Anda di halaman 1dari 33

Case Report

Demam Thypoid
Pembimbing:
dr. Fedriyansyah, Sp.A, M.Kes
dr. Elvi Suryati, Sp.A

Disusun oleh :
Audya Pratiwi Putri R
M Agung Yudistira Permana
Wida Pebryanti M
Autoanamnesa dan Alloanamnesa pada tanggal 13 Agustus
2017

Nama Pasien : An. R


Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 9 Tahun, 11 Bulan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Kotabumi

Identitas Pasien
Nama Ayah : Tn. D
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Pendidikan : SMA

Keluhan Utama : Pasien demam tinggi


Keluhan Tambahan : Nyeri tenggorokan, batuk,
mual, muntah, dan nyeri perut.
Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien perempuan berusia 9 tahun datang ke RSAM diatar oleh


keluarganya. Pasien datang dengan keluhan demam tinggi sejak 6
hari SMRS. 7 hari yang lalu pasien mengalami nyeri tenggorokan,
sulit untuk menelan dan nafsu makan berkurang dan merasakan
badannya lemas, keesokan harinya nyeri tenggorokan hilang
kemudian pasien mulai batuk-batuk disertai dengan demam tinggi.
Batuk-batuk disertai dengan dahak yang sulit keluar, tidak ada darah
yang keluar saat batuk dan demam tinggi. Demam tinggi terus
menerus, demam dirasakan lebih tinggi ketika malam hari, tidak ada
perasaan menggigil atau keringat yang berlebih, tidak ada mata
kemerahan, maupun bintik-bintik merah dikulit ketika demam.
demam turun dengan obat penurun panas, namun akan naik lagi.
Keluhan demam disertai dengan nyeri dibagian perut tengah seperti
ditusuk tusuk, dan perasaan mual. Pasien sudah muntah 2x sejak 6
hari yang lalu, muntah berupa makanan yang dimakan oleh pasien.
Pasien juga mengeluh sempat BAB cair 2x sejak awal demam, sudah
mulai ada perbaikan, tidak ada keluhan saat BAK.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien memiliki riwayat penyakit thalassemia dan masih aktif untuk
transfusi darah hampir setiap bulan.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada keluarga yang sedang menderita penyakit seperti pasien
saat ini.

Riwayat Penyakit Kehamilan:


Saat kehamilan ibu pasien rajin memeriksakan kehamilannya, tidak
memiliki riwayat penyakit.

Riwayat Persalinan:
Lahir normal pervaginam dengan BBL 2700gr, langsung menangis.
Tidak ada gangguan nagas, sianosis, atau kuning saat lahir.
Riwayat Nutrisi:
Pasien diberikan ASI Eksklusif dari usia 0 bulan sampai usia 6 bulan. Dari usia 6 sampai
1,5 tahun ditambahkan MP ASI.

Riwayat Imunisasi :
BCG : 1x usia 1 bulan
DPT : 3x usia 2, 4, 6 bulan
HiB : 3x usia 2, 4, 6 bulan
Campak : 1x usia 9 bulan
Hepatitis : 3x usia 0, 2, 6 bulan
Polio : 3x usia 0, 2, 4 bulan
Kesan: Lengkap sesuai usia dan sesuai jadwal imunisasi dasar Kementrian Kesehatan

Riwayat Alergi: Tidak ada

Riwayat Operasi: Tidak ada

Riwayat Transfusi: Ada sejak usia 3 tahun riwayat transfusi


PEMERIKSAAN FISIK

Status present
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: Compos mentis
Suhu: 38,5 C
Frekuensi Nafas: 24 x/menit
Frekuensi Nadi: 110 x/menit
Berat Badan Sekarang: 16kg
Panjang Badan Sekarang: 117cm
Status Gizi (CDC) : 33,3% (<70%) Gizi Buruk
Status Generalis
Kelainan Mukosa Kulit / Subkutan Yang
Menyeluruh
Pucat : (+)
Sianosis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Edem : Tidak ada
Turgor : Baik
Pembesaran KGB : Tidak ada
KEPALA

Bentuk : Normocephal
Muka : Simetris
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut,
persebaran merata
UUB : Sudah menutup
Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva
anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor (+/+), reflek cahaya (+/+)
Telinga : Bentuk normal, discharge (-),
nyeri posaurikular (-)
Hidung : Bentuk normal, discharge (-),
napas cuping hidung (-)
Mulut : Bibir tidak pecah-pecah dan tidak
kering, sianosis (-), kandidiasis (-), faring:
hiperemis (-), discharge (-), permukaan
rata (+) tonsil: T1-T1, hiperemis (+),
discharge (-), Lidah kotor (+)

LEHER
Bentuk : Dalam batas normal
Trakea : Tidak terdapat deviasi
KGB : Tidak
Kaku kuduk : Negatif
THORAKS
Bentuk : Normothorax, simetris
Retraksi suprasternal : Tidak ada
Retraksi substernal : Tidak ada
Retraksi interkostal : Tidak ada
Retraksi subkostal : Tidak ada
JANTUNG
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V midklavikula
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler, gallop (-),
murmur (-)

PARU
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Ekspansi dada simetris, fremitus taktil
normal simetris
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
ABDOMEN
Inspeksi : Datar
Palpasi : Nyeri tekan abdomen, Hepar 1/3-
1/2 dan Spleen S4
Perkusi : Timpani, asites (-)
Auskultasi: Bising usus normal, 10x/menit
KSTREMITAS
Superior: akral hangat, edema (-), sianosis (-), pucat
(+), CRT < 2 detik
Inferior: akral hangat, edema (-), sianosis (-), pucat
(+), CRT < 2 detik

Status Neurologis

Kanan Kiri
Kekuatan 5/5 5/5
Gerakan Aktif Aktif
Tonus Normotonus Normotonus
Klonus Negatif Negatif
Reflek fisiologis (+) N (+) N
Reflek Patologis: Babinski (-), Chaddock (-), Gordon (-), Gonda (-),
Oppenheim (-), Schafer (-)

Sensorik
Dalam batas normal

Tanda Rangsang Meningeal


Kaku kuduk (-)
Brudzinski I (-)
Brudzinski II (-)
Kernig (-)
Laseque (-)
Otonom
BAB (+), BAK (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rujukan, pada tanggal 12-8-17
Hemoglobin : 9,2 mg/dL
Leukosit : 13500 /L
Eritrosit : 3,4 x 106 /L
Hematokrit : 26,7%
Trombosit : 56000 /L
MCV : 78,4 fL
MCH : 27,1 pg
MCHC : 34,5 g / dL
DIAGNOSIS BANDING
DBD
Malaria

DIAGNOSIS KERJA
Demam Thypoid + Thalassemia + Gizi buruk
PENATALAKSANAAN
IGD RSAM dan Alamanda tgl 12/8/17
IVFD RL x tetes per menit
Paracetamol 3 x 1/2 cth prn
Ceftriaxone 3 x 300 mg

14/8/17 di Alamanda:
IVFD KAEN 3A VIII tetes per menit
Paracetamol 3 x 1 cth prn (10-15 mg / kgBB / kali)
Ceftriaxone 1gr/24jam
Vit C 3x1 tab
Ranitidine 15mg/12jam

Followup
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan
oleh Salmonella typhi.
ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan
bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau
endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke
dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar
limfe usus, dan Peyers patch.

Demam Tifoid
Sebagian besar melalui minuman/makanan yang tercemar oleh
kuman yang berasal dari penderita atau pembawa kuman,
biasanya keluar bersama sama dengan tinja (melalui rute oral
fekal = jalur oro-fekal).
Dapat juga terjadi transmisi transplasental dari seorang ibu
hamil yang berada dalam bakteremia kepada bayinya.

Transmisi
Salmonella typhi : bakteri Gram negatif, berflagella, tidak
berkapsul, tidak membentuk spora, fakultatif anaerob.
Lapisan luar dinding sel : lipopolisakarida kompleks
(Endotoksin)
Bakteri Salmonella typhi mempunyai beberapa komponen
antigen yaitu :
Antigen dinding sel (O)
Antigen flagella (H)
Antigen virulen (Vi), berada di simpai. Berhubungan dengan daya
invasif bakteri dan efektifitas vaksin.

Etiologi
Patogenesis
Walupun gejala demam tifoid pada anak lebih bervariasi,
secara garis besar gejala-gejala yang timbul dapat
dikelompokkan :
Demam satu minggu atau lebih.
Gangguan saluran pencernaan
Gangguan kesadaran

Manifestasi Klinis
Diagnosis pasti demam tifoid ditegakkan dengan
ditemukannya kuman Salmonella typhi -> lama -> tidak
menjadi patokan memberikan terapi
Praktis: diagnosis klinis demam tifoid telah dapat
ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan darah
tepi, dan pemeriksaan serologis

Diagnosis
Widal Test
Test TUBEX
Enzyme Immunoassay
ELISA
Dipstick

Uji Serologis
Medikamentosa
- Simtomatik : Antipiretik Non Medikamentosa
- Antibiotik: - Tirah baring
- Chloramphenicol : 50-100 - Cairan
mg/kg/hari dibagi 4 dosis (10-14
hari/7 hari setelah demam turun) - Nutrisi
- Cotrimoxazole: 4-5 mg/kg/kali (syr) - Kompres air hangat
2xsehari (2 minggu)
- Ampicillin dan Amoxicillin : 100-
200 mg/kg/hari dibagi 4 dosis (2
minggu)
- Sefalosporin generasi ketiga:
Ceftriaxone : 100 mg/kg/hari IV
dibagi 1-2 dosis (maksimal 4
gram/hari) selama 5-7 hari
- Demam Tifoid Berat
Dexametasone 3 mg/kg dalam 30
menit untuk dosis awal
dilanjutkan 1 mg/kg tiap 6 jam sampai
48 jam.

Tatalaksana
Demam Tifoid dapat ditegakkan berdasarkan :

Anamnesis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Penunjang

Analisa Kasus
Demam remiten selama 3-4 minggu

Gejala sistemik : nyeri kepala, malaise, anoreksia,


nausea, mialgia, nyeri perut, nyeri tenggorokan

Gejala gastrointestinal : diare atau konstipasi

Gangguan kesadaaan : somnolen, apatis

Anamnesis
Demam Lidah Kotor Meteorismus Hepatomegali Splenomegali Rose Spot

Pemeriksaan Fisik
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Anemia Hb : 10,1 g/dL (12-16)
Normokrom Kultur Darah MCV : 78 fL (79-99)
Normositer MCH : 27 pg (27-31)
Leukosit : 1400/uL (4800-10800)
Tes Widal Aglutinin O : 1/320

Titer Aglutinin O > 1/40


Leukopenia menunjukan nilai positif 96%.
atau Uji Widal
Leukositosis Titer Aglutinin O > 1/200
dapat menegakkan diagnosis
demam tifoid

Pemeriksaan Penunjang
IVFD Ceftriaxone Parasetamol Ranitidine
Kaen 3A Dosis yang diberian : Dosis yang Dosis yang
1g/hari diberikan: 3 x 1 cth diberikan: 15 mg/ 12
Jumlah tetesan yang jam
diberikan = 8 tpm Dosis : Dosis (10-
100mg/kg/hari 15mg/kg/kali) Dosis : 2-
Jumlah cairan (BB 16 Dosis seharusnya : Dosis seharusnya : 4mg/kg/kali
kg) = 1300cc/hari 1600 mg/hari 11/3 - 2 cth / kali. Dosis seharusnya :
Jumlah tetesann 32-60 mg/kali
seharusnya = 18 tpm

Tatalaksana
BB Sekarang 16kg -> BB Ideal 24 Kg
(Kurva CDC) Kecukupan kalori An. R berdasarkan
berat badan saat ini :
Kalori Total Kalori total : 16x80 = 1280 kkal/hari
BBI x Kebutuhan kalori = 24 x 80 = 1920 Protein total : 1280 x 10% : 4 = 32
kkal/hari gram
Lemak total : 1280 x 20% : 9 = 28,4
gram
Kebutuhan protein :
10% dari kebutuhan kalori perhari = 10%
x 1920 = 192 kkal/hari
dikonversi menjadi gram = 192/4 = 48 gr Hari ke 2 dirawat, rencana pemberian
protein kalori total sebanyak 1500 Kkal
Bila baik, hari ke 3 bisa ditambahkan
200 KKal
Kebutuhan lemak :
hingga angka kebutuhan kalori
20% dari kebutuhan kalori perhari = 20% mencapai 1920 KKal.
x 1920 = 384 kkal/hari
dikonversi menjadi gram 284/9 = 42 gram
lemak

Tatalaksana Gizi Buruk

Anda mungkin juga menyukai