000 34 38

3,5 4,0 > 3.000 > 38


67
INTUBASI ENDOTRAKEA
Langkah 1: Persiapan memasukkan laringoskop
Stabilkan kepala bayi dalam posisi sedikit tengadah
Berikan O2 aliran bebas selama prosedur

Langkah 2: Memasukkan laringoskop


Daun laringoskop di sebelah kanan lidah
Geser lidah ke sebelah kiri mulut
Masukkan daun sampai batas pangkal lidah

68
Langkah 3: Angkat daun laringoskop
Angkat sedikit daun laringoskop
Angkat seluruh daun, jangan hanya ujungnya
Lihat daerah farings
JANGAN MENGUNGKIT DAUN

Langkah 4: Melihat tanda anatomis


Cari tanda pita suara, seperti garis vertikal pada kedua sisi
glotis (huruf V terbalik)
Tekan krikoid agar glotis terlihat
Bila perlu, hisap lendir untuk membantu visualisasi

69
Langkah 5: Memasukkan pipa

Masukkan pipa dari sebelah kanan mulut bayi dengan


lengkung pipa pada arah horisontal
Jika pita suara tertutup, tunggu sp terbuka
Masukkan pipa sampai garis pedoman pita suara berada di
batas pita suara
Batas waktu tindakan 20 detik

(jika 20 detik pita suara belum terbuka,


hentikan & berikan VTP)

70
Langkah 6: Mencabut laringoskop
Pegang pipa dengan kuat sambil menahan ke arah langit-
langit mulut bayi, cabut laringoskop dengan hati-hati.
Bila memakai stilet, tahan pipa saat mencabut stilet

71
Mengisap mekonium melalui pipa ET
Sambungkan pipa ET ke aspirator mekonium yang
telah terhubung ke alat pengisap
Tutup lubang pengatur isapan pada aspirator
Cabut pipa ET secara perlahan sambil mengisap
mekonium dari trakea
Ulangi intubasi & isapan sampai mekonium habis
atau FJ menunjukkan perlu VTP

72
Ketika menarik keluar pipa ET sambil menghisap,
tidak lebih dari 3-5 detik
Jika tidak ditemukan mekonium, jangan ulangi
penghisapan lanjutkan dengan ventilasi
Jika ditemukan mekonium saat pertama
penghisapan, periksa FJ.
Jika bayi tidak bradikardi, intubasi lagi & ulangi penghisapan
Jika FJ rendah VTP

73
Tanda posisi pipa ET benar

Perbaikan tanda vital (FJ, warna kulit, & aktifitas)


Terdengar bunyi napas di kedua paru, bukan di lambung
gunakan stetoskop
Tidak terjadi distensi lambung saat ventilasi
Dengan pendeteksi CO2 pipa berembun saat ekspirasi
Dada mengembang simetris setiap bernapas

74
Pipa Endotrakea

76
Mendengarkan suara
napas

77
Pemberian Obat: Epinefrin

Larutan = 1 : 10.000
Cara = IV (pertimbangkan melalui ET bila jalur IV sedang
disiapkan)
Dosis = 0.1 0.3 mL/kg BB IV
Persiapan = larutan 1 :10.000 dalam semprit 1 ml
(semprit lebih besar diperlukan untuk pemberian melalui
pipa ET. Dosis melalui pipa ET 0.3- 1.0mL/kg)
Kecepatan = secepat mungkin
Jangan memberikan dosis lebih tinggi secara IV

78
Indikasi pemberian cairan penambah volume
darah (volume expanders)

Bayi tidak berespons terhadap resusitasi DAN


bayi mengalami syok (pucat, nadi lemah, FJ
rendah/tinggi, tidak membaik setelah diresusitasi)
Ada riwayat terkait dgn kehilangan darah janin (a.l.
perdarahan per vaginam, solusio plasenta, plasenta
previa, twin to twin transfusion)

79
Cairan penambah volume darah

Cairan: Garam Fisiologis, Ringer Laktat, Darah O Rh


negatif
Dosis : 10 mL/kg
Jalur : Vena umbilikalis
Persiapan : dalam semprit besar
Kecepatan: 5 10 menit

80
Bayi tidak membaik setelah diberi obat

Nilai kembali efektifitas:


Ventilasi
Kompresi dada
Intubasi endotrakeal
Pemberian efinefrin
Pertimbangkan kemungkinan:
Hipovolemia

FJ < 60 atau sianosis menetap


atau VTP tidak berhasil

FJ = 0
Pertimbangkan:
Malformasi jalan napas
Gangguan pada napas, seperti:
- Pneumotoraks
- Hernia diafragmatika
Penyakit jantung bawaan Pertimbangkan untuk
81
menghentikan resusitasi
RESUSITASI BAYI PREMATUR
RESUSITASI BAYI PREMATUR
PERSIAPAN RESUSITASI
Resusitasi Upayakan Bayi

Airway

Breathing
Warm

Circulation
Sweet Pink

Drugs
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai