Anda di halaman 1dari 63

BUKU PANDUAN

KETERAMPILAN KLINIK

Diberikan pada Mahasiswa Semester VI


Tahun Akademik 2018-2019

SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FK UMI


Visi

“Menjadi program studi dengan penguatan utama kedokteran komunitas yang menghasilkan dokter
yang bermutu, bermartabat, dijiwai nilai-nilai Islam, untuk mengabdi kepada kemanusiaan demi
kepentingan umat, bangsa dan negara menuju World Class University”

Misi
1) Menyelenggarakan program pendidikan kedokteran dengan penguatan kedokteran komunitas
yang bermutu dan bercirikan keislaman
2) Menyelenggarakan program penelitian kedokteran yang berkualitas dan terpublikasi nasional
maupun internasional
3) Melakukan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan demi meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekaligus menjalankan fungsi dakwah
TATA-TERTIB CLINICAL SKILLS LAB

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Mahasiswa yang melakukan praktek di Clinical Skills Lab (CSL) Fakultas Kedokteran UMI, harus mematuhi tata-
tertib, seperti di bawah ini:

A. Sebelum pelatihan, mahasiswa diharuskan :


1. Membaca penuntun belajar keterampilan klinis sistem yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang
keterampilan yang akan dilakukan
2. Menyediakan alat atau barang sesuai dengan petunjuk pada penuntun yang bersangkutan

B. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa :


1. Setiap mahasiswa wajib menutup aurat, berpakaian bersih, rapi dan sopan. Tidak diperkenankan
memakai baju kaos (T-Shirt) dan sandal.
2. Setiap mahasiswa wajib memakai jas praktikum dalam keadaan rapi dan bersih.
3. Mahasiswa tidak diperkenankan memanjangkan kuku.
4. Setiap mahasiswa wajib menggunakan tanda identitas diri yang mencantumkan nama lengkap dan
stambuk.
5. Setiap mahasiswa peserta CSL wajib mempelajari dan membawa manual keterampilan yang akan
dipelajari dalam bentuk hard copy.
6. Setiap mahasiswa wajib berperan aktif dalam proses pembelajaran.
7. Setiap mahasiswa wajib dan bertanggung jawab menjaga dan memelihara peralatan bahan yang
digunakan. Tidak merusak bahan dan alat latihan keterampilan. Setiap kerusakan harus diganti dalam
waktu maksimal satu minggu.
8. Setiap mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi selama proses CSL berlangsung.
Semua alat komunikasi dimasukkan ke dalam tas dalam keadaan silent.
9. Setiap mahasiswa wajib hadir paling lambat 5 menit sebelum waktu kegiatan yang ditentukan dan tidak
diperkenankan masuk kelas bila proses CSL sudah dimulai.
10. Setiap mahasiswa pada saat CSL tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang tidak berhubungan
dengan proses pembelajaran dan/atau mengganggu proses pembelajaran.
11. Setiap mahasiswa yang melakukan pelanggaran aturan nomor 1 – 10 dapat dikeluarkan dari ruang CSL
oleh instruktur pengajar dan dianggap tidak hadir pada CSL tersebut.
12. Meninggalkan ruangan latihan keterampilan dalam keadaan rapi dan bersih.
13. Aturan diatas berlaku sejak memasuki ruangan skill lab
14. Mahasiswa harus menghadiri kegiatan CSL 100 % dan apabila kurang dari itu, maka mahasiswa tidak
diperkenankan mengikuti Ujian OSCE dengan nilai akhir K.
15. Apabila instruktur tidak hadir, ketua kelas segera melaporkan ke pengelola Blok.
16. Mahasiswa boleh meminta izin dengan alasan penting:
a. Yang bersangkutan sakit
b. Orang tua dirawat/sakit berat/meninggal
c. Mewakili Fakultas atau Universitas pada kegiatan-kegiatan resmi
17. Apabila mahasiswa tidak dapat hadir karena sakit, maka wajib mengumpulkan surat sakit dari dokter
praktik/ klinik berlisensi/ Rumah Sakit paling lambat 1 hari setelah ketidakhadiran yang dilengkapi dengan
nama terang dokter pemeriksa, tanda tangan, lama sakit, stempel klinik/rumah sakit, nomor telepon dokter
pemeriksa atau klinik/rumah sakit.
18. Apabila mahasiswa tidak dapat hadir karena mewakili Fakultas atau Universitas, wajib memasukkan surat
izin dari Pimpinan Fakultas/ Universitas paling lambat 3 hari sebelumnya.
19. Surat sakit dan surat izin asli diserahkan ke pengelola Blok.
20. Setiap mahasiswa dilarang menandatangani daftar hadir bagi mahasiswa lain. Jika terbukti melakukan
hal tersebut, maka dianggap tidak hadir untuk semua proses CSL pada blok bersangkutan.

Mengetahui,
Ka. Prodi Sarjana Kedokteran

dr. Shulhana Mokhtar, M.Med.Ed


NIPS : 111 04 0807
BUKU PANDUAN
KETERAMPILAN KLINIK

SISTEM REPRODUKSI

DAFTAR ISI

NO JUDUL Halaman

1. Keterampilan Pemeriksaan Obstetri 6 – 13

2. Keterampilan Pemeriksaan Ginekologi 14 – 21

3. Pemeriksaan Pap Smear & IVA 22 – 30

4. Keterampilan Konseling AKDR & 31 – 37


Pemasangan AKDR

5. Tehnik Menyusui 38 – 45

6. Pemeriksaan Payudara 46 – 52

7. Pemasangan Implant 2 Kapsul 53 - 57


PENGANTAR
Buku Panduan Skills Laboratorium Sistem Reproduksi ini berisi 6 keterampilan utama yaitu
pemeriksaan Pemeriksaan Antenatal, Pemeriksaan Ginekologis, Pemerisaan pap smear, Konseling AKDR
dan memasukkan lengan AKDR dalam kemasan steril, Tehnik Menyusui, serta Pemeriksaan payudara.
Pemeriksaan Obstetri meliputi keterampilan pemeriksaan antenatal (termasuk didalamnya keterampilan
komunikasi yang menekankan pada keluhan-keluhan yang dialami ibu hamil), pemeriksaan fisik abdomen
ibu hamil berupa inspeksi, palpasi menurut Leopold dan auskultasi monoaural denyut jantung janin
dengan stetoskop Laenec. Pada Pemeriksaan Ginekologi meliputi keterampilan pemasangan spekulum
vagina dan pemeriksaan bimanual dengan cara yang benar dan aman serta pemeriksaan Pap Smear.
Keterampilan Konseling dan Memasukkan AKDR dalam Kemasan Steril khususnya CuT 380 A.
Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan keterampilan klinik ini, mahasiswa dapat memahami dan
melakukan pemeriksaan Obstetri, Pemeriksaan Ginekologi, Keterampilan konseling dan memasukkan
AKDR kedalam kemasan steril serta Tehnik menyusui dan pemeriksaan payudara dengan benar secara
Ilmiah dan dalam etika serta kaidah Islam.
Buku panduan skills lab ini selain memuat panduan untuk masing-masing keterampilan yang
dilatihkan juga dilengkapi dengan lembar kegiataan mahasiswa yang berguna agar koordinator / instruktur
dapat memantau bersama mahasiswa didik dalam membantu kemajuan tingkat keterampilan yang
dilatihkan serta bekerja dalam tuntunan dan kaidah Islam.
Demi kemajuan dan kesempurnaan pendidikan keterampilan klinik ini, terutama buku panduannya, kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dan untuk itu kami ucapkan
terima kasih.

Makassar, Februari 2019

Koordinator Sistem Reproduksi FK UMI


BUKU PANDUAN

KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN OBSTETRI

Diberikan pada Mahasiswa Semester VI


Tahun Akademik 2018-2019

Tim Penyusun
Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG
dr. Hj. Retno Budiati Farid, Sp.OG. K

Editor :
Dr. dr. H. Nasrudin AM, SpOG, MARS

SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN OBSTETRI
PENGERTIAN
Pemeriksaan obstetri meliputi banyak prosedur yang masing-masing berkaitan dengan tujuan pemeriksaan
yang dilakukan. Untuk pemeriksaan dasar obstetri, pada umumnya diperlukan pemeriksaan antenatal,
pemeriksaan fisik ibu hamil meliputi inpeksi, palpasi dan auskultasi. Pemeriksaan antenatal hanya
memfokuskan pada hal-hal penting yang harus segera dikenali dan bagaimana kondisi-kondisi tertentu
berubah sesuai dengan berlanjutnya usia kehamilan. Pemeriksaan fisik berupa palpasi dan auskultasi
bertujuan untuk mengetahui usia kehamilan, letak, presentasi, jumlah janin, kondisi janin dan kesesuaian
muatan dengan jalan lahir.

INDIKASI
 Asuhan antenatal
 Deteksi dini suatu kondisi patologik dalam kehamilan
 Merencanakan persalinan
 Persiapan penyelesaian persalinan
 Kemajuan perkembangan kehamilan
 Mengetahui letak, posisi, presentasi dan kondisi bayi.
 Menatalaksana masalah yang ditemukan dalam suatu kehamilan

PEMERIKSAAN ANTENATAL
(ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK)
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Pada akhir pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan akan mampu :
1. Melakukan anamnesa lengkap pada ibu hamil
2. Melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh pada ibu hamil atau model anatomik
3. Menerapkan kaidah Islam dalam pemriksaan antenatal

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN :


1. Penuntun Belajar untuk anamnesa pada kunjungan antenatal pertama
2. Penuntun Belajar untuk pemeriksaan fisik pada kunjungan antenatal pertama
3. Stetoskop (monoaural/Laenec dan biaural), pita meteran, termometer, timbangan, reflex Hammer,
model anatomik, sarung tangan, kain penutup tubuh, ember untuk cairan dekontaminasi, sabun dan
wastafel untuk simulasi mencuci tangan.
4. Kertas, pensil, pena dan kartu ibu

METODE PEMBELAJARAN :
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan Penuntun Belajar
PEMERIKSAAN OBSTETRI

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi


# 1. Pengantar 2 menit Pengantar
# 2. Pentunjuk kerja 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Dua orang dosen memberikan contoh
bagaimana cara melakukan anamnesa
lengkap pada kunjungan antenatal pertama
dan pemeriksaan Leopold. Satu orang
dosen sebagai dokter dan yang lain sebagai
ibu/pasien. Mahasiswa
menyimak/mengamati peragaan dengan
menggunakan Penuntun Belajar
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan dosen
memberikan penjelasan tentang aspek-
aspek yang penting
# 3. Praktek bermain peran 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-
dengan Umpan Balik pasangan. Seorang mentor diperlukan untuk
mengamati 3 pasangan.
2. Setiap pasangan berpraktek melakukan
kunjungan Antenatal dan pemeriksaan
Leopold (seorang mahasiswa menjadi
dokter/penolong dan yang lainnya menjadi
ibu/pasien) secara serempak
3. Mentor berkeliling diantara mahasiswa dan
melakukan supervisi menggunakan ceklis
4. Mentor memberikan tema khusus umpan
balik kepada setiap pasangan
# 4. Curah Pendapat/ 15 menit 1. Curah Pendapat/Diskusi : Apa yang
Diskusi dirasakan mudah? Apa yang sulit?
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai ibu. Apa
yang dapat dilakukan oleh dokter agar ibu
merasa lebih nyaman?
2. Dosen menyimpulkan dengan menjawab
pertanyaan terakhir dan memperjelas hal-
hal yang masih belum dimengerti
Total waktu 150 menit
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN ANTENATAL
{Termasuk pemeriksaan palpasi menurut Leopold dan
auskultasi monoaural Laenec}

Nilai setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sbb :


1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak dikerjakan dengan
benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)
2. Mampu : langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus beurutan),
tetapi kurang tepat dan/atau pelatih/pengamat perlu membantu/mengingatkan
hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)

T/S Langkah tidak sesuai dengan keadaan

NO. LANGKAH KLINIK KASUS


A. PERSIAPAN PERTEMUAN 1 2 3
1. Ucapkan Basmalah & salam (Ass Wr Wb / selamat ....)
2. Dengan sopan, perkenalkan diri anda dan tanyakan identitas ibu
(nama,umur,alamat)
B. ANAMNESIS
1. Tanyakan tentang Keluhan Utama dan menggali riwayat
penyakit sekarang, Menanyakan:
 Riwayat kehamilan (GPA),riwayat perkawinan (berapa
tahun)
 Riwayat haid, hari pertama haid terakhir (usia
kehamilan)
 Riwayat penyakit ibu dan keluarga,riwayat persalinan
(kesulitan persalinan yang lalu)
2. Tentukan taksiran partus dan tentukan usia kehamilan
berdasarkan taksiran persalinan
C. PEMERIKSAAN 1 2 3
Ucapkanlah Bismillahirahmanirrahim setiap akan memulai
pemeriksaan

1. UMUM
 Keadaan umum
 Berat badan
 Tanda vital (Tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
tubuh)
2. KHUSUS

a.Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan kepada ibu, juga


bahwa pemeriksaan ini kadang-kadang menimbulkan
perasaan khawatir atau tidak enak tetapi tidak akan
membahyakan bayi yang ada dalam kandungan.
b. Persilahkan ibu untuk berbaring
c.Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang telah disediakan
d.Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air
hangat kemudian keringkan kedua tangan tersebut dengan
handuk
e.Pemeriksa berada disisi kanan ibu menghadap bagian lateral
kanan
f.Beritahu kepada ibu bahwa pemeriksa akan memulai proses
pemeriksaan
g. Leopold 1:
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada
bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut
dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara
bergantian.
 Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus
uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar
jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (fiksasi
uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri,
setinggi tepi atas simfisis).
 Tentukan usia kehamilan dengan menggunakan jaru
telunjuk dan jari tengah dengan mengambil patokan
UK 24 minggu setinngi 1 jari diatas pusat
 Pada usia kehamilan diatas 24 minggu dapat juga
digunakan “meteran” untuk menentukan usia
kehamilan berdasarkan TFU (Tinggi Fundus Uteri)
dalam cm dan taksiran berat badan janin dengan
menghitung TFU x LP (Lingkar perut) dalam cm.
Caranya letakkan alat pengukur “meteran” diatas
sympisis ossis pubis sampai setinggi fundus uteri,
kemudian ukur lingkaran perut melalui umbilicus.
Dari hasil perkalian akan didapatkan TBJ dalam gram.
h. Leopold 2:
 Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut
lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding
perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
 Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan (simultan) telapak tangan kiri dan kanan,
kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya
bagian yang melengkung dan memanjang
(punggung) atau bagian-bagian kecil (eksteremitas).
i. Leopold 3:
 Letakkan ibu jari disebelah kanan lateral bawah perut
ibu dan keempat ujung telapak tangan kiri pada
dinding lateral kiri bawah.
 Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian
untuk menentukan bagian terbawah bayi (bagian
keras, bulat dan hampir homogen, adalah kepala
sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris,
adalah bokong).
j. Leopold 4:
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke
bagian kaki ibu.
 Letakkan telapak tangan kanan disisi kanan bawah
ibu dan telapak tangan kiri disebelah bawah kiri
perut ibu , dan pertemukan kedua ujung jari kiri dan
kanan diatas simpisis pubis.
 Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan
kanan (konvergen atau divergen)
 Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul
kemudian letakkan jari-jari tangan kanan di antara
tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
PEMERIKSAAN AUSKULTASI : 1 2 3
1. Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil
stetoskop monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan
ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai dengan posisi
punggung bayi (bagian yang memanjang dan rata).
2. 1. Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi
jantung bayi (pindahkan titik dengar apabila pada titik
pertama, bunyi jantung tersebut kurang jelas, upayakan
untuk mendapatkan punctum maksimum).
Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk
mendengarkan bunyi jantung bayi, pindahkan ujung stetoskop
pada dinding perut yang relatif tipis yaitu sekitar 3 sentimeter di
bawah pusat (sub-umbilikus).
3. Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi dalam 60 detik (1
menit ) penuh (normal 110 – 160 kali / menit)
4. Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat
semula
5. Lakukan pemeriksaan tambahan bila diperlukan (laboratorium
dan USG)
6. Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat
kain penutup dan rapikan kembali pakaian ibu.
6. Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat
kain penutup dan rapikan kembali pakaian ibu.
7. Persilahkan ibu untuk duduk kembali dan catat hasil
pemeriksaan pada lembar yang telah tersedia di dalaam status
pasien.
Mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil Alamin setiap selesai
melakukan pemeriksaan
D. PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN 1 2 3
8. Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang meliputi
:
 Usia kehamilan
 Letak janin, (memanjang, melintang, oblik )
 Posisi janin, ( punggung kiri/kanan, superior / inferior)
 Presentasi, (kepala, sungsang, lintang, ganda)
 Kondisi janin (sesuai dengan hasil pemeriksaan
auskultasi).
E. RENCANA ASUHAN ANTENATAL 1 2 3
9. Jelaskan hasil temuan atau penilaian klinis ibu dan kondisi
kehamilannya
10. Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaitan dengan hasil
temuan tersebut.
11. Catat pada buku kontrol ibu hamil dan jelaskan tentang langkah
atau asuhan lanjutan serta jadwal pemeriksaan ulangan.
12. Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang (walaupun diluar
jadual yang telah ditentukan) bila ada keluhan.
13. Serahkan kembali buku kontrol ibu hamil dan ucapkan salam
(Ass Wr Wb / Selamat .......)
BUKU PANDUAN

KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

Diberikan pada Mahasiswa Semester VI


Tahun Akademik 2018-2019

Tim Penyusun
Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG
dr. Hj. Retno Budiati Farid, SpOG.K

Editor :
Dr. dr. H. Nasrudin AM, SpOG, MARS

SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

PENGERTIAN
Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara bimanual untuk menentukan
atau mengetahui kondisi organ genitalia wanita, berkaitan dengan upaya pengenalan atau penentuan ada
tidaknya kelainan pada bagian tersebut. Pemeriksaan ini merupakan rangkaian dari suatu prosedur
pemeriksaan yang lengkap sehingga hasil pemeriksaan ini terfokus pada tampilan genitalia eksterna dan
upaya untuk mengetahui arah, besar, konsistensi uterus dan serviks, kondisi adneksa, parametrium dan
organ-organ disekitar genitalia interna (rongga pelvik).

INDIKASI
 Pemeriksaan bentuk, arah, besar, dan konsistensi uterus
 Pemeriksaan adneksa dan parametrium
 Pemeriksaan ballotemen
 Konfirmasi kehamilan intra atau ektra uterin
 Konfirmasi peradangaan atau infeksi
 Pemeriksaan flour albus, perdarahan, tumor pelvik
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK
(Pemasangan spekulum vagina dan Pemeriksaan bimanual)

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Pada akhir pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu untuk :
1. Melakukan pemasangan spekulum vagina dengan benar dan aman
2. Melakukan pemeriksaan bimanual dengan benar
3. Menerapkan kaidah Islam dalam pemeriksaan ginekologi

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN :


1. Penuntun Belajar untuk pemasangan spekulum vagina
2. Penuntun Belajar untuk pemeriksaan bimanual
3. Kapas dan larutan antiseptik, spekulum cocor bebek (Grave’s speculum), meja instrumen, lampu
sorot, sarung tangan, sabun dan wastafel/air bersih untuk cuci tangan, handuk bersih dan kering.
4. Kertas, pensil, pena dan kartu ibu.

METODE PEMBELAJARAN :
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi


# 1. Pengantar 2 menit Pengantar
# 2. Bermain Peran Tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa,
& Jawab 2. Dua orang dosen memberikan contoh
bagaimana cara melakukan
Pemeriksaan Ginekologi mengguna-
kan Spekulum vagina dan peme-
riksaan Bimanual.Satu orang dosen
sebagai penolong dan yang lain
sebagai ibu/pasien. Mahasiswa me-
nyimak/mengamati peragaan de-ngan
menggunakan Penuntun Be-lajar,
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan dosen
memberikan penjelasan tentang aspek-
aspek yang penting
# 3. Praktek bermain peran 100 menit 5. Mahasiswa dibagi menjadi pasang-an-
dengan Umpan Balik pasangan. Seorang mentor diper-lukan
untuk mengamati 3 pasangan.
6. Setiap pasangan berpraktek melaku-
kan kunjungan (seorang mahasiswa
menjadi penolong dan yang lainnya
menjadi ibu/pasien) secara serempak
7. Mentor berkeliling diantara maha-
siswa dan melakukan supervisi
menggunakan ceklis
8. Mentor memberikan tema khusus
umpan balik kepada setiap pasangan
# 4. Curah Pendapat/ 15 menit 1. Curah Pendapat/Diskusi : Apa yang
Diskusi dirasakan mudah? Apa yang sulit?
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai ibu.
Apa yang dapat dilakukan oleh bidan
agar ibu merasa lebih nyaman?
2. Dosen menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan
memperjelas hal-hal yang masih belum
dimengerti
Total waktu 150 menit
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

Nilai setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sbb :


1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak dikerjakan dengan
benar atau tidak sesuai urutan ( jika harus berurutan )
2. Mampu : langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus beurutan),
tetapi kurang tepat dan/atau pelatih/pengamat perlu membantu/mengingatkan
hal – hal kecil yang tidak terlalu berarti
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa
perlu bantuan dan sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)

T/S Langkah tidak sesuai dengan keadaan

NO. LANGKAH KLINIK KASUS


A. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN 1 2 3
1. Ucapakan Salam (Ass Wr Wb / Selamat.....)
2. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
3. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
4. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan
perasaan khawatir atau kurang menyenangkan tetapi pemeriksa
berusaha menghindarkan hal tersebut
5. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tujuan
pemeriksaan
6. Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan.
B. PERSIAPAN 1 2 3
1. PASIEN
 Kapas dan larutan antiseptic
 Tampong tang
 Spekulum cocor bebek (Grave’s speculum)
 Meja instrumen
 Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
 Lampu sorot
2. PEMERIKSA
 Sarung tangan DTT
 Apron dan baju periksa
 Sabun dan air bersih
 Handuk bersih dan kering
C. MEMPERSIAPKAN PASIEN 1 2 3
1. Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas
pakaian dalam
2. Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi
3. Atur pasien pada posisi litotomi.
4. Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan
diperiksa
D. MEMAKAI SARUNG TANGAN 1 2 3
1. Cuci tangan kemudian keringkan dengan handuk bersih.
2. Buka lipatan sarung tangan, ambil sarung tangan dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kanan pada bagian sebelah dalam kemudian pasang
sesuai dengan jari-jari tangan kiri. Tarik pangkat/gelang sarung
tangan untuk mengencangkannya.
3. Ambil sarung tangan kanan dengan tangan kiri (yang telah
menggunakan sarung tangan) dengan menyelipkan jari-jari tangan kiri
dibawah lipatan sarung tangan, kemudian tahan pangkal sarung
tangan tersebut dengan ibu jari tangan kiri.
4. Pasang sarung tersebut pada tangan kanan, sesuaikan dengan alur
masing-masing jari tangan, kemudian kencangkan dengan cara
menarik pangkal/gekang sarung tangan.
E. PEMERIKSAAN 1 2 3
Ucapkanlah Bismillahirahmanirahim setiap akan memulai
pemeriksaan
Duduklah pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus
1. genitalis penderita.
2. Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan
pada daerah vagina, vulva dan perineum.
. Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan
perineum
4. Buka celah antara kedua labium mayus, perhatikan muara uretra dan
introitus (bila kandung kemih belum dikosongkan, lakukan
pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kemih)
5. Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama dibagian
kelenjar Bartolin) dengan ibu jari dan ujung telunjuk (perhatikan dan
catat kelainan-kelainan yang ditemukan).
6. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri
pada introitus (agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah
sejajar introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) lalu
dorong bilah ke dalam lumen vagina.
7. Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90º hingga
tangkainya ke arah bawah.
 Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur
bilah atas bawah (hingga masing-masing bila menyentuh
dinding atas dan bawah vagina).
8. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak
jelas (perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret vagina
atau forniks).
9. Setelah periksa pandang selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur
jarak bilah, kemudian keluarkan spekulum.
10. Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan
11. Berdirilah untuk melakukan tuse vaginal, buka labium mayus kiri dan
kanan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, masukkan jari telunjuk
dan tengah tangan kanan ke dalam vagina (vaginal toucher).
12. Letakkan ujung-ujung jari tangan kiri pada suprasimfisis, tentukan
tinggi fundus uteri (apabila besar kandungan memungkinkan untuk
diraba dari luar).
 Tangan dalam memeriksa dinding vagina, kemudian secara
bimanual tentukan besar uterus, konsistensi dan arahnya.
Periksa konsistensi serviks dan keadaan parametrium.
 Pindahkan jari-jari tangan luar dan dalam ke bagian isthmus
(tentukan apakah ada tanda Hegar, dengan mencoba untuk
mempertemukan kedua ujung jari tangan luar dan dalam).
13. Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimfisis, keluarkan jari
tengah dan telunjuk tangan kanan.
14. Angkat tangan kiri dari dinding perut, usapkan larutan antiseptik
pada bekas sekret/cairan di dinding perut dan sekitar vulva/perineum.
15. Beritahu ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu
untuk mengambil tempat duduk.
F. PENCEGAHAN INFEKSI 1 2 3
1. Kumpulkan semua peralatan yang telah dipergunakan kemudian
masukkan dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
2. Masukkan sampah bahan habis pakai pada tempat yang telah
disediakan (tempat sampah medis). Seka bagian-bagian yang
dicemari sekret/cairan tubuh dengan larutan klorin 0,5%.
3. Masukkan tangan ke dalam lauratan klorin 0,5%, bersihkan dari
sekret/cairan tubuh, kemudian lepaskan sarung tangan secara terbalik
dan rendam dalam larutan tersebut selama 10 menit.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
5. Keringkan dengan handuk yang bersih
Ucapkanlah Alhamdulillahi Rabbil Alamin setiap selesai melakukan
pemeriksaan
G. PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN 1 2 3
1. Jelaskan pada pasien tentang hasil pemeriksaan
2. Jelaskan tentang diagnosis dan rencana pengobatan
3. Pastikan pasien mengerti apa yang telah dijelaskan
4. Minta persetujuan tertulis (apabila akan dilakukan pemeriksaan
atau tindakan lanjutan).
5. Persilahkan ibu ke ruang tunggu (apabila pemeriksaan selesai) atau ke
ruang tindakan (untuk proses/tindakan lanjutan).

BUKU ACUAN
-------------Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, 2001
BUKU PANDUAN

KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PAP SMEAR & IVA

Diberikan pada Mahasiswa Semester VI


Tahun Akademik 2018-2019

Tim Penyusun
Prof. Dr. dr. H. Syahrul Rauf, Sp.OG.K

Editor :
Dr. dr. Nasrudin AM, SpOG, MARS

SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019

KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PAP SMEAR
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Pap Smear secara baik dan benar.

Tujuan Khusus :
Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan:
1. Mampu menyebutkan kapan dan siapa saja yang harus melakukan pemeriksaan Pap Smear pada
wanita risiko tinggi
2. Mampu menyebutkan syarat-syarat sebelum melakukan pemeriksaan Pap Smear
3. Mampu melakukan konseling sebelum pemeriksaan pap smear
4. Mampu melakukan pemeriksaan Pap Smear secara runut berdasarkan langkah-langkahnya
5. Mampu menyebutkan apa yang harus dicari/dilacak dan diambil pada pemeriksaan pap smear
6. Mampu melakukan inspeksi dan palpasi untuk mendiagnosis dini kanker mulut rahim
7. Mampu menyebutkan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis kanker
mulut rahim

Media dan alat bantu pembelajaran:


1. Buku panduan peserta skill lab sistem reproduksi
2. Manakin pangggul dewasa

Indikasi
Pemeriksaan pap smear dilakukan pada semua wanita yang telah melakukan hubungan seksual
atau telah menikah, dengan rekomendasi usia 35 tahun kebawah setiap 3 tahun sekali dann diatas
35 tahun sebaiknya rutin pap smear setiap tahun sekali. Juga indikasi pada wanita dengan keluahan
keputihan.
DESKRIPSI KEGIATAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 5 menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Penjelasan singkat tentang prosedur kerja, peran
masing-masing mahasiswa dan alokasi waktu
2. Demonstrasi 5 menit 1. Seluruh mahasiswa melihat demonstrasi cara pap
singkat tentang pap smear pada model
smear 2. Diskusi singkat bila ada yang kurang dimengerti.
3. Praktek 20 menit 1.Mahasiswa mempraktikkan langkah-langkah pap
pemeriksaan pap smear
smear 2. Instruktur memperhatikan dan memberikan
bimbingan bila mahasiswa kurang sempurna
melakukan praktik
3. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan
melakukan supervisi
4.Praktek diagnosis 10 menit 1. Mahasiswa mempraktikkan pemeriksaan pap
dini kanker mulut smear
Rahim 2. Instruktur memperhatikan dan memberikan
bimbingan bila mahasiswa kurang sempurna
melakukan praktik
3. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan
melakukan supervisi.
5.Diskusi 10 1. Diskusi tentang kesan mahasiswa terhadap
praktek pemeriksaan pap smear
2. Mahasiswa memberikan saran atau koreksi
tentang jalannya praktek hari itu. Instruktur
mendengarkan dan memberikan jawaban.
3. Instruktur menjelaskan penilaian umum tentang
jalannya praktek pemeriksaan pap smear: apakah
secara umum berjalan baik, apakah ada sebagian
mahasiswa yang masih kurang. Bila perlu
mengumumkan hasil masing-masing mahasiswa.
Total w a k t u 50 m eni t

PELATIHAN BELAJAR
KEMAMPUAN KONSELING DAN PROSEDUR PAP SMEAR
( Digunakan oleh Peserta )
Penampilan dan tiap-tiap langkah peserta di skor kedalam skala seperti berikut:
0. Lalai : langkah klinik tidak dilakukan

1. Perlu perbaikan : langkah klinik sudah dilakukan, tetapi belum dilaksanakan dengan baik,
urutan tidak sesuai atau sebagian langkah tidak dilakukan
2. Baik : langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik sehingga hasil pekerjaannya cukup
memuaskan dan waktu yang dipergunakan sangat efisien.

NILAI
LANGKAH KLINIK PAP SMEAR
0 1 2
Konseling Pra Pemeriksaan Pap Smear
1. Menyapa dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan kesiapan klien untuk diperiksa Pap Smear :
a) Memastikan klien tidak berhubungan intim selama 3x24 jam sebelumnya
b) Memastikan klien tidak menstruasi 3x24 jam sebelumnya
c) Memastikan klien tidak melakukan irigasi vagina dalam 24 jam terakhir
3. Memastikan identitas, memeriksa status dan kelengkapan informed consent klien
Persiapan Sebelum Pemeriksaan Pap Smear
1. Memastikan alat dan seluruh instrumen yang diperlukan sudah tersedia
2. Klien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan menanggalkan pakaiannya
dari pinggang hingga lutut dan menggunakan kain yang sudah disediakan
3. Klien diposisikan dalam posisi litotomi dan Tutup area pinggang hingga lutut klien
dengan kain
4. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan, kemudian palpasi perut
5. Gunakan sarung tangan
Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Ucapkan Bismillahirahmanirahim setiap akan melakukan/memulai pekerjaan
1. Bersihkan genetalia eksterna dengan air DTT*
2. Inspeksi dan palpasi genetalia eksterna
3. Aplikasikan gel pada spekulum (dianjurkan) kemudian masukkan spekulum
4. Tampakkan serviks hingga jelas terlihat
5. Perhatikan apakah terdapat discharge, perdarahan, erosi, massa yang rapuh atau
keadaan abnormal lainnya
 Jika dicurigai kanker, klien dirujuk, pemeriksaan tidak dilanjutkan
6. Ambil Spatula Ayre, tempelkan spatula ayre ke ektoserviks dan putar 360 0 sesuai
arah jarum jam, keluarkan spatula ayre perlahan-lahan tanpa menyentuh jaringan
sekitarnya, kemudian oleskan ke obyek glass
7. Ambil segera cytobrush,masukkan ke kanalis servikalis, putar ½ hingga 1 putaran
(tergantung bentuk kanalis) sesuai arah jarum jam, keluarkan perlahan-lahan tanpa
menyentuh jaringan sekitarnya.
8. Oleskan spatula ayre di atas objek glass yang telah disediakan, dilanjutkan segera
mengoleskan cytobrush di atas olesan yang pertama dengan arah berlawanan jarum
jam. Yakinkan seluruh bagian yang terambil sudah kontak dengan obyek glass.
9. Masukkan slide ke dalam larutan fiksasi sesegera mungkin maksimal 30 detik sejak
pengambilan sampel
10. Keluarkan spekulum
11. Fiksasi slide dengan larutan fiksasi (larutan ethanol 96%) selama minimal 30
menit, kemudian keringkan
Hal yang harus dilakukan Setelah Pemeriksaan Pap Smear
1. Buang sarung tangan, kapas,dan bahan sekali pakai lainnya ke dalam container
(tempat sampah) yang tahan bocor, sedangkan untuk alat-alat yang dapat digunakan
kembali, rendam dalam larutan Chlorin 0.5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi.
2. Cuci tangan dengan air dan sabun.
Ucapkanlah Alhamdulillahi Rabbil Alamin setiap selesai melakukan
pemeriksaan
Konseling Post Pemeriksaan Pap Smear setelah klien dipersilahkan duduk
1. Klien diminta datang kembali untuk mengambil hasil Pap Smear
2. Setelah hasil pemeriksaan Pap Smear ada, klien dijelaskan mengenai hasilnya
3. Jika ditemukan sel tidak normal menunjukkan pra kanker, jelaskan mengenai
berbagai pilihan terapi yang dapat dilakukan
4. Beri kesempatan kepada klien untuk bertanya hingga mengerti dan berikan
kesempatan untuk memutuskan terapi yang diinginkan
TOTAL NILAI
DAFTAR TILIK
KEMAMPUAN KONSELING DAN KLINIK IVA
Penampilan dan tiap-tiap langkah peserta di skor kedalam skala seperti berikut:
0. Lalai : langkah klinik tidak dilakukan

1. Perlu perbaikan : langkah klinik sudah dilakukan, tetapi belum dilaksanakan dengan baik,
urutan tidak sesuai atau sebagian langkah tidak dilakukan

2. Baik : langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik sehingga hasil pekerjaannya cukup
memuaskan dan waktu yang dipergunakan sangat efisien.

NILAI
PROSEDUR TINDAKAN
0 1 2
Konseling Pra Pemeriksaan IVA
1. Menyapa (Mengucapkan Salam) dan memperkenalkan diri serta Menanyakan kesiapan
klien untuk diperiksa IVA
2. Memastikan identitas, memeriksa status dan kelengkapan informed consent klien
Persiapan Sebelum Pemeriksaan IVA
1. Memastikan alat dan seluruh instrumen yang diperlukan sudah tersedia
2. Klien diminta untuk mengosongkan kandung kemih, membilas daerah genitalia,
menanggalkan pakaiannya dari pinggang hingga lutut dan menggunakan kain yang sudah
disediakan kemudian Klien diposisikan dalam posisi litotomi dan Tutup area pinggang
hingga lutut klien dengan kain
3. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan, kemudian palpasi perut lalu kenakan sarung
tangan
Prosedur Pemeriksaan IVA (KaSIVO)
Mengucapkan Bismillahirrahmani Rahim setiap akan memulia melakukan tindakan
1. Bersihkan genetalia eksterna dengan air DTT* kemudian Inspeksi dan palpasi genetalia
eksterna
2. Aplikasikan gel pada spekulum (dianjurkan) kemudian masukkan spekulum
3. Tampakkan serviks hingga jelas terlihat kemudian Bersihkan serviks dari cairan, darah,
dan sekret dengan kapas lidi bersih
4. Periksa serviks
a. Terdapat kecurigaan kanker atau tidak :
 Jika ya, klien dirujuk, pemeriksaan tidak dilanjutkan
b. Jika tidak, identifikasi Sambungan Skuamo Kolumnar (SSK)
i. Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi yang sudah
dicelupkan ke dalam asam asetat 3-5% ke seluruh permukaan serviks
ii. Jika SSK tidak tampak, maka :
1. Dilakukan pemeriksaan mata telanjang tanpa asam asetat (downstaging).
2. Klien disarankan untuk pap smear maksimal 6 bulan lagi
c. Tunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada bercak putih (acetowhite
epithelium) atau tidak
 Jika tidak (IVA negatif), jelaskan kepada klien kapan harus kembali untuk
mengulangi pemeriksaan IVA
d. Jika ada (IVA positif), tentukan apakah lesi tersebut dapat dilakukan krioterapi atau
tidak
5. Keluarkan speculum
Hal yang harus dilakukan Setelah Pemeriksaan IVA
1. Buang sarung tangan, kapas,dan bahan sekali pakai lainnya ke dalam container (tempat
sampah) yang tahan bocor, sedangkan untuk alat-alat yang dapat digunakan kembali,
rendam dalam larutan Chlorin 0.5% selama 10 menit untuk dekontaminasi.
2. Cuci tangan dengan air dan sabun.
Ucapkanlah Alhamdulillahi Rabbil Alamin setiap selesai melakukan pemeriksaan
Konseling Post Pemeriksaan IVA setelah klien dipersilahkan duduk
1. Jika hasil IVA negatif :
Klien diberitahukan kapan harus kembali untuk pemeriksaan selanjutnya
2. Jika hasil IVA positif :
o Beritahu dan jelaskan mengenai hasil pemeriksaan IVA positif
o Berikan informasi mengenai berbagai pilihan terapi yang dapat dilakukan (penekanan
pada krioterapi)
o Jika klien memilih krioterapi
Jelaskan mengenai prosedur, keuntungan, efektivitas, kemungkinan efek samping, hal
yang tidak boleh dilakukan setelah krioterapi
3. Beri kesempatan kepada klien untuk bertanya hingga mengerti dan berikan kesempatan
untuk memutuskan terapi yang diinginkan
TOTAL NILAI

BUKU PANDUAN

KETERAMPILAN KONSELING DAN


PEMASANGAN AKDR
Diberikan pada Mahasiswa Semester VI
Tahun Akademik 2018-2019

Tim Penyusun
Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG
dr. Hj. Retno Budiati Farid, Sp.OG.K

Editor : Dr. dr. Nasrudin AM, SpOG, MARS

SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
KETERAMPILAN KONSELING DAN
PEMASANGAN AKDR
(AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

PENGERTIAN
Keterampilan konseling AKDR dan memasukkan lengan AKDR dalam kemasan steril dirancang untuk
menyiapkan tenaga kesehatan lini terdepan agar mampu dan terampil dalam melakukan konseling dan
memasukkan lengan AKDR Copper T 380 A dengan baik dan benar.

TUJUAN
 Meningkatkan sikap positif terhadap manfaat dan pemakaian AKDR yang tepat. Melakukan
seleksi klien yang mencakup riwayat hidup dan pemeriksaan fisis
 Melaksanakan praktek pencegahan infeksi yang dianjurkan untuk mengurangi infeksi pasca
pemasangan dan penularan hepatitis B/AIDS
 Memasukkan lengan AKDR Cu T 380 A didalam kemasan sterilnya tanpa menggunakan sarung
tangan.
 Memberikan konseling sebelum dan setelah pemasangan AKDR
 Menerapkan kaidah Islam dalam konseling dan pemasangan AKDR

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN


1. Penuntun belajar untuk pemasangan dan pencabutan AKDR
2. Cu T 380 A, Spekulum Cocor Bebek, Tenakulum, Sonde rahim, gunting, tampon tang, sarung
tangan, kain penutup tubuh, model anatomik, ember untuk cairan dekontaminasi, sabun

METODE PEMBELAJARAN :
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
KETERAMPILAN KONSELING DAN PEMASANGAN AKDR

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi


# 1. Pengantar 5 menit Pengantar
# 2. Bermain Peran, Tanya 30 menit 1. Mengatur posisi model antomi
& Jawab 2. Dua orang dosen memberikan contoh
bagaimana cara melakukan Konseling
AKDR & memasukkan lengan
AKDR Cu T 380 A dalam kemasan
steril. Satu orang dosen sebagai
dokter / penolong dan yang lain
sebagai ibu / pasien. Mahasiswa
menyimak/mengamati peragaan
dengan menggunakan Penuntun
Belajar
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan dosen
memberikan penjelasan tentang
aspek-aspek yang penting
# 3. Praktek bermain peran 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-
dengan Umpan Balik pasangan. Seorang mentor diperlukan
untuk mengamati 3 pasangan.
2. Setiap pasangan berpraktek
melakukan konseling AKDR &
memasukkan lengan AKDR Cu T
380 A dalam kemasan steril (seorang
mahasiswa menjadi dokter/penolong
dan yang lainnya menjadi ibu /
pasien) secara serempak
3. Mentor berkeliling diantara
mahasiswa dan melakukan supervisi
menggunakan ceklis
4. Mentor memberikan tema khusus
umpan balik kepada setiap pasangan
Total waktu 150 menit
PELATIHAN BELAJAR
KETERAMPILAN KONSELING DAN
PEMASANGAN AKDR
( Digunakan oleh Peserta )

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan tidak
sesuai urutannya atau ada langkah yang dihilangkan
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya,
tetapi tidak efisien
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan benar, sesuai dengan urutannya dan efisien
TS Tidak Sesuai : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR


NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS
KONSELING AWAL 1 2 3
1. Sapa klien dengan ramah, Ucapakan Salam (Ass Wr Wb / Selamat
..........) perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan kedatangannya
2. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana
3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan resiko
serta keuntungan dari masing- masing kontrasepsi (
termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversibel :
- Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tersebut digunakan
- Jelaskan bagaimana cara kerja
- Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain
yang mungkin akan dialami
4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh

KONSELING METODE KHUSUS 1 2 3


1. Berikan jaminan akan kerahasian yang diperlukan klien
2. Kumpulakan data data pribadi klien ( nama, alamat, dsb )
3. Tanyakan tujuan KB yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur
jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya )
4. Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut klien yang mungkin
menentang penggunaan salah satu metode KB
5. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran klien
dengan sikap yang simpatik
6. 10. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
7. Bila klien memilih AKDR :
8. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR Cu T
380 A, sampai benar-benar dimengerti oleh klien

KONSELING PRA PEMASANGAN & SELEKSI KLIEN 1 2 3


1. Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan
2. tidak ada masalah kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR
Tanyakan Riwayat kesehatan Reproduksi :
 Tanggal haid terakhir, lama haid, pola perdarahan haid
 Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
 Riwayat kehamilan ektopik
 Nyeri yang hebat setiap haid
 Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau Hm < 30 )
 Riwayat infeksi sistem genital ( ISG ), penyakit hubungan
seksual ( PHS ) atau infeksi panggul
 Berganti – ganti pasangan ( Risiko ISG tinggi )
 Kanker serviks
3. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan
jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk
mengajukan pertanyaan
4. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan
mencuci kemaluannya menggunakan sabun
5. Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan dengan kain bersih
6. Tolong klien naik ke meja pemeriksaan
7. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau
kelainan lainnya didaerah supra pubik

PEMERIKSAAN PANGGUL 1 2 3
Ucapkan Bismillahirahmanirahim setiap akan melakukan/memulai
pekerjaan
1. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
2. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
3. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
4. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah
steril atau DTT
5. Lakukan inspeksi pada Genitalia Eksterna
6. Palpasi kelenjar Skene dan Bartolini, amati adanya nyeri atau
”discharge”
7. Masukkan Spekulum vagina
8. Lakukan pemeriksaan spekulum :
- Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
- Inspeksi serviks
9. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada
tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum
digunakan
10. Lakukan pemeriksaan bimanual :
- Pastikan gerakan serviks bebas
- Tentukan besar dan posisi uterus
- Pastikan tidak ada kehamilan
- Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
11. Lakukan pemeriksaan rektovaginal bila ada indikasi : -
- Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
- Adanya tumor pada Cavum Douglasi
12. Celupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian
buka dan rendam dalam keadaan terbalik

TINDAKAN PRA PEMASANGAN (TEHNIK MEMASUKKAN 1 2 3


LENGAN AKDR Cu T 380 A DALAM KEMASAN STERIL)
1. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien
rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan dan
persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan.
2. Masukkan lengan AKDR Cu T380A di dalam kemasan sterilnya :
 Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
 Masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa
menyentuh benda tidak steril
 Letakkan kemasan pada tempat yang datar
 Selipkan karton pengukur dibawah lengan AKDR
 Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung
inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan
melipat
 Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter,
tarik tabung inserter dari bawah lipatan lengan
 Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk
memasukkan lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut ke
dalam tabung inserter.

TINDAKAN PEMASANGAN AKDR Cu T 380A 1 2 3


1. Masukkan spekulum, usap vagina dan serviks dengan larutan
antiseptik (2 kali atau lebih)
2. Pasang tenakulum secara hati-hati pada posisi vertikal (Jam 10 atau
jam 2), jepit porsio dengan perlahan hanya pada satu tempat untuk
mengurangi rasa sakit
3. Masukkan sonde uterus dengan hati-hati, jangan menyentuh
dinding vagina & bibir spekulum
4. Tarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis servikalis dan
vagina berada dalam satu garis lurus.
5. Masukkan dengan perlahan tabung inserter yang sudah berisi
AKDR ke dalam kanalis servikalis dengan mempertahankan posisi
leher biru dalam arah horizontal
6. Dorong tabung inserter sampai leher biru menyentuh serviks atau
terasa tahanan dari fundus uteri
7. Pegang tenakulum dan pendorong dengan satu tangan, tangan
lainnya menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong
8. Keluarkan pendorong dari tabung inserter. Dorong kembali tabung
inserter sampai terasa tahanan fundus
9. Tarik keluar sebagian tabung inserter, potong benang AKDR
sepanjang 3-4 cm,
Atau tarik seluruh tabung inserter, jepit benang AKDR dengan
forsep pada 3-4 cm dari serviks lalu potong benang pada titik
tersebut
10. Lepas tenakulum dan hentikan perdarahan pada bekas jepitan porsio
Ucapakan Alhamdulilahi Rabbil Alamain setiap selesai melakukan
pekerjaan

TINDAKAN PASCA PEMASANGAN 1 2 3


1. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
2. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung
tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan (tempat
sampah medik)
3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, buka dalam keadaan terbalik dan rendam
dalam klorin 0,5%
4. Cuci tangan dengan air dan sabun
5. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15
menit sebelum memperbolehkan klien pulang

KONSELING PASCA PEMASANGAN 1 2 3


1. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR
dan kapan harus dilakukan
2. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek
samping
3. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
4. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah 10
tahun
5. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila
memerlukan konsultasi, pemeriksaan medik atau bila
menginginkan AKDR tersebut dicabut.
6. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
7. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien

BUKU ACUAN

-------------- Pelatihan Keterampilan AKDR. JNPK-KS, Mei 2000

BUKU PANDUAN

KETERAMPILAN
TEKNIK MENYUSUI
Diberikan pada Mahasiswa Semester VI
Tahun Akademik 2018-2019

Tim Penyusun
Prof. dr. Hj. Djauharia A. Madjid, Sp.A (K)

Editor :
Dr. dr. Nasrudin AM, SpOG

SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
KETERAMPILAN
TEKNIK MENYUSUI
Keterampilan teknik menyusui adalah suatu keterampilan yang diterapkan agar seseorang dapat
menjadi konselor dan motivator kepada seorang ibu sehingga ibu tersebut mau dan dapat menyusui
anaknya dengan benar.
Semua perempuan berpotensi untuk menyusui anaknya. Sayangnya, tidak semua perempuan bisa
memahami dan menghayati kodratnya. Hal ini bisa karena pengetahuan yang kurang atau persepsi yang
keliru tentang payudara dan menyusui, kurangnya pemahaman tentang peran dan fungsi ibu serta
pemanfaatan ASI. Ibu lebih suka menukarnya dengan susu formula, padahal manfaat ASI sampai sekarang
belum ada tandingannya.
ASI mempunyai banyak manfaat untuk bayi, ibu, keluarga dan negara. Manfaat ASI untuk bayi
adalah sebagai sumber zat gizi (makanan) yang lengkap dan sesuai untuk bayi, mengandung zat protektif,
mempunyai efek psikologis, menunjang pertumbuhan yang baik dan mngurangi kejadian karies dentis dan
maloklusi. Bagi ibu pemberian ASI dapat mencegah terjadinya perdarahan pasca salin menurunkan
kejadian karsinoma mammae, dapat menjarangkan kehamilan, menimbulkan rasa bangga dan rasa
dibutuhkan oleh orang lain. Bagi keluarga ASI bermanfaat dari aspekekonomi, psikologi dan
kemudahan/praktis. Sedangkan bagi negara dengan pemberian ASI angka kesakitan dan kematian bayi
dapat menurun, mengurangi subsidi rumah sakit, dan meningkatkan kualitas generasi penerus.
Pemberian ASI bukanlah sekedar memberi makanan kepada bayi (hak asuh), tetapi di saat yang
sama seorang ibu juga memberikan kasih sayang, rasa nyaman dan aman (hak asih) serta celoteh dan
senandung yang dapat merangsang memori dan keterampilan seorang anak (hak asah).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak lahir sampai sekitar 6 bulan. Selama itu bayi
diharapkan tidak mendapat tambahan cairan apapun (susu formula, madu, teh, air jeruk, air putih) dan
makanan tambahan apapun (pisang, biskuit, bubur susu). Di atas usia enam bulan, bayi memerlukan
makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia berumur dua tahun. Dalam Al-
Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 233 dibahas mengenai perintah memberikan ASI Eksklusif yang
memberikan banyak manfaat untuk bayi. Yang Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan
menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih
(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah [2]: 233). Dan pada surat Al-Luqman
ayat 14 yang artinya : "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun." (QS Luqman [31]: 14).
Kunci keberhasilan pemberian ASI adalah menempatkan bayi pada posisi dan perlekatan yang
benar. Posisi dan perlekatan yang benar ini memungkinkan bayi mengisap pada areola (bukan pada puting)
sehingga ASI akan mudah keluar dari tempat diproduksinya ASI dan puting tidak terjepit diantara bibir
sehingga puting tidak lecet. Setelah bayi selesai menyusu bayi perlu disendawakan dengan tujuan untuk
membantu ASI yang masih ada di saluran cerna bagian atas masuk ke dalam lambung sehingga dapat
mengeluarkan udara dari lambung agar bayi tidak muntah setelah menyusu. Semua hal ini akan dilatih
pada keterampilan teknik menyusui.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan dan mengetahui teknik menyusui yang benar sehingga dapat memberikan
bimbingan kepada ibu setelah persalinan.

Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan persiapan ibu dengan benar
2. Melakukan persiapan alat/bahan
3. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang manfaat menyusui dengan teknik yang benar.
4. Menempatkan ibu dalam posisi yang benar.
5. Menempatkan bayi dalam posisi yang benar.
6. Menempatkan bayi dalam perlekatan yang benar dengan payudara ibu.
7. Menjelaskan kepada ibu cara melepaskan isapan bayi yang benar
8. Menjelaskan kepada ibu cara menyendawakan bayi
9. Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya menyusui dalam kaidah Islam

Media dan alat bantu pembelajaran:


1. Boneka bayi
2. Alat peraga (payudara)

DESKRIPSI KEGIATAN TEKNIK MENYUSUI

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 2 menit Pengantar
2. Bermain peran 23 menit 1. Mengatur mahasiswa
tanya jawab 2. Dua orang Instruktur memberikan contoh
bagaimana cara mengajarkan teknik menyusui yang
benar. Seorang instruktur sebagai dokter dan
seorang lagi sebagai ibu bayi. Mahasiswa
menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya.
3. Praktek bermain 90 menit 1.Mahasiswa dikelompokkan secara berpasangan.
peran dan umpan balik 2. Setiap pasangan berperan sebagai dokter dan ibu
bayi.
3. Mahasiswa yang berperan sebagai dokter
menjelaskan dan mengajarkan teknik menyusui yang
benar.
4. Instruktur mengawasi dan memberikan pengarahan
bila ada hal-hal yang diperlukan
4.Curah penda- 15 menit Apakah mudah dimengerti? Apa yang sulit?
pat/diskusi Menanyakan bagaimana perasaan mahasiswa yang
berperan sebagai ibu .
Total waktu 150 menit

PENUNTUN PEMBELAJARAN
TEKNIK MENYUSUI

No. LANGKAH/KEGIATAN KET


A. Medical Consent
1. Sapalah ibu atau keluarganya, Ucapkan Salam (Ass Wr Wb / Selamat ......)
dengan ramah dan perkenalkan diri anda, serta tanyakan keadaannya
2. Berikan dorongan kepada ibu dengan meyakinkan bahwa setiap ibu mampu
menyusui bayinya. Bantu ibu mengatasi keraguannya karena pernah
bermasalah ketika menyusui pada pengalaman sebelumnya.
3. Berikan konseling dan motivasi pada ibu tentang manfaat ASI (manfaat
bagi bayi, ibu, keluarga, dan negara)
4. Berikan konseling dan motivasi pada suami atau anggota keluarga lain
tentang keuntungan ASI dan menjelaskan peran mereka dalam memberi
dukungan terhadap ibu menyusui.
5. Berikan kesempatan ibu untuk bertanya setiap ia membutuhkannya
6. Meminta persetujuan ibu untuk diajarkan tentang teknik menyusui
B. Persiapan ibu
Menuntun ibu (bagi yang Muslim) untuk mengucapkan Bimillahirahmanirrahim
setiap akan menyusui bayinya.
7. Meminta ibu mencuci tangan dengan sabun dan air
8. Tempatkan ibu pada posisi yang nyaman: duduk bersandar, tidur miring,
atau berdiri. Bila duduk, jangan sampai kaki menggantung.

Gambar 1. Berbagai posisi menyusui


9. Minta ibu untuk mengeluarkan sedikit ASI dengan cara meletakkan ibu jari
dan jari telunjuk sejajar di tepi areola, kemudian tekan ke arah dinding dada
lalu dipencet sehingga ASI mengalir keluar. Minta ibu untuk mengoleskan
ASI tersebut pada puting susu dan areola sekitarnya. Menjelaskan ke ibu
bahwa hal ini bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban
puting susu.
C. Posis bayi
10. Minta ibu untuk menempatkan kepala bayi pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong
bayi ditahan dengan telapak tangan ibu
11. Minta ibu untuk memegang bayi dengan satu lengan.
12. Minta ibu untuk meletakkan bayi menghadap perut/payudara ibu, perut bayi
menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara sehingga telinga
dan lengan berada pada satu garis lurus
13. Minta ibu untuk menempatkan satu lengan bayi di bawah ketiak ibu dan
satu di depan
Gambar 2. Posisi Bayi
14. Minta ibu untuk menatap bayinya dengan kasih sayang
D. Perlekatan bayi
15. Minta ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari di atas dan keempat
jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan puting susu atau
areolanya saja.

Gambar 3. Cara memegang payudara

16. Minta ibu untuk memberi rangsangan kepada bayi agar membuka mulut
(rooting reflex) dengan cara :
- menyentuh pipi dengan puting susu, atau
- menyentuh sisi mulut bayi
17. Setelah bayi membuka mulut minta ibu untuk mendekatkan kepala bayi ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi :
- Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga
puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola
- Setelah bayi mulai mengisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi
18. Perhatikan tanda-tanda perlekatan bayi yang baik :
- dagu menempel di payudara (C = chin)
- sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi, terutama aerola bagian
bawah (A = areola)
- bibir bayi terlipat keluar (bibir atas terlipat keatas dan bibir bawah terlipat ke
bawah), sehingga tidak mencucu (L = lips)
- bibir tidak mencucu
- mulut terbuka lebar (M = mouth)
C Chin

A Areola

L Lips

M Mouth

 X
Gambar 4. Perlekatan
19. Menjelaskan kepada ibu mengapa perlekatan harus benar
E. Melepas isapan
20. Minta ibu untuk ganti menyusui pada payudara yang lain apabila pada satu
payudara sudah terasa kosong. Minta ibu melepas isapan dengan cara:
- jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut, atau
- dagu bayi ditekan ke bawah
21. Minta ibu agar menyusui berikutnya dimulai dari payudara yang belum
terkosongkan (yang diisap terakhir)
22. Setelah selesai menyusui, minta ibu untuk mengeluarkan ASI sedikit
kemudian oleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering
dengan sendirinya.
F. Menyendawakan bayi
23. Minta ibu untuk menyendawakan bayi dengan cara:
- bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan, atau
- bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan
Gambar 5. Menyendawakan bayi

24. Jelaskan pada ibu tujuan menyendawakan bayi


Menuntun ibu (bagi muslim) untuk mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil
Alamin setiap selesai menyusui bayinya.

DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI

Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kotak yang sesuai.


Nilai : 0 bila tidak dilakukan, 1 bila dilakukan tapi tidak benar, 2 bila
dilakukan dengan benar.

No. Aspek yang dinilai 0 1 2


A. Medical Consent
1. Menyapa ibu dan keluarga dengan ramah
2. Memberi informasi dan motivasi tentang manfaat ASI dan meyusui
dengan teknik menyusui (bagi bayi, ibu, keluarga, dan negara.
3. Meminta persetujuan ibu untuk dibimbing tentang teknik
menyusui.
B. Persiapan ibu
4. Meminta ibu untuk cuci tangan.
5. Meminta ibu untuk mengambil posisi yang nyaman = duduk atau
berbaring.
6. Meminta ibu untuk memerah sedikit ASI dan mengoleskan ke
payudara serta memberi penjelasan tentang manfaatnya.
C. Persiapan ibu
4. Menjelaskan/memberi contoh dan mengarahkan ibu cara
menempatkan bayi dalam posisi yang benar
5. Menjelaskan perlekatan bayi yang benar.
C : chin
A : areola
L : lips
M : mouth
6. Menjelaskan (dengan menggunakan alat peraga payudara)
mengapa perlekatan bayi harus benar.
7. Menjelaskan kapan sebaiknya ibu memindahakan bayinya untuk
menyusu di payudara yang lain (dan menjelaskan alasannya).
8. Menjelaskan dan memberi contoh cara melepas isapan bayi.
9. Menjelaskan apa yang sebaiknya dilakukan pada payudara setelah
menyusui (mengoles areola dan putting dengan ASI).
10. Menjelaskan dan memberi contoh cara menyendawakan bayi.
11. Menjelaskan pada ibu manfaat menyendawakan bayi setelah
menyusui.

BUKU PANDUAN

KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PAYUDARA
Diberikan pada Mahasiswa Semester VI
Tahun Akademik 2018-2019

Tim Penyusun
dr. M. Irwan Gunawan, Sp.B(K).Onk

Editor :
Dr. dr. Nasrudin AM, SpOG, MARS

SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019

KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PAYUDARA

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan payudara secara baik dan benar.

Tujuan Khusus :
Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan:
8. Mampu menyebutkan kapan dan siapa saja yang harus melakukan pemeriksaan payudara resiko
tinggi
9. Mampu melakukan SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri) dan mengajarkannya ke
masyarakat
10. Mampu menyebutkan apa yang harus dicari/dilacak pada pemeriksaan SADARI
11. Mampu melakukan inspeksi dan palpasi untuk mendiagnosis dini kanker payudara
12. Mampu menyebutkan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis kanker
payudara

Media dan alat bantu pembelajaran:


3. Buku panduan peserta skill lab sistem reproduksi
4. Boneka mankin dewasa

Indikasi
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) diperiksa secara rutin setiap bulan, seminggu setelah
menstruasi dimulai umur 20 tahun

DESKRIPSI KEGIATAN PEMERIKSAAN PAYUDARA

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 5menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Penjelasan singkat tentang prosedur kerja, peran
masing-masing mahasiswa dan alokasi waktu
2. Demonstrasi 5 menit 1. Seluruh mahasiswa melihat demonstrasi cara
singkat tentang SADARI pada model
SADARI 2. Diskusi singkat bila ada yang kurang dimengerti.
3. Praktek SADARI 10 menit 1.Mahasiswa mempraktekkan SADARI
(Pemeriksaan 2. Instruktur memperhatikan dan memberikan
Payudara Sendiri) bimbingan bila mahasiswa kurang sempurna
melakukan praktek
3. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan
melakukan supervisi
4.Praktek diagnosis 10 menit 1. Mahasiswa mempraktekkan pemeriksaan
dini kanker payudara payudara
2. Instruktur memperhatikan dan memberikan
bimbingan bila mahasiswa kurang sempurna
melakukan praktek
3. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan
melakukan supervisi.
5.Praktek 10 menit 1. Mammografi
Pemeriksaan -Teknik Mammografi
penunjang - Posisi pengambilan foto
- Cara penilaian foto
- Bi-rads
2. FNA/Biopsi insisi/Eksisi
- Teknik FNA/Biopsi insisi/Biopsi eksisi
- Cara pemeriksaan sitologi
- Penilaian sitologi/histopatologi
6.Diskusi 10 menit 1. Diskusi tentang kesan mahasiswa terhadap
praktek pemeriksaan payudara
2. Mahasiswa memberikan saran atau koreksi
tentang jalannya praktek hari itu. Instruktur
mendengarkan dan memberikan jawaban.
4. Instruktur menjelaskan penilaian umum tentang
jalannya praktek pemeriksaan payudara: apakah
secara umum berjalan baik, apakah ada sebagian
mahasiswa yang masih kurang. Bila perlu
mengumumkan hasil masing-masing mahasiswa.
Total w a k t u 50 m eni t
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN PAYUDARA
(DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA)
(Digunakan oleh peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai urutannya,
atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai urutannya, tetapi tidak efisien.
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai urutannya, dan efisien.

No. Langkah Kegiatan


A. Melakukan Pemeriksaan SADARI
Ucapkan Bismillahirahmanirahim setiap akan
melakukan/memulai pekerjaan
1. Berdiri di depan cermin dengan posisi:
- Kedua tangan menekan punggung
- Kedua tangan diangkat lurus ke atas
2. Inspeksi, yang diperhatikan adalah:
a. Apakah kedua payudara simetris (Jarak kedua
puting susu ke garis tengah tubuh sama kiri
dan kanan)
b. Apakah ada retraksi
c. Apakah ada perubahan warna kulit payudara
d. Apakah ada benjolan, cekukan atau kylit
seperti kulit jeruk di payudara
3. Palpasi:
- Memencet papila dengan ibu jari dan
telunjuk untuk melihat apakah ada keluar
cairan
- Periksa semua kelengkapan alat
B. Persiapan Pemeriksaan
1. Ucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Mintalah penderita untuk duduk
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan
4. Tanyakan identitas lengkap penderita dan keluhan
utamanya
5. Jelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
pada penderita
6. Pemeriksa mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
C. Melakukan pemeriksaan
Ucapkan Bismillahirahmanirahim setiap akan
melakukan/memulai pekerjaan
1. Inspeksi: Perhatikan
a. Simetris
b. Retraksi Papila
c. Dimpling
d. Peau de’Orange
e. Warna kulit/pelebaran vena
f. Ulkus
g. Lecet pada aerola mamma
h. Benjolan
i. Satelit
2. Palpasi
a. Lokasi
b. Ukuran/Jumlah tumor
c. Konsistensi
d. Perlengketan ke jaringan sekitar
e. Permukaan tumor (Licin/Berbenjol)
f. Nyeri
g. Pembesaran kelenjar axilla, supra dan
infraklavikuler
D. SELESAI PEMERIKSAAN
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada penderita
2. Ucapkan terimakasih dan salam pada penderita
3. Persilahkan penderita keluar ruangan
4. Pemeriksa mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
Ucapkanlah Alhamdulillahi Rabbil Alamin setiap selesai melakukan pemeriksaan

BUKU PANDUAN

KETERAMPILAN
PEMASANGAN IMPLANT 2 KAPSUL
Diberikan pada Mahasiswa Semester VI
Tahun Akademik 2018-2019

Tim Penyusun
Prof. Dr. dr. H. Syahrul Rauf, Sp.OG.K

Editor :
Dr. dr. Nasrudin AM, SpOG, MARS

SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019

KETERAMPILAN
PEMASANGAN IMPLAT 2 KAPSUL

PENGERTIAN
Keterampilan memasang implant 2 kapsul dirancang untuk menyiapkan tenaga kesehatan lini terdepan
agar mampu dan terampil dalam melakukan pemasangan implant 2 kapsul dengan baik dan benar.

TUJUAN
 Meningkatkan sikap positif terhadap manfaat dan pemakaian IMPLANT yang tepat. Melakukan
seleksi klien yang mencakup riwayat hidup dan pemeriksaan fisis
 Melaksanakan praktek pencegahan infeksi yang dianjurkan untuk mengurangi infeksi pasca
pemasangan dan penularan hepatitis B/AIDS
 Memasukkan kapsul implant pada lengan atas akseptor.
 Memberikan konseling sebelum dan setelah pemasangan IMPLANT
 Menerapkan kaidah Islam dalam konseling dan pemasangan IMPLANT

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN


1. Penuntun belajar untuk pemasangan implant 2 kapsul
2. Trokar, Scalpel, Mangkuk kecil, Cairan antiseptik, Doek, Spoit 3 cc, Kapas, Kassa, Band-
aid/plester, Sarung tangan, kain penutup tubuh, manikin, ember untuk cairan dekontaminasi, sabun

METODE PEMBELAJARAN :
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar

Daftar Tilik Ketrampilan Memasang Implant 2 Kapsul


Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai urutannya, tetapi tidak efisien.
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai urutannya, dan efisien.

No Langkah/kegiatan Nilai
Pemasangan Kapsul Implant 0 1 2
Persiapan dan Tindakan pra pemasangan Implant
1. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapatkan konseling
tentang prosedur pemasangan Implant
2. Periksa kembali rekam medis dan lakukan penilaian lanjutan bila ada
indikasi
3. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anestesi
4. Periksa kembali untuk menyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan membilasnya
sehingga tidak ada sisa sabun
5. Bantu klien naik ke meja periksa dan Letakkan kain yang bersih dan
kering dibawah lengan klien dan atur posisi lengan klien dengan benar.
6. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas, dengan
mengukur 8 cm diatas lipatan siku
7. Beri tanda pada tempat pemasangan dengan pola kipas untuk memasang
enam buah kapsul Implant
8. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah didesinfeksi tingkat tinggi
( DTT ) sudah tersedia, kemudian Buka peralatan steril dari kemasannya
9. Buka kemasan Implant dan jatuhkan kedalam mangkok kecil yang steril
( atau biarkan dalam kemasannya bila tidak tersedia mangkok kecil yang
steril ) dan Hitung jumlah kapsul untuk memastikan lengkap 2 buah
10. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih.
11. Pakai sarung tangan steril atau DTT; bila sarung tangan diberi bedak,
hapus bedak dengan menggunakan kasa yang telah dicelupkan ke dalam
air steril atau DTT
12. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic, gerakkan kearah luar
secara melingkar seluas 8-13 cm dan biarkan kering.
13. Pasang kain penutup ( doek ) steril atau DTT disekeliling lengan klien
Pemasangan kapsul Implant
1. Suntikkan anestesi lokal 0,3-0,5 cc tepat di bawah kulit ( intradermal )
pada tempat insisi yang telah ditentukan, sampai kulit sedikit
menggelembung dan Teruskan penusukan jarum ke lapisan dibawah kulit
( subdermal ) kurang lebih 4 cm dan suntikan masing-masing 1cc diantara
pola pemasangan nomor 1 dan 2
2. Uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
3. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan scalpel( sebagian alternative lain
dapat dengan menusukkan trokar langsung kelapisan dibawah
kulit/subdermal.
4. Masukan trokar dan pendorongnya melalui tempat insisi dengan sudut
yang tidak terlalu dalam sambil mengungkit kulit, sampai batas tanda 1 (
pada pangkal trokar ) tepat berada pada luka insisi
5. Masukkan terus trokar dan pendorongnya kemudian Keluarkan
pendorong
6. Masukkan kapsul yang pertama kedalam trokar dengan tangan atau
dengan pinset; tadahkan tangan yang lain dibawah kapsul sehingga dapat
menangkap kapsul bila jatuh
7 Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul ke arah ujung dari trokar
sampai terasa adanya tahanan
8 Tahan pendorong di tempatnya dengan satu tangan dan tarik trokar keluar
sampai mencapai pegangan pendorong.
9 Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas tanda
2 (pada ujung trokar) terlihat pada luka insisi; Jangan mengeluarkan
trokar dari tempat insisi.
10 Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan masukkan
kembali trokar serta pendorongnya sampai tanda 1.
11 Setelah setiap kapsul terpasang, arahkan kembali trokar 15 derajat
mengikut tanda yang telah digambar pada kulit untuk memasang kapsul
dengan pola kipas.
12 Hindari kapsul yang telah dipasang mengalami kerusakan akibat tertusuk
trokar pada waktu pemasangan kapsul selanjutnya. Gunakan jari telunjuk
untuk memegang kapsul yang sudah terpasang sementara memasang
trokar ke posisi berikutnya. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi
sampai seluruh kapsul sudah terpasang
13 Raba kapsul untuk memastikan keenam kapsul implant telah terpasang
dalam pola kipas kemudian Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh
kapsul berada jauh dari insisi
Tindakan pasca pemasangan
1 Tekan pada tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan perdarahan
2 Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid dan Beri pembalut
tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi memar
3 Beri petunjuk pada klien cara merawat luka (misalnya bila ada nanah atau
darah atau kapsul keluar dariluka insisi, klien harus segera kembali ke
klinik
4 Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama sepuluh menit
untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari pendorongnya
5 Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (kasa, kapas,
sarung tangan/alat suntik sekali pakai)
6 Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin, kemudian buka dan rendam selama sepuluh menit
7 Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain bersih
8 Gambar letak kapsul pada rekam medik dan catat bila ada hal khusus
9 Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang

TOTAL NILAI

BUKU PANDUAN
KETERAMPILAN
VAKUM EKSTRAKSI

Diberikan pada Mahasiswa Semester VI


Tahun Akademik 2018-2019

Tim Penyusun
Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG
dr. Hj. Retno Budiati Farid, SpOG.K

Editor :
dr. Hamsah, M.Kes, Sp.OG

SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
VAKUM EKSTRAKSI

PENGERTIAN
Vakum Ekstraksi adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif
(vacum) di kepalanya.( Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 ; 331 ). Vakum Ekstraksi adalah tindakan
obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengejan ibu dan
ekstraksi pada bayi.( Maternal dan Neonatal ; 495 ). Vakum Ekstraksi adalah suatu persalinan buatan
dengan prinsip antara kepala janin dan alat penarik mengikuti gerakan alat vacum ekstraktor.( Sarwono ;
Ilmu Kebidanan ; 831 )

INDIKASI

Penggunaan vakum ekstraksi untuk mempercepat kala pengeluaran harus tetap melakukan
evaluasi pada kemajuan persalinan, factor resiko, ukuran panggul, taksiran berat janin, dan pengalaman
penolong. Beberapa Indikasi untuk tindakan vakum ekstraksi antara lain :

Indikasi Ibu :

 Kala 2 lama : - pada wanita nullipara setelah 2 jam ( anestesi regional setelah 3 jam)

- Pada wanita multipara setelah jam ( anestesi regional setelah 2 jam)

- Kelelahan ibu

- Kontraindikasi untuk ibu mengedan seperti ibu dengan penyakit jantung

Indikasi Janin : Adanya gawat janin ( pola denyut jantung abnormal)

KONTRAINDIKASI

 Ruptur uteri membakat, ibu tidak boleh mengejan, panggul sempit.

 Bukan presentasi belakang kepala, presentasi muka atau dahi.

 Kepala belum masuk pintu atas panggul.

 Pembukaan serviks tidak lengkap.

 Bukti klinis adanya CPD.


 Preterm atau TBJ </>

Penurunan kepala di panggul tengah

Pasien yang tidak kooperatif

Syarat-syarat vakum ekstraksi :

- Pemberian informasi, penjelasan dan informed consent

- Pembukaan lengkap

- Ketuban pecah atau dipecahkan

- Kepala sudah engaged ( diameter terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul);pada janin
dengan presentasi belakang kepala, artinya bagian keras (tulang) kepala berada atau dibawah linea
interspinalis ( stasion 0, Hodge 3)

- Kandung kemih kosong

- Antisipasi komplikasi, distosia bahu dan perdarahan pasca salin

- Ketersediaan ruang operasi dan tim operasi

- Ketersediaan spesialis anak dan resusitasi neonates

Persiapan Tindakan

- Persiapkan ibu dalam posisi litotomi.

- Kosongkan kandung kemih dan rektum.

- Bersihkan vulva dan perineum dengan antiseptik.

- Beri infus bila diperlukan.

- Siapkan alat-alat yang diperlukan


VAKUM EKSTRAKSI
(Penanganan Persalinan dengan Vakum Ekstraksi)

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Pada akhir pembelajaran ini, mahasiswa akan mampu untuk :
4. Mahasiswa mampu mengetahui tatalaksana persalinan dengan vakum ekstraski
5. Mahasiswa mampu mengetahui indikasi dan kontraindikasi tindakan vakum ekstraksi
6. Mahasiswa mampu mengetahui syarat-syarat sebelum melakukan tindakan vakum ekstraksi
7. Mahasiswa mampu mengenali peralatan vakum ekstraski dan pengaplikasiannya

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN :


5. Penuntun Belajar untuk tindakan vakum ekstraksi
6. Set Alat vakum ekstraksi
7. Set alat partus
8. Kapas dan larutan antiseptik, meja instrumen, lampu sorot, sarung tangan, sabun dan wastafel/air
bersih untuk cuci tangan, handuk bersih dan kering.

METODE PEMBELAJARAN :
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
KETERAMPILAN VAKUM EKSTRAKSI

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi


# 1. Pengantar 2 menit Pengantar
# 2. Bermain Peran Tanya 30 menit 4. Mengatur posisi duduk mahasiswa,
& Jawab 5. Dua orang dosen memberikan contoh
bagaimana cara melakukan
Pemeriksaan Ginekologi mengguna-
kan Spekulum vagina dan peme-
riksaan Bimanual.Satu orang dosen
sebagai penolong dan yang lain
sebagai ibu/pasien. Mahasiswa me-
nyimak/mengamati peragaan de-ngan
menggunakan Penuntun Be-lajar,
6. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan dosen
memberikan penjelasan tentang aspek-
aspek yang penting
# 3. Praktek bermain peran 100 menit 9. Mahasiswa dibagi menjadi pasang-an-
dengan Umpan Balik pasangan. Seorang mentor diper-lukan
untuk mengamati 3 pasangan.
10. Setiap pasangan berpraktek melaku-
kan kunjungan (seorang mahasiswa
menjadi penolong dan yang lainnya
menjadi ibu/pasien) secara serempak
11. Mentor berkeliling diantara maha-
siswa dan melakukan supervisi
menggunakan ceklis
12. Mentor memberikan tema khusus
umpan balik kepada setiap pasangan
# 4. Curah Pendapat/ 15 menit 3. Curah Pendapat/Diskusi : Apa yang
Diskusi dirasakan mudah? Apa yang sulit?
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai ibu.
Apa yang dapat dilakukan oleh bidan
agar ibu merasa lebih nyaman?
4. Dosen menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan
memperjelas hal-hal yang masih belum
dimengerti
Total waktu 150 menit

DAFTAR TILIK
EKSTRAKSI VAKUM
(Diisi oleh Pembimbing/Penguji)
Hari : Ttd
Tanggal :
Pembimbing/Penguji :

Nama Peserta : Stambuk :


No. Ujian : Semester :
Keterangan :
0 : Tidak dikerjakan
1 : Dikerjakan tidak sempurna/banyak bantuan
2 : Dikerjakan tidak sempurna/sedikit bantuan
3 : Dikerjakan dengan lengkap

No. LANGKAH SCORE


0 1 2 3
I PENDAHULUAN
1 Ucapkan Assalamu ‘alaikum wb. wb. dan perkenalkan diri anda
selaku petugas yang akan menolong pasien.
2 Jelaskan diagnosis dan penatalaksanaan.
3 Jelaskan pula tindakan klinik mempunyai risiko.
4 Pastikan suami/walinya mengerti berbagai aspek tersebut.
5 Buat persetujuan tindakan medik, simpan dalam catatan medik.
II PERSIAPAN
PASIEN
6 Bersihkan perut bawah dan lipat paha.
7 Pasang infus dan siapkan kain alas bokong, penutup perut bawah
dan sarung kaki serta larutan antiseptik.
8 Periksa fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner
(termasuk oksigen dan regulator).
9 Instrumen (steril) dan medikamentosa.
Partus set : Gunting episiotomy 1,gunting tali pusat 1, klem tali
pusat 2, setengah kocher 1, penjepit tali pusat/klip 1, kasa steril,
kain duk steril, spoit 3 cc 1.
Vakum set : Vakum ekstraktor 1 set, mangkuk vakum
(logam/plastik) dengan ukuran terkecil-terbesar, pengait
vakum.
PENOLONG
10 Topi, masker, kacamata pelindung, celemek plastik, sepatu boot.
11 Sarung tangan steril.
12 Instrumen : Lampu sorot, monoaural stetoskop dan stetoskop,
tensimeter, penampung darah dan jaringan, tempat sampah medis
dan non medis, larutan klorin 0,5%.
BAYI
13 Instrumen dan medikamentosa untuk resusitasi neonatus.
14 Oksigen dan regulator.
III PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN
15 Cuci tangan dan lengan hingga siku, keringkan dengan handuk
steril.
16 Pakai perlengkapan dan sarung tangan steril.
IV TINDAKAN
17 Pasien dengan posisi litotomi, pasangkan kain penutup steril.
18 Siapkan ekstraktor vakum, uji fungsinya dengan tangan penolong.
19 Letakkan mangkuk vakum pada tempatnya.
20 Lakukan periksa dalam untuk memastikan terpenuhinya
persyaratan ekstraksi vakum (tidak prematur, pembukaan lengkap,
presentasi belakang kepala, UUK depan, bidang Hodge III+).
21 Ganti sarung tangan.
V PEMASANGAN MANGKUK VAKUM
22 Bacalah basmalah kemudian masukkan mangkuk vakum melalui
introitus vagina secara miring, pasangkan pada kepala bayi dengan
titik tengah mangkok pada sutura sagitalis ± 1cm anterior dari
ubun-ubun kecil dan menjauhi ubun-ubun besar.
23 Letakkan jari tengah dan telunjuk pada kulit kepala bayi dan ibu
jari pada tengah mangkok untuk menahan mangkok pada posisinya,
dan dipertahankan sampai kepala lahir. Dengan jari tengah dan
telunjuk lain, lakukan pemeriksaan disekeliling tepi mangkok untuk
memastikan tidak ada bagian vagina atau porsio yang terjepit
sambil membuat tekanan negatif dalam mangkuk secara bertahap
dengan melakukan pemompaan oleh asisten.
24 Mulai dari tekanan 20 cmHg. Tekanan maksimal tidak boleh
lebih dari 8 menit pada kepala bayi.
Sambil menunggu his, jelaskan pada pasien, bahwa saat puncak his,
pasien harus mengedan dengan baik.
VI PENARIKAN
25 Pada puncak his, berikan tekanan negatif pada kepala janin 60
cmHg. Lakukan penarikan bersamaan dengan his, minta pasien
meneran. Tangan luar menarik pengait. Posisi dan cara mengedan
harus dilakukan dengan benar.
26 Apabila tarikan pertama gagal, turunkan tekanan menjadi 20 cmHg.
Pada puncak his naikkan lagi tekanan 60 cmHg.
27 Lakukan penarikan pada his berikutnya apabila pada his
sebelumnya bayi belum dapat dilahirkan. Pada primigravida atau
perineum yang kaku, lakukan episiotomy mediolateralis.
28 Tarikan sejajar lantai, setelah suboksiput di bawah simfisis, tarikan
diarahkan ke atas hingga kepala lahir sambil melakukan sokongan
pada perineum.
V LAHIRKAN BAYI
29 Pegang kepala secara biparietal, gerakkan ke bawah untuk
melahirkan bahu depan, ke atas untuk bahu belakang dan lurus
untuk seluruh tubuh sambil melakukan sanggah susur.
30 Lakukan manajemen aktif kala III (menyuntikkan oksitosin 10 IU,
lakukan peregangan tali pusat terkendali, dan masase fundus uteri).
Manual CSL Sitem Reproduksi FK UMI 2019

VI DEKONTAMINASI
31 Lepaskan penopang bokong dan semua kain penutup, masukkan
dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.
32 Bersihkan darah dan cairan tubuh yang melekat di tubuh pasien
dengan kapas dan larutan antiseptik.
33 Kumpulkan instrumen, masukkan dalam wadah yang berisi larutan
klorin 0,5%.
34 Masukkan sampah bahan habis pakai, pada tempatnya.
35 Bagian/benda yang terkena darah dan cairan tubuh, bubuhi dengan
larutan klorin 0,5%.
36 Bersihkan sarung tangan, lepaskan dan rendam dalam klorin 0,5%.
VII CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
37 Cuci tangan dan lengan hingga siku.
38 Keringkan dengan pengering/handuk/tissue bersih.
VIII PERAWATAN PASCA TINDAKAN
39 Periksa tanda vital pasien, catat dan buat laporan tindakan.
40 Buat instruksi perawatan, pengobatan dan pemantauan
pascatindakan. Minta petugas untuk melaksanakannya dengan baik.
41 Beritahukan pada suami/walinya bahwa tindakan telah selesai dan
pasien masih memerlukan perawatan dan pengobatan lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai