KETERAMPILAN KLINIK
SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
“Menjadi program studi dengan penguatan utama kedokteran komunitas yang menghasilkan dokter
yang bermutu, bermartabat, dijiwai nilai-nilai Islam, untuk mengabdi kepada kemanusiaan demi
kepentingan umat, bangsa dan negara menuju World Class University”
Misi
1) Menyelenggarakan program pendidikan kedokteran dengan penguatan kedokteran komunitas
yang bermutu dan bercirikan keislaman
2) Menyelenggarakan program penelitian kedokteran yang berkualitas dan terpublikasi nasional
maupun internasional
3) Melakukan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan demi meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekaligus menjalankan fungsi dakwah
TATA-TERTIB CLINICAL SKILLS LAB
Mahasiswa yang melakukan praktek di Clinical Skills Lab (CSL) Fakultas Kedokteran UMI, harus mematuhi tata-
tertib, seperti di bawah ini:
Mengetahui,
Ka. Prodi Sarjana Kedokteran
SISTEM REPRODUKSI
DAFTAR ISI
NO JUDUL Halaman
5. Tehnik Menyusui 38 – 45
6. Pemeriksaan Payudara 46 – 52
KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN OBSTETRI
Tim Penyusun
Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG
dr. Hj. Retno Budiati Farid, Sp.OG. K
Editor :
Dr. dr. H. Nasrudin AM, SpOG, MARS
SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN OBSTETRI
PENGERTIAN
Pemeriksaan obstetri meliputi banyak prosedur yang masing-masing berkaitan dengan tujuan pemeriksaan
yang dilakukan. Untuk pemeriksaan dasar obstetri, pada umumnya diperlukan pemeriksaan antenatal,
pemeriksaan fisik ibu hamil meliputi inpeksi, palpasi dan auskultasi. Pemeriksaan antenatal hanya
memfokuskan pada hal-hal penting yang harus segera dikenali dan bagaimana kondisi-kondisi tertentu
berubah sesuai dengan berlanjutnya usia kehamilan. Pemeriksaan fisik berupa palpasi dan auskultasi
bertujuan untuk mengetahui usia kehamilan, letak, presentasi, jumlah janin, kondisi janin dan kesesuaian
muatan dengan jalan lahir.
INDIKASI
Asuhan antenatal
Deteksi dini suatu kondisi patologik dalam kehamilan
Merencanakan persalinan
Persiapan penyelesaian persalinan
Kemajuan perkembangan kehamilan
Mengetahui letak, posisi, presentasi dan kondisi bayi.
Menatalaksana masalah yang ditemukan dalam suatu kehamilan
PEMERIKSAAN ANTENATAL
(ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK)
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Pada akhir pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan akan mampu :
1. Melakukan anamnesa lengkap pada ibu hamil
2. Melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh pada ibu hamil atau model anatomik
3. Menerapkan kaidah Islam dalam pemriksaan antenatal
METODE PEMBELAJARAN :
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan Penuntun Belajar
PEMERIKSAAN OBSTETRI
DESKRIPSI KEGIATAN
1. UMUM
Keadaan umum
Berat badan
Tanda vital (Tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
tubuh)
2. KHUSUS
KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Tim Penyusun
Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG
dr. Hj. Retno Budiati Farid, SpOG.K
Editor :
Dr. dr. H. Nasrudin AM, SpOG, MARS
SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
PENGERTIAN
Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara bimanual untuk menentukan
atau mengetahui kondisi organ genitalia wanita, berkaitan dengan upaya pengenalan atau penentuan ada
tidaknya kelainan pada bagian tersebut. Pemeriksaan ini merupakan rangkaian dari suatu prosedur
pemeriksaan yang lengkap sehingga hasil pemeriksaan ini terfokus pada tampilan genitalia eksterna dan
upaya untuk mengetahui arah, besar, konsistensi uterus dan serviks, kondisi adneksa, parametrium dan
organ-organ disekitar genitalia interna (rongga pelvik).
INDIKASI
Pemeriksaan bentuk, arah, besar, dan konsistensi uterus
Pemeriksaan adneksa dan parametrium
Pemeriksaan ballotemen
Konfirmasi kehamilan intra atau ektra uterin
Konfirmasi peradangaan atau infeksi
Pemeriksaan flour albus, perdarahan, tumor pelvik
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK
(Pemasangan spekulum vagina dan Pemeriksaan bimanual)
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Pada akhir pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu untuk :
1. Melakukan pemasangan spekulum vagina dengan benar dan aman
2. Melakukan pemeriksaan bimanual dengan benar
3. Menerapkan kaidah Islam dalam pemeriksaan ginekologi
METODE PEMBELAJARAN :
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
DESKRIPSI KEGIATAN
BUKU ACUAN
-------------Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, 2001
BUKU PANDUAN
KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PAP SMEAR & IVA
Tim Penyusun
Prof. Dr. dr. H. Syahrul Rauf, Sp.OG.K
Editor :
Dr. dr. Nasrudin AM, SpOG, MARS
SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PAP SMEAR
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Pap Smear secara baik dan benar.
Tujuan Khusus :
Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan:
1. Mampu menyebutkan kapan dan siapa saja yang harus melakukan pemeriksaan Pap Smear pada
wanita risiko tinggi
2. Mampu menyebutkan syarat-syarat sebelum melakukan pemeriksaan Pap Smear
3. Mampu melakukan konseling sebelum pemeriksaan pap smear
4. Mampu melakukan pemeriksaan Pap Smear secara runut berdasarkan langkah-langkahnya
5. Mampu menyebutkan apa yang harus dicari/dilacak dan diambil pada pemeriksaan pap smear
6. Mampu melakukan inspeksi dan palpasi untuk mendiagnosis dini kanker mulut rahim
7. Mampu menyebutkan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis kanker
mulut rahim
Indikasi
Pemeriksaan pap smear dilakukan pada semua wanita yang telah melakukan hubungan seksual
atau telah menikah, dengan rekomendasi usia 35 tahun kebawah setiap 3 tahun sekali dann diatas
35 tahun sebaiknya rutin pap smear setiap tahun sekali. Juga indikasi pada wanita dengan keluahan
keputihan.
DESKRIPSI KEGIATAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR
PELATIHAN BELAJAR
KEMAMPUAN KONSELING DAN PROSEDUR PAP SMEAR
( Digunakan oleh Peserta )
Penampilan dan tiap-tiap langkah peserta di skor kedalam skala seperti berikut:
0. Lalai : langkah klinik tidak dilakukan
1. Perlu perbaikan : langkah klinik sudah dilakukan, tetapi belum dilaksanakan dengan baik,
urutan tidak sesuai atau sebagian langkah tidak dilakukan
2. Baik : langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik sehingga hasil pekerjaannya cukup
memuaskan dan waktu yang dipergunakan sangat efisien.
NILAI
LANGKAH KLINIK PAP SMEAR
0 1 2
Konseling Pra Pemeriksaan Pap Smear
1. Menyapa dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan kesiapan klien untuk diperiksa Pap Smear :
a) Memastikan klien tidak berhubungan intim selama 3x24 jam sebelumnya
b) Memastikan klien tidak menstruasi 3x24 jam sebelumnya
c) Memastikan klien tidak melakukan irigasi vagina dalam 24 jam terakhir
3. Memastikan identitas, memeriksa status dan kelengkapan informed consent klien
Persiapan Sebelum Pemeriksaan Pap Smear
1. Memastikan alat dan seluruh instrumen yang diperlukan sudah tersedia
2. Klien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan menanggalkan pakaiannya
dari pinggang hingga lutut dan menggunakan kain yang sudah disediakan
3. Klien diposisikan dalam posisi litotomi dan Tutup area pinggang hingga lutut klien
dengan kain
4. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan, kemudian palpasi perut
5. Gunakan sarung tangan
Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Ucapkan Bismillahirahmanirahim setiap akan melakukan/memulai pekerjaan
1. Bersihkan genetalia eksterna dengan air DTT*
2. Inspeksi dan palpasi genetalia eksterna
3. Aplikasikan gel pada spekulum (dianjurkan) kemudian masukkan spekulum
4. Tampakkan serviks hingga jelas terlihat
5. Perhatikan apakah terdapat discharge, perdarahan, erosi, massa yang rapuh atau
keadaan abnormal lainnya
Jika dicurigai kanker, klien dirujuk, pemeriksaan tidak dilanjutkan
6. Ambil Spatula Ayre, tempelkan spatula ayre ke ektoserviks dan putar 360 0 sesuai
arah jarum jam, keluarkan spatula ayre perlahan-lahan tanpa menyentuh jaringan
sekitarnya, kemudian oleskan ke obyek glass
7. Ambil segera cytobrush,masukkan ke kanalis servikalis, putar ½ hingga 1 putaran
(tergantung bentuk kanalis) sesuai arah jarum jam, keluarkan perlahan-lahan tanpa
menyentuh jaringan sekitarnya.
8. Oleskan spatula ayre di atas objek glass yang telah disediakan, dilanjutkan segera
mengoleskan cytobrush di atas olesan yang pertama dengan arah berlawanan jarum
jam. Yakinkan seluruh bagian yang terambil sudah kontak dengan obyek glass.
9. Masukkan slide ke dalam larutan fiksasi sesegera mungkin maksimal 30 detik sejak
pengambilan sampel
10. Keluarkan spekulum
11. Fiksasi slide dengan larutan fiksasi (larutan ethanol 96%) selama minimal 30
menit, kemudian keringkan
Hal yang harus dilakukan Setelah Pemeriksaan Pap Smear
1. Buang sarung tangan, kapas,dan bahan sekali pakai lainnya ke dalam container
(tempat sampah) yang tahan bocor, sedangkan untuk alat-alat yang dapat digunakan
kembali, rendam dalam larutan Chlorin 0.5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi.
2. Cuci tangan dengan air dan sabun.
Ucapkanlah Alhamdulillahi Rabbil Alamin setiap selesai melakukan
pemeriksaan
Konseling Post Pemeriksaan Pap Smear setelah klien dipersilahkan duduk
1. Klien diminta datang kembali untuk mengambil hasil Pap Smear
2. Setelah hasil pemeriksaan Pap Smear ada, klien dijelaskan mengenai hasilnya
3. Jika ditemukan sel tidak normal menunjukkan pra kanker, jelaskan mengenai
berbagai pilihan terapi yang dapat dilakukan
4. Beri kesempatan kepada klien untuk bertanya hingga mengerti dan berikan
kesempatan untuk memutuskan terapi yang diinginkan
TOTAL NILAI
DAFTAR TILIK
KEMAMPUAN KONSELING DAN KLINIK IVA
Penampilan dan tiap-tiap langkah peserta di skor kedalam skala seperti berikut:
0. Lalai : langkah klinik tidak dilakukan
1. Perlu perbaikan : langkah klinik sudah dilakukan, tetapi belum dilaksanakan dengan baik,
urutan tidak sesuai atau sebagian langkah tidak dilakukan
2. Baik : langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik sehingga hasil pekerjaannya cukup
memuaskan dan waktu yang dipergunakan sangat efisien.
NILAI
PROSEDUR TINDAKAN
0 1 2
Konseling Pra Pemeriksaan IVA
1. Menyapa (Mengucapkan Salam) dan memperkenalkan diri serta Menanyakan kesiapan
klien untuk diperiksa IVA
2. Memastikan identitas, memeriksa status dan kelengkapan informed consent klien
Persiapan Sebelum Pemeriksaan IVA
1. Memastikan alat dan seluruh instrumen yang diperlukan sudah tersedia
2. Klien diminta untuk mengosongkan kandung kemih, membilas daerah genitalia,
menanggalkan pakaiannya dari pinggang hingga lutut dan menggunakan kain yang sudah
disediakan kemudian Klien diposisikan dalam posisi litotomi dan Tutup area pinggang
hingga lutut klien dengan kain
3. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan, kemudian palpasi perut lalu kenakan sarung
tangan
Prosedur Pemeriksaan IVA (KaSIVO)
Mengucapkan Bismillahirrahmani Rahim setiap akan memulia melakukan tindakan
1. Bersihkan genetalia eksterna dengan air DTT* kemudian Inspeksi dan palpasi genetalia
eksterna
2. Aplikasikan gel pada spekulum (dianjurkan) kemudian masukkan spekulum
3. Tampakkan serviks hingga jelas terlihat kemudian Bersihkan serviks dari cairan, darah,
dan sekret dengan kapas lidi bersih
4. Periksa serviks
a. Terdapat kecurigaan kanker atau tidak :
Jika ya, klien dirujuk, pemeriksaan tidak dilanjutkan
b. Jika tidak, identifikasi Sambungan Skuamo Kolumnar (SSK)
i. Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi yang sudah
dicelupkan ke dalam asam asetat 3-5% ke seluruh permukaan serviks
ii. Jika SSK tidak tampak, maka :
1. Dilakukan pemeriksaan mata telanjang tanpa asam asetat (downstaging).
2. Klien disarankan untuk pap smear maksimal 6 bulan lagi
c. Tunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada bercak putih (acetowhite
epithelium) atau tidak
Jika tidak (IVA negatif), jelaskan kepada klien kapan harus kembali untuk
mengulangi pemeriksaan IVA
d. Jika ada (IVA positif), tentukan apakah lesi tersebut dapat dilakukan krioterapi atau
tidak
5. Keluarkan speculum
Hal yang harus dilakukan Setelah Pemeriksaan IVA
1. Buang sarung tangan, kapas,dan bahan sekali pakai lainnya ke dalam container (tempat
sampah) yang tahan bocor, sedangkan untuk alat-alat yang dapat digunakan kembali,
rendam dalam larutan Chlorin 0.5% selama 10 menit untuk dekontaminasi.
2. Cuci tangan dengan air dan sabun.
Ucapkanlah Alhamdulillahi Rabbil Alamin setiap selesai melakukan pemeriksaan
Konseling Post Pemeriksaan IVA setelah klien dipersilahkan duduk
1. Jika hasil IVA negatif :
Klien diberitahukan kapan harus kembali untuk pemeriksaan selanjutnya
2. Jika hasil IVA positif :
o Beritahu dan jelaskan mengenai hasil pemeriksaan IVA positif
o Berikan informasi mengenai berbagai pilihan terapi yang dapat dilakukan (penekanan
pada krioterapi)
o Jika klien memilih krioterapi
Jelaskan mengenai prosedur, keuntungan, efektivitas, kemungkinan efek samping, hal
yang tidak boleh dilakukan setelah krioterapi
3. Beri kesempatan kepada klien untuk bertanya hingga mengerti dan berikan kesempatan
untuk memutuskan terapi yang diinginkan
TOTAL NILAI
BUKU PANDUAN
Tim Penyusun
Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG
dr. Hj. Retno Budiati Farid, Sp.OG.K
SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
KETERAMPILAN KONSELING DAN
PEMASANGAN AKDR
(AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
PENGERTIAN
Keterampilan konseling AKDR dan memasukkan lengan AKDR dalam kemasan steril dirancang untuk
menyiapkan tenaga kesehatan lini terdepan agar mampu dan terampil dalam melakukan konseling dan
memasukkan lengan AKDR Copper T 380 A dengan baik dan benar.
TUJUAN
Meningkatkan sikap positif terhadap manfaat dan pemakaian AKDR yang tepat. Melakukan
seleksi klien yang mencakup riwayat hidup dan pemeriksaan fisis
Melaksanakan praktek pencegahan infeksi yang dianjurkan untuk mengurangi infeksi pasca
pemasangan dan penularan hepatitis B/AIDS
Memasukkan lengan AKDR Cu T 380 A didalam kemasan sterilnya tanpa menggunakan sarung
tangan.
Memberikan konseling sebelum dan setelah pemasangan AKDR
Menerapkan kaidah Islam dalam konseling dan pemasangan AKDR
METODE PEMBELAJARAN :
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
KETERAMPILAN KONSELING DAN PEMASANGAN AKDR
DESKRIPSI KEGIATAN
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan tidak
sesuai urutannya atau ada langkah yang dihilangkan
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya,
tetapi tidak efisien
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan benar, sesuai dengan urutannya dan efisien
TS Tidak Sesuai : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan
PEMERIKSAAN PANGGUL 1 2 3
Ucapkan Bismillahirahmanirahim setiap akan melakukan/memulai
pekerjaan
1. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
2. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
3. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
4. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah
steril atau DTT
5. Lakukan inspeksi pada Genitalia Eksterna
6. Palpasi kelenjar Skene dan Bartolini, amati adanya nyeri atau
”discharge”
7. Masukkan Spekulum vagina
8. Lakukan pemeriksaan spekulum :
- Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
- Inspeksi serviks
9. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada
tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum
digunakan
10. Lakukan pemeriksaan bimanual :
- Pastikan gerakan serviks bebas
- Tentukan besar dan posisi uterus
- Pastikan tidak ada kehamilan
- Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
11. Lakukan pemeriksaan rektovaginal bila ada indikasi : -
- Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
- Adanya tumor pada Cavum Douglasi
12. Celupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian
buka dan rendam dalam keadaan terbalik
BUKU ACUAN
BUKU PANDUAN
KETERAMPILAN
TEKNIK MENYUSUI
Diberikan pada Mahasiswa Semester VI
Tahun Akademik 2018-2019
Tim Penyusun
Prof. dr. Hj. Djauharia A. Madjid, Sp.A (K)
Editor :
Dr. dr. Nasrudin AM, SpOG
SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
KETERAMPILAN
TEKNIK MENYUSUI
Keterampilan teknik menyusui adalah suatu keterampilan yang diterapkan agar seseorang dapat
menjadi konselor dan motivator kepada seorang ibu sehingga ibu tersebut mau dan dapat menyusui
anaknya dengan benar.
Semua perempuan berpotensi untuk menyusui anaknya. Sayangnya, tidak semua perempuan bisa
memahami dan menghayati kodratnya. Hal ini bisa karena pengetahuan yang kurang atau persepsi yang
keliru tentang payudara dan menyusui, kurangnya pemahaman tentang peran dan fungsi ibu serta
pemanfaatan ASI. Ibu lebih suka menukarnya dengan susu formula, padahal manfaat ASI sampai sekarang
belum ada tandingannya.
ASI mempunyai banyak manfaat untuk bayi, ibu, keluarga dan negara. Manfaat ASI untuk bayi
adalah sebagai sumber zat gizi (makanan) yang lengkap dan sesuai untuk bayi, mengandung zat protektif,
mempunyai efek psikologis, menunjang pertumbuhan yang baik dan mngurangi kejadian karies dentis dan
maloklusi. Bagi ibu pemberian ASI dapat mencegah terjadinya perdarahan pasca salin menurunkan
kejadian karsinoma mammae, dapat menjarangkan kehamilan, menimbulkan rasa bangga dan rasa
dibutuhkan oleh orang lain. Bagi keluarga ASI bermanfaat dari aspekekonomi, psikologi dan
kemudahan/praktis. Sedangkan bagi negara dengan pemberian ASI angka kesakitan dan kematian bayi
dapat menurun, mengurangi subsidi rumah sakit, dan meningkatkan kualitas generasi penerus.
Pemberian ASI bukanlah sekedar memberi makanan kepada bayi (hak asuh), tetapi di saat yang
sama seorang ibu juga memberikan kasih sayang, rasa nyaman dan aman (hak asih) serta celoteh dan
senandung yang dapat merangsang memori dan keterampilan seorang anak (hak asah).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak lahir sampai sekitar 6 bulan. Selama itu bayi
diharapkan tidak mendapat tambahan cairan apapun (susu formula, madu, teh, air jeruk, air putih) dan
makanan tambahan apapun (pisang, biskuit, bubur susu). Di atas usia enam bulan, bayi memerlukan
makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia berumur dua tahun. Dalam Al-
Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 233 dibahas mengenai perintah memberikan ASI Eksklusif yang
memberikan banyak manfaat untuk bayi. Yang Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan
menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih
(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah [2]: 233). Dan pada surat Al-Luqman
ayat 14 yang artinya : "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun." (QS Luqman [31]: 14).
Kunci keberhasilan pemberian ASI adalah menempatkan bayi pada posisi dan perlekatan yang
benar. Posisi dan perlekatan yang benar ini memungkinkan bayi mengisap pada areola (bukan pada puting)
sehingga ASI akan mudah keluar dari tempat diproduksinya ASI dan puting tidak terjepit diantara bibir
sehingga puting tidak lecet. Setelah bayi selesai menyusu bayi perlu disendawakan dengan tujuan untuk
membantu ASI yang masih ada di saluran cerna bagian atas masuk ke dalam lambung sehingga dapat
mengeluarkan udara dari lambung agar bayi tidak muntah setelah menyusu. Semua hal ini akan dilatih
pada keterampilan teknik menyusui.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan dan mengetahui teknik menyusui yang benar sehingga dapat memberikan
bimbingan kepada ibu setelah persalinan.
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan persiapan ibu dengan benar
2. Melakukan persiapan alat/bahan
3. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang manfaat menyusui dengan teknik yang benar.
4. Menempatkan ibu dalam posisi yang benar.
5. Menempatkan bayi dalam posisi yang benar.
6. Menempatkan bayi dalam perlekatan yang benar dengan payudara ibu.
7. Menjelaskan kepada ibu cara melepaskan isapan bayi yang benar
8. Menjelaskan kepada ibu cara menyendawakan bayi
9. Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya menyusui dalam kaidah Islam
PENUNTUN PEMBELAJARAN
TEKNIK MENYUSUI
16. Minta ibu untuk memberi rangsangan kepada bayi agar membuka mulut
(rooting reflex) dengan cara :
- menyentuh pipi dengan puting susu, atau
- menyentuh sisi mulut bayi
17. Setelah bayi membuka mulut minta ibu untuk mendekatkan kepala bayi ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi :
- Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga
puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola
- Setelah bayi mulai mengisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi
18. Perhatikan tanda-tanda perlekatan bayi yang baik :
- dagu menempel di payudara (C = chin)
- sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi, terutama aerola bagian
bawah (A = areola)
- bibir bayi terlipat keluar (bibir atas terlipat keatas dan bibir bawah terlipat ke
bawah), sehingga tidak mencucu (L = lips)
- bibir tidak mencucu
- mulut terbuka lebar (M = mouth)
C Chin
A Areola
L Lips
M Mouth
X
Gambar 4. Perlekatan
19. Menjelaskan kepada ibu mengapa perlekatan harus benar
E. Melepas isapan
20. Minta ibu untuk ganti menyusui pada payudara yang lain apabila pada satu
payudara sudah terasa kosong. Minta ibu melepas isapan dengan cara:
- jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut, atau
- dagu bayi ditekan ke bawah
21. Minta ibu agar menyusui berikutnya dimulai dari payudara yang belum
terkosongkan (yang diisap terakhir)
22. Setelah selesai menyusui, minta ibu untuk mengeluarkan ASI sedikit
kemudian oleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering
dengan sendirinya.
F. Menyendawakan bayi
23. Minta ibu untuk menyendawakan bayi dengan cara:
- bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan, atau
- bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan
Gambar 5. Menyendawakan bayi
DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI
BUKU PANDUAN
KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PAYUDARA
Diberikan pada Mahasiswa Semester VI
Tahun Akademik 2018-2019
Tim Penyusun
dr. M. Irwan Gunawan, Sp.B(K).Onk
Editor :
Dr. dr. Nasrudin AM, SpOG, MARS
SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PAYUDARA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan payudara secara baik dan benar.
Tujuan Khusus :
Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan:
8. Mampu menyebutkan kapan dan siapa saja yang harus melakukan pemeriksaan payudara resiko
tinggi
9. Mampu melakukan SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri) dan mengajarkannya ke
masyarakat
10. Mampu menyebutkan apa yang harus dicari/dilacak pada pemeriksaan SADARI
11. Mampu melakukan inspeksi dan palpasi untuk mendiagnosis dini kanker payudara
12. Mampu menyebutkan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis kanker
payudara
Indikasi
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) diperiksa secara rutin setiap bulan, seminggu setelah
menstruasi dimulai umur 20 tahun
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai urutannya,
atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai urutannya, tetapi tidak efisien.
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai urutannya, dan efisien.
BUKU PANDUAN
KETERAMPILAN
PEMASANGAN IMPLANT 2 KAPSUL
Diberikan pada Mahasiswa Semester VI
Tahun Akademik 2018-2019
Tim Penyusun
Prof. Dr. dr. H. Syahrul Rauf, Sp.OG.K
Editor :
Dr. dr. Nasrudin AM, SpOG, MARS
SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
KETERAMPILAN
PEMASANGAN IMPLAT 2 KAPSUL
PENGERTIAN
Keterampilan memasang implant 2 kapsul dirancang untuk menyiapkan tenaga kesehatan lini terdepan
agar mampu dan terampil dalam melakukan pemasangan implant 2 kapsul dengan baik dan benar.
TUJUAN
Meningkatkan sikap positif terhadap manfaat dan pemakaian IMPLANT yang tepat. Melakukan
seleksi klien yang mencakup riwayat hidup dan pemeriksaan fisis
Melaksanakan praktek pencegahan infeksi yang dianjurkan untuk mengurangi infeksi pasca
pemasangan dan penularan hepatitis B/AIDS
Memasukkan kapsul implant pada lengan atas akseptor.
Memberikan konseling sebelum dan setelah pemasangan IMPLANT
Menerapkan kaidah Islam dalam konseling dan pemasangan IMPLANT
METODE PEMBELAJARAN :
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
No Langkah/kegiatan Nilai
Pemasangan Kapsul Implant 0 1 2
Persiapan dan Tindakan pra pemasangan Implant
1. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapatkan konseling
tentang prosedur pemasangan Implant
2. Periksa kembali rekam medis dan lakukan penilaian lanjutan bila ada
indikasi
3. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anestesi
4. Periksa kembali untuk menyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan membilasnya
sehingga tidak ada sisa sabun
5. Bantu klien naik ke meja periksa dan Letakkan kain yang bersih dan
kering dibawah lengan klien dan atur posisi lengan klien dengan benar.
6. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas, dengan
mengukur 8 cm diatas lipatan siku
7. Beri tanda pada tempat pemasangan dengan pola kipas untuk memasang
enam buah kapsul Implant
8. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah didesinfeksi tingkat tinggi
( DTT ) sudah tersedia, kemudian Buka peralatan steril dari kemasannya
9. Buka kemasan Implant dan jatuhkan kedalam mangkok kecil yang steril
( atau biarkan dalam kemasannya bila tidak tersedia mangkok kecil yang
steril ) dan Hitung jumlah kapsul untuk memastikan lengkap 2 buah
10. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih.
11. Pakai sarung tangan steril atau DTT; bila sarung tangan diberi bedak,
hapus bedak dengan menggunakan kasa yang telah dicelupkan ke dalam
air steril atau DTT
12. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic, gerakkan kearah luar
secara melingkar seluas 8-13 cm dan biarkan kering.
13. Pasang kain penutup ( doek ) steril atau DTT disekeliling lengan klien
Pemasangan kapsul Implant
1. Suntikkan anestesi lokal 0,3-0,5 cc tepat di bawah kulit ( intradermal )
pada tempat insisi yang telah ditentukan, sampai kulit sedikit
menggelembung dan Teruskan penusukan jarum ke lapisan dibawah kulit
( subdermal ) kurang lebih 4 cm dan suntikan masing-masing 1cc diantara
pola pemasangan nomor 1 dan 2
2. Uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
3. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan scalpel( sebagian alternative lain
dapat dengan menusukkan trokar langsung kelapisan dibawah
kulit/subdermal.
4. Masukan trokar dan pendorongnya melalui tempat insisi dengan sudut
yang tidak terlalu dalam sambil mengungkit kulit, sampai batas tanda 1 (
pada pangkal trokar ) tepat berada pada luka insisi
5. Masukkan terus trokar dan pendorongnya kemudian Keluarkan
pendorong
6. Masukkan kapsul yang pertama kedalam trokar dengan tangan atau
dengan pinset; tadahkan tangan yang lain dibawah kapsul sehingga dapat
menangkap kapsul bila jatuh
7 Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul ke arah ujung dari trokar
sampai terasa adanya tahanan
8 Tahan pendorong di tempatnya dengan satu tangan dan tarik trokar keluar
sampai mencapai pegangan pendorong.
9 Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas tanda
2 (pada ujung trokar) terlihat pada luka insisi; Jangan mengeluarkan
trokar dari tempat insisi.
10 Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan masukkan
kembali trokar serta pendorongnya sampai tanda 1.
11 Setelah setiap kapsul terpasang, arahkan kembali trokar 15 derajat
mengikut tanda yang telah digambar pada kulit untuk memasang kapsul
dengan pola kipas.
12 Hindari kapsul yang telah dipasang mengalami kerusakan akibat tertusuk
trokar pada waktu pemasangan kapsul selanjutnya. Gunakan jari telunjuk
untuk memegang kapsul yang sudah terpasang sementara memasang
trokar ke posisi berikutnya. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi
sampai seluruh kapsul sudah terpasang
13 Raba kapsul untuk memastikan keenam kapsul implant telah terpasang
dalam pola kipas kemudian Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh
kapsul berada jauh dari insisi
Tindakan pasca pemasangan
1 Tekan pada tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan perdarahan
2 Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid dan Beri pembalut
tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi memar
3 Beri petunjuk pada klien cara merawat luka (misalnya bila ada nanah atau
darah atau kapsul keluar dariluka insisi, klien harus segera kembali ke
klinik
4 Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama sepuluh menit
untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari pendorongnya
5 Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (kasa, kapas,
sarung tangan/alat suntik sekali pakai)
6 Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin, kemudian buka dan rendam selama sepuluh menit
7 Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain bersih
8 Gambar letak kapsul pada rekam medik dan catat bila ada hal khusus
9 Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
TOTAL NILAI
BUKU PANDUAN
KETERAMPILAN
VAKUM EKSTRAKSI
Tim Penyusun
Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG
dr. Hj. Retno Budiati Farid, SpOG.K
Editor :
dr. Hamsah, M.Kes, Sp.OG
SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
VAKUM EKSTRAKSI
PENGERTIAN
Vakum Ekstraksi adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif
(vacum) di kepalanya.( Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 ; 331 ). Vakum Ekstraksi adalah tindakan
obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengejan ibu dan
ekstraksi pada bayi.( Maternal dan Neonatal ; 495 ). Vakum Ekstraksi adalah suatu persalinan buatan
dengan prinsip antara kepala janin dan alat penarik mengikuti gerakan alat vacum ekstraktor.( Sarwono ;
Ilmu Kebidanan ; 831 )
INDIKASI
Penggunaan vakum ekstraksi untuk mempercepat kala pengeluaran harus tetap melakukan
evaluasi pada kemajuan persalinan, factor resiko, ukuran panggul, taksiran berat janin, dan pengalaman
penolong. Beberapa Indikasi untuk tindakan vakum ekstraksi antara lain :
Indikasi Ibu :
Kala 2 lama : - pada wanita nullipara setelah 2 jam ( anestesi regional setelah 3 jam)
- Kelelahan ibu
KONTRAINDIKASI
- Pembukaan lengkap
- Kepala sudah engaged ( diameter terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul);pada janin
dengan presentasi belakang kepala, artinya bagian keras (tulang) kepala berada atau dibawah linea
interspinalis ( stasion 0, Hodge 3)
Persiapan Tindakan
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Pada akhir pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu untuk :
4. Mahasiswa mampu mengetahui tatalaksana persalinan dengan vakum ekstraski
5. Mahasiswa mampu mengetahui indikasi dan kontraindikasi tindakan vakum ekstraksi
6. Mahasiswa mampu mengetahui syarat-syarat sebelum melakukan tindakan vakum ekstraksi
7. Mahasiswa mampu mengenali peralatan vakum ekstraski dan pengaplikasiannya
METODE PEMBELAJARAN :
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
KETERAMPILAN VAKUM EKSTRAKSI
DESKRIPSI KEGIATAN
DAFTAR TILIK
EKSTRAKSI VAKUM
(Diisi oleh Pembimbing/Penguji)
Hari : Ttd
Tanggal :
Pembimbing/Penguji :
VI DEKONTAMINASI
31 Lepaskan penopang bokong dan semua kain penutup, masukkan
dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.
32 Bersihkan darah dan cairan tubuh yang melekat di tubuh pasien
dengan kapas dan larutan antiseptik.
33 Kumpulkan instrumen, masukkan dalam wadah yang berisi larutan
klorin 0,5%.
34 Masukkan sampah bahan habis pakai, pada tempatnya.
35 Bagian/benda yang terkena darah dan cairan tubuh, bubuhi dengan
larutan klorin 0,5%.
36 Bersihkan sarung tangan, lepaskan dan rendam dalam klorin 0,5%.
VII CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
37 Cuci tangan dan lengan hingga siku.
38 Keringkan dengan pengering/handuk/tissue bersih.
VIII PERAWATAN PASCA TINDAKAN
39 Periksa tanda vital pasien, catat dan buat laporan tindakan.
40 Buat instruksi perawatan, pengobatan dan pemantauan
pascatindakan. Minta petugas untuk melaksanakannya dengan baik.
41 Beritahukan pada suami/walinya bahwa tindakan telah selesai dan
pasien masih memerlukan perawatan dan pengobatan lanjutan.