Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena rahmat dan
perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah sejarah tentang
Pemberontakan Republik Maluku Selatan. Untuk menambah pengetahuan siswa-
siswi yang sedang menempuh pendidikan pada Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sebagai akhir kata, rasa syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa. Tanpa izinnya makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.
Tanete,September 2018
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada 25 April 1950 RMS diproklamasikan oleh orang-orang bekas prajurit KNIL
dan pro-Belanda yang di antaranya adalah Dr. Chr.R.S. Soumokil bekas jaksa agung
Negara Indonesia Timur yang kemudian ditunjuk sebagai Presiden, Ir. J.A.
Manusama dan J.H. Manuhutu.Pemerintah Pusat yang mencoba menyelesaikan
secara damai, mengirim tim yang diketuai Dr. J. Leimena sebagai misi perdamaian ke
Ambon. Tapi kemudian, misi yang terdiri dari para politikus, pendeta, dokter dan
wartawan, gagal dan pemerintah pusat memutuskan untuk menumpas RMS, lewat
kekuatan senjata. Dibentuklah pasukan di bawah pimpinan Kolonel A.E. Kawilarang.
RMS ditambah tidak adanya donatur yang bersedia menyisihkan dananya, kini
hubungan dengan Maluku hanya menyangkut soal sosial ekonomi. .Pemimpin
pertama RMS dalam pengasingan di Belanda adalah Prof. Johan Manusama,
2
pemimpin kedua Frans Tutuhatunewa turun pada tanggal 25 april 2009. Kini John
Wattilete adalah pemimpin RMS pengasingan di Belanda.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini berupa pertanyaan sebagai berikut:
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
dan Ambon, juga menguasai perairan laut Maluku Tengah, memblokade dan
menghancurkan kapal-kapal pemerintah. Pemberontakan ini berhasil digagalkan
secara tuntas pada bulan November 1950, sementara para pemimpin RMS
4
mengasingkan diri ke Belanda. Pada 1951 sekitar 4.000 orang Maluku Selatan,
tentara KNIL beserta keluarganya (jumlah keseluruhannya sekitar 12.500 orang),
mengungsi ke Belanda, yang saat itu diyakini hanya untuk sementara saja.
5
Beberapa tokoh dari pimpinan sipil dan militer RMS yang tertangkap akhirnya
dimajukan ke meja hijau. Pada tanggal 8 Juni 1955, hakim menjatuhi sanksi
hukumantehadap :
Tahun
Karena adanya penangkapan yang dilakukan oleh militer Pemerintah RI, maka
para pimpinan teras RMS tersebut, ber-inisiatif untuk menghindar sementara ke
Negeri Belanda, kepindahan para pimpinan RMS ini mendapat bantuan sepenuhnya
dari Pemerintah Belanda pada saat itu. Dengan adanya kesediaan bantuan dari
Pemerintah Belanda untuk mengangkut sebagian besar rakyat Maluku dengan biaya
sepenuhnya dari Pemerintah Belanda, maka sebagian besar rakyat di Maluku yang
beragama kristen, memilih dengan kehendaknya sendiri untuk pindah ke Negeri
Belanda.
6
dinyatakanlah bahwa Pemerintah RMS yang berada di Belanda sebagai Pemerintah
RMS dalam pengasingan Dengan bekal dokumentasi dan bukti perjuangan RMS, para
pendukung RMS membentuk apa yang disebut Pemerintahan RMS di
pengasingan.Pemerintah Belanda mendukung kemerdekaan RMS, Namun di tahun
1978 terjadi peristiwa Wassenaar, dimana beberapa elemen pemerintahan RMS
melakukan serangan kepada Pemerintah Belanda sebagai protes terhadap kebijakan
Pemerintah Belanda. Oleh Press di Belanda dikatakanlah peristiwa itu sebagai teror
yang dilakukan para aktifis RMS di Belanda. Ada yang mengatakan serangan ini
disebabkan karena pemerintah Belanda menarik dukungan mereka terhadap RMS.
Ada lagi yang menyatakan serangan teror ini dilakukan karena pendukung RMS
frustasi, karena Belanda tidak dengan sepenuh hati memberikan dukungan sejak
mula. Di antara kegiatan yang di lansir Press Belanda sabagai teror, adalah ketika di
tahun 1978 kelompok RMS menyandera 70 warga sipil di gedung pemerintah
Belanda di Assen-Wassenaar.
Selama tahun 70an, teror seperti ini dilakukan juga oleh beberapa kelompok
sempalan RMS, seperti kelompok Komando Bunuh Diri Maluku Selatan yang
dipercaya merupakan nama lain (atau setidaknya sekutu dekat) Pemuda Maluku
Selatan Merdeka.
Pada Tahun 1978 anggota RMS menyandera kurang lebih 70 warga sipil yang
berada di gedung pemerintahan Belanda di Assen-Wesseran. Teror tersebut juga
dilakukan oleh beberapa kelompok yang berada di bawah pimpinan RMS, seperti
kelompok Bunuh Diri di Maluku Selatan. Dan pada tahun 1975 kelompok ini pernah
merampas kereta api dan menyandera 38 penumpang kereta api tersebut.Pada tahun
2002, pada saat peringatan proklamasi RMS yang ke-15 dilakukan, diadakan acara
pengibaran bendera RMS di Maluku. Akibat dari kejadian ini, 23 orang ditangkap
oleh aparat kepolisian. Setelah penangkapan aktivis tersebut dilakukan, mereka tidak
7
menerima penangkapan tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan hukum yang
berlaku. Selanjutnya mereka memperadilkan Gubernur Maluku beserta Kepala
Kejaksaan Tinggi Maluku karena melakukan penangkapan dan penahanan terhadap
15 orang yang diduga sebagai propokator dan pelaksana pengibaran bendera RMS
tersebut. Aksi pengibaran bendera tersebut terus dilakukan, dan pada tahun 2004,
ratusan pendukung RMS mengibarkan bendera RMS di Kudamati. Akibat dari
pengibaran bendera ini, sejumlah aktivis yang berada dibawah naungan RMS
ditangkap dan akibat dari penangkapan tersebut, terjadilah sebuah konflik antara
sejumlah aktivis RMSdengan Kelompok Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)Tidak cukup dengan aksi tersebut, Anggota RMS kembali menunjukkan
keberadaannya kepada masyarakat Indonesia. Kali ini mereka tidak segan-segan
untuk meminta pengadilan negeri Den Haang untuk menuntut Presiden SBY (Susilo
Bambang Yudhoyono) dan menangkapnya atas kasus Hak Asasi Manusia (HAM)
yang dilakukan terhadap 93 aktivis RMS. Peristiwa paling parah terjadi pada tahun
2007,
8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2.Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Agung Leo dan Aris Listiyani Dwi. 2009. Mandiri Sejarah. Jakarta: Erlangga
10
Tugas Kelompok
MAKALAH
Pemberotakan Rakyat Maluku Selatan
OLEH :
KELAS XII.IPS.3
KELOMPOK
BENNI SAPUTRA
11
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...........................................................................8
B. Saran ...................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
iii
12