Pembimbing
dr. Jane M Caroline, Sp. THT-KL
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Pada laringitis tuberkulosis proses inflamasi akan
berlangsung secara progresif dan dapat menyebabkan
Laringitis merupakan suatu proses inflamasi pada laring
kesulitan bernapas. Kesulitan bernafas ini dapat
yang dapat terjadi, baik akut maupun kronik. Laringitis
disertai stridor, baik pada periode inspirasi, ekspirasi
akut biasanya terjadi mendadak dan berlangsung dalam
atau keduanya. Jika tidak segera diobati, stenosis
kurun waktu kurang lebih 3 minggu. Bila gejala telah lebih
dapat berkembang, sehingga diperlukan trakeostomi.
dari 3 minggu dinamakan laringitis kronis
Akan tetapi, sering kali setelah diberi pengobatan,
tuberkulosis parunya sembuh tetapi laringitis
Laringitis tuberkulosis adalah penyakit granulomatosa
tuberkulosisnya menetap.
yang paling umum dari laring dan seringkali dihubungkan
dengan tuberkulosis paru aktif. Laringitis tuberkulosis
Oleh karena itu, pembahasan mengenai laringitis
merupakan salah satu komplikasi dari tuberkulosis paru.
tuberculosis lebih lanjut diperlukan agar dapat
memberi pengetahuan mengenai cara diagnosis dan
Pada awal abad ke-20, laringitis tuberkulosis mengenai
penatalaksanaan yang tepat guna mencegah komplik
25-30% pasien tuberkulosis paru. Sedangkan sekarang
asi yang akan terjadi
hanya 1% kasus laringitis tuberkulosis. Penurunan
kejadiaan laringitis tuberkulosis ini terjadi sebagai akibat
dari peningkatan perawatan kesehatan masyarakat dan
perkembangan antituberkulosis yang efektif.
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI LARING
FISIOLOGI LARING
Dengan terjadinya perubahan tekanan udara di
dalam traktus trakeo-bronkial akan dapat
mempengaruhi sirkulasi darah dari alveolus,
sehingga mempengaruhi sirkulasi darah tubuh.
Dengan demikian laring berfungsi juga sebagai alat
04
pengatur sirkulasi darah.
Fungsi batuk, benda asing yang telah Laring juga mempunyai fungsi untuk
masuk ke dalam trakea dapat dibatukkan mengekspresikan emosi, seperti
02 ke luar. Demikian juga dengan bantuan
batuk, sekret yang berasal dari paru
berteriak, mengeluh, menangis, dan lain-
lain.
06
dapat dikeluarkan.
Larigitis Kronis
Laringitis akut biasanya terjadi mendadak
dan berlangsung dalam kurun waktu
Laringitis kurang lebih 3 minggu. Bila gejala telah
Tuberkulosis lebih dari 3 minggu dinamakan laringitis
kronis.
Proses inflamasi pada mukosa pita suara
dan laring yang terjadi dalam jangka waktu
lama yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosa
ETIOLOGI
Micobakterium Tuberculosis
merupakan kuman penyebab
laringitis tuberkulosis yang
merupakan kuman basil tahan asam
4:1
PEMERIKSAAN FISIS
Dengan laringoskopi sering ditemukan perubahan
plika vokalis berupa eritema dan granulomatosa
atau polipoid. Ulkus biasanya dangkal dan ditutupi
oleh eksudat kasar berwarna abu-abu kotor dan
memberi gambaran pita suara seperti digigiti tikus
(mouse eaten appearance)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Antara lain foto thoraks/rontgen bakteriologis, kultur
bakteri, histopatologi, uji tuberkulin dan pemeriksaan
lainnya.
DIAGNOSIS
BANDING
Laringitis leutika
Laringitis leutika terjadi pada
stadium tersier dari sifilis,
yaitu stadium pembentukan
guma. Apabila guma pecah,
maka timbul ulkus. Ulkus ini Karsinoma laring
mempunyai sifat yang khas, Karsinoma laring
yaitu sangat dalam, bertepi memberikan gejala yang
dengan dasar yang keras, serupa dengan laringitis
berwarna merah tua serta tuberkulosa. Serak adalah
mengeluarkan eksudat yang gejala utama karsinoma
berwarna kekuningan. Ulkus laring, namun hubungan
tidak menyebabkan nyeri antara serak dengan tumor
laring tergantung pada letak
tumor.
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
• Mengistirahatkan pita suara
• Menghindari iritan yang memicu nyeri tenggorokan /batuk
• Konsumsi cairan yang banyak.
• Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
Medikamentosa
• OAT
• Terapi simtomatik berupa Analgetik, antipiretik
• Kortikosteroid
Trakeostomi
Terjadi obstruksi laring dan mengurangi ruang
rugi di saluran napas bagian atas
PENATALAKSANAAN
Dosis OAT adalah dosis individual yang sesuai dengan berat badan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Pengobatan TB ekstrapulmonal
mungkin perlu diperpanjang hingga 9 bulan, dengan fase intensif tetap 2
bulan dan fase lanjutan diperpanjang hingga 7 bulan
Paduan obat yang digunakan terdiri dari paduan obat utama dan
OAT
tambahan. Kemasan Obat terdiri dari obat tunggal dan obat Kombinasi
Dosis Tetap. Obat tunggal disajikan secara terpisah, masing-masing INH,
rifampisin, pirazinamid dan etambutol. Sedangkan Obat kombinasi dosis
tetap (Fixed Dose Combination – FDC) terdiri dari 3 atau 4 obat dalam
satu tablet.
Komplikasi Komplikasi
Paru Laring
Bronkiektasis
Gangguan otot Laring
PROGNOSIS