Demam Thypoid
Pembimbing:
dr. Fedriyansyah, Sp.A, M.Kes
dr. Elvi Suryati, Sp.A
Disusun oleh :
Audya Pratiwi Putri R
M Agung Yudistira Permana
Wida Pebryanti M
Autoanamnesa dan Alloanamnesa pada tanggal 13 Agustus
2017
Identitas Pasien
Nama Ayah : Tn. D
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Pendidikan : SMA
Riwayat Persalinan:
Lahir normal pervaginam dengan BBL 2700gr, langsung menangis.
Tidak ada gangguan nagas, sianosis, atau kuning saat lahir.
Riwayat Nutrisi:
Pasien diberikan ASI Eksklusif dari usia 0 bulan sampai usia 6 bulan. Dari usia 6 sampai
1,5 tahun ditambahkan MP ASI.
Riwayat Imunisasi :
BCG : 1x usia 1 bulan
DPT : 3x usia 2, 4, 6 bulan
HiB : 3x usia 2, 4, 6 bulan
Campak : 1x usia 9 bulan
Hepatitis : 3x usia 0, 2, 6 bulan
Polio : 3x usia 0, 2, 4 bulan
Kesan: Lengkap sesuai usia dan sesuai jadwal imunisasi dasar Kementrian Kesehatan
Status present
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: Compos mentis
Suhu: 38,5 C
Frekuensi Nafas: 24 x/menit
Frekuensi Nadi: 110 x/menit
Berat Badan Sekarang: 16kg
Panjang Badan Sekarang: 117cm
Status Gizi (CDC) : 33,3% (<70%) Gizi Buruk
Status Generalis
Kelainan Mukosa Kulit / Subkutan Yang
Menyeluruh
Pucat : (+)
Sianosis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Edem : Tidak ada
Turgor : Baik
Pembesaran KGB : Tidak ada
KEPALA
Bentuk : Normocephal
Muka : Simetris
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut,
persebaran merata
UUB : Sudah menutup
Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva
anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor (+/+), reflek cahaya (+/+)
Telinga : Bentuk normal, discharge (-),
nyeri posaurikular (-)
Hidung : Bentuk normal, discharge (-),
napas cuping hidung (-)
Mulut : Bibir tidak pecah-pecah dan tidak
kering, sianosis (-), kandidiasis (-), faring:
hiperemis (-), discharge (-), permukaan
rata (+) tonsil: T1-T1, hiperemis (+),
discharge (-), Lidah kotor (+)
LEHER
Bentuk : Dalam batas normal
Trakea : Tidak terdapat deviasi
KGB : Tidak
Kaku kuduk : Negatif
THORAKS
Bentuk : Normothorax, simetris
Retraksi suprasternal : Tidak ada
Retraksi substernal : Tidak ada
Retraksi interkostal : Tidak ada
Retraksi subkostal : Tidak ada
JANTUNG
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V midklavikula
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler, gallop (-),
murmur (-)
PARU
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Ekspansi dada simetris, fremitus taktil
normal simetris
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
ABDOMEN
Inspeksi : Datar
Palpasi : Nyeri tekan abdomen, Hepar 1/3-
1/2 dan Spleen S4
Perkusi : Timpani, asites (-)
Auskultasi: Bising usus normal, 10x/menit
KSTREMITAS
Superior: akral hangat, edema (-), sianosis (-), pucat
(+), CRT < 2 detik
Inferior: akral hangat, edema (-), sianosis (-), pucat
(+), CRT < 2 detik
Status Neurologis
Kanan Kiri
Kekuatan 5/5 5/5
Gerakan Aktif Aktif
Tonus Normotonus Normotonus
Klonus Negatif Negatif
Reflek fisiologis (+) N (+) N
Reflek Patologis: Babinski (-), Chaddock (-), Gordon (-), Gonda (-),
Oppenheim (-), Schafer (-)
Sensorik
Dalam batas normal
DIAGNOSIS KERJA
Demam Thypoid + Thalassemia + Gizi buruk
PENATALAKSANAAN
IGD RSAM dan Alamanda tgl 12/8/17
IVFD RL x tetes per menit
Paracetamol 3 x 1/2 cth prn
Ceftriaxone 3 x 300 mg
14/8/17 di Alamanda:
IVFD KAEN 3A VIII tetes per menit
Paracetamol 3 x 1 cth prn (10-15 mg / kgBB / kali)
Ceftriaxone 1gr/24jam
Vit C 3x1 tab
Ranitidine 15mg/12jam
Followup
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan
oleh Salmonella typhi.
ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan
bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau
endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke
dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar
limfe usus, dan Peyers patch.
Demam Tifoid
Sebagian besar melalui minuman/makanan yang tercemar oleh
kuman yang berasal dari penderita atau pembawa kuman,
biasanya keluar bersama sama dengan tinja (melalui rute oral
fekal = jalur oro-fekal).
Dapat juga terjadi transmisi transplasental dari seorang ibu
hamil yang berada dalam bakteremia kepada bayinya.
Transmisi
Salmonella typhi : bakteri Gram negatif, berflagella, tidak
berkapsul, tidak membentuk spora, fakultatif anaerob.
Lapisan luar dinding sel : lipopolisakarida kompleks
(Endotoksin)
Bakteri Salmonella typhi mempunyai beberapa komponen
antigen yaitu :
Antigen dinding sel (O)
Antigen flagella (H)
Antigen virulen (Vi), berada di simpai. Berhubungan dengan daya
invasif bakteri dan efektifitas vaksin.
Etiologi
Patogenesis
Walupun gejala demam tifoid pada anak lebih bervariasi,
secara garis besar gejala-gejala yang timbul dapat
dikelompokkan :
Demam satu minggu atau lebih.
Gangguan saluran pencernaan
Gangguan kesadaran
Manifestasi Klinis
Diagnosis pasti demam tifoid ditegakkan dengan
ditemukannya kuman Salmonella typhi -> lama -> tidak
menjadi patokan memberikan terapi
Praktis: diagnosis klinis demam tifoid telah dapat
ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan darah
tepi, dan pemeriksaan serologis
Diagnosis
Widal Test
Test TUBEX
Enzyme Immunoassay
ELISA
Dipstick
Uji Serologis
Medikamentosa
- Simtomatik : Antipiretik Non Medikamentosa
- Antibiotik: - Tirah baring
- Chloramphenicol : 50-100 - Cairan
mg/kg/hari dibagi 4 dosis (10-14
hari/7 hari setelah demam turun) - Nutrisi
- Cotrimoxazole: 4-5 mg/kg/kali (syr) - Kompres air hangat
2xsehari (2 minggu)
- Ampicillin dan Amoxicillin : 100-
200 mg/kg/hari dibagi 4 dosis (2
minggu)
- Sefalosporin generasi ketiga:
Ceftriaxone : 100 mg/kg/hari IV
dibagi 1-2 dosis (maksimal 4
gram/hari) selama 5-7 hari
- Demam Tifoid Berat
Dexametasone 3 mg/kg dalam 30
menit untuk dosis awal
dilanjutkan 1 mg/kg tiap 6 jam sampai
48 jam.
Tatalaksana
Demam Tifoid dapat ditegakkan berdasarkan :
Anamnesis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Penunjang
Analisa Kasus
Demam remiten selama 3-4 minggu
Anamnesis
Demam Lidah Kotor Meteorismus Hepatomegali Splenomegali Rose Spot
Pemeriksaan Fisik
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Anemia Hb : 10,1 g/dL (12-16)
Normokrom Kultur Darah MCV : 78 fL (79-99)
Normositer MCH : 27 pg (27-31)
Leukosit : 1400/uL (4800-10800)
Tes Widal Aglutinin O : 1/320
Pemeriksaan Penunjang
IVFD Ceftriaxone Parasetamol Ranitidine
Kaen 3A Dosis yang diberian : Dosis yang Dosis yang
1g/hari diberikan: 3 x 1 cth diberikan: 15 mg/ 12
Jumlah tetesan yang jam
diberikan = 8 tpm Dosis : Dosis (10-
100mg/kg/hari 15mg/kg/kali) Dosis : 2-
Jumlah cairan (BB 16 Dosis seharusnya : Dosis seharusnya : 4mg/kg/kali
kg) = 1300cc/hari 1600 mg/hari 11/3 - 2 cth / kali. Dosis seharusnya :
Jumlah tetesann 32-60 mg/kali
seharusnya = 18 tpm
Tatalaksana
BB Sekarang 16kg -> BB Ideal 24 Kg
(Kurva CDC) Kecukupan kalori An. R berdasarkan
berat badan saat ini :
Kalori Total Kalori total : 16x80 = 1280 kkal/hari
BBI x Kebutuhan kalori = 24 x 80 = 1920 Protein total : 1280 x 10% : 4 = 32
kkal/hari gram
Lemak total : 1280 x 20% : 9 = 28,4
gram
Kebutuhan protein :
10% dari kebutuhan kalori perhari = 10%
x 1920 = 192 kkal/hari
dikonversi menjadi gram = 192/4 = 48 gr Hari ke 2 dirawat, rencana pemberian
protein kalori total sebanyak 1500 Kkal
Bila baik, hari ke 3 bisa ditambahkan
200 KKal
Kebutuhan lemak :
hingga angka kebutuhan kalori
20% dari kebutuhan kalori perhari = 20% mencapai 1920 KKal.
x 1920 = 384 kkal/hari
dikonversi menjadi gram 284/9 = 42 gram
lemak