ASFIKSIA PADA
NEONATUS
Oleh :
Jepisco Tabengan Asi Lautt
Pembimbing :
dr. Ni Made Yuliari, Sp. A
Pengertian
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, asfiksia neonatorum
adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir
atau beberapa saat setelah lahiryang ditandai dengan hipoksia,
hiperkapnia, dan asidosis.
Etiologi
Secara etiologi, asfiksia neonatorum dapat
terjadi selama kehamilan, pada saat
proses persalinan dan melahirkan atau
periode segera setelah lahir.
Patofisiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Mekanisme
Manifestasi klinik
Pada kehamilan
Denyut jantung janin >160x/menit atau
<100x/menit, lemah, dan ireguler serta adanya
pengeluaran mekonium.
Jika DJJ normal + mekonium : janin mulai
asfiksia
Jika DJJ >160 x/menit + mekonium : janin
asfiksia sedang
Jika DJJ <100x/menit + mekonium : Gawat janin
Manifestasi Klinik.
Komplikasi
Pasca Hipoksia
Terjadi retribusi curah jantung
Timbulnya rangsangan vasodilatasi serebral
Terjadi proses glikolisis anaerobik as.
Metabolik memicu kerusakan sel
Pada bayi kurang bulan , risiko terjadinya
gg. Hipoksik iskemi dan perdarahan
periventikuler lbh tinggi
Dapat terjadi disfungsi jantung payah
jantung
Komplikasi
Multidisfungsi Organ
Penegakan Diagnosis
Anamnesis5,7,8
Pada anamnesis dicari keterangan proses kelahiran
apakah cukup bulan, lalu apakah air ketubannya jernih,
adakah gangguan/kesulitan bernapas waktu lahir dan
lahir tidak bernapas/menangis. Anamnesis diarahkan
untuk mencari factor risiko terhadap terjadinya asfiksia
neonatorum.
Pemeriksaan fisik5,7,8
Pada pemeriksaan fisik, selain melalui gambaran tandatanda vital, dilakukan juga penilaian melalui skor APGAR
untuk menentukan derajat berat ringannya asfiksia.
APGAR SCORE
Interpretasi APGAR
Score
Skor APGAR 7-10 (Vigorous Baby)
Dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak
memerlukan tindakan istimewa.
Skor APGAR 4-6 (Mild-moderate asphyxia)
Asiksia sedang, pada pemeriksaan fisik akan
terlihat frekuensi jantung lebih dari 100x/menit,
tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek
iritabilitas tidak ada.
Interpretasi APGAR
Score
Asfiksia Berat. Skor APGAR 0-3.
Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung
kurang dari 100x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat,
dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada.
Asfiksia Berat dengan henti jantung
Yang dimaksudkan dengan henti jantung ialah keadaan (1)
bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit
sebelum lahir lengkap, (2) bunyi jantung bayi menghilang
post partum. Dalam hal ini pemeriksaan fisik lainnya sesuai
dengan yang ditemukan pada penderita asfiksia berat.
Pemeriksaan penunjang5,7,8
Foto polos
USG kepala
Laboratorium
Darah rutin, analisa gas darah, dan serum
elektrolit.
Tes combs
Penatalaksa
naan Medis
Menurut Perinasia
(2006)
Asfiksia Ringan Sedang (A/S 4-6)
Stimulasi agar timbul reflek pernapasan
30-60 dtk tidak timbul napas spontan
VTP
VTP tidak berhasil jika :
Pernapasan tidak teratur
Terjadi penurunan frek. Jantung
Perburukkan tonus otot
Menurut Perinasia
(2006)
Asfiksia Berat (A/S 0-3)
VTP 30
asfiksia berat + asidosis koreksi dengan
bikarbonas natrium (2-4 mEq/KgBB) + glukosa
15-20% (2-4 ml/KgBB)
Jika tidak berhasil masase jantung eksternal :
VTP (3:1)
Jia tidak berhasil curiga ketidakseimbangan
asam-basa
Pantau Kehangatan
Cegah Komplikasi
Cegah infeksi neonatus
Pemantauan Tumbuh
Kembang
Tumbuh
Dipantau secara klinis dan secara antropometri
untuk menilai status gizinya, meliputi :
Tinggi badan
Berat badan
Lingkar kepala
Kembang
Kuisioner pra-skrining Perkembangan untuk
tahap pertama
Bila ada kecurigaan keterlambatan gunakan
Denver II
Kesimpulan
IDAI
asfiksia neonatorum : gagal nafas spontan &
teratur saat lahir atau beberapa saat setelah lahir
(tandanya : hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis)
Kesimpulan..
Penatalaksanaan asfiksia ini mengacu kepada
bagan resusitasi neonatus APA/AHA 2006 dimana
menurut perinasia 2006 ada beberapa cara
resusitasi sesuai tingkatan asfiksia.
Setelah resusitasi dilakukan pemantauan bayi
pasca
resusitasi
(meliputi
pemantauan
kehangatan, pemantauan pencegahan terhadap
komplikasi, serta pencegahan infeksi neonates)
Selanjutnya pantau tumbuh kembang pasca
resusitasi setelah pulang agar dapat terdeteksi
secara dini jika terjadi kelainan atau komplikasi
pasca resusitasi.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka.
Daftar Pustaka.
Tim revisi kelima paket pelatihan klinik PONED. Paket
Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar
(PONED) . Jakarta : Bakti Husada; 2008. Hal 9-10.
Ringer SA. Resuscitation in delivery room. Dalam : Cloherty JP,
Eichenwald EC, Stark AR, Penyunting. Manual of neonatal
Care, Edisi ke-5. Philadelphia: Lippincott. 2004;57-70.
Rehan VK, Phibbs RH. Delivery room management. Dalam :
Maconald GM, Mullet MD, Sashia MMK, Penyunting. Averys
neonatology pathophysiologt management of the newborn,
edisi ke-6. Philadelphia : Lippincott. Williams & Wilkins. 2005;
304-26
Anonim. Asfiksia Neonatorum. Dalam : Standar Pelayanan
Medis Kesehatan Anak. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. 2004. H.
272-6.