Anda di halaman 1dari 36

FISIOLOGI

RESPIRASI
Definisi
Proses memperoleh O2 untuk digunakan oleh sel tubuh
dan mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel.
Fungsi Pernapasan
01 Ventilasi Paru
; yaitu masuk dan keluarnya udara antara atmosfer
dan alveoli paru

02 Difusi
; yaitu pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara
alveoli dan darah

03 Contents
; yaitu pengangkutan oksigen dan karbon dioksida
dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel jaringan
tubuh

04 Pengaturan Ventilasi
; maupun segi lain dari pernapasan

Guyton and Hall, 12th Edition


Anatomi
Jalur Udara Pernapasan

You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to your
Presentations. I hope and I believe that this Template will your Time, Money and Reputation.
Alveoli

Respiratoty Bronchiole

Alveolar Duct
Sifat Elastik Paru
Daya rekoil jaringan paru dan 'compliance' paru berkaitan dengan sifat
elastisitas jaringan paru.

1. Jaringan ikat yang sangat elastik di paru


2. Tegangan permukaan alveolus
Place Your Picture Here

Complience
Compliance paru
 Adalah kemampuan peregangan paru dan dinding dada oleh kenaikan tekanan
intrapulmonal
Dipengaruhi oleh berbagai faktor :

Perubahan elastisitas jaringan paru


→ iritasi jaringan paru ( inhalasi asbes ) menyebabkan fibrosis
jaringan paru, sehingga ‘compliance’ paru menurun.

Tahanan jalan napas


→ kongesti dan edema jaringan paru (peningkatan tahanan jalan
napas) akan menurunkan ‘compliance’ paru
→ emfisema akan meningkatkan ‘compliance’ paru karena
hilangnya daya rekoil akibat destruksi jaringan paru

Tegangan permukaan alveol


→ ditentukan oleh adanya lapisan surfaktan
Surfaktan

• Suatu campuran kompleks lemak dan protein


• Disekresi oleh sel alveolus tipe II
• Terletak di antara molekul-molekul air yang
melapisi permukaan alveolus

• Bersifat menurunkan tegangan permukaan alveolus dengan


cara mengurangi gaya kohesi molekul H2O.
• Menurunkan tegangan permukaan :
1) Meningkatkan compliance paru, mengurangi kerja
untuk mengembangkan paru
2) Menurunkan kecenderungan paru mengempis
(recoil), sehingga paru tidak mudah kolaps.
Fisiologi Pernapasan

Proses-proses metabolik dalam sel


(mitokondria) yang menggunakan O2 &
menghasilkan Energi (ATP) dan CO2

Eksternal Respirasi Internal


Seluruh rangkaian pertukaran O2 dan
CO2 antara lingkungan dan sel tubuh
Fisiologi Pernapasan
Pertukaran udara antara atmosfir
Pertukaran oksigen dan
dan alveoli paru
karbondioksida antara darah dan
alveoli
Ventilasi Difusi

12
34
Perfusi Transport

Proses distribusi O2 dan Proses pengangkutan O2 dan


pengeluaran CO2 antara darah CO2 dalam darah antara paru-
dan jaringan tubuh paru dan jaringan tubuh
Mekanisme Inspirasi-Ekspirasi
Proses masuknya udara dari atmosfer
Inspirasi ke paru-paru.
Proses keluarnya udara dari paru-paru ke
Ekspirasi atmosfer.

Mekanisme Ventilasi Paru


• Hukum gas (Boyle’s Law) : P1V1 = P2V2

• Pergerakan udara terjadi akibat perbedaan tekanan gas antara atmosfir dan paru
(alveoli)
• Perbedaan tekanan terjadi akibat perubahan ukuran rongga toraks  kontraksi dan
relaksasi otot-otot pernapasan
Inspirasi
Otot Inspirasi Utama ,
1. Diaphragm
berkontraksi saat inspirasi,
relaksasi menyebabkan
2. External intercostal muscles
ekspirasi pasif. 3. Accessory muscles
- M. sternocleidomastoideus
- M. serratus anterior
Otot Inspirasi Tambahan, - M. pectoralis minor
berkontraksi hanya sewaktu - M. scalenius
inspirasi dalam

Ekspirasi
1. M. Rectus abdominis
Otot Ekspirasi Aktif,
2. M. Obliqus abdominis ex et
berkontraksi hanya ketika
int
ekspirasi aktif
3. M. Tranversus abdominis
4. Internal intercostal muscles

Otot-Otot Pernapasan
65% 45% 80% 50% 90%

Otot-Otot Pernapasan
Inspirasi
Otot diafragma
dan otot costa
kontraksi

Volume paru

Tekanan paru

Udara mengalir
masuk ke paru
Ekspirasi
Otot diafragma
dan otot costa
relaksasi

Volume paru

Tekanan paru

Udara mengalir
keluar dari paru
65% 45% 80% 50% 90%
65% 45% 80% 50% 90%

Difusi
O2 CO2
Terikat
dengan Hb Ion
(97%) Bikarbonat
(60-70%)
Terlarut dalam Terikat
darah (3%) dengan Hb
(23-30%)

65% 45% 80% 50% Terlarut


90% dalam
darah (7-10%)

Transport O2 dan CO2


65% 45% 80% 50% 90%

Transport
CO2
Regulasi Sistem Respirasi
Sensor
• Central Chemoreceptor
- CO2 darah dengan cepat melewati BBB
ke CSF
H2O + CO2  H2CO3  H+ + HCO3-
- Konsentrasi H+ yang tinggi memicu
ventilasi
• Peripheral Chemoreceptor
O2 dan H+
• Pulmonary Receptor

• Reseptor non kimiawi


Baroreseptor
65% 45% 80% 50% 90%
Regulasi Sistem Respirasi

Medulla
• Dorsal Respiratory Group
• Ventral Respiratory Group

Pons
• Apneustic center (agar respirasi
tidak berhenti terlalu lama)
• Pneumotaxic center
(menghentikan inspirasi)
65% 45% 80% 50% 90%
Volume Paru

Volume Tidal Inspiratory Reserve Expiratory Reserve Residual Volume


Volume udara Volume Volume
yang diinspirasi Volume udara Volume udara yang
atau diekspirasi Volume udara masih tetap berada
yang masih dapat
setiap kali yang masih dapat dalam paru setelah
diekspirasi secara
bernapas normal ; diinspirasi secara ekspirasi paling
maksimal melalui
500 ml. maksimal setelah kuat; 1200 ml.
ekspirasi setelah
inspirasi biasa;
biasa ; 1000 ml.
3000 ml.
Functional Vital Capacity Total Lung
Inspiratory
Residual Capacity
Capacity
Capacity Volume udara
Volume
maksimum
maksimum
yang dapat
Jumlah udara yang dapat
Volume udara dikeluarkan
yang tersisa mengembangka
maksimal yang seseorang
dalam paru- n paru sebesar
dapat dihirup setelah
pada akhir paru pada mungkin,
mengisi paru-
ekspirasi normal akhir ekspirasi dengan
parunya
normal inspirasi sekuat
secara
mungkin
maksimum.

IC = TV + IRV FRC = ERV + RV VC = IRV + TV + ERV TLC = VT + RV


3500 milliliters 2200 mililiters 4500 mililiters 5700 mililters
65% 45% 80% 50% 90%

Pulmonary Capacities
Variasi Volume Paru
FVC FEV1
Forced Vital
Capacity. Volume Forced Expiratory
udara maksimum Volume 1, volume
yang dapat udara yang dapat
dihembuskan dihembuskan paksa
secara paksa. selama 1 detik
Normal: 4 Liter pertama. Normal:
dalam 3 detik 3,2 Liter

Variasi Volume Paru


Gangguan Pernapasan
Obstructive Disorders
• Obstruksi dari aliran udara karena
menyempitnya saluran pernafasan.
• Mekanisme yang menyebabkan saluran
pernafasan menyempit yaitu : obstruksi
mucus, airway compression and smooth
muscle constriction.
Asthma, COPD, Bronchiektasis, Cystic
Fibrosis, Tumors ( inside or outside the
airways )
Volume-time curve in obstructive lung disease:
OBSTRUCTIVE : FEV1 < 80 %
FEV1 low, FET higher
FVC
(FEV1 berkurang, FVC normal atau meningkat)
Volume-time curve
in obstructive lung
disease:
FEV1 low, FET
higher

Flow-volume in
obstructive lung
disease:
is concave,
FEF25-75 too
low, FVC normal

Normal Lung VS Obstructive


Gangguan Pernapasan

Restrictive Disorders
• Kelainan yang disebabkan karena paru-paru
sulit mengembang

• Yang dapat diklasifikasikan sebagai penyakit


paru restriktif adalah :
Pulmonary Fibrosis
Sarcoidosis

RESTRICTIVE:
FEV1 > 80% atau Normal FVC Volume-time curve in restrictive lung disease:
FEV1 too low, FET normal
(FEV1 dan FVC berkurang)
Volume-time
curve in
restrictive lung
disease:
FEV1 too low,
FET normal

Flow-volume in
restrictive lung
disease:
shape normal,
FVC low

Normal Lung VS Restrictive


Gangguan Pernapasan
Mixed Disorders
Kelainan yang disebabkan karena sumbatan
pada jalur udara dan paru-paru sulit
mengembang

contohnya :
emfisema
Asbestosis

Volume-time curve in mixed lung disease:


FVC, FEV1 and FEF25-75 too low
• NORMAL : FEV = 80 %
FVC
• OBSTRUCTIVE : FEV1 < 80 %
FVC
• RESTRICTIVE : FEV1 > 80 % or Normal
FVC

FEV = FORCED EXPIRATORY VOLUME


FVC = FORCED VITAL CAPACITY-1 sec

Sphyrographic
Thank You
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai