Anda di halaman 1dari 11

Radiologi Fraktur Colles

Gambar 2.9. Perbandingan foto radiologi normal dan Fraktur Colles


Sumber: orthoinfo.ass.org

Gambaran radiologi dapat terlihat pada foto x-ray wrist joint AP dan
lateral. Secara umum, akan tampak gambaran fraktur radius bagian distal
(sampai 1 mm dibagian distal) dengan angulasi ke posterior, dislokasi ke
posterior dan deviasi fragmen distal ke radial. Fraktur muncul dalam bentuk
ekstra artikular, dan biasanya pada proksimal sendi radioulnar. (Goel,
2010).

1
Gambar 2.10. Foto radiologi Fraktur Colles
Sumber: Apleys System of Orthopaedics and Fractures, 9th Edition

Diagnosis Banding Fraktur Colles


Tabel 2.5. Diagnosis banding fraktur Colles
Sumber: Netters Concise Orthopaedic Anatomy, 2nd Edition
Apleys System of Orthopaedics and Fractures, 9th Edition

2
MONTEGGIA FRACTURE
a. Deskripsi :
Fraktur ulna proximal, energy yang
menyebabkan pemendekan
berdampak pada dislokasi caput
radial.
Mekanisme : hantaman
langsung atau jatuh dengan tangan
yang terulur (outstretched) Sumber : Netters Concise
b. Evaluasi : Orthopaedic Anatomy, 2nd
Anamnesis : jatuh, nyeri dan Edition
bengkak.
Pemeriksaan fisis : nyeri tekan,
deformitas. Cek kompartemen dan
pemeriksaan neurovascular.
XR : AP/lateral: Forearm;
juga wrist dan elbow.
c. Klasifikasi :
1. I : Anterior (paling sering)
2. II : Posterior
3. III : Lateral
4. IV : Anterior yang
berasosiasi dengan both-bone Sumber: Apleys System of
fracture) Orthopaedics & Fractures, 9th
Edition

Dislokasi sendi radioulnaris


lebih jelas dari aspektus lateral

3
GALEAZZI FRACTURE
a. Deskripsi :
Mekanisme : jatuh dengan tangan
terulur.
Fraktur 1/3 corpus distal radius,
energy yang menyebabkan
pemendekan tulang berdampak pada
diskolasi radioulnar distal.
b. Evaluasi :
Anamnesis : Jatuh, nyeri dan bengkak.
Pemeriksaan fisis : Nyeri tekan,
deformitas. Cek kompartemen dan
pemeriksaan neurovascular.
XR : AP/lateral : Forearm; juga wrist
Sumber : Netters Concise
dan elbow.
Orthopaedic Anatomy, 2nd
c. Klasifikasi :
Edition
Berdasarkan mekanismenya:
1. Pronasi : Galeazzi
2. Supinasi : Reverse Galeazzi
(fraktur corpus ulna dengan
dislokasi distal radioulnar joint
DRUJ)

Sumber: Apleys System of


Orthopaedics & Fractures, 9th
Edition

4
SMITH FRACTURE
a. Deskripsi :
Fraktur dengan fragmen distal
mengalami displaced ke anterior
(biasa disebut juga reversed colles)
Mekanisme : jatuh dengan
tangan terulur Sumber: : hughston.com
b. Evaluasi :
Anamnesis : trauma
pergelangan tangan, tanpa dinner-
folk deformity, ada garden spade
deformity.
Pemeriksaan fisis : +/- deformitas:
tanpa dinner-folk deformity, ada
garden spade deformity, nyeri
tekan, dan bengkak
XR : Forearm AP
1. Ditemukan fraktur pada
metaphysis radius distal
2. Lateral view : fragmen distal
displaced dan terputar ke
anterior (berlawanan dengan
fraktur colles)
3. Metaphysis dapat fraktur total,
ataupun obliq keluar dorsal
atau volar rim dari radius.
Forearm Lateral
Sumber: Apleys System of
Orthopaedics & Fractures, 9th
Edition

5
Penatalaksanaan
Fraktur tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser), fraktur
dibebat dalam slab gips yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah dan
pergelangan tangan dan dibalut kuat dalam posisinya. Fraktur yang bergeser
harus direduksi di bawah anestesi. Tangan dipegang dengan erat dan traksi
diterapkan di sepanjang tulang itu (kadang-kadang dengan ekstensi
pergelangan tangan untuk melepaskan fragmen; fragmen distal kemudian
didorong ke tempatnya dengan menekan kuat-kuat pada dorsum sambil
memanipulasi pergelangan tangan ke dalam fleksi, deviasi ulnar dan
pronasi. Posisi kemudian diperiksa dengan sinar X. Kalau posisi
memuaskan, dipasang slab gips dorsal, membentang dari tepat di bawah
siku sampai leher metakarpal dan 2/3 keliling dari pergelangan tangan itu.
Slab ini dipertahankan pada posisinya dengan pembalut kain krep. Posisi
deviasi ulnar yang ekstrim harus dihindari; cukup 20 derajat saja pada tiap
arah.

Gambar 5. Reduksi : (a) pelepasan impaksi, (b) pronasi dan pergeseran ke


depan, (c) deviasi ulnar. Pembebatan : (d) penggunaan sarung tangan, (b)
slab gips yang basah, (f) slab yang dibalutkan dan reduksi dipertahankan
hingga gips mengeras.

Lengan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari lagi; latihan bahu
dan jari segera dimulai setelah pasien sadar. Kalau jari-jari membengkak,
mengalami sianosis atau nyeri, harus tidak ada keragu-raguan untuk
membuka pembalut. Setelah 7-10 hari dilakukan pengambilan sinar X yang
baru; pergeseran ulang sering terjadi dan biasanya diterapi dengan reduksi
ulang; sayangnya, sekalipun manipulasi berhasil, pergeseran ulang sering

6
terjadi lagi. Fraktur menyatu dalam 6 minggu dan, sekalipun tak ada bukti
penyatuan secara radiologi, slab dapat dilepas dengan aman dan diganti
dengan pembalut kain krep sementara.

Gambar 6. (a) Film pasca reduksi, (b) gerakan-gerakan yang perlu


dipraktekkan oleh pasien secara teratur
Fraktur kominutif berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan
dengan gips; untuk keadaan ini sebaiknya dilakukan fiksasi luar, dengan pen
proksimal yang mentransfiksi radius dan pen distal, sebaiknya
mentransfiksi dasar-dasar metakarpal kedua dan sepertiga. (Apley &
Solomon, 1995). Fraktur Colles, meskipun telah dirawat dengan baik,
seringnya tetap menyebabkan komplikasi jangka panjang. Karena itulah
hanya fraktur Colles tipe IA atau IB dan tipe IIA yang boleh ditangani oleh
dokter IGD. Selebihnya harus dirujuk sebagai kasus darurat dan diserahkan
pada ahli orthopedik.
Dalam perawatannya, ada 3 hal prinsip yang perlu diketahui, sebagai
berikut :
Tangan bagian ekstensor memiliki tendensi untuk menyebabkan tarikan
dorsal sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen
Angulasi normal sendi radiokarpal bervariasi mulai dari 1 sampai 23
derajat di sebelah palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak
Angulasi normal sendi radioulnar adalah 15 sampai 30 derajat. Sudut ini
dapat dengan mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu yang
lama sampai terjadi proses penyembuhan kecuali difiksasi

Bila kondisi ini tidak dapat segera dihadapkan pada ahli orthopedik, maka
beberapa hal berikut dapat dilakukan :
1. Lakukan tindakan di bawah anestesi regional
2. Reduksi dengan traksi manipulasi. Jari-jari ditempatkan pada Chinese
finger traps dan siku dielevasi sebanyak 90 derajat dalam keadaan fleksi.

7
Beban seberat 8-10 pon digantungkan pada siku selama 5-10 menit atau
sampai fragmen disimpaksi.
3. Kemudian lakukan penekanan fragmen distal pada sisi volar dengan
menggunakan ibu jari, dan sisi dorsal tekanan pada segmen proksimal
menggunakan jari-jari lainnya. Bila posisi yang benar telah didapatkan,
maka beban dapat diturunkan.
4. Lengan bawah sebaiknya diimobilisasi dalam posisi supinasi atau
midposisi terhadap pergelangan tangan sebanyak 15 derajat fleksi dan 20
derajat deviasi ulna.
5. Lengan bawah sebaiknya dibalut dengan selapis Webril diikuti dengan
pemasangan anteroposterior long arms splint
6. Lakukan pemeriksaan radiologik pasca reduksi untuk memastikan bahwa
telah tercapai posisi yang benar, dan juga pemeriksaan pada saraf
medianusnya
7. Setelah reduksi, tangan harus tetap dalam keadaan terangkat selama 72
jam untuk mengurangi bengkak. Latihan gerak pada jari-jari dan bahu
sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan pemeriksaan radiologik pada hari
ketiga dan dua minggu pasca trauma. Immobilisasi fraktur yang tak bergeser
selama 4-6 minggu, sedangkan untuk fraktur yang bergeser membutuhkan
waktu 6-12 minggu.

8
Gambar 7. Reduksi pada fraktur Colles

Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi pada Fraktur Colles menurut
Apley dan Graham (2010) terbagi menjadi dua jenis berdasarkan onset tiimbulkan
komplikasi, yakni sebagai berikut.
a. Dini
1) Gangguan sirkulasi.
Aliran darah ke jari-jari tangan harus selalu diperiksa. Plaster yang
merekat tidak boleh terlalu ketat dan terlalu longgar.
2) Cedera nervus.
Cedera nervus secara langsung jarang terjadi, akan tetapi kompresi
dari nervus medianus dalam carpal tunnel yang paling umum terjadi.
Jika hal ini terjadi sesaat setelah trauma dan gejala yang timbul
sedang, maka akan sembuh dengan melepas balutannya ataupun

9
dengan elevasi. Jika gejala yang timbul berat atau menetap, maka
dibutuhkan pemisahan ligamentum transversum.
3) Reflex sympathetic dystrophy.
Kondisi ini umum terjadi. Berupa pembengkakan dan nyeri tekan
pada persendian jari-jari. Sekitar 5% dari kasus, ketika plaster
dilepas, terjadi kekakuan dan nyeri disertai tanda-tanda disabilitas
vasomotor. Foto X-Ray menunjukkan osteoporosis dan peningkatan
aktivitas pada scan tulang.
4) Cedera TFCC (Triangular Fibro Cartilage Complex).
Karena fragmen fraktur distal dari os. radius displace ke posterior,
TFCC mengalami cedera. Fraktur styloid ulnar yang biasanya
menyertai Fraktur Colles menggambarkan bahwa tenaga pun
ditransmisikan ke TFCC, yang mana juga melekat pada bagian
tersebut.
b. Lanjut
1) Malunion
Malunion umum terjadi, baik karena reduksi tidak komplit atau
karena displace selama plaster. Kenampakannya buruk, dan
kelemahan dan ketidakmampuan untuk rotasi. Pada sebagian besar
kasus, treatment tidak dibutuhkan. Ketika disabilitas yang terjadi
berat, dan pasien berusia relatif muda, 1,5 cm bagian terendah ulna
dapat dieksisi agar dapat kembali berotasi, dan deformitas radius
dapat dikoreksi dengan osteotomy.
2) Delayed union dan non-union
Non-union pada radius jarang terjadi, akan tetapi proc. styloideus
ulnaris sering bersatu dengan jaringan fibrosa yang menyebabkan
nyeri dan nyeri tekan selama beberapa bulan.
3) Kekakuan
Kekakuan dari wrist joint dapat terjadi setelah pemasangan splint.
4) Ruptur tendon
Rupture tendon extensor pollicis longus adalah yang paling sering
terjadi.

10
Solomon, L., Warwick, D., Nayagam, S. Apleys System of
Orthopaedics and Fractures Ninth Edition. Hodder Arnold. 2010; 29:

Thompson, J. E. 2010. Netters Concise Orthopaedic Anatomy,


Second Edition. Elsevier.

11

Anda mungkin juga menyukai